Paginya, Mang Acep sudah bersiap di mobil Pajero milik Kak Farhan, suami Karolina. Berhubung sejak pagi tadi, Istrinya itu ribut kepengin ngerujak buah mangga yang buahnya langsung petik di pohonnya.
Akhirnya, dia membiarkan mobil kesayangannya itu dipakai sang istri. Apalagi kemarin Farhan mendapat laporan kalau istrinya dan Jenna bepergian dengan mobil Avanza yang merupakan satu- satunya alat transportasi vila yang sudah berumur lebih dari sewindu. Hampir senam jantung mendengar kenekatan Jenna dan istrinya itu.
Jenna pura- pura mau muntah mendengar alasan itu agar mereka mendapat izin keluar villa. Jangan tanya betapa proteksinya si Farhan tersebut. Maklum ini calon anak pertama mereka setelah menikah hampir 9 bulan.
"Sudah, diam lo, ah!" Tukas Karolina kesal.
Mang Acep cuma mesam - mesem aja mendengar pertengkaran kedua sepupu itu . Maklum kedua perempuan muda ini adalah kesayangan sang kakek. Sejak dulu mereka dijaga tidak hanya oleh seorang baby sitter juga dua orang pengawal .
Kenakalan mereka berdua selalu membuat para ART, para ajudan dan pegawai Opa Damash ketar- ketir. Setiap dua anak perempuan ini keluar dari villa di Puncak atau di rumah di Sentul pulangnya pasti babak belur.
Padahal keenam cucu laki-laki Si Opa justru lebih kalem. Paling saat mereka pulang bermain hanya baju yang kotor atau basah kuyup karena membantu mencari ikan di kolam .
Sedangkan Jenna dan Karolina bisa babak belur saat sepeda yang mereka menaiki menabrak pagar tetangga atau jatuh dari batang kecil dari pohon di samping rumah karena dipakai bergelayutan laksana seorang Tarzan.
Syukurlah kenakalan kedua anak perempuan itu semakin menghilang sejak mereka sekolah. Karolina berkarier sebagai model sejak kelas 1 SMA. Wajah dan kecantikannya terpampang dalam berbagai produk perawatan kecantikan , shampoo sampai sebuah iklan besar di Billboard.
Sedang si Jenna malah menjadi pengawal Opanya dalam berbagai kegiatan dan komunitas. Dia mempelajari berbagai hal dan hobi si kakek dari organisasi, olahraga, sampai ikut berburu babi dan binatang liar ke beberapa hutan di Sumatera.
Mereka terdiam ketika mobil memasuki jalan kampung yang tidak beraspal. Di sebuah halaman rumah yang lebih luas, Mang Acep memarkirkan mobilnya. Belum sempat mereka mengetuk pintu, si Tuan rumah sudah keluar menyambut tamunya .
" Assalamu'alaikum, Pak, Bu!" Ucap mereka hampir bersamaan.
" Ini yang mana Non Jenna? sama Non Karol ya? aduh sama - sama cantik, " Ujar Pak Sidik.
Beliau dulu sering berkunjung ke Villa saat cucu- cucu Pak Damash masih kecil.
" Saya Jenna, Pak! Yang gendut itu Karolina!"
Semua orang ikut tertawa dengan ucapan Jenna, Kecuali Karolina yang mulai manyun mulutnya. Tidak terima dibilang gendut. Memang sih, sejak dia hamil dari minggu ke minggu timbangannya terus bertambah. Tetapi tubuh Karolina itu tinggi dan langsing jadi bertambah 10 kg saja itu wajar. Yang tidak wajar adalah ejekan Jenna yang sudah merambah kekurangan fisik dalam arti termasuk perundungan!
Mereka diterima di ruang tamu yang luas dan nyaman. Dari bantuan Pak Damash juga keluarga Pak Sidik dapat memasok hasil panennya ke beberapa swalayan besar di Jakarta.
Kebun mereka ditanami tanaman hortikultura yang mempunyai nilai harga tinggi di pasaran dari tanaman brokoli, paprika sampai sayuran- mayur dari benih impor.
" Begini , Pak Sidik. Menyambung pembicaraan yang kemarin soal keluarga Pak Sobirin!" Jelas Mang Acep.
" Muhun! " Ucap Pak Sidik halus dan mempersilakan Karolina berbicara .
" Apa Isti sudah menikah, Pak?"
" Ya , belum atuh, Non. Baru kemarin dia lulus SMK. Kalau ada apa- apa juga harusnya kan lapor ke saya!"
" Bagaimana menurut ibu? Sepertinya Istiani sedang hamil kan?"
