Bagi Jenna agak lucu juga kalau ulang tahun Opa Damash yang ke 74 masih juga harus dirayakan. Apalagi sampai mengundang banyak orang selain famili atau kerabat. Malah ada satu keluarga best friend Opa Damash yang akan datang dari Semarang. Keluarga Ramadhan Gozali Sujiro.
Jenna hanya aneh membayangkan lelaki setua kakeknya itu merayakan pesta ulang tahun mirip perayaan ulang tahun Brandon, keponakannya yang baru berusia 4 tahun yang juga merupakan cicit pertama Si Opa.
Bocah lelaki itu mengundang teman- temanya yang bersekolah di sebuah play group dan merayakannya di sebuah restoran fast food terkenal. Jangan tanyakan bagaimana reportnya Mas Ajie Bayu dan Mbak Leona, sang Istri mengatur acara ulang tahun itu dibantu dua guru dari sekolah Brandon . Bahkan MC dari restoran itu pun saat memandu acara harus dibantu oleh dua temanya, Jenna dan si nenek yang berbahagia, dokter Arunika .
Anak- anak berusia 3 sampai 4 tahun itu datang tidak hanya bersama ayah atau ibunya, juga ada baby sitter atau nany . Belum lagi kakak atau si adik yang ikut datang dengan saudara yang diundang. Suasana restoran itu seketika berubah menjadi jadi pasar kaget saking ramainya dengan suara anak- anak itu dan kegaduhan mereka.
Jenna membayangkan Si Opa juga akan meniup lilin dan dinyanyikan selamat ulang tahun dan panjang umur seperti kebiasaan anak- anak berulang tahun saat ini.
"Pokoknya kamu harus hadir di Ulang tahun Opa kali ini! " ucap Tante Amanda by WA . Ucapan adik papanya itu adalah seperti sebuah perintah yang harus dipatuhi.
Tentu saja, semua acara dan pesta di rumah Opa Damash di Sentul itu diatur oleh anak bungsunya, Tante Amanda. Namun mamanya justru punya ide brilian dengan memesan gaun pesta khusus untuk dia dan anaknya di butik langganannya.
Selama tiga Minggu ini Karolina hanya memberikan laporan singkat saja atas kelanjutan kasus Istiani. Sepupunya itu hanya meminta agar Jenna bersiap mental akan kehadiran Ramadhan plus kedua orang tuanya yang akan jauh- jauh datang dari Semarang.
Seperti biasa, papa Jenna hanya mengiyakan perintah istrinya untuk meluangkan waktu di hari Minggu, untuk datang ke pesta ulang tahun sang Opa. Padahal beliau masih asyik bersepeda dengan tetangga yang satu kompleks berkeliling di sekitar wilayah Jakarta Selatan.
Sudah lama Jenna mengetahui soal nama belakang ayahnya yang tak menyandang nama Damash.
Ternyata dulu, saat Opa masih muda bertemu dengan Oma Firda seorang singel parent dengan satu anak laki- laki berusia 3 tahun, yaitu Fery Darmawan.
Pak Andrian Saputra Damash menikahi Firda dan membawa istrinya saat bertugas dan ditempatkan di beberapa wilayah di Indonesia . Sampai Fery harus diasuh nenek dari pihak keluarga ibunya.
Dalam pernikahan itu mereka dikarunia dua anak lagi yang lain yaitu, Danang Mustafa dan Amanda Khairunnisa. Namun, ayah Jenna diperlakukan sama dengan dua saudara lainnya oleh Pak Andrian Damash. Bahkan dikuliahkan sampai ke luar negeri ketika mendapat beasiswa di sebuah kampus di USA.
Pak Ferry Darmawan dulu bekerja sebagai banker. Namun tantangan dari rekan ayah tirinya itu, membuat ayah Jenna itu meninggalkan pekerjaannya itu di sebuah bank swasta dan mulai mengurus sebuah usaha di bidang jasa. Keberhasilan Pak Fery juga merambah bisnis di bidang lain, termasuk berbagai proyek yang dipegang oleh adiknya Amanda.
Cabang bisnis Pak Feri Darmawan yang di wilayah Sumatera dipegang oleh anak sulungnya Ajie Bayu Darmawan yang tinggal dengan keluarganya di kota Medan. Sedangkan anak kedua Pak Feri, Donny Arfan, mengembangkan usaha lain di Surabaya dan Denpasar. Jenna pun membantu dengan menjadi wakil HRD di kantor pusat, di Kelapa Gading .
Hari jadi Opa Damash baru akan dirayakan 4 hari mendatang, namun hebohnya Mama si Jenna dan Tante Amanda serasa mengurus pesta besar seorang raja minyak dari tanah Arab.
" Pakaian gaun ini, Nana! " Perintah Ibu Arunika Fitri seperti sebuah titah.
Mata Jenna melotot ketika dia melihat dua gaun pesta yang akan mereka gunakan di hari jadi Opa Damash." Baju ini, Mah?"
Tunjuk Jenna. Gaun yang satunya berlengan pendek. Warna gaun itu agak ungu lembut dengan bebatuan di sekeliling potongan leher berbentuk bulat. Jenna curiga , dia mencari di belakang gaun takut diberi tali pengikat pinggang. Gaun ini hampir sama persis ketika digunakannya beberapa tahun lalu saat dia berusia 14 tahun.
" Nggak salah ini, Mah!" protes Jenna.
" Nggak, kenapa?"
" Kita saman gitu? Ogah ah, jadi mirip Upin-Ipan di dunia nyata!"
" Jenna, hargai Mama!"
" Ih, nggak banget pake baju gitu, Ma! Dokter Arunika Fitri Darmawan yang terhormat. ... Hargailah bakat dan minat seseorang, ya! Anda tetap menjadi dokter anak yang terbaik, lho! Jadi tidak perlu tiba- tiba menjadi perancang gaun terkenal sekelas Anna Avantie atau Ivan Gunawan, Oke?"
Ucapan Jenna itu membuat ayahnya tertawa ngakak! Bukan dia tidak menghargai ide dan bakat baru istrinya itu! Mana mau Si Jenna yang keras kepala itu mengenakan gaun kembaran dengan ibunya.
" Sudah, sayang...." ujar Pak Fery menenangkan istrinya.
Pria itu menatap aneh dengan dua gaun yang tergantung mencolok di depan lemari pakaian di kamar utama. Apa Mbak Juwita pemilik butik itu tetap menjahit gaun ini berdasarkan ide dan kreasi istrinya.Terlalu ramai antara warna baju, model dan aksesorisnya.
Tragedi baju kembaran itu menjadi rahasia tertutup diantara Jenna , ayah dan ibunya. Gawat saja kalau saja Jenna tidak mau hadir dalam pesta terpenting itu, gara - gara disuruh pakai baju kembaran dengan sang Bunda.
Bakal ada tragedi baru dengan hilangnya keluarga Darmawan, dari list daftar kerabat atau anggota keluarga si Opa Damash. Bukannya Pak Feri takut tidak masuk hitungan dalam keluarga besar ayah tirinya itu. Dia lebih takut disebut anak durhaka karena tidak bisa meredakan pertentangan di antaravkedua wanita terkasihnya tersebut.
"Pak Bejo, siap jam 4 ya!"
Dari kamarnya di lantai dua saja, Jenna sudah mendengar teriakan mamanya yang sudah memberi perintah kepada supir ayahnya untuk berangkat ke Sentul.
Langkah - langkah anggun Jenna sudah mendapat sorotan dari dua pasang mata penonton di ruang keluarga.
" Nana, apa nggak bisa pakai gaun warna lain?" Tuh, si Mama protes lagi.
Kali ini Jenna tampil dengan setelan favoritnya, blus sutera hitam lengan pendek dan celana panjang Palazzo. Setelan itu diberi bis dari tenun ikat. Belum lagi dipadu dengan clutch hitam dan wedges hitam dengan semburat manik- manik keperakan.
Dulu Karolina selalu menyebutkan kalau setelan hitam yang sering digunakan sepupunya itu dalam berbagai pesta itu disebut The Black Widow.
Kalau nanti malam mangsanya adalah Ramadhan Gozali Sujiro, akan habis lelaki pencundang itu di sengat dengan bisa racunnya dari Jenna Altamira Darmawan!
Senyum manis Jenna hanya membuat Mamanya heran. Untung cucu yang paling disayang! Kalau nggak, bisa tukar tambah dengan selusin piring cantik, mungkin!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments