"Tidak ada yang boleh menyakiti Lian'er-ku. Siapapun yang menyakitinya, dia akan binasa!" sumpah Hua Tianzhi pada Lianhua Nushen. Ia sangat menyayangi putri kesayangannya. Sehingga tidak ada satupun yang berhak menyakiti.
Gadis itu tidur pulas di pangkuan sang ibu. Ditepuknya pundak dengan pelan lalu dikecupnya kening Lianhua. Rasa kasih dan sayang ia curahkan hanya kepada anaknya tercinta. Bagaimanapun juga, ia yang merawat dari dalam kandungan.
"Ibu tidak tahu penderitaanmu di alam langit. Tenang saja, Lian'er-ku. Kamu aman di alam fana ini. Tidak ada lagi yang dapat memisahkan kita berdua," lirih Hua Tianzhi, memeluk putri kesayangannya.
Wajah polos gadis berusia enam belas tahu, terlihat tersenyum dalam lelap. Bahkan nyamuk tidak ada yang berani mengganggu karena adanya penjaga yang selalu melindungi. Melindungi dari gangguan yang menargetkannya. Seperti saat seekor nyamuk datang, diberi tepuk tangan dan mati.
Tak jemu-jemu Hua Tianzhi memandangi wajah yang membuatnya bahagia. Ia mengingat kembali saat berada di alam langit seribu seribu tahun yang lalu. Saat tengah mengandung anak dan akan segera melahirkan. Namun sebelum kelahiran anaknya, beberapa dewi dari kaum burung, mencelakainya. Bahkan mengejar dan ingin membunuh ibu dan anak dalam kandungan sekaligus.
"Ingatlah, Hua Tianzhi. Sampai ke neraka pun kau tidak bisa sembunyi. Kau harus mati bersama anak di kandunganmu." Dewi burung merak saat itu merupakan seorang dewi yang arogan dan sangat mendambakan kekuasaan.
Tidak hanya menginginkan jabatan tinggi, ia juga mempengaruhi dewa-dewi untuk membunuh Hua Tianzhi. Ia mengatakan bahwa Hua Tianzhi mengandung anak dari kaisar iblis. Fitnahan itu membuat Hua Tianzhi diusir dari surga setelah mendapatkan hukuman surgawi. Saat hukuman surgawi itu juga, tidak bisa mempertahankan anak dalam kandungan.
Dewi Bunga Lotus itu pun tidak bisa menyelamatkan anak dalam kandungannya. Sehingga ia melahirkan lebih awal dan berbentuk bunga lotus kuncup. Namun itu hanyalah roh bunga lotus yang menjelma menjadi bunga. Sedangkan Hua Tianzhi berhasil mempertahankan cangkang atau tubuh asli dan menyimpannya dari para dewa dan dewi.
"Bawa bunga lotus itu kemari! Mungkin akan bermanfaat ke depannya. Dan usir Dewi Bunga Lotus dari nirwana!" perintah Dewi Merak yang saat itu memiliki kekuasaan kecil dalam ras burung.
Hua Tianzhi diusir dari alam langit dan dikirim ke kolam kelupaan. Membiarkannya menjalani kehidupan menderita dalam dunia yang tidak ada kedamaian. Hingga pada akhirnya, setelah seribu tahun berlalu, barulah ia berada di alam fana atau tempat manusia hidup.
Dengan sisa-sisa kekuatannya, ia kembali membawa anaknya yang berbentuk daun teratai. Ia juga mendapatkan penglihatan masa depan, tentang kehadiran putrinya ke dunia manusia. Ia sangat senang saat mendapatkan penglihatan langit itu. Karena sangat jarang, Dewi biasa sepertinya mendapatkan penglihatan langit.
Hingga Hua Tianzhi terlahir kembali ke dalam keluarga Hua. Kebetulan itulah kesempatan bagi Hua Tianzhi untuk kembali memasukan daun teratai ke dalam kandungannya, saat ia menikah dengan seorang pria yang dijodohkan. Sehingga membuat daun teratai menjadi wadah untuk anaknya yang akan segera datang ke dunia.
Hua Tianzhi menggunakan sebagian roh primordialnya untuk membuat anaknya bertahan. Juga bisa hidup seperti layaknya manusia. Hanya saja tidak memiliki perasaan karena jiwa utamanya berada di alam langit. Berbentuk bunga lotus yang masih kuncup. Membutuhkan ratusan ribu tahun kultivasi untuk memiliki bentuk seorang dewi.
