Khan mencari Vefe di dekat pemakaman setelah keluar dari jalan tol. Di pemakaman dia tidak menemukan gadis belia itu. Yang ada dia merinding berada di depan pintu pemakaman sendirian Karena waktu menunjukkan sepertiga malam.
Pulang dengan hati yang kecewa dan hanya tinggal kenangan. Bisa bertemu dengan seorang gadis yang membuat dia tidak mengalami trauma. Cuma bisa berharap suatu saat nanti bertemu dengan Vefe kembali.
Pagi ini Khan hanya tidur dua jam saja. Pukul delapan pagi dia harus berangkat ke kantor untuk menghindari meeting bersama seluruh kepala Bagian perusahaan. Sang asisten yang selalu setia Asisten Satria sudah menunggu di depan pintu ruang meeting.
"Selamat pagi, Tuan." Asisten Satria membungkukkan badan.
"Pagi ... apakah semua sudah siap?" tanya Khan tetap sambil berjalan.
"Semua sudah hadir dan tinggal menunggu Anda, Tuan."
"Apakah wanita itu juga hadir?"
"Retno Wulandari selalu datang nomor satu jika menghadiri meeting yang Anda perintahkan, Tuan."
"Bunda memang selalu membuat repot saja, jauhkan si Eno itu dariku!"
"Siap ... Tuan."
Khan berjalan dengan badan tegak. Wajah sangar dan sorot mata yang tajam. Seolah menelan siapa saja yang melawan dan berani membantahnya.
Asisten Satria hanya tersenyum kecut saat harus melakukan pengaturan tempat duduk peserta meeting yang sudah duduk sesuai kehadiran mereka. Eno selalu datang pertama agar bisa duduk di sebelah Khan.
Eno adalah karyawati rekomendasi dari Bunda Fatia. Eno seorang putri dari tetangga Bunda Fatia yang tinggal di Surabaya. Wanita berumur 25 tahun itu salah satu wanita sangat tergila-gila dengan Khan.
Asisten Satria berjalan terlebih dahulu untuk mengatur tempat duduk sesuai perintah Khan. Biasanya Eno akan membantah dan menolak untuk pindah dari tempat duduknya. Asiten Satria kali ini mengatasi dengan memindahkan kursi Khan dari ujung meja sebelah kiri berpindah sebelah kanan.
Eno langsung berdiri sambil melotot, "Asisten Satria, mengapa kursi Tuan Khan di pindah ke sana?"
"Jangan protes, ini sesuai perintah Tuan Khan. Kamu mau di tendang dari sini?" jawab Asisten Satria dengan tegas.
Eno tidak bisa membantah dan menolak jika Khan yang memerintah. Semua pasti menerima tanpa syarat jika tidak ingin di depak dari perusahaan PT KURNIA. Perusahaan yang menggaji karyawan dengan besar tetapi harus di imbangi dengan dedikasi dan loyalitas tinggi.
Khan langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan yaitu jauh dari Eno. Dari delapan kepala bagian hanya ada dua wanita yang satu sudah berumur dan satu lagi Eno. Meeting berlangsung selama satu jam tanpa kendala.
Saat meeting berlangsung, Eno bersikap layaknya seperti bawahan melaporkan kepada atasannya. Setelah selesai Eno bergegas mendekati Khan dan sok akrab layaknya seorang kekasih, "Tuan ... Eee Mas Khan, Eno mau bertanya sebentar boleh?" Tangan Eno ingin meraih tangan Khan.
Khan langsung menepis tangan Eno karena tubuhnya mulai keluar keringat dingin, "Batasi sikap kamu, ini ada di kantor bukan di pasar!" teriak Khan dengan suara menggelegar.
"Maaf ...." Eno mulai cemberut dan berakting drama seperti biasanya.
Biasanya Khan akan melunak dan berbicara seperti biasa asal tidak menyentuh tubuhnya. Eno pasti akan melaporkan sikap Khan kepada Bunda Fatia. Bukan karena takut, tetapi Khan sangat menghormati dan menuruti nasehat Bunda Fatia.
Kali ini Khan lebih tegas lagi kepada Eno, karena dia semakin melunjak, "Jangan sekali-kali kamu mengulangi lagi, kalau tidak ingin aku pindah kamu ke kantor yang ada di Surabaya."
"Saya hanya menuruti Bunda ...!" Eno langsung menutup mulut tidak berani bersuara karena Khan langsung berdiri dengan amarah yang di tahan.
"Silahkan kamu laporkan kepada Bunda, dasar pengadu. Kalau itu kamu lakukan bukan cuma aku pindah, kamu akan langsung aku pecat!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
uyhull01
Eno klo kmu ttp mendkat Khan pasti lebih menjauh,
2023-01-28
1
.
Eno kamu licik ya tukang ngadu lagi
2023-01-10
1
Mommy Ai💙
dasar tukang ngadu, pecat aja sdh.
2023-01-09
1