Empat perampok lari terbirit-birit setelah mendapat ancaman dari Khan. Celurit yang tergeletak di aspal tidak ada yang mereka bawa. Mereka hanya menyelamatkan diri sendiri sebelum di hajar lagi.
Khan langsung mengulurkan tangan kepada orang yang telah membantu melawan perampok. Dia tidak memperhatikan wajah sang penolong. Hanya memperhatikan penampilan dengan mengenakan celana hitam, jaket dan topi.
Di samping karena lampu jalan yang hanya temaram. Sebagian wajahnya tertutup dengan topi. Khan mengira sang penolong adalah seorang laki-laki.
"Terima kasih telah membantu." Tangan Khan menjabat erat tanpa ragu.
"Sama-sama, Bang," jawabnya.
"Astagfirullah ... kamu perempuan?" tanya Khan sambil menarik tangannya.
Baru pertama kali ini Khan berjabat tangan dengan seorang wanita. Biasanya dia hanya melipatkan tangan di dada. Jangankan berjabat tangan, berdiri dekat dengan wanita saja biasanya langsung berkeringat dingin.
Kali ini Khan tidak merasakan berkeringat dingin dan menggigil setelah selesai berjabat tangan. Wanita itu langsung membuka topi dan tersenyum. Rambutnya terurai panjang setelah topi dilepas.
Wajahnya masih belia tetapi kemampuan bela diri tidak bisa dianggap remeh. Dia kembali mengulurkan tangannya untuk bersalaman, "Namaku Vena Fatmala, Abang boleh memanggilku Vefe."
Khan mencoba meyakinkan diri kembali menyambut tangan Vefe untuk bersalaman, "Namaku Khan." Ternyata benar Khan tidak berkeringat dingin seperti yang selalu dialami saat bertemu dengan wanita cantik.
"Wajah Abang bule, mengapa namanya seperti orang India?"
"Namaku Alhakhan dari bahasa Arab. Aku keturunan Amerika dan Jawa."
"Ooo ...." Vefe mengangguk dan membulatkan bibirnya.
"Terima kasih telah menolong, kamu mau pulang ke mana aku antar?"
"Tidak perlu Bang, aku bersama adik-adik dan teman-teman ada di sana." Vefe menunjuk sebuah pemakaman di seberang jalan tol.
Khan mengerutkan keningnya sambil melihat pemakaman yang tidak jauh dari posisi dia saat ini. Ada banyak murid perguruan silat yang sedang berjajar rapi di depan pintu masuk. Kemungkinan mereka sedang latihan dan kenaikan sabuk.
"Bang, Vefe akan ...?"
Khan langsung memotong ucapan Vefe, "Aku lebih suka di panggil Mas daripada Abang."
"Ooo Baiklah, Mas Khan ... Vefe akan kembali bergabung dengan mereka, permisi."
"Terima kasih, Ve."
Vefe berlari melompat pagar jalan tol dengan sekali loncat sambil berteriak, "Mas Khan, hati-hati sampai jumpa!"
Khan terpaku melihat aksi Vefe melompat pagar tinggi dengan sekali hentakkan. Setelah dia tidak terlihat, Khan kembali mengusap telapak tangan berkali-kali. Masih tidak habis pikir mengapa bisa bersikap seperti biasa saat bersalaman.
Sudah hampir lima belas tahun tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita. Terutama mereka yang cantik dan seksi. Kecuali tangan Bunda Fatia dan adik kandungnya Elya.
Trauma dulu di culik oleh seorang wanita cantik. Wanita yang menyukai Ayah Jose. Peristiwa itu sampai sekarang masih membekas di hati.
Bayangan wanita itu tidak pernah bisa dilupakan. Apalagi saat dia menampar pipi berkali-kali. Saat ada wanita cantik dan mendekati seolah Khan akan ditampar.
Khan selalu berkeringat dingin dan menggigil setiap ada wanita cantik dekat dengannya. Tidak terkecuali keluarga terdekat tetap dia tidak pernah akrab. Hanya memiliki teman laki-laki sampai saat ini.
Khan berjalan dan masuk mobil masih sambil melamun. Teringat dengan gadis belia yang memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Saat akan menyalakan mesin mobil Khan baru menyadari lupa tidak bertanya di mana dia tinggal, "Aduuuh ... bo*oh sekali kau Khan, mengapa tidak bertanya di mana rumahnya?" monolog Khan sambil memukul stir mobil.
Khan kembali turun dari mobil melihat pemakaman yang ada di seberang jalan tol, "Sial mengapa cepat sekali mereka menghilang. Kemana mencari kamu Ve?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Diii
saking terpananya sampe lupa
2024-07-26
1
uyhull01
khan, klo jodoh pasti bertemu lgi kapanpun dan d mna pun itu,
2023-01-20
1
.
kalo kamu berjodoh pasti ketemu lagi khan
2023-01-10
1