Keluarga Mbak Suwarti, tinggal di lantai ketiga dari ruko itu bersama ibu dan kedua adik perempuannya. Wanita itu baru mempunyai seorang anak yang masih balita. Suami Mbak Suwartini ternyata lebih muda beberapa tahun darinya. Dia juga menjalankan bisnis berbagai makanan bersama rekan- rekannya di dekat terminal kota .
Bersama Mbak Suwartini mereka besok berencana akan jalan- jalan ke daerah Batu. Menurut wanita itu, justru di daerah Batu itu mempunyai bermacam-macam tempat wisata yang sangat terkenal di Jawa Timur. Dulu, Jenna hanya ingat pernah di ajak oleh keluarganya mengunjungi perkebunan apel dan memetik buah apel malang yang punya ciri khas tersendiri. Siangnya , satu keluarga berwisata ke taman bunga Selecta.
Berkat mantan asisten Tante Ismaya itulah mereka mendapat rekomendasi menginap di hotel yang cukup bagus , namun dengan tarif yang tidak terlalu tinggi di kota Malang. Daripada menginap di hotel daerah batu yang sekelas, namun dengan tarif yang lebih tinggi.
Sebelum kembali ke hotel, ibu Mbak Suwartini malah sudah menyiapkan makan malam. Mau nggak mau akhirnya Tante Ismaya tak dapat menolak. Sebab, keluarga itu terlihat sangat tulus menerima kehadiran tamu-tamunya itu. Padahal rencananya Jenna mau kulineran ala-ala youtuber yang sedang merevisi berbagai makanan khas di sebuah daerah atau kota tertentu.
" Siapa yang telpon, Jenna? " tanya Tante Ismaya.
Sejak tadi Jenna terkikik geli tidak jelas saat ngobrol dengan suara seorang wanita. Tetapi suara teman bicara Jenna kurang jelas terdengar, karena suara tawa geli Jenna lebih mendominasi. Sepanjang perjalanan dari rumah Mbak Suwartini menuju ke hotel, wajah Tante Ismaya jadi jutek dan kurang sedap dipandang. Tampaknya perubahan wajah sang tante sudah diamati Jenna sejak dia menyelesaikan pembicaraannya .
"Sudah, kepo nya. Tante?" Ledek Jenna, konyol.
Sebal, si Tante melempar bantalan leher yang sedang dipegangnya ke wajah Jenna. Peduli amat, kalau wajah Jenna kemarin dipuji-puji oleh sahabatnya, Rosalin. Sebagai wajah yanng memancarkan kecantikan asli Indonesia.
Memang di tubuh Jenna mengalir beberapa darah dari berbagai daerah di provinsi di tanah air. Namun tidak ada satu pun darah dari negara asing, seperti Eropa atau Amerika! Walaupun pada saat ini wajah percampuran atau Indo itu menjadi keuntungan bagi seseorang yang berkecimpung di dunia model atau entertainment.
Maaf, sebagai wanita berkelas! Ismaya tidak suka mengurusi kehidupan orang lain. Kecuali, berita itu cukup heboh dan viral. Apalagi kalau membuka aib dari seorang anggota geng sosialitanya! Barulah dia mau mencari tahu dari sumber berita terpercaya. Tak asal bunyi, tak asal percaya berita hoaks!
"Jangan marah, Tante! Kalau Tante tersenyum, baru Jenna mau cerita! Ayo Tante, cis!"
Pak Radi dan Bang Agus yang duduk di depan, jadi tersenyum geli. Memang, Jenna adalah keponakan tersayang bosnya, Pak Jhon Sagara. Tetapi gadis cantik itu tidak sombong dan jaim! Ada saja tingkah laku dan perbuatannya yang membuat para sopir macho itu cukup terhibur. Kini dia menggoda si Tante Ismaya sekaligus meledeknya. Ajaib!
"Itu tadi telepon dari Tante Amanda. Biasa , Karolina dan Kak Farhan, buat heboh lagi ! Karena mengira istrinya itu mengalami kontraksi untuk melahirkan padahal mereka sedang jalan pagi. Bahkan sampai ditolong oleh petugas keamanan perumahan sebelah, dibawa ke klinik Indri pakai motor n - max . Apa nggak heboh itu keluarga Damash mendapat berita itu?"
"Terus?"
"Yah, kata Ibu bidan yang memeriksa Karolina hanya mengatakan apa yang di alaminya itu hanya kontraksi palsu. Padahal keluarga besar Damash sudah konvoi lho, ke klinik itu...."
"Memang, Karolina dan Farhan tidak ikut kursus persiapan melahirkan, atau senam kehamilan, apa? Kalau pun sibuk, ada berbagai vidio yang menjelaskan tentang metode melahirkan!" Tante Ismaya berkomentar sesuai dengan dasar pendidikannya sebagai seorang dokter.
"Dasarnya, Karolina aja Tante yang suka heboh! Makanya aku panggilnya calon emak rempong. Segala macam kursus
dengan biaya mahal itu sih percuma, Tante! Dari minggu lalu, dia terus minta operasi cesar saja dengan metode yang paling mudah dan tidak sakit. Begitu aja mau punya anak banyak!"
"Pak Radi, Bang Agus mau langsung istirahat atau keliling kota Malang, dulu. Besok kita jalan agak siang aja!"
Jelas Tante Ismaya setelah mereka sampai di halaman parkir hotel dengan selamat sentosa tanpa kekurangan sesuatu apapun.
"Kita boleh jalan-jalan dulu, Bu?"
"Silakan. Oh, ya! Uang jalan dan uang makan sudah saya transfer tadi."
"Terima kasih banyak , Bu..." ujar Bang Agus dan Pak Radi hampir bersamaan.
"Eits, sebentar! Jenna mau pesan, nih. Jangan kesasar, ya! Kan nggak lucu kalau kita kembali ke Jakarta harus buat pengumuman, Ada orang hilang di Malang. Malang sekali orang itu ...."
"Ah, ya! Mbak Jenna. Bisa aja!" Jawab Bang Agus, sambil membuat gerakan seperti cowok melambai , ala -ala presenter di tv sebelah yang cukup tersohor.
"Garing leluconmu, Jenna! " komentar Tante Ismaya ketus.
Jenna kembali naik ke lantai tujuh, menuju ke kamarnya di nomor 722. Tampaknya kamar Tante Ismaya di sebelahnya pun sepi. Sebab istri Om Jhon itu sudah masuk hotel lebih dahulu daripada menunggu keponakannya yang cantik ikut bersama nya. Tanda si Tante juga sudah mau istirahat.
Kamar hotel dengan single bed ini cukup lebar dan tampak nyaman. Apalagi udaranya terasa sejuk tanpa menggunakan AC. Setelah mandi air hangat dan berganti baju tidur, Jenna terbaring di sana sendirian. Berusaha menghilangkan tubuh yang penat dan otot kedua kakinya yang sedikit pegal. Lama kelamaan , mata Jenna pun terpejam.
Sarapan di ruang makan di lantai sepuluh menjadi sarapan terakhir. Nanti mereka akan check- out pukul 15 .00, langsung OTW Jakarta.
Tante Ismaya lebih tertarik mengunjungi tempat oleh-oleh terbesar di kota Batu. Hampir semua jenis makanan dimasukan ke dalam keranjang belanjaan Tante Ismaya. Sebagian adalah kripik dari bermacam - macam olahan buah. Paling banyak variasinya adalah apel Malang.
Tante juga membeli berbagai variasi cake ala bule Holland jaman baheula, yaitu Strudel. Saking banyaknya belanjaan oleh-oleh itu sampai Mbak yang jaga kasir menawarkan untuk dimasukan ke dalam dua kardus besar khusus dari toko itu yang dikemas dengan rapi.
Jenna hanya membeli seperlunya saja. Keluarga di rumah selalu mendapat aturan makanan empat sehat lima sempurna dari Sang Mama. Jadi segala jajanan dan keripik ini bakal sepi peminatnya . Kecuali Jenna memberikan nya kepada orang-orang belakang, yaitu pak supir, Mak Isah dan keluarganya.
" Mbak Jenna, nggak beli ini?" tanya Mbak Suwartini. Tangannya menunjuk pada kotak kemasan teh celup bewarna agak kemerahan dengan gambar naga di bungkusannya.
" Teh ini yang kemarin saya sediakan. Sepertinya Mbak Jenna suka, kan?"
Jenna tersenyum, diambilnya sepuluh kotak dari teh celup yang sepertinya belum dijual bebas pada swalayan atau mini market di kota Jakarta. Atau hanya khusus di kota ini saja peredarannya. Karena baunya harum dan sedap. Sementara, Bang Agus dan Pak Radi sudah menyimpan oleh-oleh mereka di bagasi belakang mobil.
Bayi mungil anak Mbak Suwartini yang berusia sebelas bulan itu mendapat hadiah dari Tante Ismaya berupa mainan boneka dan gaun lucu dengan gambar kartun yang menarik. Siangnya mereka mencoba bakso malang khas kota itu di sebuah lapak yang sangat ramai pengunjungnya.
Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswi dan pelajar. terlihat dari gaya berpakaian mereka yang simpel dan trendy.
Mereka berbicara dengan bahasa yang Jenna kurang pahami. Suami Mbak Suwartini yang asli orang Malang menjelaskan, kalau mereka berbicara bahasa gaul anak muda kota Malang. Kata Mas Harry, itu bahasa Jawa dengan cara mengucapkannya dibalik. Haduh!
Jenna hanya tersenyum meringis. Pusing kepala barbie!
Sebab, walaupun Oma Frida yang asli Yogyakarta dan ada sedikit darah birunya, mereka di rumah berbicara dengan bahasa Indonesia. Karena lama tinggal di Jakarta. Oma Frida hanya berbahasa Jawa halus pada saudara atau kerabatnya yang datang dari daerah Jawa.
Begitulah kehidupan anak-anak dari orang tua dari kaum Urban di Jakarta. Terkadang sulit mempertahankan asal bahasa daerah, karena kehidupan di kota ini menuntut kita bergerak lebih cepat untuk giat mencari nafkah agar mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments