Part 08

Terdengar suara motor papa Kevin berhenti di depan rumah, tepatnya di samping mobil Reyhan. Mereka sudah hapal betul mobil milik siapa itu. Adel segera berlari membuka pintu menyambut kedatangan orang tuanya.

Ceklek!

"Mamaaa!" Adel berhambur memeluk mamanya.

"Sayang, kok gak bilang mau pulang. Kemarin katanya sibuk gak bisa pulang. Sekarang tahu-tahu udah ada di rumah." Mama Sintya nampak keheranan dan juga sedikit terkejut. Pasalnya kemarin saat bertelepon, Adel mengatakan kalau dirinya gak bisa pulang karena banyak tugas. Namun sekarang malah sudah ada di rumah. Apakah ini sebuah prank atau kejutan?

"Kapan datang?" Mama Sintya mengurai pelukannya kemudian mereka beriringan masuk ke dalam rumah.

"Tadi sampai rumah jam tiga."

"Mana Rey?" Tanya mama Sintya celingukan.

"Tadi aku suruh istirahat di kamar, katanya kecapean."

Ceklek!

Reyhan menyembul dari balik pintu kamar tamu dengan keadaan yang terlihat segar karena habis mandi.

"Sore Tante, Om!" Sapa Reyhan seraya mencium tangan mama Sintya dan papa Kevin bergantian.

"Sore Rey, maaf ya tadi gak bisa nyambut kedatangan kamu."

"Gak papa Tan."

"Papa duluan ma. Rey, om bersih-bersih dulu."

"Iya om silahkan." Papa Kevin berlalu masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.

"Udah makan?" Tanya mama Sintya kepada mereka.

"Udah tadi di jalan ma." Jawab Adel.

"Ya udah, mama mau mandi dulu, habis itu masak buat makan malam."

"Pinjem kunci motornya ma." Adel menengadahkan tangannya.

"Mau ngapain?"

"Jalan-jalan sebentar sama Rey."

"Sebentar mama ambilkan, pasti tadi di bawa papa mu."

Setelah mendapatkan kunci motornya, Adel dan Reyhan segera melesat menyusuri komplek menggunakan motor metic yang memiliki sejuta kenangan orang tuanya. Ya, motor matic butut itu adalah motor pertama yang di beli papa Kevin untuk menemani perjalanan hidupnya bersama mama Sintya.

*****

Pukul tujuh malam mereka sudah berkumpul di meja makan. Mereka berempat nampak menikmati makanan yang tadi di masak oleh mama Sintya.

"Ada apa? Tumben pulang gak kasih kabar." Tanya papa Kevin menyelidik.

"Pa, kita makan dulu. Bicaranya nanti saja." Sergah mama Sintya. Papa Kevin pun akhirnya diam, dan mereka lanjut menikmati makan malamnya.

Setelah menyelesaikan makan malam, mereka berempat duduk di ruang keluarga. Hingga beberapa saat mereka semua terdiam sebelum Reyhan memulai percakapannya.

"Maafkan saya Om, Tante, saya salah saya khilaf." Ucap Reyhan seraya menunduk. Adel langsung sujud di depan kaki kedua orang tuanya yang saat ini duduk berdampingan.

"Maafkan Adel pa, ma, hiks.. hiks.." Isak Adel di kaki kedua orang tuanya.

"Ini sebenarnya ada apa?" Tanya mama Sintya kebingungan.

"Ada apa ini?" Tanya papa Kevin dengan nada yang mulai sedikit meninggi. Reyhan nampak menunduk dalam di tempatnya duduk.

"A-Adel hamil ma, pa." Jawab Adel terbata.

"Apa!" Teriak mama Sintya dan papa Kevin bersamaan karena terkejut dengan pengakuan anaknya.

"Ha-hamil?" Beo mama Sintya yang sudah berlinang air mata. Sedangkan papa Kevin langsung berdiri untuk menghampiri Reyhan yang membuat Adel terjengkang ke belakang karena ia masih di depan kaki papanya.

"Kurang ajar!"

Papa Kevin langsung mencengkeram kerah baju Reyhan, kemudian menghadiahinya dengan bogem mentah yang membuat Reyhan terjengkang ke sandaran sofa.

Buuugh!

"Aku titipkan dan aku percayakan anak ku ke kamu untuk kau jaga, bukan kau lecehkan seperti ini!" Teriak papa Kevin keras. Adel segera bangkit lalu memeluk erat kaki papanya saat papanya ingin melayangkan pukulannya lagi kepada Reyhan. Adel takut Reyhan di hajar habis-habisan oleh papanya. Biar bagaimana pun Reyhan adalah ayah dari janin yang ada di kandungannya.

"Maafin kami pa, hiks.. hiks.." Isak Adel masih sambil memeluk kaki papanya erat.

"Maafkan saya Om, saya akan bertanggung jawab. Saya akan segera menikahi Adel." Ucap Reyhan meyakinkan bahwa ia tak akan lari dari tanggung jawab.

"Sudah pa, semua sudah terjadi. Mari kita bicarakan dengan kepala dingin." Ucap mama Sintya dengan terisak-isak di kursi kemudian menghampiri Adel dan membantunya bangun.

"Bawa orang tua mu kemari secepatnya!" Ucap papa Kevin sebelum kemudian masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya dengan keras.

Braakk!

Mama Sintya segera menyusul papa Kevin untuk meredakan kemarahannya. Adel hanya bisa menyaksikan kepergian kedua orang tuanya dengan tangisan pilu. Sakit rasanya melihat kekecewaan di mata kedua orang tuanya.

*****

*****

*****

*****

*****

Lope-lope sekebun Pare 😘😘

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂

Terpopuler

Comments

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Piye rasane Rey? mantap to 🤭😂😂

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!