"Sebelum kita masuk, bisa kita bicara sebentar? Ada sesuatu yang harus kita bahas, mengingat pernikahan ini terjadi begitu saja, tanpa adanya pendekatan. Apa boleh?"
Daniel diam menatap Vanye dengan raut wajah bingung, entah kenapa saat Vanye berkata seperti itu jantungnya terasa berdebar sangat kencang dan tak mau berhenti.
"Kita bicara di dalam saja sambil menikmati kopi. Udaranya sangat dingin disini, jangan sampai kamu kena flu," usulnya.
"Baiklah, kita bicarakan di dalam saja."
Vanye akhirnya masuk ke dalam rumah Daniel. Sambil menunggu suaminya membuat kopi, Vanye lebih memilih duduk di ruang tamu. Dia masih belum paham rumah ini, jadi lebih baik menunggu Daniel menjelaskan.
'Aku kok gugup ya?' batinya terus merasa berdebar-debar.
"Mbak Vanye mau bicara apa? Jika memang ada yang mengganjal langsung di utarakan, aku siap mendengarkan." Daniel duduk di depan Vanye sambil meletakkan secangkir kopi.
Sungguh hati Vanye semakin berdebar-debar ketika Daniel menatap dirinya, terlihat sangat jelas Daniel orang yang sangat penyayang dan penuh kelembutan dan Vanye tak bisa mengontrol diri.
"Emm ... jadi begini. Kamu tahu kan aku anak pertama di keluargaku, bisa dibilang anak satu-satunya. Jadi Papa selalu memanjakanku, bahkan nggak boleh melakukan apapun sama mereka, jadi —"
"Mbak Vanye nggak perlu merasa terbebani, aku sama sekali tak merasa keberatan jika memang belum bisa melakukan apapun. Nanti bisa belajar pelan-pelan, jadi jangan terlalu terbebani karena masalah kecil," potong Daniel.
Vanye pun tertunduk malu, dia seorang istri tapi belum bisa melakukan apapun yang memang tugasnya seorang wanita.
"Aku bisa masak, jadi biar aku yang melakukan. Aku nggak menuntut Mbak Vanye harus bisa ini itu, jadi santai saja," ucapnya semakin membuat Vanye terharu.
Didunia ini sangat langkah lelaki seperti Daniel, kebanyakan Vanye menemui lelaki itu orang yang sangat penuntut. Tapi suaminya tidak, Daniel memiliki kesabaran extra sehingga mampu mengimbangi Vanye.
Air mata bahagia pun menetes begitu saja, saking bahagianya Vanye memeluk Daniel sangat erat. Tak tanggung-tanggung, Vanye bahkan menyandarkan kepalanya di dada Daniel seperti mencari posisi nyaman.
"Terima kasih, Daniel. Kamu memang orang baik!"
Jangan tanyakan kondisi Daniel saat ini. Daniel mendapatkan perlakuan seperti itu langsung gugup, dia juga bingung antara membalas pelukan istrinya atau tidak. Jantungnya berpacu sangat kencang, melebihi apapun. Jika saja Daniel memiliki penyakit jantung, mungkin dia akan terkena serangan jantung mendadak.
'Astaghfirullah, harum tubuhnya sangat menggairahkan. Sabar Daniel, sabar, ingat istrimu belum siap intinya tahan rasa inginmu,' batin Daniel.
Daniel tak tau harus seperti apa saat ini. Harum tubuh Vanye sangat memikat hati dan membuatnya ingin menerkam Vanye saat ini juga. Kepalanya pun mendadak pening, hidungnya juga menjadi tersumbat menahan hastag yang bergejolak.
"Mb-Mbak tolong lepaskan, sebelum terjadi sesuatu. Bagaimanapun juga aku ini lelaki normal, yang bisa terangsangg kapanpun," ucapnya sampai terbata-bata.
Seketika Vanye tersadar seratus persen, dia juga merasakan ada yang berbeda dari Daniel. Suaranya sangat serak, juga seperti menahan sesuatu dibawah sana.
'Astaga, apa yang kamu lakukan Vanye!'
Malu, Vanye sangat malu. Dengan cepat dia melepaskan pelukannya dan berusaha mengalihkan pandangan dari benda yang mulai menonjol di bawah. "Ma-maaf. Aku terlalu bahagia, sampai melupakan batasan." Vanye jadi salah tingkah.
Matanya tak pernah lepas menatap sesuatu yang terlihat itu, berkali-kali Vanye mencoba mengalihkan pandangan, tapi matanya selalu kembali ke satu titik. "Aahhh, nyebelin!"
Vanye memilih pergi dari hadapan Daniel, entahlah dia mau kemana yang jelas harus menjauhi situasi seperti saat ini. Kalau dia tetap di sana, otaknya akan semakin kotor dan kemana-mana.
"Bodoh kamu Vanye, bisa-bisanya otakmu tak terkontrol!" Vanye merutuki dirinya sendiri.
Sedangkan Daniel, dia langsung menyandarkan dirinya di sofa. Daniel tatap langit-langit rumahnya, dia benar-benar tak habis pikir dengan kejadian barusan.
"Bisa-bisanya aku bereaksi hanya karena mencium aroma tubuhnya. Astaga ini nggak bisa dibiarkan, harus bisa mengontrol semua. Andai tadi aku kelepasan, pasti Vanye menilaiku buruk!" serunya terus memijat pelipisnya.
Daniel merasa butuh menyegarkan diri, dia memilih membersihkan badan dan menetralisir rasa yang masih menempel pada dirinya.
***
Malam harinya, Vanye bingung harus tidur dimana. Daritadi Daniel terus sibuk dengan urusan rumah makan, sedangkan dia hanya menonton TV sambil menghabiskan cemilan-cemilan milik suaminya.
"Daniel, aku ngantuk." Rengeknya mulai tak bisa membuka mata.
"Tidurlah, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku nyusul," balas Daniel.
"Nyusul?" Vanye sedikit ragu, dia takut kejadian seperti tadi sore terulang lagi.
Tak melihat pergerakan Vanye, Daniel terpaksa menghentikan kegiatannya sebentar. Dia pandang istrinya, sambil bertanya, "kenapa masih diam di sana, Mbak?" tanyanya.
"Emm, kita satu kamar ya? Eh iya, kita sudah menikah jadi wajar satu kamar. Kalau begitu aku pergi dulu!" Vanye bergegas ke kamar Daniel, tapi langkahnya terhenti saat Daniel mengatakan sesuatu.
"Kalau belum siap tinggal satu kamar, nanti aku bisa tidur di kamar tamu."
Vanye terdiam mendengar perkataan itu, dia ingin berkata tidak tapi kepalanya malah mengangguk. "Terima kasih," ucapnya sebelum akhirnya pergi dari hadapan Daniel.
Setelah kepergian Vanye, Daniel kembali fokus pada pekerjaannya. Di luar cuaca sedang hujan, bahkan berjalan dia mendengar halilintar. Dengan perasaan tenang, Daniel menikmati sedangkan teh sebelum akhirnya penerangan di rumahnya paham.
Klik!
"Sial!" umpat Daniel. Dia sangat kesal ketika listrik mati di saat tak tepat, pekerjaannya sangat banyak dan besok harus segera selesai, tapi Tuhan tak mengizinkan dia untuk lembur.
Duaar!!
"Daniel!!"
Mendengar teriakan Vanye, Daniel pun menjadi panik. Tanpa sadar dia reflek berdiri sampai kakinya tersandung meja, tanpa memperdulikan rasa sakitnya Daniel lebih memilih menghampiri istrinya yang saat ini tengah histeris.
"Daniel, tolong!"
"Kamu dimana? Sebentar aku cari ponselku, semua terlihat gelap," balas Daniel ikut berteriak.
Dia segera mencari laci tempat dia menyimpan senter, untuk saat ini ponselnya benar-benar tak dapat ditemukan, jadi cari yang aman dan tercepat. Setelah mendapatkan senter, Daniel segera ke kamar melihat istrinya.
"Mbak, kamu dimana?" teriak Daniel.
"Aku di kamar mandi, tolong aku kepeleset tadi." Keluh Vanye.
Daniel panik, dia segera masuk ke dalam kamar mandi dan benar saja dia melihat istrinya tergeletak di atas lantai sambil mengenakan handuk.
"Kok bisa jatuh sih, kamu nggak hati-hati banget!" marah Daniel.
"Jangan banyak bicara, aku nggak bisa nafas Daniel. Aku takut kegelapan, tadi aku mandi, tapi nggak taunya listriknya padam, aku terkejut sampai kepeleset!" seru Vanye sangat ketakutan.
Daniel mengangguk paham, dia segera menggendong istrinya masuk ke dalam kamar. Dengan perlahan dia meletakkan Vanye di atas ranjang, setelah itu Daniel berniat mencari krim terkilir, tapi dilarang oleh Vanye.
"Jangan pergi, aku takut."
"Aku harus mencari obat untuk kaki Mbak, nanti makin parah loh," kata Daniel.
"Nggak mau tau! Pokoknya kamu disini, cepat naik ke atas aku takut!" Vanye semakin merengek.
Mau tak mau, Daniel menuruti apa kata Vanye. Perlahan-lahan dia naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya, awalnya mereka sama-sama terlentang. Tapi, karena guntur terus menggelegar, Vanye jadi takut dan lebih memilih memeluk erat suaminya.
"Aku takut," lirihnya semakin menyembunyikan wajahnya di ketiak Daniel.
Daniel gugup, dia juga terpaksa memeluk Vanye dan membawanya dalam pelukannya. Daniel juga berusaha memenangkan istrinya agar tenang, sampai akhirnya mereka sama-sama terdiam.
"Daniel ...."
"Tidurlah, aku akan memelukmu sampai listriknya menyala. Jangan banyak bicara, segera tidur sebelum sesuatu terjadi."
Diam, Vanye langsung diam. Dia segera memejamkan matanya dan berusaha tidur, sekuat mungkin Vanye mencoba sampai akhirnya bisa tertidur pulas menuju pulau impian.
"Selamat tidur, istriku."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
cieee istriku 😱😱😱
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk kasian banget Daniel..🤣🤣
2024-04-12
0
𝓐𝔂𝔂🖤
bobo paling ternyaman ya diatas ketek suami....geli2 manjah😁😁🤣🤣🤣🤣
2022-12-13
3
Sri Wahyuni
ga keliatan tua istri nya seimbang az
2022-11-20
0