Bab 8. Penghargaan Pengusaha Muda

Berkali-kali Khan harus menjelaskan kepada Bunda Fatia di telepon. Situasi yang di laporkan Eno sangat berbeda. Khan memberikan alasan karena saat itu sedang meeting di kantor.

Bunda Fatia juga selalu beralasan ingin putranya sembuh. Selalu saja menjodohkan putranya dengan wanita yang sesuai kriteria Bunda. Khan beralasan umur baru 27 tahun, tetapi bagi Bunda Fatia lebih cepat akan lebih baik.

Seharian ini Khan hanya memukuli samsak yang tergantung di ruang gym miliknya yang berada di lantai tiga rumahnya. Emosinya hanya bisa disalurkan dengan memukul samsak yang sebenarnya tidak memiliki kesalahan sama sekali. Sampai keringat bercucuran pada tubuhnya sampai hati puas.

Malam hari saat makan malam, Asisten Satria datang memberikan laporan tentang perguruan Anak Nusa. Di daerah Jakarta Timur ada cabang perguruan sekitar lima perguruan. Jika ingin mengetahui salah satu murid atau guru harus mendatangi satu persatu.

"Apakah tidak ada data mereka, mengapa harus datang satu persatu?" tanya Khan.

"Sebagian besar mereka merahasiakan identitas demi keamanan, dari keterangan yang saya dapat, mereka hanya mengenalkan orangnya bukan identitas aslinya."

"Apakah ada foto dari anggota perguruan itu?"

"Tidak ada, Tuan. karena murid perguruan itu sering keluar masuk dan jumlah mereka tidak pernah tetap setiap tahunnya."

"Hari Jum'at besok ada jadwal apa?"

"Besok Anda harus menghadiri penghargaan pengusaha muda terbaik tahun ini, Tuan."

"Siapa saja pemenangnya? "

"Anda juara satu dan Nyonya Maria juara dua."

"Janda gatel itu juara dua?"

"Ya benar sekali, Tuan."

Khan menarik napas panjang mendengar nama Nyonya Maria. Wanita berumur 35 tahun dan beranak dua itu juga salah satu wanita yang mengejar Khan. Hanya bedanya dia terlihat pendiam tetapi menghanyutkan.

Khan pernah hampir terjebak oleh wanita itu. Dengan memberikan obat perangsang saat ada pertemuan pengusaha muda di Bali. Untungnya Khan masih selamat gara-gara pelayan yang membawa minuman yang ada obat perangsang salah mengenali orang.

Yang minum obat perangsang teman pengusaha Khan yang bernama Doni Prawira yang terkenal play boy. Khan terselamatkan karena Khan dan Doni memakai warna setelan jas yang sama. Akhirnya itu mereka menikmati malam di kamar hotel berdua.

Baru diketahui jika sebenarnya yang di jebak adalah Khan. Saat pelayan itu dihajar oleh asisten pribadi Nyonya Maria. Dan lebih parah lagi pelayan itu meminta ganti rugi kepada Khan.

Dengan senang hati Khan memberikan uang untuk berobat pelayan itu. Bahkan Khan memberikan tambahan uang makan untuk selama berobat. Nyonya Maria tidak mengetahui jika sebenarnya Khan sudah mengetahui aksinya.

"Apakah boleh kamu saja yang mewakili?"

"Tidak bisa, Tuan. Jika Anda tidak hadir pemenang akan jatuh pada yang juara ke dua."

"Mengapa begitu?"

"Itu sudah menjadi peraturan, harus pengusaha yang masih aktif dan selalu hadir dalam setiap pertemuan pengusaha muda."

"Tapi aku malas bertemu dengan janda gatel itu."

"Jangan khawatir, Tuan. Ada pengusaha Doni Prawira yang menjadi juara harapan satu. Pasti play boy itu akan selalu berusaha mendekati Nyonya Maria, karena sampai saat ini Doni masih tergila-gila dengan dia."

"Baiklah ... Setelah penerimaan penghargaan kita langsung mencari alamat salah satu perguruan Anak Nusa."

"Sap Tuan."

Khan dan Asisten Satria datang di pertemuan penerimaan penghargaan pengusaha muda sengaja telat satu jam. Agar tidak bertemu langsung dengan Nyonya Maria. Berniat langsung menerima penghargaan dan langsung mencari Vefe.

Perrtemuan itu ternyata molor satu jam. Sehingga saat Khan datang acara baru di mulai. Khan dan Asisten Satria masuk di gedung pertemuan di sambut oleh Doni Prawira.