SCAI - 2. Lamaran

Vanye menatap cermin dengan perasaan gugup. Dia sama sekali tak menyangka jika Satria akan melamarnya setelah dua hari mereka bertengkar, ada rasa bahagia tapi juga takut. Entah kenapa hatinya merasa akan ada sesuatu yang terjadi, namun Vanye berusaha berpikir positif.

"Ya ampun, Mbak Vanye cantik banget. Sampai pangling aku, Mbak masih lamaran saja seperti ini, apalagi saat menikah," kata MUA yang mendandani Vanye.

"Ah, Mbak bisa saja. Aku jadi malu, kan!" Vanye tersipu malu.

"Jangan terlalu memuji anakku, Mbak. Lihat tuh mukanya sudah merah banget, nanti dikira sedang flu sama keluarga pihak lelaki," ucap seorang lelaki dari balik pintu.

Seketika Vanye menoleh kebelakang, setelah mengetahui papanya lah yang berkata, Vanye langsung menggerutu. "Ish, Papa! Kebiasaan deh, godain aku!" serunya tak dapat menahan rasa malu, sampai Vanye menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Kenapa di tepuk-tepuk, Sayang? Nanti riasanmu hilang, Satria nggak akan ngenalin kamu nantinya." Dimas mencegah tangan Vanye.

"Papa sih!" Vanye semakin cemberut di buat Dimas.

Sedangkan Dimas tertawa dan langsung memeluk erat putrinya. Matanya mulai berkaca-kaca merasa Vanye akan semakin jauh darinya, jika dia resmi menjadi istri Satria. Rasanya sangat berat, tapi Dimas harus rela melepas putrinya demi menjalani biduk rumah tangga.

"Kamu sudah besar sekarang, Van. Padahal baru kemarin kamu sekecil ini, sekarang sudah mau dilamar orang," ucapnya tak dapat menahan air mata.

"Ish, Papa jangan nangis dong. Nanti aku juga ikut nangis," ucap Vanye mulai meneteskan air mata.

Mereka pun saling berpelukan untuk saling menguatkan, sampai akhirnya salah satu keponakan Dimas memanggil mereka berdua karena rombongan Satria sudah datang.

Dengan perasaan campur aduk, Dimas menggandeng Vanye dan membawanya turun ke bawah. Acara lamaran pun berjalan sangat lancar, mulai dari pengajian, pengenalan keluarga sampai akhirnya tukar cincin. Semua orang terlihat bahagia, begitu juga Vanye, dia tak ada henti tersenyum sambil memandang cincin pertunangan mereka.

"Satria, terima kasih sudah melamarku. Aku janji akan menjadi istri yang baik untuk kamu, nanti" ucap Vanye sangat bahagia.

"Iya! Kelihatannya hari sudah semakin larut, aku harus pulang dan dirumah masih banyak pekerjaan," balas Satria sambil melepas tangan Vanye dari lengannya.

Kecewa? Itu pasti, apalagi ini hari bahagia, namun Satria begitu dingin dan tak memperlihatkan kebahagiaan sedikitpun. "Secepat itu?"

"Iya."

Sungguh hati Vanye terasa teriris saat ini, tanpa basa-basi Satria langsung meninggalkan dia sendiri di taman dan mengajak seluruh rombongan pulang. Meski mereka meminta waktu sedikit lagi, tapi Satria menolak sambil berkata jika dia akan pulang sendiri kalau orang tuanya masih mau tinggal.

Melihat itu, Dimas merasa ada yang tak beres dengan Satria. Namun, dia tak bisa asal tuduh dan harus mencari bukti. Dia tak mau asal melangkahkan, yang akhirnya nanti membuat anaknya terluka.

***

Vanye melamun di dalam kamar, sedari tadi dia menelpon Satria tapi lelaki itu tak kunjung mengangkat panggilannya. Hatinya begitu gelisah, takut jika Satria akan berubah pikiran. Di tambah mimik wajah tunangannya tadi, sangat tak berekspresi.

"Van, boleh Mama masuk?"

Vanye pun menaruh ponselnya di atas ranjang. Setelah itu dia tersenyum lembut ke arah Ratih, "Boleh, Ma. Sini duduk di samping Vanye," balasnya mempersilahkan Ratih masuk.

"Kamu sedang apa? Kenapa belum tidur, ini sudah jam sebelas loh," kata Ratih begitu lembut.

"Belum ngantuk, Ma." Bohongnya, padahal Vanye sedang menunggu kabar dari Satria.

"Oh ...."

"Iya, Ma." Vanye tersenyum kaku takut kebohongannya terbongkar. Keringat dingin mulai bercucuran, ketika mamanya terus menatapnya. Ingin sekali Vanye protes, tapi takut semakin membuat mamanya curiga.

"Van, kamu serius ingin menikah dengan Satria?" tanya Ratih tiba-tiba.

"Maksudnya, Ma? Kalau nggak serius, kenapa aku menerima lamaran dia," jawab Vanye langsung.

"Entahlah, Van. Mama merasa ada yang aneh, tapi ya sudahlah semoga itu hanya ketakutan Mama karena sebentar lagi kamu menikah," kata Ratih sekali langsung.

