Susan nampak sedang membaca buku di perpus kampus saat Reyhan dan Aprilio tiba-tiba datang dan langsung duduk di kursi yang ada di depannya. Susan melirik sekilas kemudian kembali membaca bukunya.
"Udah balik Rey?" Tanya Susan masih dengan pandangan yang terfokus ke buku. "Adel gak ikut balik?" Lanjutnya.
"Masih pengen di rumah katanya. Emangnya gak ngabarin kamu?"
"Dari pergi sampe sekarang gak ngabari sama sekali. Boro-boro telpon, chat aja enggak." Jawab Susan merengut.
Berarti Susan masih belum tahu tentang kehamilan Adel? Batin Reyhan bermonolog.
"Ya udah makanya aku kasih tau sekarang." Reyhan bangkit dari duduknya setelah memberi tahu Susan, di ikuti Lio yang mengekor di belakangnya.
"Tumben nie anak gak ngasih kabar?" Gumam Susan pelan kemudian ia segera menghubungi Adel. Namun saat ia teringat kalau dirinya saat ini sedang berada di perpus, akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan saja.
[Kamu kenapa Del, kok gak ikut balik? Sakit?] -Susan-
Namun hingga sekitar sepuluh menitan berlalu, pesan itu masih belum juga centang biru yang artinya belum di baca oleh Adel. Padahal sudah centang dua, berartikan datanya aktif.
"Kemana coba nie anak?" Gerutu Susan pelan. Susan segera membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja kemudian beranjak meninggalkan perpus karena sebentar lagi kelas di mulai.
*****
Di tempat lain.....
Adel nampak menikmati jajanan sempol di pinggir jalan dekat sekolah SMA-nya dulu bersama Sigit tanpa menghiraukan notif pesan yang masuk ke ponselnya. Entah mengapa ia rasanya kangen dengan jajanan tersebut.
Mungkinkah ini yang dinamakan ngidam?
Untuk pertama kalinya Adel menginginkan sesuatu hingga air liurnya serasa ingin menetes. Dihubunginya kang ojolnya yang untung saja hari ini tidak ada kuliah pagi. Dan disinilah mereka berada saat ini, bernostalgia di depan gerobak Sempol kang Ipin yang legendaris.
"Aku bungkus dua porsi kang." Ucap Adel dengan mulut mengembung karena penuh dengan Sempol.
"Di telan dulu baru ngomong." Protes Sigit.
"Siap neng! Ini si cupu bukan sich neng?"
Nah kan, kang Ipin aja sampe gak ngenalin nie anak.
"Bukan kang! Ini mah kang ojol, hehe." Canda Adel cengengesan. Sigit bukannya marah malah mengulum senyum.
Manis! Eh!
"Udah sah apa masih pacaran neng?" Pertanyaan kang Ipin membuat Adel melongo.
"Apa sich kang!" Sanggah Adel.
"Doa'in aja kang." Jawab Sigit masih dengan mengulum senyumnya.
"Apa sich!" Adel mengikut perut Sigit hingga membuat sang empunya meringis.
Tiba-tiba ponsel Adel berbunyi nyaring, kali ini tanda telepon masuk. Segera ia merogoh ponsel di sakunya yang ternyata Reyhan yang menghubunginya. Adel segera menggeser tombol yang berwarna hijau.
"Hallo Rey!"
"Sayang lagi apa? Udah makan belum?"
"Ini aku lagi beli Sempol, dari tadi kepengen makan sempol sampe ngeces nie iler."
"Kamu ngidam sayang?"
"Mungkin, hehe."
"Besok aku sama orang tua ku kesana. Kamu mau di bawain apa? Atau lagi pengen makan apa?"
"Apa ya? Entahlah, aku gak tau. Udah dulu ya, ini pesenan ku udah jadi, aku mau pulang dulu."
"Kamu sama siapa perginya?"
"Cupu!"
Tut!
Adel langsung mengakhiri panggilan telponnya saat pesanannya sudah siap. Sigit langsung mengajaknya balik.
"Siapa?" Tanya Sigit saat dalam perjalanan pulang.
"Reyhan!" Jawab Adel singkat.
"Pacar kamu?"
"Heeemm!"
Adel segera turun saat sudah tiba di rumah yang nampak sepi tanpa penghuni itu. Memang begitulah, Orang tuanya akan pulang saat hari menjelang sore.
"Mau mampir dulu?" Tawar Adel yang langsung di tolak oleh Sigit.
"Lain kali saja! Aku langsung balik ya?" Sepertinya Sigit kecewa karena wanita pujaannya itu ternyata sudah memiliki seorang kekasih.
"Okey, thank you." Sigit langsung melesatkan motornya meninggalkan kediaman Mahesa yang dulu merupakan rumah kedua baginya.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Wah, si cupu diam2 nyimpen perasaan 🤭😂😂😂😂😂
2022-11-09
1