Part 06

Pukul delapan pagi Adel dan Reyhan tiba di rumah sakit. Pagi-pagi sekali tadi Reyhan sudah menjemput Adel. Tadi mereka juga sempat mampir sarapan terlebih dahulu, baru kemudian berangkat ke rumah sakit.

Tumben sekali masih sepi, padahal biasanya kan pagi-pagi sekali sudah banyak yang ngantri. Sesaat setelah Adel mendudukkan dirinya di kursi tunggu depan ruangan dokter kandungan, tiba-tiba saja dokter datang dan langsung menyuruhnya masuk ke dalam ruangan. Ternyata jam prakteknya baru saja di buka. Adel dan Reyhan pun segera melangkah masuk ke dalam mengekor dokter tersebut, dan ternyata di dalam sudah ada suster yang mempersiapkan segala peralatan praktek.

"Silahkan duduk Bu, pak." Ucap dokter tadi yang bername-tag Lusi tersebut. Adel dan Reyhan segera duduk di kursi yang ada di depan dokter Lusi.

"Ada yang bisa saya bantu Bu? Oh ya, dengan ibu siapa?" Tanya dokter Lusi kepada Adel.

"Sa-saya Adel dok, saya mau periksa kandungan." Jawab Adel terbata karena gugup.

"Wah, sepertinya pengantin baru ya?" Ucap dokter Lusi terdengar menggoda. Adel hanya bisa menampilkan senyum terpaksa. Gak mungkin kan kalau ia bilang belum menikah?

"Sudah di test Bu?" Tanya dokter Lusi lagi.

"Sudah kemarin dok!" Bukan Adel, tapi kali ini Reyhan yang menjawabnya.

"Tapi masih samar dok, bisa aja kan kalau saya gak hamil?" Terlihat dokter Lusi mengernyit mendengar ucapan Adel. Dalam pikiran dokter Lusi, mungkin pasangan pengantin baru ini belum siap memiliki momongan. Begitulah kira-kira menurut pandangan dokter Lusi setelah memperhatikan ekspresi dan gerak tubuh yang menandakan kebelum siapan sang wanitanya. Sedangkan sang prianya sepertinya sudah siap menjadi seorang ayah.

"Mau di tes lagi Bu?" Tawar dokter Lusi yang langsung di angguki oleh Adel. Sebenarnya Adel merasa takut, takut kalau memang ia benar-benar hamil. Padahal hasil testpack sudah menjelaskan, namun ia masih berharap kalau itu salah.

"Sus, tolong bantu Bu Adel." Pinta dokter Lusi kepada seorang perawat yang sejak tadi berdiri di dekat dokter Lusi. Adel pun langsung di bimbing suster menuju ke toilet yang ada di dalam ruangan dokter Lusi.

Setelah menampung urinnya, Adel segera keluar dari toilet kemudian duduk kembali di samping Reyhan.

"Gimana?" Tanya Reyhan saat Adel sudah duduk di sampingnya. Adel hanya menggelengkan kepalanya karena memang ia belum tau hasilnya.

Sesaat kemudian suster keluar dari toilet dan langsung menyerahkan testpack tersebut kepada dokter Lusi.

"Wah, selamat ya Bu, pak, ibu Adel positif hamil." Lemas sudah tubuh Adel saat mendengar ucapan dokter Lusi barusan. Reyhan langsung menggenggam tangan Adel kuat seolah memberikan kekuatan.

"Mari Bu kita periksa dulu." Ucap dokter Lusi seraya tersenyum. Kemudian suster mengarahkan Adel untuk berbaring ke atas bed perawatan. Suster tersebut lalu mengoleskan gel ke permukaan perut Adel sebelum kemudian dokter Lusi menggerakkan transduser atau alat USGnya. Adel kembali menggenggam tangan Reyhan yang berdiri di sampingnya.

"Lihat ini pak, Bu, usianya sudah menginjak lima Minggu." Dokter Lusi menunjuk pada layar monitor yang menampilkan titik kecil entah itu apa? Pikir mereka berdua.

"Ada keluhan Bu?" Tanya dokter Lusi sesaat setelah memeriksa Adel. Adel dan Reyhan pun kembali mendudukkan dirinya ke kursi.

"Mual dok, kepala pusing, gak nafsu makan." Adel menyampaikan apa yang dirasakannya selama tiga hari ini.

"Itu gejala umum di awal kehamilan ya Bu, jadi jangan khawatir. Janinnya juga sehat." Jelas dokter Lusi.

Setelah mendapat resep dari dokter Lusi, mereka segera pamit undur diri. Saat keluar dari ruangan, kursi tunggu yang ada di depan ruangan doker Lusi sudah terlihat penuh dengan ibu-ibu yang berperut buncit. Reyhan segera menebus obat ke apotik yang ada di rumah sakit tersebut.

Setelah dari rumah sakit, mereka langsung melesat untuk pulang ke kota asal Adel. Adel tadi sudah sempat pamit kepada Susan kalau ia dan Reyhan akan pulang kampung. Tadi sebenarnya Susan sempat curiga karena tiba-tiba Adel pulang mendadak. Namun Adel berhasil meyakinkan Susan kalau ia baik-baik saja.

Adel harus siap menerima kemurkaan kedua orang tuanya. Dir3m@snya kedua tangannya yang saling bertaut untuk mengurai ketakutannya. Demi apa pun saat ini Adel merasa takut, gemetar sudah badannya. Sepanjang perjalanan pulang tak henti-hentinya Adel berdoa di dalam hati, semoga saja papa dan mamanya tidak syok nanti dengan kabar kehamilannya. Sesekali Reyhan menggenggam tangan Adel dengan sebelah tangannya lalu mengecupnya. Perlakuan lembut Reyhan tersebut sedikit membuat Adel lebih tenang.

*****

*****

*****

*****

*****

Lope-lope sekebun Pare 😘😘

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂

Terpopuler

Comments

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Lemes bestie 🤭😂😂😂

2022-11-28

1

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Kok emak melu tremor Del 🤭😂😂

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!