Vanye langsung berdiri ketika suaminya masuk ke dalam kamar, dia sudah menunggu sangat lama dengan perasaan campur aduk. Dia merasa bersalah, sekaligus menyesal telah membuat Daniel marah.
Setelah dipikir-pikir, dia memang sangat keterlaluan. Menolak suaminya melakukan hubungan, padahal jelas-jelas dalam ajaran agama menolak suami itu dosa besar.
"Kenapa tegang gitu sih mukanya?" tanya Daniel mendekati istrinya. Dia paham, jika Vanye merasa bersalah.
"Daniel, aku—"
"Shuut ... lupakan masalah tadi, disini aku juga yang salah. Maaf, sudah membuatmu tertekan," ucap Daniel semakin membuat Vanye bersalah.
Matanya pun mulai berkaca-kaca dan air matanya juga tak bisa dibendung lagi. "Kenapa kamu baik banget sih, Daniel! Kenapa?" Vanye menangis sambil memukul-mukul dada suaminya.
"Menangislah jika itu membuatmu tenang, sini aku peluk," ujarnya langsung meraih tubuh Vanye dan menenggelamkannya di dada.
Daniel berusaha menenangkan istrinya, bahkan memberikan perhatian ekstra. Dia akan belajar seperti mertuanya, berusaha sabar dan berusaha mendapatkan hati istrinya.
Dia tak mau terlalu takut Vanye akan kembali pada kakaknya, toh dia lah yang berhak atas Vanye. Hanya saja membutuhkan waktu agar istrinya ini bisa menerima dirinya dan bisa menjalani pernikahan selayaknya orang lain.
"Daniel, maafkan aku," lirihnya sesegukan.
"Iya, aku maafkan. Sekarang bagaimana perasaanmu? Sudah lega kan, Sayang?" tanya Daniel kembali lembut seperti tadi pagi, Vanye semakin tak bisa menahan diri, entah kenapa air matanya terus mengalir.
"Su-sudah, tapi ini mau nangis lagi ... huaaa ...."
Tangisan Vanye semakin kencang, Daniel hanya bisa geleng-geleng dan kembali memeluknya. Dia tak menyangka istrinya bisa seperti anak kecil jika dikerasi sedikit, padahal hanya sebatas mempertanyakan dan mendiami saja sudah seperti ini, bagaimana jika lebih keras lagi? Daniel sudah tak bisa membayangkan efeknya.
"Jangan seperti itu lagi, aku ..., aku ..., aku ...."
Mata Vanye terbeliak ketika bibir Daniel mendarat sempurna di bibirnya. Lumatann lembut pun dia rasakan, sehingga Vanye reflek memejamkan matanya dan membalas ciumann Daniel.
Tangan Vanye juga berpindah tempat dan mengalung sempurna di leher Daniel, begitu juga Daniel tangannya sudah melingkar sempurna di pinggang istrinya. Mereka berdua berusaha menikmati apa yang mereka lakukan, sampai terhanyut begitu dalam.
Daniel tak mau tinggal diam, dia menggiring Vanye ke arah ranjang. Dia mendudukkan diri dan menuntun Vanye duduk diatas pangkuannya, kecupann demi kecupann Daniel lakukan sampai membuat Vanye melayang.
Erangan kecil mulai terdengar dari mulut Vanye, dia hanya bisa mendongak menikmati apa yang dilakukan Daniel. Namun, ketika hasratnya mulai di puncak nirwana, Vanye tanpa sengaja menyebut nama Satria dan membuat Daniel menghentikan pergerakannya.
Hatinya benar-benar sakit, seperti ada yang retak di dalam sana. Sakit sekali, sampai Daniel tak bisa menjabarkan semua perasaannya hari ini.
"Satria, kenapa kamu berhenti?" Vanye menyebut nama Satria lagi.
"Van, aku Daniel bukan kak Satria."
Deg!!
Seketika kesadaran Vanye pun full, dia menutup mulutnya dengan cepat dan merutuki kebodohannya. Dia benar-benar tak sadar mengucapkan nama Satria, itu reflek dari mulutnya sendiri. Sungguh, Vanye sangat menyesal.
"Daniel, a-aku —"
"Nggak apa-apa, aku paham kok," balas Daniel menahan rasa cemburunya.
"Sepertinya aku melupakan sesuatu. Tadi papa titip pesan agar kamu datang ke ruang kerjanya, ada hal penting yang harus dibicarakan."
Daniel langsung menurunkan Vanye dari atas pangkuannya, dia ingin pergi secepatnya sebelum emosinya tak terkontrol dan berakhir membuat istrinya sedih.
"Daniel kamu ...."
"Aku paham kok, Van. Tujuh tahun bukan waktu sebentar, wajar jika masih mengingatnya. Tapi, kamu harus belajar melupakan. Seperti aku yang sudah melupakan Lifta dan mulai memiliki rasa meski belum sepenuhnya," ujar Daniel.
Setelah itu Daniel pamit keluar, dia melangkah pergi meninggalkan Vanye dan membuka pintu kamar. Namun, saat Daniel membuka pintu itu di depan sudah ada mertuanya dengan raut wajah gelagapan.
"Papa?"
"Eh, Daniel. Papa tadi —"
"Aku akan bertahan, Pa. Papa saja bisa bertahan selama itu kenapa aku nggak bisa? Hanya saja aku butuh waktu menyendiri, titip Vanye sebentar ya, Pa," ucap Daniel mencoba kuat.
Dimas menghembuskan nafas panjang, dia hanya bisa menganggukkan kepala sambil menepuk-nepuk pundak menantunya. Setelah kepergian Daniel, Dimas masuk ke dalam kamar dan menatap kecewa pada Vanye.
"Papa kecewa sama kamu, Nak," lirih Dimas.
"Pa, aku nggak sengaja." Vanye semakin menyesal.
"Apa hebatnya Satria, sampai kamu menyia-nyiakan Daniel yang jauh lebih baik dari lelaki itu?" Dimas semakin menyatakan ketidaksukaannya pada Satria.
"Sadar kamu Vanye, Daniel mencoba memahami dirimu selama ini dan dia selalu mengalah. Apa kamu nggak bisa melihat itu?" tanya Dimas sambil memegang pundak Vanye.
Ingin rasan Dimas membuka mata Vanye, tapi rasanya itu percuma jika hatinya belum bisa menerima kenyataan yang ada.
"Jangan samakan papa dengan suamimu, kita orang yang berbeda. Mungkin papa bisa tahan, tapi Daniel? Ditambah jaman kita berbeda, dia seperti lelaki idaman para wanita, di luar sana banyak wanita memperebutkan Daniel, jangan sampai Daniel merasa bosan dan wanita lain masuk merebut hatinya!" tegas Dimas.
Dia bukan mau menakut-nakuti anaknya, tapi semua ini kenyataan. Di luar sana banyak wanita mengincar lelaki seperti Daniel, apalagi menantunya sangat baik bisa di bilang suami sempurna.
"Papa jangan nakut-nakutin, aku nggak mau di tinggal lagi, Pa." Vanye menangis sesegukan.
"Jika nggak mau, rubahlah sikap kekanak-kanakan mu ini Nak. Kamu sudah menikah, pikiran harus dewasa. Lupakan masa lalumu, yakinlah kamu akan menyesal jika kehilangan Daniel. Genggam dia, sebelum akhirnya kamu menyesal."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai aku ada rekomendasi cerita punya temenku loh, jangan lupa mampir juga ya. Ceritanya seru, aku juga suka bacanya.
Judulnya PENGANTIN PENGGANTI SAHABATKU Author Senja_90 jangan lupa ya 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
𝓐𝔂𝔂🖤
ya elah maemunah....pake acara salah sebut nama...masa gk bisa bedain..nyata didepan mata daniel..elu sebut bang sat...🙄🙄kalo aku jadi daniel..udh aku tabok bolak balek sangking gedek nya...ada adengan ninu ninu sama siapa..sebut siapa...logika keless....ditinggal nangis darah lue🙄🙄
2022-12-14
3
Tiahsutiah
lanjut thor,, semangat🤗😍
2022-11-19
0
mom's Arthan
benar tuh yg dikatakan papamu Vanye... move on dr Dimas laki² gak guna...
next up mak...👏👏💪💪🥰🥰🥰
2022-11-19
2