" Bos!" Panggil Marvin pelan.
Sungguh ini bukan kebiasaannya memanggil Farhan Hasbillah, saat pria itu ada bersama keluarganya. Apalagi mereka tampak berbicara satu sama lain secara serius.
"Apalagi, Vin? " tanya Farhan kalem.
" Bu Amanda marah, sekarang beliau mau pulang dengan Mbak Karolina!"
"Kamu ini, ya. Vin. Kesalahanmu sangat fatal ! " Ujar Farhan terus menggerutu. Dia belum pernah membuat anggota dari keluarga Damash ini sampai marah.
Pak Zaenuddin sudah agak emosi mendapat laporan dari anaknya tadi. Dia pernah dua kali bertemu sepupunya Karolina itu. Gadis muda yang cantik dan bersahaja. Padahal justru dari kebesaran nama Fery Darmawan itulah, keluarga Damash sebagai ayah tirinya terangkat.
Sebab hampir semua cucu laki- laki dari pria tua itu menjadi pengusaha lewat didikan dan arahan ayah Jenna itu.
" Duduk kamu! " perintah Pak Zaenuddin tegas." Kamu harus bertanggung jawab dengan masalah ini! "
" Siap, Pak,!"
" Maksud saya, kamu yang harus mengantar semua makanan yang sudah dipesan Jenna dari beberapa restoran itu!"
Marvin tambah bingung. " Saya nggak ngerti, Pak!"
"Ya, kamu boleh marah dengan perempuan yang menghancurkan keluargamu. Tetapi jangan Jenna juga yang kamu jadikan sasaran, Marvin!" Jelas Farhan.
" Dia yang mempunyai daftar yayasan dan panti asuhan yang akan mendapat makanan itu. Kamu berani menanyakan daftar itu pada Jenna dan Ibu Amanda?"
Benar saja! Ibu Amanda menyerahkan daftar itu pada Farhan si menantu. Wanita itu tak mau mengecewakan beberapa anak di panti itu yang jarang merasakan makanan dengan menu fried chicken dengan nasi atau kentang goreng nikmat.
Padahal sudah ada kelompok remaja dari komunitas yang akan membantu mereka mendistribusikan pembagian makanan itu. Kegiatan itu sebagai bagian dari acara nujuh bulanan Karolina Anita D. Hisbillah.
Kelompok anak -anak muda yang menyantuni anak yatim-piatu itu, agak bingung juga saat mereka diminta Jenna menunggu di panti- panti asuhan yang akan mendapat kiriman makanan itu nanti dari keluarga Hisbillah dari Bogor.
" Jadi kami hanya stand by di panti saja, Kak Jenna?" Tanya Ardi si ketua kelompok yang sudah menghubungi beberapa rekannya tentang diubahnya rencana tersebut.
" Iya! " Jawab Jenna santai, duduk di sebuah rest area tol Jagorawi arah Jakarta.
Kalau tidak salah daerah ini di dekat Taman Mini! Dalam emosi dan kemarahannya tadi, Jenna sempat mengemudikan si merahnya itu sampai kecepatannya melebihi 100 km/ jam.
Hanya berkali - kali dia diingatkan oleh suara hatinya untuk tidak terlalu larut dalam kemarahan tersebut. Kapan dia bertemu dengan pria bertampang mirip aktor Burak Deniz itu? Dia akan menghajar pria itu! Kalau perlu dia cakar muka pria yang sangat meremehkan harga dirinya!
Kopi panas yang baru diteguk dua kali sudah menenangkan pikirannya. Seumur hidup tinggal di lingkungan rumah kedinasan militer, belum pernah dia diperlakukan tidak layak seperti tadi.
Keluarga Hisbillah hanya orang sipil biasa, yang hanya punya rumah megah dan mentereng saja! Tetapi mereka memeriksa kedatangan tamu seperti menangkap maling!
Apa ada maling secantik dan secemerlang penampilannya hari ini? Sekelas Jenna, sebagai Manager HRD di kantor besar PT Ismaya Cosmetics!
Dulu , Oma Firda yang selalu menenangkan pikirannya ketika dia merasa sangat iri kepada sepupunya, Karolina. Sebab sepupunya dapat melenggang bebas dengan karier modelnya sejak dia berusia 16 tahun. Sedangkan dia harus berkutat dengan pelajarannya saat di kelas akselerasi untuk ujian nasional SD. Oma selalu mengingat Jenna agar kita menjadi diri sendiri!
Sejak itulah Jenna berpuas diri dengan mencoba berbagai hal baru di sekolahnya. Dari kegiatan ekskul di sekolah, membantu Tante Amanda kalau ada kegiatan sosial, juga mengikuti si Kakek di hari libur.
Si kakek ini juga hobi berburu babi liar atau touring dengan Jeep kesayangannya ke berbagai tempat wisata di Jawa Barat sampai ke Bali, gratis!
-----
Jenna tak mempedulikan hapenya yang berbunyi berkali- kali . Benar saja! dari Karolina. Cara Jenna duduk sendirian, itu juga menarik perhatian para pria yang juga duduk tak jauh dari kedai kopi ala Starbucks itu. Mereka juga duduk beristirahat sambil minum kopi dan merokok.
Mana peduli Jenna pada mereka! Jangankan memandang wajah mereka, hatinya saja masih panas dengan perlakuan konyol si Marvin. Biar saja, nanti dipaksakan lelaki itu berlutut di depan Opa Damash .
Suara keras dari mesin mobil Jenna yang keluar dari rest area itu membuat para pria tadi cukup terkejut dan terpana. Cantik tetapi ganas!
Sengaja Jenna tak pulang ke rumah dulu, sebelum suasana hatinya lebih tenang. Segera dia keluar dari pintu tol Cawang yang memadat menuju UKI. Kali ini dia sengaja menggunakan jalur biasa, sedikit berputar-putar di Kota Jakarta ini. Sambil merasakan nikmatnya berada di antara padatnya lalu lintas Jakarta dan macetnya jalan-jalan utama menjelang jam tutup kantor.
Kembali suara hati Jenna mengingatkan, kalau dia harus menjauhi mall atau beberapa tempat hiburan kalau sedang marah.
Iya kalau masuk mall pasti dia akan memborong pakaian, sepatu atau tas yang sebenarnya bukan style-nya Jenna! Mungkin tabungannya akan sedikit berkurang.
Dia juga tak mau masuk kafe dan kadang suka nekat mencicipi beberapa minuman yang tak tahunya mengandung alkohol. Sebab tubuhnya rentan alkohol dari kadar yang paling rendah sekalipun.
Dulu saat masih mahasiswa, Jenna pernah mencicipi minuman haram itu berkat bujukan Karolina. Saat itu sepupunya mengadakan pesta di apartemennya karena mendapat tawaran menjadi bintang iklan sebuah produk kecantikan dari luar negeri. Nilai kontraknya sangat fantastis.
Jadilah Karolina merayakan keberhasilannya itu dengan mengundang manajer, asisten dan beberapa teman model yang tergabung dalam agensinya. Seteguk minuman yang disodorkan Karolina itu membuat Jenna tumbang.
Sehari semalam dia tergolek di ranjang kamar Karolina. Padahal paginya Jenna harus masuk kuliah! Karolina yang juga masih dalam keadaan teler juga sangat bingung. Sampai diab nekat menelpon seorang dokter kenalannya untuk datang ke kamar di apartemennya.
Dokter itu segera menangani Jenna dengan meminumkan beberapa gelas air hangat yang diberi campuran jeruk lemon. Setelah Jenna bangun, dia memuntahkan semua isi perutnya. Dokter muda itu sangat prihatin dengan keadaan, sepupu Karolina. Apalagi saat diberitahu kalau Jenna adalah anak dokter Arunika Fitri yang berpraktek tidak jauh dari apartemen ini.
"Sorry, Darren. Membuatmu repot! " Ujar Karolina dengan wajah tanpa dosanya.
" Gila, Lho, Karol. Bisa mati sepupumu ini kamu cekoki dengan alkohol seperti ini!"
Pria muda yang baru saja lulus menjadi seorang dokter itu adalah adiknya Vera, sahabat manajernya.
Setelah mendapat penjelasan juga memberi beberapa obat, Dokter Darren itu pergi.
Dia hampir menolak ketika Karolina memberinya beberapa lembar uang ratusan ribu rupiah. Tetapi akhirnya mau diterima juga karena dokter tadi menggunakan gojek agar cepat sampai ke apartemen ini. Maklum kawasan ini selalu macet karena padatnya kendaraan yang melintas setiap hari.
" Nana, sudah pulang kamu? " tanya Mamanya, setelah melihat lampu di kamar Jenna menyala.
"Baru saja, Ma! Jenna mandi dulu!"
Wanita itu agak was-was bukan karena menunggu lamanya waktu yang dibutuhkan anak bungsunya itu untuk membersihkan diri. Namun kedatangan pria muda yang tadi jauh-jauh datang dari Bogor untuk menunggu Jenna. Pria muda yang mengaku bernama Marvin Jayadi itu juga banyak membawa barang, dari dua nasi boks, satu tas suvenir dan sebuah parsel besar berisi buah- buahan.
Memang selama ini, Jenna yang selalu membantu tantenya dalam berbagai kegiatan sosial. Namun belum pernah adik iparnya ini terlalu berlebihan dalam cara mengucapkan rasa terima kasih kepada Jenna karena bantuannya tersebut.
Biasanya Jenna mendapat transferan dana dari sang tante. Walaupun dana itu tidak terlalu besar, Jenna akann membaginya pada kelompok anak- anak muda itu dengan mengajak mereka makan di tempat jajanan yang hit atau viral.
Terkadang seporsi makanan itu pun tidak terlalu mahal harganya. Padahal anggota dari komunitas itu adalah para remaja yang berasal dari keluarga berada. Namun ada sinar kebahagiaan dan kepuasan dari mereka karena dapat berbagi bersama dengan anak -anak yatim tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments