SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras

"Sebelum kita masuk, bisa kita bicara sebentar? Ada sesuatu yang harus kita bahas, mengingat pernikahan ini terjadi begitu saja, tanpa adanya pendekatan. Apa boleh?"

Daniel diam menatap Vanye dengan raut wajah bingung, entah kenapa saat Vanye berkata seperti itu jantungnya terasa berdebar sangat kencang dan tak mau berhenti.

"Kita bicara di dalam saja sambil menikmati kopi. Udaranya sangat dingin disini, jangan sampai kamu kena flu," usulnya.

"Baiklah, kita bicarakan di dalam saja."

Vanye akhirnya masuk ke dalam rumah Daniel. Sambil menunggu suaminya membuat kopi, Vanye lebih memilih duduk di ruang tamu. Dia masih belum paham rumah ini, jadi lebih baik menunggu Daniel menjelaskan.

'Aku kok gugup ya?' batinya terus merasa berdebar-debar.

"Mbak Vanye mau bicara apa? Jika memang ada yang mengganjal langsung di utarakan, aku siap mendengarkan." Daniel duduk di depan Vanye sambil meletakkan secangkir kopi.

Sungguh hati Vanye semakin berdebar-debar ketika Daniel menatap dirinya, terlihat sangat jelas Daniel orang yang sangat penyayang dan penuh kelembutan dan Vanye tak bisa mengontrol diri.

"Emm ... jadi begini. Kamu tahu kan aku anak pertama di keluargaku, bisa dibilang anak satu-satunya. Jadi Papa selalu memanjakanku, bahkan nggak boleh melakukan apapun sama mereka, jadi —"

"Mbak Vanye nggak perlu merasa terbebani, aku sama sekali tak merasa keberatan jika memang belum bisa melakukan apapun. Nanti bisa belajar pelan-pelan, jadi jangan terlalu terbebani karena masalah kecil," potong Daniel.

Vanye pun tertunduk malu, dia seorang istri tapi belum bisa melakukan apapun yang memang tugasnya seorang wanita.

"Aku bisa masak, jadi biar aku yang melakukan. Aku nggak menuntut Mbak Vanye harus bisa ini itu, jadi santai saja," ucapnya semakin membuat Vanye terharu.

Didunia ini sangat langkah lelaki seperti Daniel, kebanyakan Vanye menemui lelaki itu orang yang sangat penuntut. Tapi suaminya tidak, Daniel memiliki kesabaran extra sehingga mampu mengimbangi Vanye.

Air mata bahagia pun menetes begitu saja, saking bahagianya Vanye memeluk Daniel sangat erat. Tak tanggung-tanggung, Vanye bahkan menyandarkan kepalanya di dada Daniel seperti mencari posisi nyaman.

"Terima kasih, Daniel. Kamu memang orang baik!"

Jangan tanyakan kondisi Daniel saat ini. Daniel mendapatkan perlakuan seperti itu langsung gugup, dia juga bingung antara membalas pelukan istrinya atau tidak. Jantungnya berpacu sangat kencang, melebihi apapun. Jika saja Daniel memiliki penyakit jantung, mungkin dia akan terkena serangan jantung mendadak.

'Astaghfirullah, harum tubuhnya sangat menggairahkan. Sabar Daniel, sabar, ingat istrimu belum siap intinya tahan rasa inginmu,' batin Daniel.

Daniel tak tau harus seperti apa saat ini. Harum tubuh Vanye sangat memikat hati dan membuatnya ingin menerkam Vanye saat ini juga. Kepalanya pun mendadak pening, hidungnya juga menjadi tersumbat menahan hastag yang bergejolak.

"Mb-Mbak tolong lepaskan, sebelum terjadi sesuatu. Bagaimanapun juga aku ini lelaki normal, yang bisa terangsangg kapanpun," ucapnya sampai terbata-bata.

Seketika Vanye tersadar seratus persen, dia juga merasakan ada yang berbeda dari Daniel. Suaranya sangat serak, juga seperti menahan sesuatu dibawah sana.

'Astaga, apa yang kamu lakukan Vanye!'

Malu, Vanye sangat malu. Dengan cepat dia melepaskan pelukannya dan berusaha mengalihkan pandangan dari benda yang mulai menonjol di bawah. "Ma-maaf. Aku terlalu bahagia, sampai melupakan batasan." Vanye jadi salah tingkah.

Matanya tak pernah lepas menatap sesuatu yang terlihat itu, berkali-kali Vanye mencoba mengalihkan pandangan, tapi matanya selalu kembali ke satu titik. "Aahhh, nyebelin!"

Vanye memilih pergi dari hadapan Daniel, entahlah dia mau kemana yang jelas harus menjauhi situasi seperti saat ini. Kalau dia tetap di sana, otaknya akan semakin kotor dan kemana-mana.

"Bodoh kamu Vanye, bisa-bisanya otakmu tak terkontrol!" Vanye merutuki dirinya sendiri.

Sedangkan Daniel, dia langsung menyandarkan dirinya di sofa. Daniel tatap langit-langit rumahnya, dia benar-benar tak habis pikir dengan kejadian barusan.

"Bisa-bisanya aku bereaksi hanya karena mencium aroma tubuhnya. Astaga ini nggak bisa dibiarkan, harus bisa mengontrol semua. Andai tadi aku kelepasan, pasti Vanye menilaiku buruk!" serunya terus memijat pelipisnya.

Daniel merasa butuh menyegarkan diri, dia memilih membersihkan badan dan menetralisir rasa yang masih menempel pada dirinya.

***

Malam harinya, Vanye bingung harus tidur dimana. Daritadi Daniel terus sibuk dengan urusan rumah makan, sedangkan dia hanya menonton TV sambil menghabiskan cemilan-cemilan milik suaminya.

"Daniel, aku ngantuk." Rengeknya mulai tak bisa membuka mata.

"Tidurlah, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku nyusul," balas Daniel.

"Nyusul?" Vanye sedikit ragu, dia takut kejadian seperti tadi sore terulang lagi.

Tak melihat pergerakan Vanye, Daniel terpaksa menghentikan kegiatannya sebentar. Dia pandang istrinya, sambil bertanya, "kenapa masih diam di sana, Mbak?" tanyanya.

"Emm, kita satu kamar ya? Eh iya, kita sudah menikah jadi wajar satu kamar. Kalau begitu aku pergi dulu!" Vanye bergegas ke kamar Daniel, tapi langkahnya terhenti saat Daniel mengatakan sesuatu.

"Kalau belum siap tinggal satu kamar, nanti aku bisa tidur di kamar tamu."

Vanye terdiam mendengar perkataan itu, dia ingin berkata tidak tapi kepalanya malah mengangguk. "Terima kasih," ucapnya sebelum akhirnya pergi dari hadapan Daniel.

Setelah kepergian Vanye, Daniel kembali fokus pada pekerjaannya. Di luar cuaca sedang hujan, bahkan berjalan dia mendengar halilintar. Dengan perasaan tenang, Daniel menikmati sedangkan teh sebelum akhirnya penerangan di rumahnya paham.

Klik!

"Sial!" umpat Daniel. Dia sangat kesal ketika listrik mati di saat tak tepat, pekerjaannya sangat banyak dan besok harus segera selesai, tapi Tuhan tak mengizinkan dia untuk lembur.

Duaar!!

"Daniel!!"

Mendengar teriakan Vanye, Daniel pun menjadi panik. Tanpa sadar dia reflek berdiri sampai kakinya tersandung meja, tanpa memperdulikan rasa sakitnya Daniel lebih memilih menghampiri istrinya yang saat ini tengah histeris.

"Daniel, tolong!"

"Kamu dimana? Sebentar aku cari ponselku, semua terlihat gelap," balas Daniel ikut berteriak.

Dia segera mencari laci tempat dia menyimpan senter, untuk saat ini ponselnya benar-benar tak dapat ditemukan, jadi cari yang aman dan tercepat. Setelah mendapatkan senter, Daniel segera ke kamar melihat istrinya.

"Mbak, kamu dimana?" teriak Daniel.

"Aku di kamar mandi, tolong aku kepeleset tadi." Keluh Vanye.

Daniel panik, dia segera masuk ke dalam kamar mandi dan benar saja dia melihat istrinya tergeletak di atas lantai sambil mengenakan handuk.

"Kok bisa jatuh sih, kamu nggak hati-hati banget!" marah Daniel.

"Jangan banyak bicara, aku nggak bisa nafas Daniel. Aku takut kegelapan, tadi aku mandi, tapi nggak taunya listriknya padam, aku terkejut sampai kepeleset!" seru Vanye sangat ketakutan.

Daniel mengangguk paham, dia segera menggendong istrinya masuk ke dalam kamar. Dengan perlahan dia meletakkan Vanye di atas ranjang, setelah itu Daniel berniat mencari krim terkilir, tapi dilarang oleh Vanye.

"Jangan pergi, aku takut."

"Aku harus mencari obat untuk kaki Mbak, nanti makin parah loh," kata Daniel.

"Nggak mau tau! Pokoknya kamu disini, cepat naik ke atas aku takut!" Vanye semakin merengek.

Mau tak mau, Daniel menuruti apa kata Vanye. Perlahan-lahan dia naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya, awalnya mereka sama-sama terlentang. Tapi, karena guntur terus menggelegar, Vanye jadi takut dan lebih memilih memeluk erat suaminya.

"Aku takut," lirihnya semakin menyembunyikan wajahnya di ketiak Daniel.

Daniel gugup, dia juga terpaksa memeluk Vanye dan membawanya dalam pelukannya. Daniel juga berusaha memenangkan istrinya agar tenang, sampai akhirnya mereka sama-sama terdiam.

"Daniel ...."

"Tidurlah, aku akan memelukmu sampai listriknya menyala. Jangan banyak bicara, segera tidur sebelum sesuatu terjadi."

Diam, Vanye langsung diam. Dia segera memejamkan matanya dan berusaha tidur, sekuat mungkin Vanye mencoba sampai akhirnya bisa tertidur pulas menuju pulau impian.

"Selamat tidur, istriku."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

cieee istriku 😱😱😱

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk kasian banget Daniel..🤣🤣

2024-04-12

0

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

bobo paling ternyaman ya diatas ketek suami....geli2 manjah😁😁🤣🤣🤣🤣

2022-12-13

3

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

ga keliatan tua istri nya seimbang az

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 SCAI - 1. Mau Kejelasan
2 SCAI - 2. Lamaran
3 SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4 SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5 SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6 SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7 SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8 SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9 SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10 SCAI - 10. Kesiangan
11 SCAI - 11. Ajari Aku
12 SCAI - 12. Rumah Sederhana
13 SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14 SCAI - 14. Meletup-letup
15 SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16 SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17 SCAI - 17. Sampai Kapan?
18 SCAI - 18. Warisan
19 SCAI - 19. Tanpa Sadar
20 SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21 SCAI - 21. Menghindar
22 SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23 SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24 SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25 SCAI - 25. Muka Tembok
26 SCAI - 26. Tongkat Berurat
27 SCAI - 27. Kembar Delapan
28 SCAI - 28. Singa Betina
29 SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30 SCAI - 30. Ganti Nomor
31 SCAI - 31. Masa Lalu
32 SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33 SCAI - 33. Cincin
34 SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35 SCAI - 35. Maaf Bu
36 SCAI - 36. Kepergok
37 SCAI - 37. Kepedasan
38 SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39 SCAI - Bab 39. Ramon
40 SCAI - 40. Masa lalu Satria
41 SCAI - 41. Hanya Alasan
42 SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43 SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44 SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45 SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46 SCAI - 46. PERTEMUAN
47 SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48 SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49 SCAI - 49. PINGSAN
50 SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51 SCAI - 51. Aku Rindu
52 SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53 SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54 SCAI - 54. Negatif
55 SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56 SCAI - 56. Lemas
57 SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58 SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59 SCAI - 59. Daniel Marah
60 SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61 SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62 SCAI - 62. Gertakan Dimas
63 SCAI - 63. Bayi Kembar
64 SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily
Episodes

Updated 64 Episodes

1
SCAI - 1. Mau Kejelasan
2
SCAI - 2. Lamaran
3
SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4
SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5
SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6
SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7
SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8
SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9
SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10
SCAI - 10. Kesiangan
11
SCAI - 11. Ajari Aku
12
SCAI - 12. Rumah Sederhana
13
SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14
SCAI - 14. Meletup-letup
15
SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16
SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17
SCAI - 17. Sampai Kapan?
18
SCAI - 18. Warisan
19
SCAI - 19. Tanpa Sadar
20
SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21
SCAI - 21. Menghindar
22
SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23
SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24
SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25
SCAI - 25. Muka Tembok
26
SCAI - 26. Tongkat Berurat
27
SCAI - 27. Kembar Delapan
28
SCAI - 28. Singa Betina
29
SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30
SCAI - 30. Ganti Nomor
31
SCAI - 31. Masa Lalu
32
SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33
SCAI - 33. Cincin
34
SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35
SCAI - 35. Maaf Bu
36
SCAI - 36. Kepergok
37
SCAI - 37. Kepedasan
38
SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39
SCAI - Bab 39. Ramon
40
SCAI - 40. Masa lalu Satria
41
SCAI - 41. Hanya Alasan
42
SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43
SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44
SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45
SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46
SCAI - 46. PERTEMUAN
47
SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48
SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49
SCAI - 49. PINGSAN
50
SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51
SCAI - 51. Aku Rindu
52
SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53
SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54
SCAI - 54. Negatif
55
SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56
SCAI - 56. Lemas
57
SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58
SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59
SCAI - 59. Daniel Marah
60
SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61
SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62
SCAI - 62. Gertakan Dimas
63
SCAI - 63. Bayi Kembar
64
SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!