SCAI - 12. Rumah Sederhana

Daniel menatap Dona dengan tatapan sedih, selalu seperti ini jika dia akan kembali pulang, menangi bahkan sampai tak mau keluar kamar karena Daniel memutuskan kembali.

"Ma, setiap Sabtu malam aku dan Vanye pasti pulang kok. Jangan menangis lagi, kan nanti juga bertemu." Daniel berusaha membuat Dona mengerti. Sedih sekali rasanya jika melihat orang tuanya mulai menangis, tapi ini sudah jadi keputusannya dari sebelum menikah.

"Bohong, kamu dulu juga bilang gini, tapi apa?"

Daniel paham yang dimaksud mamanya, bukan dia ingkar tapi Daniel malas bertemu dengan papanya. Karena setiap pulang, Doni selalu menghina pekerjaannya dan penghasilannya.

"Semua tergantung Papa, jika Papa nggak membanding-bandingkan aku dengan kakak, mungkin ...." Daniel tak melanjutkan ucapannya, dia hanya menatap Doni dari kejauhan.

"Jangan pedulikan papamu, Daniel! Dia memang seperti itu, nggak pernah bangga punya anak sepertimu. Tapi, jangan karena satu orang, kamu melupakan Mama, Nak. Pokoknya Mama mau kalian ada disini!" tegas Dona.

Vanye pun sedih melihat pemandangan seperti ini, dia jadi ingat kedua orang tuanya. Sebelum dia benar-benar menjadi istri Daniel, mereka meminta tidur bersama seperti waktu dia masih kecil.

Banyak sekali nasihat-nasihat dari kedua orang tuanya malam itu, bahkan mereka juga mengajarkan agar bisa mengimbangi Daniel dan berdamai dengan keadaan.

"Ma, Vanye janji akan selalu mengingatkan Daniel untuk pulang kok nanti. Mama jangan khawatir, sekarang ada aku dan Daniel nggak mungkin menolak, iya kan Daniel?" Vanye menatap suaminya agar mengiyakan ucapannya.

"Iya, benar kata Mbak Vanye. Dia yang akan mengingatkanku nanti, jadi Mama jangan khawatir." Daniel menuruti rencana Vanye.

"Kamu nggak bohong kan, Nak?" Dona menggenggam erat jemari-jemari Vanye.

"Nggak, Ma. Vanye janji, setiap hari Sabtu akan mengingatkan Daniel agar pulang."

Dona pun memeluk erat Vanye, dia sangat berharap pada menantunya kali ini. "Baiklah, kalian boleh pergi. Tapi awas kalau bohong, Mama akan datangi kalian langsung ke Bandung!"

Akhirnya Daniel merasa lega mendapat izin pergi. Karena semua masalah sudah beres, mereka pun segera pamit pergi.

"Ma, Pa, aku pulang dulu. Jaga kesehatan kalian, jangan terlalu capek," ucap Daniel sambil mencium punggung tangan Dona.

"Daniel apa kamu nggak tinggal di sini saja, Mama sangat kesepian di rumah kalau kamu pergi, Nak." Dona terlihat berubah pikiran, dia masih ragu untuk melepaskan anaknya kembali ke Bandung.

Dona ingin sekali di masa tuanya, Daniel menemaninya. Apalagi yang bisa diandalkan hanya Daniel, sedangkan Satria tak ada harapan sama sekali.

"Ma ... Aku sudah berkeluarga, tak sepantasnya Daniel masih bergantung dengan kalian. Aku ingin hidup mandiri dan merasakan hasil usaha sendiri," balas Daniel.

"Oh ya satu lagi, aku ingin mbak Vanye belajar mandiri. Nggak selalu bergantung dengan kekayaan orang tuanya saja, Daniel tak mau sampai itu terjadi," katanya lagi.

Dona hanya bisa terdiam dengan keputusan Daniel. Saat ini, dia hanya bisa mendukung anaknya agar bisa membimbing istrinya kelak.

"Baiklah jika itu maumu, Nak. Mama hanya bisa mendoakan agar kamu bisa sukses dan selalu langgeng sampai maut memisahkan," ujar Dona.

Rela tak rela, Dona harus melepaskan kepergian Daniel. Meski berat, tapi Dona hargai keputusan anaknya. Dengan perasaan campur aduk, dia melambaikan tangan mengiringi kepergian Daniel

"Semoga kalian selalu sukses, Nak. Mama selalu mendoakanmu dari sini dan Mama harap, kamu bisa langgeng dengan Vanye."

***

Mobil Daniel kini berhenti tepat di depan rumah minimalis modern miliknya. Rumah yang sangat sederhana dan tak bertingkat seperti rumah mamanya maupun orang tua Vanye, tapi rumah ini sangat nyaman bagi siapapun yang menepatinya.

Daniel melirik istrinya, dia genggam tangan Vanye dan mengajaknya turun dari mobil. Mereka berdua berjalan bersama, sambil memasuki rumah tersebut.

"Selamat datang di gubuk deritaku, Mbak. Maaf jika rumahnya kecil tak seperti rumah papa Dimas, tapi aku jamin nyaman kok," ucap Daniel mempersilahkan Vanye masuk.

"Aku membeli rumah ini dengan uang hasil kerja kerasku selama mendirikan rumah makan, jadi maaf jika belum bisa kasih yang lebih," ucap Daniel lagi. Jujur Daniel takut jika Vanye tidak suka rumah ini, apalagi rumahnya tak semewah rumah Vanye.

"Ini sudah lebih dari cukup, Daniel. Aku suka rumah ini, kecil tapi nyaman," jawab Vanye terlihat bahagia.

Hembusan nafas lega pun keluar dari mulut Daniel. "Syukurlah kalau kamu senang, ayo kita masuk," ajak Daniel.

Namun saat Daniel akan melangkah masuk, tiba-tiba Vanye mencekal tangannya dan menatapnya penuh kegelisahan. "Ada apa, Mbak?" tanya Daniel.

"Sebelum kita masuk, bisa kita bicara sebentar? Ada sesuatu yang harus kita bahas, mengingat pernikahan ini terjadi begitu saja, tanpa adanya pendekatan. Apa boleh?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Saling menghargain,Walaupun didasari oleh pernikahan yg gak diinginin,Tapi belajar ikhlas itu lebih baik..

2024-04-12

0

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

enak nya yg punya suami mandiri😌😌

2022-12-13

3

Chacha Nunuy Chasanah

Chacha Nunuy Chasanah

sprti y ada yg dag dig dug dehhh😄😄😄

2022-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 SCAI - 1. Mau Kejelasan
2 SCAI - 2. Lamaran
3 SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4 SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5 SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6 SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7 SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8 SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9 SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10 SCAI - 10. Kesiangan
11 SCAI - 11. Ajari Aku
12 SCAI - 12. Rumah Sederhana
13 SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14 SCAI - 14. Meletup-letup
15 SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16 SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17 SCAI - 17. Sampai Kapan?
18 SCAI - 18. Warisan
19 SCAI - 19. Tanpa Sadar
20 SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21 SCAI - 21. Menghindar
22 SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23 SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24 SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25 SCAI - 25. Muka Tembok
26 SCAI - 26. Tongkat Berurat
27 SCAI - 27. Kembar Delapan
28 SCAI - 28. Singa Betina
29 SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30 SCAI - 30. Ganti Nomor
31 SCAI - 31. Masa Lalu
32 SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33 SCAI - 33. Cincin
34 SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35 SCAI - 35. Maaf Bu
36 SCAI - 36. Kepergok
37 SCAI - 37. Kepedasan
38 SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39 SCAI - Bab 39. Ramon
40 SCAI - 40. Masa lalu Satria
41 SCAI - 41. Hanya Alasan
42 SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43 SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44 SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45 SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46 SCAI - 46. PERTEMUAN
47 SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48 SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49 SCAI - 49. PINGSAN
50 SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51 SCAI - 51. Aku Rindu
52 SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53 SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54 SCAI - 54. Negatif
55 SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56 SCAI - 56. Lemas
57 SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58 SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59 SCAI - 59. Daniel Marah
60 SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61 SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62 SCAI - 62. Gertakan Dimas
63 SCAI - 63. Bayi Kembar
64 SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily
Episodes