Vanye paham apa yang dirasakan Ratih, bagaimanapun juga dia anaknya pasti akan merasa waspada takut jika anaknya akan dipermainkan oleh lelaki.

"Ma, aku yakin Satria orang baik. Buktinya dia mau melamarku, jadi jangan khawatir lagi ya." Hibur Vanye.

"Iya, ya. Oh ya, sebentar lagi kamu menjadi istri se-seorang. Mama hanya ingin kamu hilangkan sifat manjamu, Nak. Jika sudah memiliki suami, semua harus bisa mandiri," ujar Ratih memberi wewejang pada Vanye.

"Jika suami minta kamu mengurus dapur, maka kamu harus mau. Layani suamimu sepenuh hati, jangan pernah membangkang, karena surga seorang istri ada pada suami."

Vanye menganggukkan kepala mendapat nasehat seperti itu. Dia juga sadar, jika belum bisa merubah sifat manjanya. Apalagi mengurus dapur, yang ada bisa kebakaran. Karena selalu gosong, saat memasak sesuatu. Namun, dia bertekad akan belajar semua demi menyenangkan Satria.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy Reading....

Selamat membaca, semoga kalian suka. 🍑

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

iya surga istri trletak pda suami....tpi suami yg kayak mana dulu....kalo suami nya duralim,,mana ada syurga..neraka iya mama😏😏

2022-12-11

6

Tiahsutiah

Tiahsutiah

satria nama mu keren, tp kelakuan sangat buruk,,,😏
vanye cinta buta ke satria,,,,yg bikin dia jadi bodoh🤭 lanjut emak🤗

2022-11-05

0

mom's Arthan

mom's Arthan

satria gemblung... Vania kemakan cinta buta... wkwkk

2022-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 SCAI - 1. Mau Kejelasan
2 SCAI - 2. Lamaran
3 SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4 SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5 SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6 SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7 SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8 SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9 SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10 SCAI - 10. Kesiangan
11 SCAI - 11. Ajari Aku
12 SCAI - 12. Rumah Sederhana
13 SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14 SCAI - 14. Meletup-letup
15 SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16 SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17 SCAI - 17. Sampai Kapan?
18 SCAI - 18. Warisan
19 SCAI - 19. Tanpa Sadar
20 SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21 SCAI - 21. Menghindar
22 SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23 SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24 SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25 SCAI - 25. Muka Tembok
26 SCAI - 26. Tongkat Berurat
27 SCAI - 27. Kembar Delapan
28 SCAI - 28. Singa Betina
29 SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30 SCAI - 30. Ganti Nomor
31 SCAI - 31. Masa Lalu
32 SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33 SCAI - 33. Cincin
34 SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35 SCAI - 35. Maaf Bu
36 SCAI - 36. Kepergok
37 SCAI - 37. Kepedasan
38 SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39 SCAI - Bab 39. Ramon
40 SCAI - 40. Masa lalu Satria
41 SCAI - 41. Hanya Alasan
42 SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43 SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44 SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45 SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46 SCAI - 46. PERTEMUAN
47 SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48 SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49 SCAI - 49. PINGSAN
50 SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51 SCAI - 51. Aku Rindu
52 SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53 SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54 SCAI - 54. Negatif
55 SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56 SCAI - 56. Lemas
57 SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58 SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59 SCAI - 59. Daniel Marah
60 SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61 SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62 SCAI - 62. Gertakan Dimas
63 SCAI - 63. Bayi Kembar
64 SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily
Episodes

Updated 64 Episodes

1
SCAI - 1. Mau Kejelasan
2
SCAI - 2. Lamaran
3
SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4
SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5
SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6
SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7
SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8
SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9
SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10
SCAI - 10. Kesiangan
11
SCAI - 11. Ajari Aku
12
SCAI - 12. Rumah Sederhana
13
SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14
SCAI - 14. Meletup-letup
15
SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16
SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17
SCAI - 17. Sampai Kapan?
18
SCAI - 18. Warisan
19
SCAI - 19. Tanpa Sadar
20
SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21
SCAI - 21. Menghindar
22
SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23
SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24
SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25
SCAI - 25. Muka Tembok
26
SCAI - 26. Tongkat Berurat
27
SCAI - 27. Kembar Delapan
28
SCAI - 28. Singa Betina
29
SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30
SCAI - 30. Ganti Nomor
31
SCAI - 31. Masa Lalu
32
SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33
SCAI - 33. Cincin
34
SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35
SCAI - 35. Maaf Bu
36
SCAI - 36. Kepergok
37
SCAI - 37. Kepedasan
38
SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39
SCAI - Bab 39. Ramon
40
SCAI - 40. Masa lalu Satria
41
SCAI - 41. Hanya Alasan
42
SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43
SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44
SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45
SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46
SCAI - 46. PERTEMUAN
47
SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48
SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49
SCAI - 49. PINGSAN
50
SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51
SCAI - 51. Aku Rindu
52
SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53
SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54
SCAI - 54. Negatif
55
SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56
SCAI - 56. Lemas
57
SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58
SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59
SCAI - 59. Daniel Marah
60
SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61
SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62
SCAI - 62. Gertakan Dimas
63
SCAI - 63. Bayi Kembar
64
SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!