Hari sudah beranjak siang saat Adel membuka matanya. Diliriknya jam yang ada di dinding ternyata sudah jam sembilan. Memang tadi saat Reyhan pergi, Adel tidur kembali karena masih merasa ngantuk. Adel mencoba untuk bangun, namun kepalanya terasa pusing. Apalagi bagian bawah tubuhnya yang masih terasa perih dan sedikit nyeri.
"Ssstttttt!" Desis Adel saat mencoba melangkahkan kakinya. Adel ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri agar badannya terasa segar kembali.
*****
Adel segera merapikan kamar yang nampak luar biasa berantahkannya itu. Takutnya nanti tiba-tiba Susan datang dan curiga melihat keadaan kamar yang seperti kapal pecah. Adel mengganti sepreinya dengan yang baru karena terdapat banyak noda darah keperawanannya disana. Kemudian segera ia rendam ke dalam bak, setelah itu Adel mencari sesuatu yang bisa ia makan di dapur kecil yang ada di dalam kamar kostnya. Namun tidak ada apapun selain mie instan. Mau pergi ke kantin pun rasanya malas, jadi ia putuskan untuk membuat mie instan saja.
Setelah menyelesaikan sarapannya yang sedikit kesiangan itu, Adel kembali merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Rasanya kepalanya masih sedikit pusing, hingga tak terasa ia tertidur kembali.
*****
Adel terbangun saat merasakan ada yang menyentuh keningnya. Di bukanya perlahan matanya ternyata Susan sudah duduk di pinggir kasur.
"Kamu demam Del?" Tanya Susan namun Adel tak menjawabnya.
"Kapan tiba?" Tanya Adel balik. Memang mereka memegang kunci masing-masing, jadi mereka bisa keluar masuk tanpa mengetuk pintu. Adel melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang.
"Barusan! Aku pikir kamu kuliah, eh gak taunya malah molor. Udah minum obat belum?" Adel hanya menggeleng lemah karena memang ia belum minum obat sama sekali.
"Kepala ku pusing, mau beli obat ke toko takut jatuh, jadi aku tiduran aja." Jawab Adel seraya mendudukkan diri kemudian bersandar ke tembok.
"Udah makan?" Tanya Susan lagi. Dan lagi-lagi Adel hanya menggeleng.
"Tadi makan mie instan!"
"Ck! Sebentar aku beli ke kantin dulu sekalian beli obat." Inilah yang Adel suka dari Susan. Orangnya penuh perhatian, Adel seperti tinggal dengan saudaranya sendiri. Padahal saudaranya belum tentu juga memperlakukannya seperti itu.
*****
"Ayo kita makan dulu, habis itu minum obat." Susan menyodorkan sebungkus nasi kepada Adel. Mereka pun akhirnya menikmati makan siangnya bersama di dalam kamar kost.
Tepat saat mereka menyelesaikan makannya, pintu kamar kost mereka di ketuk dari luar.
Tok.. tok.. tok..
Susan segera beranjak untuk membukakan pintu. Nampak Reyhan berdiri menjulang di depan pintu dengan menenteng kantong kresek hitam.
"Hay San, udah balik?" Sapa Reyhan kepada Susan yang hanya di jawab anggukan oleh Susan.
"Masuk Rey!" Susan mempersilahkan Reyhan masuk ke dalam kamar kost dan membuka lebar pintunya. Reyhan pun segera masuk dan menghampiri Adel.
"Udah makan?" Reyhan menyodorkan kantong kresek tersebut kepada Adel.
"Udah barusan." Adel tetap menerimanya meskipun ia tau itu adalah makanan. Lumayan kan, bisa buat makan nanti.
"Ya udah di makan nanti." Reyhan mengulas senyumnya.
"Dia demam badannya, untung aja aku datang tepat waktu." Lapor Susan ember.
"Hah, kamu demam sayang?" Reyhan langsung memegang kening Adel, namun Adel segera menepisnya.
"Udah baikan, udah minum obat juga." Adel melotot ke arah Susan yang hanya terkikik.
"Mau aku anterin ke dokter?" Tawar Reyhan yang nampak khawatir karena melihat wajah Adel yang nampak sedikit pucat.
"Gak usah, bentar lagi juga baikan." Tolak Adel mencoba tersenyum agar Reyhan tak khawatir dengannya.
"Yakin?" Tanya Reyhan ragu.
"Iya sayang, udah sana aku mau istirahat." Usir Adel agar Reyhan segera pergi. Adel merasa canggung setelah kejadian semalam. Bahkan menatap Reyhan saja ia malu.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Teman rasa saudara 🤗🤗
2022-11-28
1
💝GULOJOWO💝
Malu-malu meong ya Del 🤭😂😂😂
2022-11-06
1