Bab 9. Belum Ditemukan

Khan memundurkan badan dan sejajar dengan Doni Prawira sambil berbisik kepada Doni Prawira, "Bro, dia merentangkan tangannya khusus untuk menyambut kamu."

"Pasti itu, dia dan aku sudah ...!" Doni Prawira langsung maju beberapa langkah memeluk Nyonya Maria dengan erat.

"Eee ...!" Nyonya Maria tidak bisa berbuat apa-apa sekarang ini berada dalam pelukan Doni Prawira.

Khan dan Asisten Satria langsung berjalan meninggalkan dua insan yang sedang berpelukan. Khan langsung duduk bergabung dengan para pengusaha muda. Mereka di kursi deretan depan yang kebetulan tinggal dua kursi.

Tidak mungkin Nyonya Maria akan bisa duduk di samping Khan kecuali menggeser orang di sekitarnya. Acara langsung dimulai sesaat Khan dan Satria duduk. Terpaksa Nyonya Maria dan Doni Prawira duduk dua baris di belakang Khan.

Acara demi acara berjalan dengan lancar sampai tiba saatnya pengumuman pemenang pengusaha terbaik. Pemanggilan pemenang ternyata dari juara harapan tiga. Sehingga otomatis Khan adalah orang yang terakhir di panggil.

Ini sangat menguntungkan Khan karena dia tidak terlalu lama di panggung. Setelah menerima penghargaan pertama kali dan di dokumentasikan Khan bergegas mendekati membawa acara untuk undur diri. Dengan alasan ada pertemuan mendesak dengan mudah Khan melenggang pergi tanpa kendala.

Tanpa di duga Nyonya Maria menyusul Khan di parkiran, "Khan tunggu!" teriaknya.

Bukan Khan yang menjawab Nyonya Maria tetapi Asisten Satria yang menjawagnya. "Ada yang bisa kami bantu, Nyonya Maria?"

"Aku ingin berbicara dengan Tuan kamu, minggirlah!"

Nyonya Maria mendorong Asisten Satria dan mendekati Khan. Tanpa di sadari keringat mulai bercucuran dan tangan terasa dingin. Dengan cepat Khan membuka mobil tanpa memperdulikan Nyonya Maria yang hampir meraih tangannya.

"Khan, aku ingin berbicara berdua dengan kamu."

"Maafkan kami, Nyonya. Kami buru-buru." Kembali Asisten Satria yang menjawab perkataan Nyonya Maria.

"Khan ... Aku hanya ingin minta maaf atas kejadian pertemuan pengusaha muda di Bali!" teriak Nyonya Maria.

Khan mengerutkan keningnya teringat dengan pelayan yang pernah meminta ganti rugi. Padahal waktu itu Nyonya Maria tidak tahu jika Khan sudah mengetahui tentang ulahnya. Saat itu Khan langsung kembali ke Jakarta setelah memberikan uang kepada pelayan itu.

"Aku tahu aku salah, aku suka sama kamu, Khan. Mohon maafkan aku."

"Maaf Nyonya, saya tidak menyukai Anda. Permisi." Khan menjawab dengan tegas.

Mobil langsung tancap gas meninggalkan parkiran dan Nyonya Maria. Rasa lega di hati Khan saat mengatakan langsung kepada wanita yang lebih tua darinya. Wanita ini bukan salah satu daftar calon yang di jodohkan oleh Bunda Fatia.

Nyonya Maria berdiri terpaku memandangi mobil Khan yang meninggalkan parkiran. Tidak bisa berbuat apa-apa setelah penolakan terang-terangan Khan. Usahanya untuk mendapatkan Khan gagal lagi kali ini.

Nyonya Maria memang terkenal menyukai daun muda dan sering mendekati pengusaha muda yang tampan. Sudah lebih dari separuh anggota pengusaha muda di jebaknya. Banyak juga yang menolak pesona Nyonya Maria karena setia dengan pasangan.

Asisten Satria langsung melajukan mobilnya menuju perguruan Anak Nusa. Kebetulan lokasinya tidak jauh dari lokasi pertemuan pengusaha. Di sana hanya Asisten Satria yang mencari informasi tentang Vena Fatmala.

Khan memilih diam di dalam mobil karena masih lemas dan berkeringat dingin. Asisten Satria langsung pamit meninggalkan perguruan setelah tidak mendapatkan informasi tentang Vefe.

Sudah tiga lokasi di datangi oleh Asisten Satria mencari tentang Vefe. Tidak satupun nama itu terdaftar di sana. Matahari mulai kembali keperaduannya tetapi yang dicari tidak juga di temukan.