Part 10

"Adel!"

"Eh," Adel menoleh ke arah sumber suara. Nampak ada seorang cowok yang mendekat ke arahnya.

"Del!" Sapanya lagi saat sudah di dekat Adel.

"Cupu bukan sich?" Tanya Adel keheranan. Pasalnya, cowok yang ada di depannya itu sedikit berbeda. Tapi suaranya gak bisa bo'ong. Saat cowok tersebut menganggukkan kepalanya, Adel langsung loncat ke dalam gendongan cowok tersebut dan memeluknya erat hingga keduanya hampir saja terjatuh. Beruntung cowok tersebut sigap menahan tubuh Adel dengan mengeratkan pelukannya.

"Aaaaaa, mana kaca mata loe?" Jerit Adel kegirangan karena semenjak ia kuliah di luar kota, mereka tidak pernah lagi bertemu.

Namanya Sigit, namun Adel biasa memanggilnya cupu karena dulu sewaktu masih SMA dia pake kaca mata tebal. Sigit adalah murid baru pindahan dari luar kota saat dulu mereka kelas X. Saat itu tidak ada anak cowok yang mau berteman dengannya. Mungkin karena tampilannya yang cupu, Sigit sering di panggil cupu. Ada juga anak cowok yang memanggilnya bencong karena kemana-mana selalu ngintilin Adel. Rumahnya satu kompleks dengan Adel, dulu saat masih SMA mereka selalu pulang pergi bareng. Sigit selalu menjemput dan mengantar Adel menggunakan motor maticnya.

Sudah seperti kang ojek saja!

"Loe kuliah dimana?" Tanya Adel kepo.

"Turun dulu, berat ini." Ucap Sigit memperingatkan. Sebenarnya bukan karena ia keberatan, namun karena posisi Adel yang nemplok di dadanya dengan kaki yang melingkar erat di pinggangnya serta tangan Adel yang juga melingkar erat di lehernya membuatnya sedikit tak nyaman.

"Oh iya, lupa!" Adel hanya meringis lalu segera turun dari gendongan Sigit.

"Ayo kita ke taman kompleks." Adel menarik tangan Sigit menuju taman yang ada di kompleks perumahan tersebut.

Sejenak Adel bisa melupakan masalah yang menimpa dirinya. Mereka duduk berdua di sebuah bangku panjang yang ada di taman kompleks yang sore itu terlihat ramai. Riuh suara anak-anak kecil yang sedang bermain membuat otak Adel sedikit lebih fresh.

"Oh ya, tadi loe kuliah dimana?" Tanya Adel lagi setelah mereka duduk di bangku taman dengan memegang satu cup ice cream di tangan mereka masing-masing.

"Gak kemana-mana disini aja. Memangnya dengan otak ku yang pas-pasan ini bisa kemana?"

"Wkwkwk..." Adel langsung tertawa terbahak-bahak mendengar kejujuran Sigit. Memang dulu Sigit hobinya nyontek sama Adel, jadi Adel sudah gak kaget lagi. Di pandanginya lagi Sigit dari ujung rambut hingga ke ujung kaki, ia masih tak percaya kalau itu beneran si cupu.

"Ngapain lihatin gue kayak gitu?"

Oops, ketahuan!

"Gue tambah ganteng ya?" Lanjut Sigit.

"Yeeee!" Adel menonyor kepala Sigit membuat sang empunya tergelak.

"Gue masih gak percaya aja kalau ini beneran loe." Ucap Adel sambil menggelengkan kepala.

Tak terasa waktu sudah semakin sore, saking asiknya ngobrol mereka sampe lupa waktu. Pasti sudah banyak panggilan tak terjawab dari Reyhan, karena sedari tadi ponselnya ia senyap agar ia lebih leluasa ngobrol bersama Sigit. Adel segera pamit setelah mengetikkan nomor teleponnya ke ponsel Sigit.

*****

Adel segera meraih ponselnya yang tadi ia letakkan di atas meja rias setelah selesai membersihkan diri. Dan benar saja, ada enam panggilan tak terjawab dari Reyhan. Segera Adel menghubungi kembali nomor Reyhan.

Tut.. Tut..

"Hallo!"

"Hallo Rey, udah sampe rumah?"

"Udah dari tadi, kemana saja?"

"Hehe... tadi aku habis jalan-jalan ke taman kompleks. Suntuk di rumah terus gak ngapa-ngapain."

"Masih mual?"

"Gak kok, cuma pagi aja."

"Ya udah, aku mau istirahat dulu. Love you!"

"Love you too!" Adel kembali meletakkan ponselnya ke atas meja setelah panggilan terputus.

Ting!

Baru saja diletakkan sudah berbunyi lagi, Adel segera meraih ponselnya kembali lalu membuka pesan yang ternyata dari nomor baru.

[Hay] -08123456789-

Adel mengernyitkan alisnya.

[Cupu?] -Adel-

[👍] -08123456789-

Setelah menyimpan kontak Sigit dengan nama cupu, Adel meletakkan kembali ponselnya tanpa membalas lagi pesan dari Sigit. Adel langsung melenggang keluar kamar mencari keberadaan mamanya yang sedari tadi tak ia lihat batang hidungnya.

"Ma!" Panggil Adel namun tak ada sahutan dari mamanya.

"Kemana mama? Ke toko kah?"

"Mama!" Panggilnya lagi namun nihil. Akhirnya Adel putuskan untuk menonton televisi saja.

*****

*****

*****

*****

*****

Lope-lope sekebun Pare 😘😘

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂

Terpopuler

Comments

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Nemplok kek cicak donk 🤭😂😂😂

2022-11-28

1

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

PW ya Del, posisi wenak 🤭😂😂😂😂

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!