Mata Ibu Onah mengerjab. " Benar Non Karol. Menurut ibu sih hamilnya sudah lebih dari 3 bulan, sudah kelihatan gitu."
Pak Sidik kaget." Masak, Bu? Istiani gadis baik - baik-baik. Kok ngikutin kayak kakaknya, jadinya!"
" Bapak kenal dengan lelaki yang sering jemput dan nganter pulang Istiani?"
Pria itu menggeleng tambah bingung mendengar pertanyaan Karolina . Dia menatap istrinya. "Sebentar, ada cucu tetangga yang dekat dengan Istiani. Mereka juga sekolah di SMK yang sama."
Ibu Onah segera berjalan keluar, tak lama dia datang bersama gadis yang masih belia tetapi tatapan matanya jernih dan cerdas.
" Non, kenalin ini Dewi Fimala, biasa dipanggil Lala."
Gadis belia itu menyalami para tamu Pak Sidik, lalu mengambil duduk di sebelah Bu Onah.
" Sudah lama Lala temenan sama Istiani? " tanya Karolina lembut.
" Sudah lama, Kak. Cuma di kelas 12 kita pisah kelas." Mata Gadis itu mengerjab memandangi wajah dua wanita cantik di depannya
" Bukannya ini Mbak Jenna, ini Mbak Karolina kan?"
Semua kaget dengan ucapan Lala. Gadis itu tertawa renyah. " Kami sejak kelas 11 SMK dibimbing langsung oleh Ibu Amanda Khairunnisa. Beliau itu ibunya Mbak Karolin kan?"
Karolina termangu, Ibunya menang sering memberi pelatihan kerja bagi beberapa siswa SMK terpilih. Mereka dilatih di sebuah gedung pertemuan di dekat sekolah SMK tersebut.
" Ibu Amanda yang mengenalkan anggota keluarganya sebelum kamu diberi pelatihan selama 5 hari. Sayangnya keadaan kurang baik, ya? Jadi rencana penempatan kerja tahun ini di Bogor tertunda."
Jenna memang pernah mendengar hal itu dari Tante Amanda. Bahkan ada rencana menguliahkan beberapa lulusan yang terbaik .
" Kenapa Istiani nggak ikut? Bukannya kalian banyak waktu luang setelah Ujian Akhir kemarin?'"
" Alasan Istiani sih bantu jualan bapaknya, tetapi dia kenalan sama cowok dan cowok itu ngajak dia serius! "
" Maksudnya mau menikahi dia begitu? " tanya Jenna semakin penasaran.
" Iya?"
" Kamu kenal cowok itu?"
"Pernah sih dikenalin. tapi Istianinya agak cemburu gitu, jadi setiap dia jalan atau pergi nggak pernah diajak."
" Berapa umurmu, La?" tanya Karolina lagi.
" Tahun ini baru 18 tahun."
" Kamu ada rencana menikah?"
" Kata Bu Amanda selagi kita muda, kita harus giat bekerja dan berkarya. Nikah muda malah menghambat niat Lala bantu usaha kakek."
" Syukurlah, sabar aja ya, La! Mudah- mudahan awal tahun depan kamu dan teman-temanmu bisa kerja di proyek itu. Pelajarilah materi pelatihan dari kiriman Bu Amanda. Kamu pasti sukses!"
Jenna segera memperlihatkan foto- foto yang sempat diambilnya dari pasangan mesra itu . " Ini cowoknya Istiani?"
" Iya itu, benar. Yah, dia itu namanya Goza gitu!" Berkali-kali Lala memandangi foto- foto tersebut.
" Tahu apa pekerjaan Goza?"
" Kata Isti, Goza dalam masa pendidikan untuk kenaikan pangkat. Dia akan mendapat jabatan tinggi dan gaji yang besar setelah pendidikannya selesai."
" Isti cerita nggak kalau dia lagi hamil?"
" Astagfirullah azim, kok Mbak Karol tahu? Padahal Lala sudah janji untuk nggak ngasih tahu ke siapa- siapa. Dia terpaksa nunggu janji Goza untuk bertanggung jawab tahun depan."
" Orang tua Isti tahu nggak soal kehamilannya itu?"
Lama Lala termenung. "Mungkin ibunya tahu kali. Kalau Pak Sobirin? Bapak Isti galak banget, Mbak! Waktu kakaknya pacaran dan hamil duluan , mereka langsung diusir ya, Pak Sidik?"
Mereka semua mengangguk tanda setuju dengan pernyataan Lala. Jenna memandang Lala yang masih muda, lugu dan masih punya harapan besar untuk masa depannya. Mengapa harus dihancurkan oleh lelaki seperti Goza? atau Ramadhan Gozali Sujiro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments