17. love Language

Dua insan yang berlainan jenis duduk di meja paling pojok bagian barat dalam restoran dengan setumpuk menu dari burger, kentang, ayam, nugget, segelas coffee float, dan lemon tea sambil saling lempar canda.

" Dhuar..."  Mira menepuk punggung Shavara 

" Astaghfirullah...." Shavara terjengkit kaget menepuk-nepuk dadanya.

Mira yang mengagetkannya cuma nyengir lebar kemudian mengambil duduk di samping Bhumi.

" Akhirnya kalian ketemu juga." Bima datang dengan banyak sekali kentang goreng di nampannya bersama Kenzo yang membawa nampan dengan berbagai macam minuman, sedangkan Berliana membawa nampan berisi macam makanan.

" Serius kalian ngejar gue?" Tanya Shavara tidak percaya.

 " Seriuslah, Lo ngegondol duit bersama yang berjumlah dua digit, cukup meresahkan." jawab Bima

" Dih, duit bersama. Lo pikir arisan."

Selanjutnya terjadi adu mulut satu lawan empat, Bhumi yang sedari tadi memperhatikan interaksi Shavara dengan para sahabatnya diam tersenyum.

" Bim, itu cincin gue, jadi ya duit itu duit gue."

" Tapi lo janji nraktir makan." 

" Yaa...tapi.."

" Uang siapa yang kalian bicarakan?" sela Bhumi.

Mendengar pertanyaan dari orang lain membuat kelima mahasiswa tersebut menoleh padanya.

" Subhanallah..." celetuk Mira.

" Demi apa ada bidadara di restoran ini." Celoteh Berliana ngawur.

" Omo..ommo... gantengnya." Heboh Bima

Pletak...

Plak..

BUGh....

Serangan dari para sahabatnya dia terima dengan pasrah.

" Gak usah ngomen, ngeri gue." Uja Kenzo.

" Ini siapa?" Tanah Mira sambil merapikan tatanan rambutnya.

" Jangan kebanyak gaya." Toyor Bima padanya.

 " Dih sewot." Dengkus Mira.

Bhumi cukup lega sepertinya Shavara berteman dengan orang yang bisa menghiburnya hingga gadisnya lberubah dalam mood baik, berbeda saat dia menelpon tadi dimana suaranya terdengar berat dan sendu.

" Kamu siapa?" Tanya Mira lagi sok akrab mengambil duduk menjulurkan tangan untuk bersalaman.

Mendapat atensi dari semuanya, Bhumi menyalami satu persatu.

" Saya Bhumi."

" Var, ini siapa Lo?" tanya Kenzo.

" Temen." Jawab Shavara ragu

Alis Bhumi terangkat naik, dengan mengucap teman tanpa suara, kepalanya mengangguk-angguk paham. Sedangkan Shavara meringis minta maaf tanpa suara pula.

" Cuma temen?, gak Lo gebet?" Tanya Berliana.

" Kok gue kayak pernah ketemu ya.." Mira bergumam sambil mikir.

" Iya gue juga, kayak kita pernah ketemuan." Timpal Bima.

" Saya yang lagi pendekatan sama Shava." Ucap Bhumi tiba-tiba.

" HAH?" mereka semau tidak percaya

" Sumpah demi apa? Dia lagi patah hati gak takut dijadiin pelarian? Mending aku yang jelas punya rasa, dan jomblo." Ucap Mira memandang genit Bhumi.

" Heh, bosan hidup Lo? Genit amat jadi orang." Shavara menarik rambut Mira yang duduk terlalu dekat dengan Bhumi.

" Aawss. Atit Vara." Mira merengek manja.

" Sok imut Lo. Menjauh gak." Shavara mulai emosi juga dengan kelakuan para temannya.

" Kalau cuma teman gak usah pake marah juga kali." Sindir Kenzo.

" Gak usah ikut campur, laki macam kak Bhumi harus dijauhkan dari kalian." Shavara makin jengkel dengan godaan para temannya.

" Ck, baguslah udah move on. ngapain nangisin laki banci macam mantan Lo." cibir Berliana.

" Dih, udah lewat. sekarang gue balik gedeg sama dia yang mau laporin Adit." ucap Shavara kembali muram.

Bhumi refleks menarik Shavara untuk duduk di sampingnya, lalu mengusap punggungnya menenangkan.

" Gak usah khawatirkan itu, kita besok ketemuan dia." sahut Kenzo.

" gimana gak khawatir, adik gue yang bakal dipermasalahkan."

" Kalau dia nuntut, tuntut balik. gue punya rekaman waktu dia mulai maksa nyi-um Lo sampai si Monik nampar Lo." kali ini ucapan Kenzo berhasil menarik perhatian para sahabatnya termasuk Bhumi.

tanpa basa-basi Kenzo mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya lalu mencari video keributan kemarin.

Ponsel tersebut langsung direbut berliana yang ditonton bersama.

" Di restoran kemarin juga ada cctv, kit harus segera meminta salinan rekamannya sebelum kubu sana menghapusnya." ujar Kenzo.

" Yang di restoran udah aman." sahut Bhumi.

Semua fokus kini tertuju pada Bhumi.

" Kok bisa?" tanya Shavara heran.

" Bisa, tinggal minta."

" Jadi kamu gak perlu khawatir atau sedih lagi cuma persoalan ini." ucap Bhumi sambil menyisipkan sedikit rambut ke belakang telinga Shavara.

" Beneran aku udah bisa tenang?"

" Iya, tadi pagi aku minta tolong kenalan buat minta slainanya. Mana bisa aku biarin murid gak jelas aku dihukum gegara perkara agak penting gini."

" Aaaa,..kenapa gak bilang dari tadi. makasih ya." Saking terharunya tanpa sungkan Shavara memeluk Bhumi erat.

Sejenak Bhumi bergeming kaget walau selanjutnya ia pun membalasnya sambil tersenyum karena dia senang dipeluk.

" Ekkhemmm...tes..tes...1..2..3... ada orang bernapas di sini." Bima mengganggu momen manis tersebut yang langsung mendapat lirikan kesal dari Mira dan Berliana.

Bhumi dan Shavara langsung saling menjauhkan diri dengan salah tingkah, hanya Shavara sih yang salah tingkah sedangkan Bhumi terlihat tenang dan biasa.

" Var, kita bolos cuma di sini doang ini? Ini kita ninggalin jam kuliah dosen yang galak Lo." Ujar Berliana.

" Ya Lo mau kemana terserah gue mah cuma ngilangin mumet doang."

" Gak asik. Sini." Bima menarik tangan Shavara menjauh dari meja Bhumi ke beberapa meja diseberangnya.

Yang lain pun beranjak mengikuti Bima.

" Seenggaknya puncak mah oke, kita konvoi."Seru Mira yang langsung mendapat geplakan dari Kenzo.

" Berisik, bawel Lo."

" Isssh, sakit Zo."

" Gak maaf." Balas Kenzo ngasal.

Derrrt...drrtt...

Selagi mereka berembuk entah untuk membicarakan apa ponsel Shavara bergetar, Bhumi melihat Wisnu yang menelponnya, maka dia pun menjawab panggilan tersebut.

" Hallo."

" Lho kok hp Vara di Lo." Tanya Wisnu di seberang.

Bhumi menghembus napas berat." Gue lagi sama Shava, dan gue gak tahu kalau dia ngebolos."

" Kenapa bisa dia sama Lo?"

" Tadi gue telpon dia yang ternyata lagi kepikiran Lo sama Adit yang katanya mau dituntut Aryo. Terus gue ajak ketemuan habis kuliah eh dia mintanya pas makan siang."

" Lo gak ngajar?"

" Bolos, gue udah kasih soal."

" Ck, kalian berdua ini kayak bocah kasmaran aja. Terus Vara-nya mana?"

" Itu sama temennya kayaknya lagi diskusi, gue dengar kata puncak gitu."

" Teman? Dua perempuan sama dia laki bukan?"

" Iya."

" Ceweknya ada yang bule-bule gitu?" 

" Iya."

" Ishh mereka itu_"

" Kenapa?"

" Gak. Gue titip Vara ya."

" Kita mungkin bakal pulang malam."

" Mau ke puncak Lo? Gak gue izinin."

" Ini gue ngomong sekalian aja belum tentu ke puncak atau balik malam. Gue usahain mandek di Jakarta."

" Awas Lo ke puncak. Balikin dia utuh."

" Pasti gue jaga adik Lo."

Bhumi melihat ponsel yang ternyata langsung diputus.

Tidak berselang lama dia melihat teman Shavara yang bernama Berliana mendapat telpon dan sedikit menjauh dari yang lain.

Tidak lama tapi cukup menyudahi rancana mereka.

" Woy bubar. Gak jadi muncak. Tugas seabrek ni." Ucap Berliana kembali menuju bangkunya.

" Kenapa emang?" Tanya Bima.

" Pak Wisnu tahu."

" Kok bisa tahu, punya cctv berjalan beliau itu?" tanya Mira.

" Gak tahu."

" Saya yang kasih tahu, memang Kenapa? Kalian kenal Wisnu?"

Bhumi berdiri dan menarik tangan Shavara untuk duduk di sampingnya lagi sebelum Mira mengambil duduk di sebelahnya.

"Beliau dosen kita, Abang siapanya pak Wisnu?" Tanya Bima.

Bhumi meringis menatap Shavara.

" Kak Bhumi temennya Aa Wisnu."

" APA? KOK BISA?" Reaksi mereka sungguh berlebihan.

" Kita teman satu kampus. Kenal lewat organisasi pencinta alam."

" Gak asik Lo bang. Main ngadu." Ucap Bima lemas.

" Heh, jangan nyalahin lha. Kak Bhumi kan gak tahu Aa Wisnu dosen kita." Shavara tidak suka bumi dipojokan.

" Katanya cuma temen, tapi baru sekali temannya dicengin marah." Cibir Kenzo.

" Apasih Lo Ken, nyebelin abis itu mulut. Bule kok ngomongnya ngeselin." Dumel Shavara.

" Udah, gak apa. Aku yang memang salah." Bhumi mengusap lengan shavara untuk menenangkannya.

" Cie...dibelaii..." Ledek Bima.

"Dih norak." Sungut Shavara, temannya ini memang bikin dia naik darah.

Saat Bima mau membalas ucapan Shavara Bhumi menyela.

" Nanti aja adu debatnya sekarang kita makan dulu."

" Tahu lho demen amat bikin gue darah tinggi."

" Aawsss..Var, sakit ini." Bima yang duduk di dekat Shavara rambutnya dengan enteng dijambak Shavara.

" Shava." Bhumi mengambil tangan Shavara yang menjambak rambut Bima.

" Abis nyebelin dari kampus dia ngeledekin aku terus." Rungut Shavara ngambek.

" Makan dulu, baru ngobrol lagi. Mau aku suapin?" 

Shavara menggeleng." Enggak perlu."

Cukup lama mereka menyantap makanan mereka dengan Shavara sesekali menyuapi Bhumi yang sibuk memperhatikan gadisnya yang marah karena digoda para sahabatnya.

Bhumi dengan sigap membelai, mengelus bahkan tidak sungkan menyeka saos yang ada dipinggiran bibir Shavara.

Shavara entah sadar atau tidak lama kelamaan menyuapi Bhumi Hinga satu porsi ayam habis.

" Fix, bang. Vara suka Abang." Ucap Berliana yang mau tidak mau melihat interaksi keduanya.

" Syukurlah senang saya dengarnya, tapi jangan dulu bicara kalau belum habis makanannya." Bhumi memperingatkan Shavara yang hendak bicara.

Di belakang, tangan Bhumi masih setia mengusap punggung Shavara agar dia tidak kesal terlalu tinggi.

Suasana kembali sunyi karena mereka melanjutkan aksi makannya.

" Kakak juga makan." ucap Shavara.

Bhumi mengernyitkan kening, kemudian mengulum senyum." Iya, kamu aja dulu. Yang sumbunya lagi pendek." Refleks Bhumi mengecup sisi kepala Shavara.

" Kyaaaa...mauu..mauuuu....." Pekik Mira tertahan.

Bhumi meringis meminta maaf pada Shavara yang menunduk malu.

" Maaf, refleks aja itu." Bisik Bhumi.

Shavara menggeleng." Gak apa-apa. Mira mah apa aja dihebohin dia mah."

" Sini."

Cup.

Kenzo menarik tengkuk lalu mengecup sisi kepala Mira. 

" Demi apa Kenzo udah baligh." Seloroh Berliana heboh.

" Demi capung yang ada di udel gue, so bule ternyata sekarang targetnya si buluk." Timpal Bima.

Kenzo diam tidak menimpali, sedangkan Mira misuh-misuh gak jelas dengan wajah memerah.

" Lo marah tapi muka merah tanda mau. Gak jelas Lo." Cibir Shavara yang puas bisa membalas ledekan temannya satu ini.

Kenzo hanya mengulum senyum menanggapinya, sementara Bima dan Berliana bertambah semangat semakin meledeknya.

" Ck, jadi ceritanya kita war ledekan ni. Gue punya banyak buat kalian semua." Hardik Mira mengalihkan rasa malu.

" Jiaaa..Mira malu..malu..malu...kambing kentut." Ledek Bima.

" Apasih gaje semua Lo pada...hmppt..." Kenzo memasukan ayam ke dalam mulut Mira yang langsung dikunyahnya.

" Diem, makan dengan khusu."

" Hooh, shalat dengan berjanda." Kembali seloroh Bima meramaikan meja yang mendapat perhatian dari pengunjung lain.

Bhumi sebenarnya malu semeja bersama mereka berasa ngasuh anak kecil.

" Var, sumpah sih mamton Lo pe-a abis.lo yang punya love Language act of service sempurna macam Lo dikhianati sama modelan Monika yang cabe busuk." sahut Berliana.

" Dan tentunya Lo layak mendapatkan lelaki yang love Language macam bang Bhumi ini. gue Dati tadi melting sama dia yang yang refleks physical touch-nya yang sekilas vibe-nya biasa tapi siapapun yang lihat pasti tahu dia cinta mati sama Lo." timpal Mira heboh sendiri.gak jelas.

" Kalian ngomongin apasih sampe bahas love Language gitu "

" Lah dia gak ngerasa, Lo daritadi nyuruh bang Bhumi makan, tapi makanan dia udah habis Lo suapin ke dia." jelas Bima gregetan.

" Mana ad..." ucapan Shavara terhenti saat menyadari tangannya dengan nasi dan ayam tengah di depan mulut Bhumi yang sedang tersenyum padanya.

" Jangan batalin." Bhumi memegang tangan Shavara yang hendak kembali menjauh dari mulutnya langsunh dia pegang pergelangannya kemudian memakan nasi tersebut.

" Malu..." ucap Shavara pelan.

" Udah terlambat Tante..." Kenzo melempar tissue ke Shavara.

" Bang, aku mau mastiin satu hal." kata Berliana.

" Apa?"

" Apa abang suka Shavara?"

" Na, gak gitu juga." Shavara melempar tulang ayam pada Berliana yang kesal bukan main, dia merasa tidak enak hati pada Bhumi.

Bhumi mengambil tangan Shavara yang terulur pada Berliana, di bawah meja menggenggamnya lembut namun tegas, dengan memandang Shavara Bhumi menjawab," Suka, suka banget malah."

" Kyaaaa....aku mau dong, Suka deh sama yang word of affirmation gitu." Bhumi menggeleng tidak habis pikir dengan kehebohan par wanita muda itu.

" Kenapa Lo, pak Wisnu kaku kayak duit disetrika ya." ledek Bima.

" Wisnu? kamu suka Wisnu?" tebak bhumi menahan senyum

" Bima mulutnya kayak bocor banget." dumel Berliana.

" Cari yang lain, jangan kan love Language pak Wisnu love code aja gak bakalan ngasih." ujar Kenzo.

" Kalau bisa gue juga udah nyari yang lain, tapi giman hati gue cuma deg-degan kalau ada pak Wisnu." Bhumi terkejut dengan keterusterangan Berliana.

Bhumi mendekatkan bibirnya ke samping telinga Shavara." Kamu kalau bisa ngomong langsung kayak dia ya kalau udah suka aku." bisiknya.

" Gak mau, malu." balas Shavara berbisik.

" Aku gak ngerti kode-kodean. dan kita sudah janji mau gak jaim-jaiman."

" Gue dukung Lo Na, siapa tahu suatu hari pak Wisnu kesamber gledek terus kepribadiannya berubah jadi gak kaku lagi. SEMANGAT BERLIANA!!" seru Mira.

" Gak perlu berkhayal, kalau lelaki sudah suka dan sayang satu wanita dengan sendirinya dia akan melakukan semua jenis love Language sama kamu." ucap Bhumi.

" Kyaaaa...kapan gue bisa dapet satu kayak Abang Bhumi." Rengek Mira menerawang.

" Kalau Lo secantik Nirbala, baru gue kasih semua love Language yang ada di muka bumi ini." kata Bima.

" Tapi sorry gue tolak..hahahhahahah...." tawa Mira terbahak-bahak puas."

" Asu Lo."

" Gimana kalau malam ini kita barbequeannya?" tawa Bima.

" Akhir pekan saja, gila Lo habis bolos sowan ke rumah dosennya, punya nyawa berapa Lo?" ledek Mira.

" Udah bosan hidup dia." celtuk Kenzo.

Ketika suasana meja ricuh tangan Bhumi yang dibawah meja tidak sekali pun melepaskan tangan Shavara dalam genggamannya, sesekali dia memainkan jari jemari lentik itu, sesekali mengusap punggung ibu jarinya, bahkan sesekali refleks membawa tangan itu ke atas pahanya.

Shavara yang baru ini merasa dicintai sangat menikmati suasana ini, mereka terkadang adu pandang dilanjutkan tertawa....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ehem Berliana itu mah..😂

2023-04-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gak usah mikirin lg udah kelar ama nyokap kamu tuh Ra..

2023-04-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga nih sohib gini amat ya..🤣🤣🤣

2023-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 01. Hari Yang Menyebalkan
2 02. Ciuman Pertama.
3 03. Sidang.
4 04. Kala Emak provokator beraksi
5 05. first impression.
6 06. Festival.
7 07. Semalam Bersama Mu.
8 08. Interogasi.
9 09. Perkara Jodoh.
10 10. Peran penting Seseorang.
11 11. Kerinduan
12 12. Keributan Di restoran.
13 13. Akhirnya Melepas Rindu.
14 14. Aditya terkena Syok Mental.
15 15. Curahan Hati.
16 16. Bersumbu Pendek.
17 17. love Language
18 18. Percikan Kecil.
19 19. Masalah dan obatnya.
20 20. Tercyduk.
21 21
22 22
23 23. Ketegangan di Kantin.
24 24
25 25
26 26
27 27. Pengakuan Bian.
28 28. Mengungkap Rahasia.
29 27. Keadaan bertolak belakang.
30 30. Pelindung.
31 31. Prasangka.
32 32. Kode
33 33. Drama Festival.
34 33. Baikan
35 35. Perihal cupang.
36 36. kecyduk...
37 37
38 38. Ketemu dan berantem.
39 39. Panas di tengah Dingin.
40 40. Bicara Empat Mata
41 41. Isshhh
42 42 T. K.O buat Aryo.
43 43. Pria Misterius
44 44. Drama Mall.
45 45. Masa Lalu...
46 46. Beban Biyan.
47 47. Reuni.
48 48. Panas Dalam Dingin.
49 49. Kejutan.
50 50. Marahan Lagi.
51 51. Membujuk
52 52. Dadakan
53 53. Tunangan.
54 54. Ulah Satu Wanita
55 55. Beres Urusan.
56 56. Iri.
57 57. Ada Apa Dengan Semalam.
58 58. Adu Taktik.
59 59
60 60.
61 61
62 62 Ujian sebelum Pernikahan.
63 63.
64 64. Setia Kawan????
65 65. Ulah Kinan.
66 66. Akhir dari Kinan.
67 67.
68 68. Pingsan.
69 69. Rumah Sakit
70 70.
71 71. Nasib Pelakor..
72 72. Terungkap status Bian.
73 73. Yuk Berdamai...Semuanya
74 74. Jadikah Liburannya.
75 75. Shavara Ngambek.
76 76. Roda Kehidupan Berputar.
77 77. Karena Cinta dan Sayang
78 78. Dingin-dingin Panas.
79 79.
80 80.
81 81. Drama Club'
82 82
83 83.
84 84. Fena Mereog
85 85.
86 86. Hama.
87 87. Berantem.
88 88. Over Thinking
89 89. Baikan.
90 90. Effort Arleta
91 91. Shavara yang Mengakhiri...
92 92.
93 93.
94 94. Bicara...
95 95. Karma Siena.
96 96. Tanggung Jawab.
97 97. Drama Sekolah.
98 98. Nasib Arleta.
99 99. Luka Arleta
100 100. Kehebohan Sekolah.
101 101.
102 102. Ribut lagi...
103 103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
01. Hari Yang Menyebalkan
2
02. Ciuman Pertama.
3
03. Sidang.
4
04. Kala Emak provokator beraksi
5
05. first impression.
6
06. Festival.
7
07. Semalam Bersama Mu.
8
08. Interogasi.
9
09. Perkara Jodoh.
10
10. Peran penting Seseorang.
11
11. Kerinduan
12
12. Keributan Di restoran.
13
13. Akhirnya Melepas Rindu.
14
14. Aditya terkena Syok Mental.
15
15. Curahan Hati.
16
16. Bersumbu Pendek.
17
17. love Language
18
18. Percikan Kecil.
19
19. Masalah dan obatnya.
20
20. Tercyduk.
21
21
22
22
23
23. Ketegangan di Kantin.
24
24
25
25
26
26
27
27. Pengakuan Bian.
28
28. Mengungkap Rahasia.
29
27. Keadaan bertolak belakang.
30
30. Pelindung.
31
31. Prasangka.
32
32. Kode
33
33. Drama Festival.
34
33. Baikan
35
35. Perihal cupang.
36
36. kecyduk...
37
37
38
38. Ketemu dan berantem.
39
39. Panas di tengah Dingin.
40
40. Bicara Empat Mata
41
41. Isshhh
42
42 T. K.O buat Aryo.
43
43. Pria Misterius
44
44. Drama Mall.
45
45. Masa Lalu...
46
46. Beban Biyan.
47
47. Reuni.
48
48. Panas Dalam Dingin.
49
49. Kejutan.
50
50. Marahan Lagi.
51
51. Membujuk
52
52. Dadakan
53
53. Tunangan.
54
54. Ulah Satu Wanita
55
55. Beres Urusan.
56
56. Iri.
57
57. Ada Apa Dengan Semalam.
58
58. Adu Taktik.
59
59
60
60.
61
61
62
62 Ujian sebelum Pernikahan.
63
63.
64
64. Setia Kawan????
65
65. Ulah Kinan.
66
66. Akhir dari Kinan.
67
67.
68
68. Pingsan.
69
69. Rumah Sakit
70
70.
71
71. Nasib Pelakor..
72
72. Terungkap status Bian.
73
73. Yuk Berdamai...Semuanya
74
74. Jadikah Liburannya.
75
75. Shavara Ngambek.
76
76. Roda Kehidupan Berputar.
77
77. Karena Cinta dan Sayang
78
78. Dingin-dingin Panas.
79
79.
80
80.
81
81. Drama Club'
82
82
83
83.
84
84. Fena Mereog
85
85.
86
86. Hama.
87
87. Berantem.
88
88. Over Thinking
89
89. Baikan.
90
90. Effort Arleta
91
91. Shavara yang Mengakhiri...
92
92.
93
93.
94
94. Bicara...
95
95. Karma Siena.
96
96. Tanggung Jawab.
97
97. Drama Sekolah.
98
98. Nasib Arleta.
99
99. Luka Arleta
100
100. Kehebohan Sekolah.
101
101.
102
102. Ribut lagi...
103
103. Kasih Sayang Untuk Arleta.
104
104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!