Khan, Kamulah Jodohku
Pukul satu dini hari, Khan beristirahat di rest area jalan tol yang ada di daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jakarta. Dia tetap duduk di kemudi untuk memejamkan mata. Perjalanan Surabaya menuju Jakarta ternyata sangat melelahkan jika di tempuh jalan darat seorang diri.
Mata baru saja terpejam ada gerombolan perampok yang menggedor kaca pintu mobil. Ada sekitar empat laki-laki yang berdiri tepat di pintu mobil. Mereka memegang senjata celurit di tangan.
Tok ... Tok ... Tok
"Hai keluar lu"
tok ... tok
Khan tersentak kaget dan membelalakkan mata. Rasanya seperti antara mimpi dan nyata saat ada celurit yang berkilau karena terkena pantulan lampu. Khan sampai mengusap mata kembali seolah tidak percaya.
Pintu kembali di gedor dengan keras, "Keluar atau gue pecahkan kaca cendela dengan celurit ini!" perintah salah satu perampok yang berdiri paling dekat pintu mobil.
Khan membuka pintu perlahan dengan tangan di angkat ke atas. Tanpa kata hanya memperhatikan satu persatu dari empat laki-laki yang ada di hadapannya. Memperhatikan dan mencoba mengukur kekuatan mereka dengan teliti.
Salah satu dari laki-laki yang menggedor kaca pintu mobil memperhatikan penampilan Khan dari kaki sampai kepala. Sampai matanya tertuju pada jam tangan mewah yang di kenakan Khan, "Serahkan jam tangan elu sekarang juga!"
Khan perlahan tapi pasti menurunkan dua tangan. Pura-pura ingin membuka jam tangan sambil melirik laki-laki yang ada di depannya. Saat laki-laki itu tersenyum menoleh teman yang ada di sampingnya, tanpa mereka duga, Khan langsung menendang tangan laki-laki yang memegang celurit, "Hyaaaaaat ...!"
"Triiiing teng ...!" Suara celurit terjatuh di atas aspal.
Laki-laki yang memegang celurit terjengkang dan wajahnya mencium aspal. Dia langsung berdiri sambil mengusap pipinya yang lecet, "Kurang ajar ... breng sek lu!" Teriaknya.
Lampu yang temaram tidak memungkinkan laki-laki itu untuk mencari senjatanya lagi. Mereka memutari Khan untuk menyerang secara bersama-sama. Tiga di antaranya masih bersenjata dan yang satu tangan kosong.
"Maju saja semua sekaligus, gue kagak takut!" pekik Khan menyemangati diri sendiri.
"Huuug ...hag ... Hug!" Khan menangkis menendang dan melawan mereka tanpa ada rasa takut.
Celurit salah satu dari perampok mengenai lengan Khan sebelah kiri, "Aaauw ...!" teriak Khan sambil memegangi lengannya dan mundur sampai pintu mobil.
"Mampus lu ... Berani melawan gue sih!" teriak salah satu dari perampok itu jumawa.
"Gue kagak takut ... Maju kalian semua!"
"Hyaaaat!" Kembali Khan melawan mereka tanpa rasa takut, tendangannya mengenai salah satu celurit yang tadi melukai lengannya.
Celurit terlempar entah ke mana dan tidak terlihat. Hanya ada suara celurit yang terjatuh di atas aspal, "Sia*lan elu. Gue bacok baru tahu rasa, ya!"
Pertarungan semakin sengit, empat lawan satu. Khan semakin terdesak karena pertarungan tidak seimbang. Khan semakin lemah karena lengannya yang terus mengeluarkan darah segar.
Datang seseorang yang langsung bergabung dan menghajar para perampok yang sebenarnya sudah di atas angin, "Siapa elu ikut campur urusan gue?"
Orang itu tidak menjawab pertanyaan salah satu dari perampok. Dia langsung menghajar dan melawan perampok dengan kompak bersama Khan. Seolah keduanya pasangan petarung handal. Menendang, memukul, melindungi bahkan dengan kompak menjatuhkan senjata meraka bersaamaan.
Yang awalnya perampok di atas angin dan hampir bisa melumpuhkan Khan. Kini keadaan berbalik arah. Keempat perampok itu kewalahan melawan Khan dan seseorang yang belum di kenal.
Setelah satu jam pertarungan, mereka mulai babak belur di hajar oleh Khan dan seseorang, "Elu semua minggat dari sini atau gue laporkan Polisi!" teriak Khan dengan bertolak pinggang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Diii
hai...salam kenal
2024-07-26
0
Lisa Icha
hi baru mampir di lapak mu ini thor
2023-05-20
1
☾⃟ℳoon - Moon 🌙
Siapa tuh yang berbaik hati menolong Khan ?🤔
2023-01-10
1