04. Kala Emak provokator beraksi

Arisan Srikandi dibentuk bagi kaum istri yang mendampingi suami berjuang dari nol sampai sukses. Arisan ini beranggotakan 11 orang yang diketuai oleh Retno, istri dari Daus Herlambang pengusaha sukses dibidang furniture.

Kekompakan dan solidaritas para anggotanya jangan diragukan yang satu disakiti, maka seluruh anggota menjauhi musuh. Itulah motto anggota perkumpulan arisan ini.

Di perkumpulan ini para ibu tidak hanya bergibah, namun juga saling mendukung bisnis para rekannya.

Pertemuan kali ini diadakan di restoran dibilangan Jagakarsa. Fena dan Rianti sudah ada di restoran itu sejak setengah jam yang lalu yang sudah diisi saling keluh tentang anak-anak mereka.

Masalahnya adalah salah dua anggotanya yaitu Fena, dan Wita. Ibu dari Aryo. merupakan anggota arisan ini atas permohonan Fena yang kala itu calon besannya bisa di terima di lingkungannya meski ekonomi keluarganya terbilang belum memenuhi standard keanggotaan.

" Terus gimana mbak Wita kan salah satu anggota kita, hubungan kalian pasti akan sulit."

" Sayy akan mengajukan petisi kepada ketua untuk mengeluarkan si Wita. Kamu harus di pihak saya jeng."

" Kalau putus baik-baik saya terima, kan jodoh di tangan Tuhan, lha ini selingkuh, udah gitu ngehina anak saya, saya tidak akan menerimanya apapun alasannya." Ucap Fena menggelegar sambil menggebrak meja hingga beberapa tamu memandanginya.

" Iya, aku di pihak kamu. Kamunya santai dong ngomongnya jangan kayak ngajak duel gitu."

 " Kalau dia ngajak duel juga saya jabanin, dimana? Kapan? Jam berapa?" Seru Fena menggebu-gebu.

" Jeng, daripada marah mending jodohin anak kita yu. Dari cerita kamu Vara itu kayaknya orangnya sabar banget cocok untuk anak aku yang kepala batu."

" Ganteng gak? Anak aku kan kamu tahu sendiri cantiknya gimana." Fena menyombongkan diri.

" Ck,, bibit unggul dia mah." Rianti membuka galeri ponselnya, menunjukan foto Bhumi pada Fena.

 Mata Fena terbelalak lebar tidak percaya." Bhusyeet...ganteng amat. Kok dia kinclong ya gak kaya kamu jena, sawo busuk." Seloroh Fena.

" Ck, kalau kamu yang hina aku ikhlas. Dia mirip bapaknya."

" Sifatnya kayak bapaknya enggak? Ogah anak aku diduain." Fena sudah khatam kisah pilu biduk rumah tangga Rianti yang berujung perceraian karena pelakor.

" Di jamin enggak, 100% garansi pabrik. Sampe sekarang belum pernah pacaran, kayaknya ya." Ucap Rianti ragu.

" Gak normal kali?" Tuding Fena ngasal.

" Heh, aku juga awalnya mikir gitu, tapi dia marah disebut gak normal. Makanya kalau sama anak kamu dia masih nolak, fix, aku bawa dia ke psikiater."

Lima menit kemudian satu persatu anggota arisan berkumpul, mata Fena mendelik tajam saat Wita memasuki restoran, bahkan dia tidak menggubris saat Wita hendak menyalamnya dan melengos pergi saat Wita mau cipika cipiki yang membuat bingung teman arisan lainnya.

Biasanya dua calon besan ini heboh dan paling dekat, tapi lihatlah Fena yang humble menatap benci Wita.

" Sepertinya sudah kumpul semuanya ini." Retno membuka pertemuan.

" Arisan ini tidak akan dimulai karena saya melihat Bu Fena sedang merasa tidak baik pada calon besannya, yaitu Bu Wita. 

" Kami tidak bermaksud ikut campur, tapi pertemuan akan menjadi tidak kondusif jika ada anggota sedang bad mood. Kalian bisa membicarakannya berdua terlebih dahulu, kami siap memfasilitasi."

" Tidak perlu, saya ingin menyampaikan pengumuman penting. Kalau ibu Wita bukan lagi calon besan saya, anak kami sudah putus karena pengkianatan anak dia yang berselingkuh." Tunjuk Fena dengan telunjuknya menunjuk lurus Wita.

Rianti menepuk jidatnya, melihat Fena yang langsung ngegas.

Wita terkejut, ibu yang lain pun tidak kalah kagetnya, mereka tahu sepasang kekasih yang selalu terlihat mesra itu." Mbak jangan sembarang nuduh mbak." Kata Wita hati-hati.

" Siapa yang nuduh. Apa anak kebanggaan mu tidak cerita sama kamu?

" Dua setengah Minggu anak gadisku kayak mayat hidup karena ulah anak kamu yang selingkuh dengan sahabat tunangannya. Ups, mantan sahabat yang sekarang jadi musuh."

" Mbak, gak bohong kan?" 

Jeder...

Kata-kata yang diucapkan Wita menyulut amarah Fena, matanya melotot seperti mau keluar. Fena berdiri tegak siap bertempur.

" Kamu mau ngomong kalau saya tukang bohong? Di sini anak kamu yang berbohong, jadi kamu dan suami yang tukang bohong. Telpon anak kamu kalau kamu tidak percaya."

" Ketua, saya adalah anggota pencetus arisan ini. Keberadaan dia juga karena saya, saat ini demi keberlangsungan solidaritas kita saya ingin dia dikeluarkan dari arisan ini, uang yang sudah dia bayarkan saat pengocokan yang lalu biar saya ganti.

" Saya tidak sudi bertemu apalagi berteman dengan wali dari seorang pendusta seperti anak dia." Ucap Fena tegas.

" Bu Fena, saya kira ini terlalu gegabah. Arisan ini berjalan udah lama Bu Wita juga sudah seperti keluarga kita, kita tidak bisa..."

" Kalau ibu ketua enggan memecat dia dari keanggotaan, biar saya yang pergi. Sampai hari kiamat tiba saya tidak akan pernah rela mengenal dia." 

Saat Fena hendak pergi dirinya dicegah Retno." Baik, baik. Kita ambil suara, siapa yang setuju Bu Wita dikeluarkan duduk sebelah kanan atau Bu Wita tetap di sini duduk sebelah kiri." Seru Retno.

Fena menyeringai miring jumawa pasalnya dia sudah melobi dan dengan senang hati menceritakan penderitaan anak gadisnya pada sesama teman arisannya, dia tidak segan apalagi sungkan untuk menceritakan aib kelakuan mantan calon mantunya itu.

Secara jomplang hasil pemilihan yang duduk di sebelah kanan lebih banyak dibanding yang duduk di sebelah kiri. Semuanya bertepuk tangan puas akan hasil itu.

Dengan raut sendu Wita meraih Sling bag-nya, dia menatap Fena yang tengah bertos ria dengan yang lain.

Wita beranjak matanya masih tidak melepas dari Fena yang tidak menggubris sinar permohonannya.

Wita tidak bisa melepaskan circle wanita yang membuatnya beruntung baik dari segi bisnis maupun strata sosial, di sinilah tempat satu-satunya dia bisa diterima.

Setelah berjalan tiga langkah Fena memanggilnya seraut sumringah terpasang di wajahnya.

" Bilang sama anak Lo, dia berjaya sekarang karena jasa anak cantik gue. Pake gak tahu diri selingkuh segala dia tunggu saja kehancurannya." Ucapan Fena sangat menakutkan.

Fena adalah sosok humble dan ringan tangan untuk menolong dan berbagi, dan punya jiwa solidaritas tinggi, tapi jika dia sudah marah dia tidak akan melepas musuhnya sebelum musuhnya itu menderita.

" Ti, malam ini aja rencana kita jalani." ujar Fena pada Rianti.

" rencana apa Na? tanya Retno.

" aku mau menjodohkan Vara sama anak Titi."

" Wah aku kalah gocek ya, baru aku mau minta nak kamu buat anak aku." uajr Retno setengah kecewa.

" ngantri ya mbak, kalau rencana ini gagal aku rekomendasikan anak kamu."

" Anak aku masukin lost juga Na. " ujar Mia yang punya perjaka berusia 30 tahun seorang atasan BUMN.

" Sip, tulis aja list-nya."

" Si Aryo bodoh atau matanya jereng sih mutusin Vara udah cantik baik pula." celetuk Dina, yang punya anak gadis berusia 34 tahun yang menolak dijodohkan sebelum umur 27 tahun.

" Ti, gimana? setuju enggak?"

" Iya, atur saja sama kamu Na." jawab Rianti. arisan kali ini sepertinya menggibahi soal putusnya Shavara dan Aryo.

^^^^^

Dari restoran wita langsung menghubungi anaknya yang ternyata sedang di kantornya.

Wita langsung melesak masuk ruang kerja Aryo tanpa mengetuk pintu hingga dia melihat kemesraan anaknya dengan Monika yang duduk di atas pangkuan Aryo.

Wita mengenal Monika karena Shavara sering datang bersamanya ke rumah, Wita tidak pernah menyukai Monika siapapun dapat melih Monika type penggoda dan berambisi besar, wanita yang tidak cocok dengan anaknya pada dasarnya manja dan rapuh.

Mereka berdua terjengkit kaget dan memisahkan diri dari ciuman panas mereka karena tatapan tajam Wita pada Monika.

" Jadi benar kamu berselingkuh dengan dia seperti apa yang Tante Fena katakan."

" Ma, jangan marah. Dengarkan dulu penjelasan Aryo."

" Kamu tahu mama tidak menyukainya, kamu melepas berlian seperti Vara hanya untuk debu kotor macam dia. Dimana otak kamu Aryo."

" Mama, jangan kasar. Aku bisa..."

" Apa yang mau kamu jelaskan, yang mama tahu calon mantu mama adalah Shavara yang dengan setia dan sabar menemanimu membangun bisnis ini, tapi kamu setelah kamu sukses kamu membuangnya dengan pengkhianat ini."

" Ma, Monik tidak seperti itu." 

" Lantas seperti apa? Mama tahu baiknya keluarga Shavara padanya, dan dengan tega dia menusuk Vara. Kalau sahabatnya sendiri bisa dia khianati apalagi dengan mu.

" Diluaran sana masih banyak pria yang lebih kaya, lebih tampan dan lebih segalanya dibanding kami sewaktu-waktu dia bisa meninggalkan kamu, Aryo. Bodoh sekali kamu itu."

Kedua kekasih itu terdiam atas kemarahan Wita, mereka baru sekali ini melihat Wita yang biasa tersenyum ramah berubah bak macan.

" Ma, Aryo mencintainya. Apapun yang dikatakan Tante Fena itu bohong, ma." Aryo mencoba membujuk.

Seharusnya dia langsung memberitahu mamanya soal karamnya hubungan pertunangannya, tapi penawaran bisnis yang berjumlah 500 milyar dari Hartadraja corp mengalihkan pikirannya.

" Tante, saya tahu tidak mudah bagi Tante untuk menerima saya, saya tahu Vara akan memfitnah saya dengan mengatakan hal jelek perihal saya, tapi saya mohon Tante coba mengenal saya, saya tidka seburuk apa yang Vara katakan." Monika mencoba cuci tangan dari kecurangannya.

Dia yakin Shavara yang notabene anak mama sudah mengadu pada Wita perihal apa yang terjadi.

" Heuh, wanita ular ini yang kamu pilih, Aryo. tunggu saja penyesalan mu. Bodoh kok dipiara. Saat itu tiba jangan pernah berharap mama dan papa menolong kamu, mama kecewa padamu telah menjadi pria brengsek bersyukur Vara terbebas dari kamu." Wita berbalik hendak keluar.

Perkataan Wita menghunus dada Aryo, dia menatap nanar punggung mamanya.

Saat tangan Wita memegang handle pintu, Wita menengok ke Monika yang memberikan senyum terbaik padanya.

" Lidah kamu sangat loncer memfitnah Vara, bukan dia yang mengatakan semuanya, tapi itu penilaian saya tentang kamu, Monika. Sudah tiga Minggu saya belum bertemu wanita baik-baik itu, kini saya mendapat jawabnya, dan saya sangat tidak menyukainya." Wita lekas berlalu dari ruangan putranya.

Dia sungguh merasa kecewa dan malu akan perbuatan putranya, dia tahu Fena pasti akan menyebarkan perselingkuhan putranya ke setiap orang yang dikenalnya. 

Fena sangat mahir membuat orang terlihat jahat.

Monika mengutuk dirinya yang berusaha menjatuhkan semua kesalahan ini pada Shavara, dia tidak menyangka Shavara belum mengadu pada Wita.

" Mas, ini bagaimana? Ibu mu sangat membenciku." Rengeknya manja.

" Monik, please jangan sekarang. Kepala aku pusing. Sebaiknya kamu pulang." Aryo berjalan ke kursi kerjanya.

" Mas, kamu ngusir aku?"

" Monika, pergilah. Ini bukan waktunya kamu merajuk. Aku masih banyak kerjaan. Pergilah."

Monika menatap garang Aryo yang mengabaikannya, dengan hentakan keras langkah kakinya monika meninggalkan ruang kerja Aryo.

Aryo memejam mata mencoba mengusir kepenatan pikirannya, perkataan ibunya tentang Monika dan Shavara mengacaukan bathinnya. Kini dia mempertanyakan keputusannya memilih Monika.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

" kita mau kemana sih, dek." Keluh Shavara, karena sengatan matahari yang menerpa wajahnya.

Aditya ogah menjawab karena ini sudah ke sebelas kalinya pertanyaan itu diajukan.

" Turun." Kata Aditya saat dirinya telah memarkirkan motor NMAX hitamnya.

" Ooh, di sekolah kamu."

" Dari tadi aku bilang juga sekolah, teh." Aditya membantu Shavara melepas helmnya 

" Masih belum mahir ngelepas batok ini?"

" Punya Lo karatan kali pengaitnya." Cibir Shavara.

" Ini helm Lo teh."

" Oh iya, ya. Udah sih pahala bantu Kakaknya."

" Kalah debat ngotot. Ayo masuk. Jangan jauh-jauh dari dede. Anak SMA sekarang tante-tante aja diembat apalagi modelan kayamak teteh." Aditya menggenggam tangan kakaknya tidak mempedulikan tatapan bertanya dari teman sekolahnya.

" Banyak yang liatin Lo, dek."

 " Baru tahu Lo kalau adek Lo famous."

" Dih mata mereka pada katarak kali ya." Cibir Shavara.

Aditya melinting leher Shavara di keteknya." Apa sih Lo. Di dunia ini cuma mama sama teteh yang bilang aku buluk."

" Iya .iya .lepas ketek Lo bau."

Saat mereka masuk ke GOR,  mata seluruh penghuni menatap mereka.

" Apa kalian lihat-lihat. Baru lihat cewek cantik, HAH!!" bentak Aditya pada para teman latihannya.

Aditya membawa shavara ke tribun paling atas agar terlindung dari para temannya yang sudah terbukti sesat.

" Duduk manis di sini, jangan banyak laga. Kalau bt pake hp aku buat dengerin musik, tapi jangan ditambah-tambahin musiknya."

Shavara terkekeh atas wejangan yang menjurus ke ultimatum.

" Iya .iya ...ih ngegemesin banget sih adik aku yang ini." Ucap Shavara sembari mengacak-acak rambut Aditya yang mendapat teriakan godaan dari para temannya di lapangan.

 "Apa sih jangan kayak gitu, di sini aku tuh cool orangnya." Aditya bergegas pergi, daripada malu.

" Bubar-bubat gak ada waktu buat liat yang bening." Ujar Aditya mendorong beberapa temannya yang masih memandangi kakaknya.

" Gak asik Lo, kenalin napa " ujar Ajis 

" Najis, ogah banget gue."

" Ayo berkumpul, pangeran futsalnya udah datang." Seru pelatih menyindir kedatangan Aditya yang terlambat yang dibalas sengiran tidak berdosa ala Aditya yang membungkuk hormat lalu melambai tangan pada temannya yang dihadiahi toyoran kepala rame-rame.

Tenggorokan Shavara sudah seret karena banyak teriak selama latihan setiap bola di Aditya. Dia bahkan berjingkrak heboh saat adiknya menggolkan bola, dan menggerutu nyaring menyebut Aditya payah gak bisa main bola saat adiknya gagal melesakkan bola ke gawang yang ditertawakan para temannya.

Aditya sampai cemberut dan malas melihat tingkah kakaknya yang menurutnya over dengan suara cemprengnya itu.

Kehebohan Shavara berkurang sampai akhirnya berhenti saat menyadari ada pria masuk dari arah seberang lapangan melalui pintu pojok GOR. Tubuh semampainya yang dibalut jeans navy dan kaos hitam berkerah berjalan santai menuju tempat pelatih dibawah teriakan para siswi penggemarnya.

Dia ingat rambut dark brown itu, dengan panik Shavara memberesi barangnya, dimasukan ke sling bag, mengambil kunci motor lalu ia melesat menuruni anak tangga tribun untuk keluar dari arah pintu lain.

" Gak lucu gue ketemu dia di sini setlwha mati-matian menolak ajakan temannya ke restoran Tempo hari guna menghindari orang itu." gerutu Shavara sembari berlari.

Dewa duduk di bangku samping pelatih yang fokus memperhatikan anak didiknya.

Pelatih yang bernama Irwan itu berbalik, dan tahu siapa biang keladi keributan di bangku tribun dibelakangnya.

" Nyari perhatian Lo." Dengkus pelatih duduk di sampingnya.

" Ambil semua sama Lo."

" Ck, mereka murid Lo."

" Kalau alay begini ogah ngakuin. Gue gak bakal ke sini kalau Lo gak paksa."

" Hehehe, gue kesini tadi numpang adik gue, gue mau numpang sam Lo buat ketemuan yang lain."

" Ck, kebiasaan. gunanya punya motor, mobil buat apa kalau Lo males makenya."

" Dih sewot.

 Dewa mengabaikan teriakan para pemujanya memilih sibuk dengan ponselnya.

Gerakan grasak-grusuk terburu-buru dari tribun atas mencuri perhatian Dewa yang menatap intens perempuan berkuncir kuda yang terburu-buru menurunk tribun lalu menghilang di balik pintu yang terletak di bawah tangga tribun.

Ia merasa mengenal gadis itu, tapi siapa. Memori otaknya berputar cepat mencari file kenangan hidupnya.

Saat ia engeh siapa gadis itu, kakinya mengambil langkah seribu kearah pintu dimana Shavara keluar berharap dia bisa mengejarnya.

Saat sampai di parkiran, matanya berputar mencari, kakinya berjalan pelan sembari mengamati satu persatu orang yang ada di parkiran.

Matanya baru menemukan NMAX hitam saat motornya itu melaju meniggalkan pos satpam, Dewa berlari mengejar, namun sayang terlambat.

Saat Dewa sampai di depan, Motor itu sudah tidak terlihat.

" Pak Dewa, kenapa?" Tanya satpam penjaga.

" Pak tadi yang keluar motor siapa?"

" Yang NMAX hitam?" Dewa mengangguk.

" Itu  motor Adit anak 12 MIPA 2."

" Aditya? Bapak yakin? Saya lihat yang make perempuan."

" Iya, tadi adit datangnya ngebonceng perempuan. Cantik deh pak. Kayaknya mahasiswa itu."

" Adit,...apa hubungan si jail itu dengan Shavara." Gumam Dewa sembari berjalan menuju GOR.

Sedangkan di dalam GOR, Aditya celingak-celinguk mencari kakaknya yang tidak ada di tempat.

" Mati gue di tangan kanjeng ratu." Aditya menelpon Shavara, namun tidak diangkat dan dirinya mengerang saat ibunya yang sedang mode horor itu menelponnya.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Shavara memutuskan ke mall, dengan nafas ngos-ngosan ia memasuki mall. Tujuannya adalah toko perhiasan langganan keluarganya dimana dia akan menjual cincin pertunangannya.

" Wah teh Vara, lama tidak berkunjung kemari. Ada koleksi terbaru lho teh." Ujar pramuniaga yang mengenal Shavara.

" Nanti saja mbak. Saya ke sini mau jual ini." Shavara menaruh cincin berlian itu diatas etalase. 

Pramuniaga itu terkejut, namun kembali menormalkan raut wajahnya.

" Say terima berapa saja, tapi jujur jangan sengaja dimurahkan."

" Hehehe mana berani saya curang kayak baru pertama jual beli di sini. Pramuniaga tersebut memeriksa cincin tersebut.

" Uangnya mau dipake modal apa, teh?"

" Mau pesta merayakan kembali kebebasan, mbak."

" Dasar, bisa join dong saya."

" Bisa, saya telpon mbak kalau sudah waktunya."

" Siip, tumben sendiri. Biasanya bareng monik, teh." Mendengar nama mantan sahabatnya itu Shavara tersenyum getir.

Pramuniaga yang bernama Melati itu mengucap maaf atas ketidaknyamanan ucapannya.

" Gak apa-apa, mbak. Sekarang hati-hati saja memilih teman. Orang lama yang kita sangka keluarga belum tentu dia mikir yang sama." Ujar Shavara muram.

" Saya bersimpati teteh mengalami itu, tapi jangan terpuruk tanpa kita sadari disekeliling kita masih banyak orang yang peduli sama kita."

" Iya, terima kasih mbak atas nasihatnya." 

" Ini semuanya totalnya 35 juta ya teh. Mau cash atau transfer saja."

" Cash mbak. Mau jajan saya nya."

" Baiklah."

Shavara melihat uang hasil penjualan cincin itu tanpa ekspresi." Ini buat mbak sama teman beli cemilan ya, terima kasih mbak." Shavara memisahkan uang tiga juta dan memberikannya pada Melati.

" Terima kasih teh. Semoga mendapat jodoh yang terbaik, setia, tampan, pinter, kaya, royal loyal, bucin. Pokoknya CEO ala novel on-line dah."

Shavara terkekeh geli akan hal itu." Amiinin aja yang mbak walau hampir mustahil." 

Saat berkeliling Shavara mendapat telpon pesan dari ibunya dan Aditya untuk segera pulang dan menyusul Adit di sekolahnya karena diomelin ibunya membiarkan dia keluyuran disaat galau.

Shavara menghembuskan nafasnya berat." Heuh, bakal menjadi hari yang melelahkan."...

yuk habis baca tinggalkan jejak like, komen, vote, hadiah, dan juga share ya!!!

But not to being plagiarisme...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwk kalo uler tetap ulet,gak akan berubah jdi kepompong cantik 👎🏻👎🏻👎🏻👎🏻

2023-04-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah kan buktinya udah di depan mata 🤣🤣🤣🤣

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 01. Hari Yang Menyebalkan
2 02. Ciuman Pertama.
3 03. Sidang.
4 04. Kala Emak provokator beraksi
5 05. first impression.
6 06. Festival.
7 07. Semalam Bersama Mu.
8 08. Interogasi.
9 09. Perkara Jodoh.
10 10. Peran penting Seseorang.
11 11. Kerinduan
12 12. Keributan Di restoran.
13 13. Akhirnya Melepas Rindu.
14 14. Aditya terkena Syok Mental.
15 15. Curahan Hati.
16 16. Bersumbu Pendek.
17 17. love Language
18 18. Percikan Kecil.
19 19. Masalah dan obatnya.
20 20. Tercyduk.
21 21
22 22
23 23. Ketegangan di Kantin.
24 24
25 25
26 26
27 27. Pengakuan Bian.
28 28. Mengungkap Rahasia.
29 27. Keadaan bertolak belakang.
30 30. Pelindung.
31 31. Prasangka.
32 32. Kode
33 33. Drama Festival.
34 33. Baikan
35 35. Perihal cupang.
36 36. kecyduk...
37 37
38 38. Ketemu dan berantem.
39 39. Panas di tengah Dingin.
40 40. Bicara Empat Mata
41 41. Isshhh
42 42 T. K.O buat Aryo.
43 43. Pria Misterius
44 44. Drama Mall.
45 45. Masa Lalu...
46 46. Beban Biyan.
47 47. Reuni.
48 48. Panas Dalam Dingin.
49 49. Kejutan.
50 50. Marahan Lagi.
51 51. Membujuk
52 52. Dadakan
53 53. Tunangan.
54 54. Ulah Satu Wanita
55 55. Beres Urusan.
56 56. Iri.
57 57. Ada Apa Dengan Semalam.
58 58. Adu Taktik.
59 59
60 60.
61 61
62 62 Ujian sebelum Pernikahan.
63 63.
64 64. Setia Kawan????
65 65. Ulah Kinan.
66 66. Akhir dari Kinan.
67 67.
68 68. Pingsan.
69 69. Rumah Sakit
70 70.
71 71. Nasib Pelakor..
72 72. Terungkap status Bian.
73 73. Yuk Berdamai...Semuanya
74 74. Jadikah Liburannya.
75 75. Shavara Ngambek.
76 76. Roda Kehidupan Berputar.
77 77. Karena Cinta dan Sayang
78 78. Dingin-dingin Panas.
79 79.
80 80.
81 81. Drama Club'
82 82
83 83.
84 84. Fena Mereog
85 85.
86 86. Hama.
87 87. Berantem.
88 88. Over Thinking
89 89. Baikan.
90 90. Effort Arleta
91 91. Shavara yang Mengakhiri...
92 92.
93 93.
94 94. Bicara...
95 95. Karma Siena.
96 96. Tanggung Jawab.
97 97. Drama Sekolah.
98 98. Nasib Arleta.
99 99. Luka Arleta
100 100. Kehebohan Sekolah.
101 101.
102 102. Ribut lagi...
103 103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
01. Hari Yang Menyebalkan
2
02. Ciuman Pertama.
3
03. Sidang.
4
04. Kala Emak provokator beraksi
5
05. first impression.
6
06. Festival.
7
07. Semalam Bersama Mu.
8
08. Interogasi.
9
09. Perkara Jodoh.
10
10. Peran penting Seseorang.
11
11. Kerinduan
12
12. Keributan Di restoran.
13
13. Akhirnya Melepas Rindu.
14
14. Aditya terkena Syok Mental.
15
15. Curahan Hati.
16
16. Bersumbu Pendek.
17
17. love Language
18
18. Percikan Kecil.
19
19. Masalah dan obatnya.
20
20. Tercyduk.
21
21
22
22
23
23. Ketegangan di Kantin.
24
24
25
25
26
26
27
27. Pengakuan Bian.
28
28. Mengungkap Rahasia.
29
27. Keadaan bertolak belakang.
30
30. Pelindung.
31
31. Prasangka.
32
32. Kode
33
33. Drama Festival.
34
33. Baikan
35
35. Perihal cupang.
36
36. kecyduk...
37
37
38
38. Ketemu dan berantem.
39
39. Panas di tengah Dingin.
40
40. Bicara Empat Mata
41
41. Isshhh
42
42 T. K.O buat Aryo.
43
43. Pria Misterius
44
44. Drama Mall.
45
45. Masa Lalu...
46
46. Beban Biyan.
47
47. Reuni.
48
48. Panas Dalam Dingin.
49
49. Kejutan.
50
50. Marahan Lagi.
51
51. Membujuk
52
52. Dadakan
53
53. Tunangan.
54
54. Ulah Satu Wanita
55
55. Beres Urusan.
56
56. Iri.
57
57. Ada Apa Dengan Semalam.
58
58. Adu Taktik.
59
59
60
60.
61
61
62
62 Ujian sebelum Pernikahan.
63
63.
64
64. Setia Kawan????
65
65. Ulah Kinan.
66
66. Akhir dari Kinan.
67
67.
68
68. Pingsan.
69
69. Rumah Sakit
70
70.
71
71. Nasib Pelakor..
72
72. Terungkap status Bian.
73
73. Yuk Berdamai...Semuanya
74
74. Jadikah Liburannya.
75
75. Shavara Ngambek.
76
76. Roda Kehidupan Berputar.
77
77. Karena Cinta dan Sayang
78
78. Dingin-dingin Panas.
79
79.
80
80.
81
81. Drama Club'
82
82
83
83.
84
84. Fena Mereog
85
85.
86
86. Hama.
87
87. Berantem.
88
88. Over Thinking
89
89. Baikan.
90
90. Effort Arleta
91
91. Shavara yang Mengakhiri...
92
92.
93
93.
94
94. Bicara...
95
95. Karma Siena.
96
96. Tanggung Jawab.
97
97. Drama Sekolah.
98
98. Nasib Arleta.
99
99. Luka Arleta
100
100. Kehebohan Sekolah.
101
101.
102
102. Ribut lagi...
103
103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104
104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!