Updated 64 Episodes

1
SCAI - 1. Mau Kejelasan
2
SCAI - 2. Lamaran
3
SCAI - 3. Tak Ada Kabar
4
SCAI - 4. Pembatalan Pernikahan
5
SCAI - 5. Ditikung Sahabat
6
SCAI - 6. Semua Ditangan Daniel
7
SCAI - 7. Menggantikan Posisi Satria
8
SCAI - 8. Ini Yang Terbaik
9
SCAI - 9. Apa Aku Seberharga Itu
10
SCAI - 10. Kesiangan
11
SCAI - 11. Ajari Aku
12
SCAI - 12. Rumah Sederhana
13
SCAI - 13. Sesuatu Yang Keras
14
SCAI - 14. Meletup-letup
15
SCAI - 15. Kamu Sempurna Bagiku
16
SCAI - 16. Gaya Ternyaman
17
SCAI - 17. Sampai Kapan?
18
SCAI - 18. Warisan
19
SCAI - 19. Tanpa Sadar
20
SCAI - 20. Hanya Batu Pijakan
21
SCAI - 21. Menghindar
22
SCAI - 22. Pulang Atau Rumahmu Ku Bakar?
23
SCAI - 23. Kita Cari Penginapan
24
SCAI - 24. Ingin Menua Bersama
25
SCAI - 25. Muka Tembok
26
SCAI - 26. Tongkat Berurat
27
SCAI - 27. Kembar Delapan
28
SCAI - 28. Singa Betina
29
SCAI - 29. Sudah Tak Tahan
30
SCAI - 30. Ganti Nomor
31
SCAI - 31. Masa Lalu
32
SCAI - 32. Kuhapus Jejaknya
33
SCAI - 33. Cincin
34
SCAI - 34. Kamu Hanya Sampah
35
SCAI - 35. Maaf Bu
36
SCAI - 36. Kepergok
37
SCAI - 37. Kepedasan
38
SCAI - 38. Ceraikan Vanye
39
SCAI - Bab 39. Ramon
40
SCAI - 40. Masa lalu Satria
41
SCAI - 41. Hanya Alasan
42
SCAI - 42. Kenyataan Pahit
43
SCAI - 43. AKU PEGANG JANJIMU, NAK.
44
SCAI - 44. Dimana Mamaku?
45
SCAI - 45. LIMA RATUS JUTA
46
SCAI - 46. PERTEMUAN
47
SCAI - 47. PERASAAN TAK ENAK
48
SCAI - 48. Aku Tau Dimana Anakmu
49
SCAI - 49. PINGSAN
50
SCAI - 50. TAMA KETINGGALAN
51
SCAI - 51. Aku Rindu
52
SCAI - 52. INGIN MEMILIKI KETURUNAN
53
SCAI - 53. ATAS NAMA VANYE
54
SCAI - 54. Negatif
55
SCAI - 55. Perdebatan Kecil
56
SCAI - 56. Lemas
57
SCAI - 57. KEMURKAAN DANIEL
58
SCAI - 58. Menemukan Keberadaan Aily
59
SCAI - 59. Daniel Marah
60
SCAI - 60. MENERIMA APA ADANYA
61
SCAI - 61. Lifta Buat Onar Lagi
62
SCAI - 62. Gertakan Dimas
63
SCAI - 63. Bayi Kembar
64
SCAI - 64. Merelakan Kepergian Aily

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!