Tante Ismaya mengikutsertakan Jenna kali ini dalam berbagai perjalanan kerjanya ke Surabaya dan Malang.
Pada mulanya mereka akan menggunakan transportasi udara. Namun bepergian dengan menggunakan pesawat terbang ke berbagai daerah itu pun harus melewati prosedur dan cek kesehatan yang rumit dan memerlukan waktu. Sedangkan Tante Ismaya itu tidak suka hal yang merumitkan. Akhirnya diputuskan mereka akan menggunakan transportasi darat.
Segera dikerahkan dua supir yang paling terpercaya oleh Jhon. Yaitu Pak Radi yang sehari-hari membawa mobil pribadi Om Jhon dan Bang Agus, supir di kantornya. Sebab perjalanan itu akan sangat panjang, sehingga diperlukan dari kedua pengendara itu untuk berbagi tugas. Mereka juga akan membawa sebuah mobil jenis Inova terbaru milik perusahaan "Ismaya Cosmetic".
Di antara padatnya tugas dan pekerjaan itu, Jenna hanya dapat berkeliling kota Pahlawan itu sebentar di malam hari. Karena Tante Ismaya dan sahabatnya itu akan bekerjasama untuk membuka kantor cabang di Surabaya.
Mereka akan menggunakan sistem penjualan Online produk kecantikan dengan merek menggunakan nama istri Om Jhoni itu yang mulai dikenal luas beberapa tahun terakhir ini.
"Sudah keliling kotanya?" tanya si tante ketika, Jenna kembali ke kamarnya menjelang pukul 21.00.Sedangkan si tante yang berusia 39 tahun itu masih berbaring manja di ranjangnya dengan wajah dipenuhi masker yang mampu mengembalikan kemudaannya kulitnya seperti gadis berusia dua puluh tahunan saja!
Wajah cantik Jenna agak kecewa, karena banyak mall dan tempat keramaian di kota ini yang ditutup juga dibatasi jumlah pengunjungnya oleh pemda setempat sejak merebaknya wabah covid tahun lalu. Sehingga Jenna hanya berkeliling sebentar menikmati kota terbesar nomor 2 di Indonesia itu setelah Jakarta. Bertahun- tahun yang lalu, Jenna pernah ikut Opa Damash mengunjungi seorang sahabatnya yang bermukim di kota ini. Tampaknya Surabaya pun sudah lama berbenah diri menjadi kota modern dan maju.
Pagi harinya, Jenna dan Tante Ismaya menunggu di lobi hotel tempat mereka menginap dalam dua hari ini. Pak Radi yang kali ini membawa mobil untuk mendatangi sebuah gedung megah berlantai tiga yang terletak di pusat kota. Gedung ini merupakan tempat usaha Mbak Rosalin, rekan bisnis Tante Ismaya.
Sekarang dua sahabat yang pernah kuliah di sebuah kota di negara Australia itu, walaupun berbeda jurusan itu membentuk sebuah bisnis yang sama-sama mereka tekuni yatu dunia kecantikan. Semua urusan kerja sama di dilaksanakan di sebuah ruangan yang menyerupai kantor itu tersebut. Mereka juga telah menandatangani berbagai prosedur dan surat-surat pengesahan. Jenna telah menyusun semua draf kerja sama itu tersebut, dibantu asisten Mbak Rosalin, Ibu Tiara. Sedangkan segara urusan surat menyurat itu sudah diserahkan pada Ibu Verawati, seorang notaris.
Mereka juga dibantu oleh beberapa petugas terkait. Jenna sampai tersenyum ketika duduk bersama di ruang kantor yang ditata penuh kenyamanan.
Mereka berfoto bersama setelah menyelesaikan urusan tersebut. Para wanita itu telah menyelesaikan bisnis dengan nilai ratusan juta rupiah. Memang "The Power Of Perempuan di era tahun 2021 sangat mengagumkan!
Kedua wanita yang sama-sama cantik itu mengakhiri pertemuan bisnis itu dengan mengajak semua orang yang turut hadir di sana , ke sebuah restoran yang telah dipesan secara privat. Termasuk Pak Radi dan Bang Agus, yang kini diminta membawa mobil Mbak Rosalin, sebuah Alphard hitam yang tampak elegan.
"Ay, ini keponakan suamimu?" tanya Mbak Rosalin. Karena sejak tadi dia mulai mengamati gadis cantik yang duduk di sebelah sahabatnya ,Tante Ismaya.
Jenna tersenyum. Dia masih menikmati nasi rawon yang punya bumbu khas ini. Tante Ismaya tertawa geli.
Mungkin di antara empat wanita cantik yang sangat berkelas, mahal dan canggih ini Jenna menjadi insecure. Namun lambat laun, rasa percaya dirinya perlahan-lahan muncul. Sebab para wanita modern ini memperlakukannya dengan sopan dan bersahabat. Ada yang tak dimiliki mereka saat ini yang sekarang dipunyainya oleh Jenna, yaitu usia muda.
"Dia itu Jenna! Aku pernah bilang kan. Kalau kakak iparku, Mas Ferry adalah anak tiri Andrian Saputra Damas. Nah Jenna ini putri bungsunya."
"Ya, mungkin aku sedikit lupa.... Sebab Pak Damash dan Eyang Sugandi bertemu terakhir kali hampir dua belas tahun yang lalu, pada acara pernikahan anak bungsunya, Om Damar... "
" Tetapi kenapa si tomboy ini, berubah jadi lembut dan feminim begini?"
"Memangnya kamu pikir dia siapa?" tanya Tante Ismaya iseng
"Kelinci percobaanmu, dengan serum terbaru yang nanti akan kita promosikan!" ujar Mbak Rosalin santai.
Tawa kedua sahabat itu meledak. Sampai Ibu Notaris dan sekretarisnya itu juga ikut tersenyum.
Mereka berpikir, kecantikan dan kemudaan usia Jenna karena skin care dan berbagai ramuan racikan dokter Ismaya Novianti Sagara. Wanita yang mengambil spesialisasi kecantikan kulit sampai berkuliah di negara Kangguru itu. Ternyata hasil keuletannya itu berbuah manis. Setelah bertahun-tahun mendalami dan meneliti tentang perawatan kecantikan kulit.
"Jenna, kamu masih ingat Miko?" tanya Mbak Rosalin lagi.
"Masih..."
"Dia ada di Surabaya sekarang. Adik bungsuku itu punya usaha di Denpasar dan Mataram.."
Tampaknya Mbak Rosalin kembali mengenang peristiwa itu ketika Tiba-tiba saja, Miko adiknya didorong oleh Jenna masuk ke dalam sebuah kolam buatan yang dipenuhi bunga-bunga dan lilin apung.
"Mengapa kamu mendorong Miko ke dalam kolam itu? Kamu ingat Jenna?"
Ada senyum malu yang yang terukir di bibir tipis Jenna. " Adik Mbak Rosalin itu nakal. Dia nekat menciumiku , padahal acar pernikahan akan segera dimulai. Ku Balas saja dengan mendorongnya ke kolam yang ada di sampingnya."
" Kamu tahu, Jenna. Seharian itu Miko dimarahi Mami habis-habisan. Sebab dengan setelan jas itu nanti, Miko yang akan mengantar cincin dalam upacara pernikahan Om Damar di restoran tersebut."
Tampaknya itulah intermeso yang membuat suasana semakin hangat. Mengalir Lah cerita dari kedua sahabat beda umur itu ketika mereka kuliah di sana.
Tante Ismaya harus meninggalkan putri mungilnya karena harus menyelesaikan program kedokteran spesialisasi tersebut. Sedangkan Mbak Rosalin diharuskan kuliah bisnis untuk membantu perusahaan ayahnya di bidang eksport dan import.
"Jenna, Rosalin minta kamu yang jadi model untuk foto-foto iklan produk kecantikannya!"
"Nggak ah, Tante. Untuk apa?"
Rosalin tertawa geli. Bagi gadis-gadis lain menjadi model, artis atau peragawati adalah impian untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Menjadi terkenal, banyak uang dan segala kemudahan hidup lainnya. Justru gadis muda yang diakui sahabatnya itu sebagai keponakan suaminya itu, tawaran itu seperti itu tampaknya tidak menarik!
Ada senyum kemenangan di bibir Tante Ismaya untuk membujuk Jenna. "Lumayan duitnya, Jenna. Bisa buat jalan-jalan ke luar negeri."
Mata Jenna mengerjab, impiannya adalah menjelajahi berbagai belahan dunia, tanpa tekanan pekerjaan , tanpa kewajiban bagi keluarga dan keinginan sang Opa. Namun, di masa sulit ini pun, dia harus membatasi bebagai pengeluarannya. Walaupun Om Jhon memberi gaji yang lumayan! Tetapi si Merah yang dikendarainya pulang dan pergi bekerja itu perlu perawatan mahal. Selain Pertamax yang harus di isinya dalam dua atau tiga hari sekali. Bahkan dia jarang nongkrong di kafe atau mall lagi demi menjaga pengiritan.
Tampaknya tawaran Mbak Rosalin akhirnya diterima Jenna. Nanti sore, mereka akan langsung mengerjakan proyek tersebut.
Jadi Tante Ismaya dapat bersantai sendirian di hotelnya alias liburan. Pantas saja, bisnis Mbak Rosalin cukup solid di masa sulit seperti sekarang.
Dia memperkerjakan beberapa anak muda yang bertalenta dan tergabung dalam team kreatif yang memasarkan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh.
Bahkan mereka juga membuat konten dan video yang menjelaskan langkah-langkah pemakaian produk itu tanpa perlu mengunjungi sebuah salon kecantikan. Sesuatu yang diminati wanita karena masih ada di dalam rumah, tetap cantik terawat tanpa biaya mahal.
"Jenna, umurmu baru 22 tahun, muda sekali...." bisik Mbak Rosalin saat gadis itu meyerahkan data dirinya.
Ada Mbak Grace, sang sekretaris kantor ini yang mencatat dan dimasukan ke dalam format di laptopnya. "Kupikir kamu baru SMA dan magang di kantor Ommu."
"Saya sudah lulus kuliah tahun kemarin, kok!"
"Apa kakek Damash sehat sehat saja?" tanya Rosalin.
"Opa sehat, dua bulan yang lalu malah merayakan ulang tahunnya yang ke 74 tahun. Mirip perayaan ulang tahun cicitnya yang juga baru 5 tahun usianya."
"Kakek Sugandhi sudah meninggal cukup lama.." Ujar Rosalin sedih.
Sang kakek juga yang meminta Rosalin kuliah bisnis ke Australia. Sebab sang kakek tahu, walaupun kehidupan anak-anaknya cukup sukses dan kaya. Dia berharap para cucunya dapat melanjutkan usaha orang tua mereka dengan pendidikan yang tinggi.
Jadi Rosalin baru menikah setelah dia menyelesaikan kuliah dan tinggal agak lama di negara itu mencari pengalaman kerja.
"Boleh request nggak, Mbak Rosalin?"
"Apa?"
"Aku jangan dirias menor ya. Takut nggak cocok dengan kulitku yang sensitif ."
Sorenya di lantai dua gedung ini yang merupakan salon dan ruang perawatan wajah, Jenna dirias dan diberi gaun yang sesuai.
Untung dia cukup tenang saat menjalani sesi pemotretan di sebuah kafe yang cukup modern dan nyaman .
Sayang.... Ada seraut wajah tampan yang tampak dingin dan terus mengamati kegiatan pemotretan tersebut. Kegiatan itu hampir memakan waktu tiga jam lebih. Karena Jenna harus menyesuaikan gaun dan polesan make-up di wajahnya
Menjelang pukul 20.00, pekerjaan itu akhirnya selesai. Mbak Rosalin menyiapkan sabun muka dan handuk kecil yang bersih.
Dia juga menunggu Jenna berganti pakaian, di dalam toilet Kafe. Pokoknya wanita itu merasa bertanggung jawab agar keponakan sahabatnya itu dapat kembali ke hotel dan beristirahat tanpa kurang suatu apa pun!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments