12. Keributan Di restoran.

Shavara mengangkat wajahnya membalas tatapan Aryo, lalu tersenyum padanya, kemudian tangannya menumpuk di atas tangan Aryo seolah membalas genggamannya, Aryo yang merasa berhasil kembali memikat Shavara tersenyum lebar. Keduanya saling membalas senyum.

Disuguhi tontonan itu semua sorot mata Bhumi semakin menajam, tangannya mengepal semakin mengerat hingga urat-uratnya terlihat, rahangnya bergelemetuk mengadu. Sungguh ia sangat marah, tidak terima wanitanya berdekatan dengan lelaki lain.

Wisnu pun sama, matanya menajam, dalam diamnya ia kesal lantaran adiknya mudah terpedaya. ini yang ia khawatirkan dari Shavara. Ia sungguh kecewa.

Hal yang sama dirasakan para temannya yang geregatan, Berliana bahkan hampir berdiri dan menerjang Aryo kalau Kenzo tidak mencegahnya.

Tapi sedetik kemudian Shavara mendorong tangan Aryo menjauh dari tangannya, melihat pada Aryo yang senyumnya perlahan-lahan luntur.

" Maaf Ar, aku gak bisa. Bagiku ternyata tidak bersama kamu aku lebih baik." ucapnya lembut.

Nyatanya Shavara menangkap senyum culas Aryo sebelum dirubah menjadi senyum sok  lembutnya. Shavara merasa selam ini dia bod-oh.

" Apa maksud kamu? Di zaman sekarang tidak dak akan ada yang menerima mu dengan pikiran kolot mu itu selain aku, aku bertahan bersamamu meski tidak mendapatkan apapun. Ayolah Shavara, hanya aku yang akan menerima mu." bujuk Aryo.

Kalau saja dia belum bertemu Bhumi mungkin Shavara akan mempercayainya, mengingat tidak banyak pengalaman dirinya berinteraksi dengan lawan jenis, tapi semalam bersama Bhumi membuka banyak hal padanya bahwa dia berarti.

Bersama Bhumi, Shavara merasa dihargai, diinginkan, bagaimana Bhumi mendengar ceritanya dengan baik, membangun ras percaya dirinya.

Selama ini bersama Aryo saat dirinya bercerita arti sibuk dengan ponselnya, dia hanya melepas ponselnya saat dia menceritakan soal dirinya. Poor Shavara.

" Apa maksudmu tidak mendapatkan apapun? Bukankah kau di sini ingin meminta sesuatu dariku? Apa aku menghubungi mu karena sesuatu yang tertinggal di dirimu?" Balas Shavara.

Aryo terkejut Shavara berani menimpali pembahasan berat dengannya, selama bersamanya jika Aryo mulai berdebat, Shavara memilih bungkam, ia bukan typikal meyukai adu mulut, ia akan lebih memilih diam dan menuruti keinginan Aryo.

Aryo typikal dia adalah benar, Shavara lah yang salah. Walau pada kenyataannya pendapat Shavara yang lebih sering digunakan.

" Selama empat tahun aku bertahan dengan mu tanpa ciuman, sentuhan seduktif padahal aku tunanganmu, sedangkan kamu memberikan mencivmanmu pada orang asing di depanku. Dipikir-pikir rugi sekali aku." hardik Aryo.

Shavara terperangah kaget, mengetahui piciknya Aryo dibalik penampilannya yang manis dan lembut.

" Lantas kau mau apa? Kau berselingkuh di belakangku dengan sahabat ku. Kau sudah membayar lunas berserta bunganya."

Seperti biasa Aryo yang tidak merasa salah, selalu membenarkan sikapnya." Karena kamu yang gak mau aku sentuh, empat tahun kita bersama, hanya kecupan di pipi yang aku dapatkan, konyol sekali bukan? anak sekolah saja lebih dari itu, jadi terima saja ketika aku melakukannya dengan orang lain."

Pengunjung lain yang mencuri dengar mendelik sengit pada Aryo, Bahakan pengunjung lelaki menghujatnya.

Shavara menarik nafas, lalu menghelanya, " terserah, aku malas berdebat. Toh kita sudah putus. Apapun alasan kamu aku tidak peduli lagi."

Rahang Aryo mengeras, ia tersinggung dengan sikap masa bodo Shavara.

Tanpa diduga Aryo menarik tengkuk Shavara hendak mencivmnya, namun Shavara memberontak dengan membentangkan tangannya di dada Aryo sebagai penahan mencoba menjauhkan wajahnya dari Aryo yang semakin memaksanya.

Sambil meringisanya Shavara menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menolak serangan Aryo, sekilas ia merasakan bibir Aryo di pipinya, Aryo menggeram kesal karena gagal menjatuhkan bibirnya di tempat yang dia mau, ia terus memaksa.

" Berhentilah memberontak, aku telah membuang waktu  bertunangan dengan mu yang norak itu, aku tidak menerima lelaki lain yang menikmati mu." Gerutu Aryo dengan bibir terkatup.

" Wis, apa Lo bakal diem terus? Adik Lo sedang dilecehkan." seru Bhumi berang.

Ia tidak tega melihat Shavara kesusahan.

" Kita tunggu apa yang akan dilakukan Vara, dia pemegang sabuk hitam taekwondo untuk menangani satu Aryo saja dia mampu, Bhumi." Ujar Wisnu.

" Ya Tuhan, Wisnu. Adik Lo sedang kesusahan itu, itu mulut si Aryo udah macam ikan aja monyongnya." Bhumi sungguh jengkel pada temannya itu.

Ingin ia melabrak, tapi tidak punya hak. Maka yang dia lakukan hanya menggerutu pada Wisnu yang menimpalinya santai.

Kejadian itu terlihat oleh Monika yang baru keluar dari mobilnya, Aryo yang membelakangi jalan memang tampak sedang berciuman dengan Shavara, Monika murka, wajahnya memerah, mengambil langkah lebar ia menghampiri meja tersebut.

Beberapa pengunjung yang duduk tidak jauh dari mereka ingin menolong, saat satu wanita hendak menghampiri...

Byur ....

Cappucino Shavara menyirami keduanya yang terlonjak, Aryo melepas pegangannya, yang dimanfaatkan Shavara menjauh sejauh-jauhnya.

Tapi Monika mencondongkan tubuh meraih lalu menarik tangan Shavara yang semula memegang dada Aryo, Shavara terhuyung karena Monika menariknya kasar.

" Dasar tidak tahu malu, merayu pacar orang." Pekik Monika nyaring hingga mengundang perhatian pengunjung lainnya.

Plak ...

Pipi kanan Shavara memerah karena tamparan.

" Dasar pelakor murahan." hardik mMonika semakin menggila.

Shavara merasa malu ditonton oleh banyak orang, saat ini pernah banyak pengunjung yang mampir guna makan malam atau sekedar melepas penat.

Plak..

Kini pipi kirinya yang menjadi korban. Monika kembali mengangkat tangannya tinggi-tinggi hendak menampar kembali, namun satu tangan besar mencekalnya, dan meremasnya kuat kuat.

Monika meringis hingga tangannya yang memegangi Shavara terlepas.

BUGh ...

Pvkulan tepat di pipi Monika membuatnya terdorong ke belakang hingga terjungkal jatuh ke konblok.

" Kyaa...." Jeritan kaget para pengunjung yang di teras, karena Monika yang terjerembab ke lantai parkir yang berbahan konblok akibat pukulan tangan besar tersebut.

Aryo dan Shavara pun sama terkejutnya, mereka melihat ke arah sosok itu, dan mata mereka membola besar.

Para pengunjung yang mayoritas mahasiswa dari dalam restoran berbondong berlari ke kaca dinding, bahkan pintu restoran sampai dibuka karena banyak yang keluar agar bisa melihat jelas beberapa dari mereka merekam dengan ponselnya karena terkesima dengan damage orang itu.

Tangan besar itu menarik kerah Aryo menggeret Aryo ke area parkir restoran, di sana lantas ia memu-kulinya membabibuta sampai Aryo tergeletak karena tidak diberi kesempatan melawan.

 Rambut hitam setengkuk berponi acak yang menutupi setengah wajahnya saat mengeksekusi Aryo dan rahangnya yang tegas , serta tangannya khas remaja yang berotot dibalut seragam SMA-nya membuat pengunjung wanita semakin terpesona.

Mereka berteriak memuji pemuda tersebut bak pahlawan.

Bhumi dan Wisnu terhalang pemandangannya, kontan mereka berlari ke samping restoran yang ternyata juga banyak pengunjung yang melihat. 

" Permisi, air panas..permisi.. air panas." Seru Wisnu menerobos para penonton.

Orang itu kembali ke meja Shavara, ia kini menarik kerah Monika yang masih terduduk di lantai.

" Kau yang penghianat karena berselingkuh dengan bajingan itu sewaktu masih menjadi tunangan sahabat mu.

" Kau yang murahan karena berani berbuat mesum dengannya ditempat umum." Ucap Aditya kencang.

" Bian, sebar apa yang Lo punya ke sosial media." Teriak Aditya, sembari menarik monika berkumpul bersama Aryo.

" SIAP."  Balas Bian yang langsung fokus dengan ponselnya.

Bian yang memiliki follower 500rb di akun Instagramnya akan memanfaatkan itu.

" Adek atau teteh yang memu-kulnya?" Tanya Aditya yang sedang diliputi amarah terlihat dari wajahnya yang menegang, dan matanya yang menajam.

namun di pandangan warga +62 khususnya wanita Aditya terkesan menggemaskan karena menyebut dirinya adek.

Para sahabatnya hanya diam menonton di atas motor, mereka enggan melerai karena mereka tidak mau terkena bogeman Aditya.

Shavara masih diam di tempat, dirinya speechless. Ia tidak pernah menyangka adiknya yang jail bisa semarah itu.

" KATAKAN, aku atau teteh yang memu-kulnya?"

Shavara menggeleng," tidak keduanya itu sudah cukup."

Tentu saja Shavara akan mencegah adiknya yang memiliki kemampuan bela diri Karate dan jujitsu melukai Monika. Bagaimanapun Monika perempuan, makhluk yang lemah.

" Belum itu belum cukup, Dia,..." Telunjuknya menekan pipi memar Monika.

" Dia memfitnah mu, dan menghina mu, satu haja-ran tidaklah cukup." tegas Aditya.

" Kalau teteh gak mau mengha-jarnya, dengan senang hati adek yang membuat dia koma."

Aditya menarik kembali kerah blus Monika, tangannya sudah terangkat mengepal.

" Tidak...jangan..biar teteh yang melakukannya." Shavara beranjak tergesa-gesa menghampiri Aditya.

Aditya menghempaskan monika ke atas tubuh Aryo yang meringis kesakitan tertimpa Monika.

Monika tersenyum culas saat Shavara berdiri di depannya." Memangnya apa yang bisa dilakukan anak papi yang lembut dan naif sepertimu?"ejeknya.

Shavara tertegun, perkataan Monika masih terasa nyeri di dadanya. Menjalin persahabatan bertahun-tahun dan melewati berbagai kisah kenangan Shavara mengakui ia sangat kehilangan sosok Monika dihidupnya.

" Mari gue tunjukan apa yang bisa gue lakukan sebagai cindera mata mengakhiri persahabatan kita."  Shavara menarik Monika untuk berdiri.

" Gue bahkan tidak pernah menganggap Lo sahabat. Seperti yang gue bilang kalau Lo bukan orang kaya mana sudi gue..."

BUGh...

BUGh....

Satu ton-jokan diperut, dan tendangan memutar mengenai rahang Monika menghentikan ocehan Monika yang langsung terpental membentur bamper depan mobil pengunjung lalu tersungkur telungkup.

Tepuk tangan riuh, dan decakan kagum menyertai luruhnya tubuh Monika ke tanah, Monika diambang tidak sadar.

Para temannya melongo heran, mereka tidak mengira Shavara bisa melakukannya. Wanita yang sering mengenakan dress, tersenyum manis berparas cantik nan ayu bisa sangar juga.

Shavara mendekati Monika yang matanya setengah tertutup, merasa ketakutan. 

Memandanginya sebentar kemudian Shavara berbalik berjalan, saat melewati Aryo, Aryo menarik keras kaki Shavara, karena ketidak seimbangan tubuh akhirnya membuat Shavara terjatuh dengan posisi bagian depan membentur konblok dengan keras.

" Aaws..." Rintih Shavara, yang melihat pun meringis merasakan kesakitan.

Aditya kontan menginjak tangan Wisnu, menekannya kuat-kuat hingga terdengar retakan tulang.

Wisnu pun terkejut begitu juga dengan Bhumi, mereka berlari menghampiri Shavara, membalikan tubuhnya, membawa kepala shavara ke atas pahanya.

Mereka terkejut melihat darah yang keluar dari hidung Shavara, Bhumi menyodorkan sapu tangan pada Wisnu yang langsung diambilnya, mengelap pelan dan lembut darah yang masih mengucur tersebut.

Berliana menyaksikan itu semua dengan sorot nanar tak sadar setetes air mata jatuh ke pipinya yang langsung dia seka.

Ketika tangan Aryo melepas kaki Shavara, tanpa melepas injakannya di tangan Aryo menggunakan kakinya yang lain Aditya menendang rahang Aryo, ia merasa tubuhnya terbelah dua.

Kemudian Aditya berjalan  ke para sahabatnya, mengambil ransel yang dipegang Devgan, lalu mengambil mbil satu bundel map tebal dari dalamnya.

" Ini yang kau butuhkan bukan? Kau 1diot, berulah ketika kami memegang apa yang kau butuhkan." Ucap Aditya saat kembali berdiri di depan Aryo.

Aditya menyalakan korek api gasnya, membakar ujung bawah amplop yang mulai terlahap api.

" Ti..tidak...ku mohon ja..jangan..." Lirih Aryo.

" Ups, terlambat. Semuanya sudah terbakar, gimana dong sengaja banget ini." Tutur Aditya berlagak menyesal, tapi mimiknya mengejek, ia melempar amplop tersebut ke tanah.

Mata Aryo menatap nyalang api yang terus membakar amplop dan isinya tepat di depan matanya.

" Apa yang kau lakukan hari ini, akan ku laporkan ke polisi." Geram Aryo.

" Lapor lah. Gue akan lapor balik Lo kerena melakukan pelecehan terhadap Vara." Seru Wisnu dingin sembari menggendong Shavara ala bridal.

Di tengah suasana tegang, tiba-tiba Bima mendekati Aryo, Aditya langsung mengambil ancang-ancang menyerang, namun diurungkan setelah mendengar keterangan Bima.

" ET..et.. tenang..." cegah Bima, ia mengacungkan kedua jarinya membentuk pose peace.

" Gue bukan kubu dia. gue kemari mau ngambil cincinnya, mau dijual buat pesta. kalau Lo mau join ayok aja."

" Pastilah kita ikut." seru Ajis.

Bima melepas cincin bermata berlian itu dengan cepat, kemudian dengan tergesa-gesa ia kembali ke mejanya dengan cincin di tangan. bibirnya tersenyum lebar, ia sangat senang.

Wisnu melewati kerumunan pengunjung saat ia masuk restoran, langkahnya sempat terhenti saat matanya bersitatap dengan Berliana yang berupaya menyeka airmatanya yang terus mengalir yang sebenarnya percuma karena airmata itu terus mengalir....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yeeezzz Bagus Adit,karena semua itu usaha dan kerja keras kakak mu,Harusnya Adit yg jadi kakaknya Vara,Nukan Wisnu,Wisnu mah lembek,lemah 😡😡

2023-04-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Noh kamu luhatkan sekarang sikapnya Aryo?? Masih aja kamu mau diem,Goblok..

2023-04-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wisnu kakak yg paling Bego menurut ku,dari saat adek nya dinkhianati sampai kasus yg ini di depan matanya tapi dia masih santai2 aja ngeliatnya,Hanya menunggu ekpresinya Vara doang,Ciih bego,kalo aku aku tonjok aja,adek kamu di remehkan dan dinlecehlanndepan umum,apalagi yg kamu tunggu,,😡😡😡😡

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 01. Hari Yang Menyebalkan
2 02. Ciuman Pertama.
3 03. Sidang.
4 04. Kala Emak provokator beraksi
5 05. first impression.
6 06. Festival.
7 07. Semalam Bersama Mu.
8 08. Interogasi.
9 09. Perkara Jodoh.
10 10. Peran penting Seseorang.
11 11. Kerinduan
12 12. Keributan Di restoran.
13 13. Akhirnya Melepas Rindu.
14 14. Aditya terkena Syok Mental.
15 15. Curahan Hati.
16 16. Bersumbu Pendek.
17 17. love Language
18 18. Percikan Kecil.
19 19. Masalah dan obatnya.
20 20. Tercyduk.
21 21
22 22
23 23. Ketegangan di Kantin.
24 24
25 25
26 26
27 27. Pengakuan Bian.
28 28. Mengungkap Rahasia.
29 27. Keadaan bertolak belakang.
30 30. Pelindung.
31 31. Prasangka.
32 32. Kode
33 33. Drama Festival.
34 33. Baikan
35 35. Perihal cupang.
36 36. kecyduk...
37 37
38 38. Ketemu dan berantem.
39 39. Panas di tengah Dingin.
40 40. Bicara Empat Mata
41 41. Isshhh
42 42 T. K.O buat Aryo.
43 43. Pria Misterius
44 44. Drama Mall.
45 45. Masa Lalu...
46 46. Beban Biyan.
47 47. Reuni.
48 48. Panas Dalam Dingin.
49 49. Kejutan.
50 50. Marahan Lagi.
51 51. Membujuk
52 52. Dadakan
53 53. Tunangan.
54 54. Ulah Satu Wanita
55 55. Beres Urusan.
56 56. Iri.
57 57. Ada Apa Dengan Semalam.
58 58. Adu Taktik.
59 59
60 60.
61 61
62 62 Ujian sebelum Pernikahan.
63 63.
64 64. Setia Kawan????
65 65. Ulah Kinan.
66 66. Akhir dari Kinan.
67 67.
68 68. Pingsan.
69 69. Rumah Sakit
70 70.
71 71. Nasib Pelakor..
72 72. Terungkap status Bian.
73 73. Yuk Berdamai...Semuanya
74 74. Jadikah Liburannya.
75 75. Shavara Ngambek.
76 76. Roda Kehidupan Berputar.
77 77. Karena Cinta dan Sayang
78 78. Dingin-dingin Panas.
79 79.
80 80.
81 81. Drama Club'
82 82
83 83.
84 84. Fena Mereog
85 85.
86 86. Hama.
87 87. Berantem.
88 88. Over Thinking
89 89. Baikan.
90 90. Effort Arleta
91 91. Shavara yang Mengakhiri...
92 92.
93 93.
94 94. Bicara...
95 95. Karma Siena.
96 96. Tanggung Jawab.
97 97. Drama Sekolah.
98 98. Nasib Arleta.
99 99. Luka Arleta
100 100. Kehebohan Sekolah.
101 101.
102 102. Ribut lagi...
103 103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
01. Hari Yang Menyebalkan
2
02. Ciuman Pertama.
3
03. Sidang.
4
04. Kala Emak provokator beraksi
5
05. first impression.
6
06. Festival.
7
07. Semalam Bersama Mu.
8
08. Interogasi.
9
09. Perkara Jodoh.
10
10. Peran penting Seseorang.
11
11. Kerinduan
12
12. Keributan Di restoran.
13
13. Akhirnya Melepas Rindu.
14
14. Aditya terkena Syok Mental.
15
15. Curahan Hati.
16
16. Bersumbu Pendek.
17
17. love Language
18
18. Percikan Kecil.
19
19. Masalah dan obatnya.
20
20. Tercyduk.
21
21
22
22
23
23. Ketegangan di Kantin.
24
24
25
25
26
26
27
27. Pengakuan Bian.
28
28. Mengungkap Rahasia.
29
27. Keadaan bertolak belakang.
30
30. Pelindung.
31
31. Prasangka.
32
32. Kode
33
33. Drama Festival.
34
33. Baikan
35
35. Perihal cupang.
36
36. kecyduk...
37
37
38
38. Ketemu dan berantem.
39
39. Panas di tengah Dingin.
40
40. Bicara Empat Mata
41
41. Isshhh
42
42 T. K.O buat Aryo.
43
43. Pria Misterius
44
44. Drama Mall.
45
45. Masa Lalu...
46
46. Beban Biyan.
47
47. Reuni.
48
48. Panas Dalam Dingin.
49
49. Kejutan.
50
50. Marahan Lagi.
51
51. Membujuk
52
52. Dadakan
53
53. Tunangan.
54
54. Ulah Satu Wanita
55
55. Beres Urusan.
56
56. Iri.
57
57. Ada Apa Dengan Semalam.
58
58. Adu Taktik.
59
59
60
60.
61
61
62
62 Ujian sebelum Pernikahan.
63
63.
64
64. Setia Kawan????
65
65. Ulah Kinan.
66
66. Akhir dari Kinan.
67
67.
68
68. Pingsan.
69
69. Rumah Sakit
70
70.
71
71. Nasib Pelakor..
72
72. Terungkap status Bian.
73
73. Yuk Berdamai...Semuanya
74
74. Jadikah Liburannya.
75
75. Shavara Ngambek.
76
76. Roda Kehidupan Berputar.
77
77. Karena Cinta dan Sayang
78
78. Dingin-dingin Panas.
79
79.
80
80.
81
81. Drama Club'
82
82
83
83.
84
84. Fena Mereog
85
85.
86
86. Hama.
87
87. Berantem.
88
88. Over Thinking
89
89. Baikan.
90
90. Effort Arleta
91
91. Shavara yang Mengakhiri...
92
92.
93
93.
94
94. Bicara...
95
95. Karma Siena.
96
96. Tanggung Jawab.
97
97. Drama Sekolah.
98
98. Nasib Arleta.
99
99. Luka Arleta
100
100. Kehebohan Sekolah.
101
101.
102
102. Ribut lagi...
103
103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104
104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!