Mobil yang di kendarai oleh supir keluarga Pranata itu nampak menyusuri jalanan kota tempat tinggal Adel yang siang ini terlihat sedikit ramai. Maklum saja ini jamnya makan siang. Pukul setengah satu mereka tiba di kota kelahiran Adel setelah menempuh perjalan kurang lebih lima jam lamanya.
"Masih jauh Rey?" Tanya mami Erika yang nampak kelelahan. Mungkin punggungnya terasa pegal. Bukan waktu yang sebentar lima jam perjalanan itu, mungkin karena mami Erika terbiasa naik pesawat yang super cepat hingga kini ia merasa perjalanannya terlalu lama. Seandainya saja perjalanan ini bisa dilalui dengan pesawat, mami Erika pasti lebih memilih naik pesawat dari pada naik mobil yang baginya melelahkan itu.
"Lumayan mi, sekitar setengah jam lagi." Jawab Reyhan seraya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Huuhh, coba aja bisa naik pesawat." Gerutu mami Erika. "Nanti kalau udah nikah tinggal sama mami aja Rey, biar nanti kalau mami kangen sama cucu gak usah jauh-jauh datang kesini. Biar mertua mu saja nanti yang mengunjungi cucunya ke rumah kita."
"Mami, berisik!" Protes papi Daniel.
"Apa siang-siang gini papanya Adel gak kerja Rey?"
"Kerja Pi, tapi di toko kuenya sendiri."
"Biasanya pulangnya jam berapa?"
"Jam lima sore!"
"Pak Ran, kita cari Hotel saja dulu pak biar bisa istirahat sekalian makan siang." Pinta papi Daniel yang di angguki oleh pak Ran.
"Kita istirahat dulu, kasihan mami kamu gak biasa perjalanan jauh. Kalau papi sich oke-oke saja."
"Nanti sore aja kita ke rumah adel." Lanjut papi Daniel yang di angguki Reyhan. Pak Ran pun membelokkan mobilnya ke sebuah hotel terdekat.
*****
Di tempat lain.....
Nampak Adel yang sedang menonton TV sambil selonjoran di sofa. Bukan! Bukan menonton TV, tapi lebih tepatnya ia sedang sibuk dengan benda pipih yang ada di genggamannya. Entah sedang apa yang pasti bukan sedang menonton TV. Kadang ia cekikikan sendiri kayak orang stres, kadang ia juga melotot seperti melihat hantu. Atau jangan-jangan ia sedang menonton Drakor yang ada adegan 21+nya? Oh no! Jangan sampe otak Adel tercemar oleh hal-hal yang berbau mesum.
Ting!
Bunyi notif pesan yang masuk ke ponselnya membuatnya merenggut karena kesenangannya terganggu. Adel segera membuka pesan tersebut yang ternyata dari Reyhan.
[Sayang, aku udah sampe. Tapi sekarang lagi di hotel. Mami minta istirahat dulu, nanti sore baru kesana] -Reyhan-
[Iya, istirahat saja dulu. Papa sama Mama juga belum pulang] -Adel-
[Love you 😘] -Reyhan-
[Too 😘] -Adel-
Sore harinya......
Adel duduk di kursi teras rumahnya menunggu kedatangan kedua orang tuanya. Tak berselang lama sebuah mobil memasuki halaman rumahnya yang membuat Adel terpaku dalam duduknya.
Nampak Reyhan yang pertama kali keluar dari mobil, kemudian di susul papi Daniel setelah pak Ran membukakan pintu mobil bagian belakang. Lalu mami Erika setelah Reyhan membuka pintu mobil sisi kiri. Adel masih mematung di tempatnya karena terkejut. Meskipun Reyhan tadi sudah memberi tahunya, tapi tetap saja ia masih terkejut. Ada rasa takut dan malu yang tiba-tiba menjalari wajahnya. Ia segera beranjak dari duduknya sesaat setelah hilang keterkejutannya.
Reyhan dan kedua orang tuanya perlahan berjalan menghampiri Adel yang masih berdiri di teras. Mami Erika langsung memeluknya erat membuat Adel tanpa sadar menitikkan air matanya.
"Bagaimana kabar mu sayang?"
"Alhamdulillah baik Tan!"
"Panggil mami!"
"I-iya mi!" Jawab Adel terbata. Mami Erika kemudian mengurai pelukannya dan langsung mengelus perut Adel yang membuat Adel terharu.
"Gak mual?"
"Mual kalau pagi mi." Adel segera beralih mencium tangan papi Daniel. Setelah itu ia segera mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah.
"Duduk dulu mi, pi, Rey. Mama sama papa belum pulang, mungkin sebentar lagi. Adel permisi ke belakang dulu." Pamit Adel untuk membuatkan minuman. Tanpa Adel sadari Reyhan mengekor di belakangnya dan langsung memeluknya erat saat sudah tiba di dapur. Adel pun terlonjak kaget dengan serangan Reyhan yang tiba-tiba.
"Kangen!" Ucap Reyhan sambil menciumi tengkuk Adel.
"Apa sich Rey, nanti ada yang lihat. Sana ke depan, aku mau buat minum dulu." Adel mendorong tubuh Reyhan agar segera pergi dari dapur. Namun Reyhan tak beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri.
"Sini aku yang bawa ke depan." Reyhan meraih nampan berisi minuman dari tangan Adel lalu melenggang ke depan.
Reyhan meletakkan minuman ke atas meja saat terdengar deru mesin mobil berhenti di depan rumah Adel. Mungkin itu kedua orang tua Adel. Dan benar saja, sesaat kemudian nampak mama Sintya dan papa Kevin masuk ke dalam rumah yang pintunya memang sengaja di biarkan terbuka.
"Eh, ada tamu." Ucap mama Sintya yang belum menyadari siapa tamunya tersebut, karena saat ini posisi papi Daniel dan mami Erika duduk membelakangi pintu. Papi Daniel dan mami Erika langsung berdiri untuk menyambut kedatangan tuan rumah kemudian menoleh ke arah sumber suara.
Deg!
"Sintya!"
"Abang!"
"Pak Daniel!"
Ucap papi Daniel, mama Sintya dan papa Kevin bersamaan sebelum akhirnya mama Sintya limbung karena tak sadarkan diri.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Kek lihat hantu saja ma 🤭😂😂
2022-11-28
2
💝GULOJOWO💝
Jreng jreng 😱😱😱
Mama Sintya kenapa kok kayak lihat hantu gitu 🤭😂😂😂😂
2022-11-10
1