"Mengingat perjuangan ibu selama ini, hanya menunggu untuk saat ini. Sekarang akhirnya bisa bertemu denganmu lagi, Lien'er." Hua Tianzhi meletakan kepalanya di telapak tangan Lianhua. Ia sangat lelah menjaga putrinya yang tengah terlelap.
Kini Lianhua Nushen memiliki tubuh aslinya. Tidak seperti saat berada di alam langit, kekuatannya sulit berkembang karena tidak adanya wadah. Berapa kerasnya berkultivasi, tidak berefek seberapa. Berbeda jika berada dalam wadahnya yang sebenarnya, saat ini ia bisa berkultivasi lebih cepat. Meskipun tubuhnya sekarang adalah manusia biasa.
"I-ibu ..." lirih Lianhua. Ia membuka matanya dan merasakan ada sesuatu yang menindih telapak tangannya. Dan benar saja, ia melihat wanita yang menolongnya itu terlelap di tangannya.
Dengan badan yang berada di kursi dan kepala menempel pada telapak tangan Lianhua Nushen. Nampak Hua Tianzhi memeluk tubuh anak gadisnya yang berusia enam belas tahun di alam manusia. Tapi baru saja kemarin jiwa Lianhua Nushen datang ke dunia manusia dan secara otomatis masuk ke dalam tubuhnya. Meski tubuh itu masih fana, di kemudian hari bisa menjadi abadi dengan berkultivasi.
Meski ingatan Lianhua belum pulih, ia tidak ingin menambah beban orang yang membantunya. Tentu saja wanita yang berada di sisinya adalah ibunya sendiri. Tidak bisa ia meragukan seseorang yang sangat baik padanya. Jika mengatakan dia adalah ibunya, maka memang benar ibunya.
"Aku tidak bisa mengingat semuanya, Ibu. Tapi aku yakin, kau adalah orang yang baik. Aku tidak ingin membuatmu khawatir lagi."
Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya, juga mengangkat wanita itu ke tempat tidur. Pikirannya kembali ke hari kemarin, di saat dia memerlukan pertolongan dan hanya melihat wanita yang mengatakan bahwa dia ibunya. Ingatannya memang sudah hilang di kolam kelupaan. Tentu tidak bisa mengingat apapun di alam langit.
Setelah puas melihat wanita paruh baya yang berparas cantik itu, ia kemudian meninggalkannya. Ia tahu, wanita itu sudah menjaga semalaman penuh. Sehingga kelelahan dan akhirnya tertidur pulas. Lianhua Nushen berjalan menuju ke dapur yang berada di belakang. Entah mengapa ia tahu letak di mana dapur berada dan mulai memasak untuk dua orang.
Saat sedang memasak, terdengar suara pemuda yang memanggil-manggil. Membuat gadis itu kebingungan karena tidak mengingat siapa pemuda yang berteriak itu. Ia lantas meninggalkan dapur setelah selesai memasak. Hanya mematikan api tungku tanpa mengangkat masakannya.
"Lianhua! Lian-hua! Aku datang!" teriak seorang pemuda. Berdiri di depan pintu rumah kecil itu. Ia hendak menemui orang yang berada di dalam rumah karena mendengar kalau sahabatnya terluka di hutan.
Pemuda berusia delapan belas tahun itu bernama Zhang Wushang. Seorang anak bangsawan yang singgah di kota Chunfeng karena adanya urusan negara. Pertemuannya dengan Lianhua membuatnya memiliki teman bermain. Berbeda ketika di ibukota, ia hanya bisa bermain dengan keluarga bangsawan lain yang terasa membosankan.
"Siapa pagi-pagi sudah teriak-teriak? Dasar mengganggu ibu tidur," keluh Lianhua kesal. Gadis itu berjalan cepat membawa sapu ke arah pintu depan.
"Lianhua, ini aku Zhang Wushang. Apakah kamu tidak mengenali suaraku? Katanya kamu sakit. Jadi aku bawakan obat yang ku beli dari balai pengobatan keluargamu." Zhang Wushang tersenyum lebar ketika pintu dibuka dan muncul seorang gadis yang ia tunggu-tunggu.
"Aku tidak mengenalmu! Pergi dari sini, cepat!" teriak Lianhua sambil memukul dengan sapu ke arah pemuda yang membawa obat-obatan.
"Ampuun! Ampun, Lianhua. Aku minta maaf karena tidak menemanimu ke gunung. Aku tidak menepati janjiku padamu. Ampun, Lianhua." Zhang Wushang merasa bersalah karena kemarin ia memang tidak datang menemui Lianhua ke gunung. Padahal ia sudah berjanji pada gadis itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments