"Kamu ada masalah dengan Vanye? Papa lihat kalian saling diam, padahal saat kalian baru datang terlihat baik-baik saja," kata Dimas to the point.
Sedangkan yang diajak bicara hanya diam, dia bingung harus menjawab apa. Kalau jujur sama saja Daniel menjabarkan urusan rumah tangganya, tapi kalau berbohong dia tak bisa menemukan solusi.
"Pa, dulu Papa menikah dengan Mama karena cinta atau terpaksa?" tanya Daniel melenceng dari pertanyaan yang diajukan Dimas.
"Papa dulu menikahi mamamu karena cinta, tapi sayangnya bertepuk sebelah tangan. Waktu itu Papa melihat mamamu pertama kali di salah satu hajatan, karena Papa tertarik ya langsung lamar dan beberapa hari kemudian kita menikah," balas Dimas.
Seketika Daniel menjadi tertarik dengan cerita mertuanya, meski beda jalur tapi dari pihak mama mertuanya belum memiliki rasa.
"Maksudnya bertepuk sebelah tangan gimana, Pa?" Daniel semakin mendesak mertuanya untuk menceritakan masa lalunya.
"Hanya Papa yang mencintai mamamu, sedangkan mamamu mencintai yang lain," balasnya.
"Waktu itu mamamu memiliki kekasih, tapi karena kalah cepat dengan Papa, ya orang itu mundur. Tapi, meluluhkan hati mamamu sangat sulit. Baru bisa benar-benar memberikan dirinya setelah sepuluh tahun pernikahan," lanjutnya.
"Ha? Ini Papa serius kan? Bukan ngarang atau berbohong agar aku --"
"Memangnya kamu kenapa? Ada masalah sama Vanye, jika iya bicara barangkali Papa bisa bantu." Dimas memotong perkataan Daniel.
Daniel langsung gelagapan, dia hanya bisa garuk-garuk kepala sambil cengar-cengir. Sungguh dia malu, mertuanya saja bisa tahan sepuluh tahun masa dia baru seminggu lebih sudah menuntut istrinya.
"Hanya masalah kecil, Pa," lirihnya.
"Jangan sepelekan masalah kecil, Daniel. Kalau dibiarkan lama-lama semakin besar, maaf jika anak Papa masih terlalu kekanak-kanakan. Kamu tau sendiri dia anak tunggal, jadi dia masih belum bisa dewasa," kata Dimas sambil menepuk-nepuk pundaknya.
"Aku juga salah kok, Pa."
Dimas tersenyum, meski menantunya ini terlihat sangat kesal tadi, tapi Daniel bisa berkata kalau semua ini salahnya. Dia tak salah memilih Daniel sebagai menantunya, setidaknya Dimas bisa tenang Vanye memiliki suami pengertian.
"Vanye itu keras kepala, hatinya juga seperti batu. Jadi kamu harus extra sabar menghadapinya, jika ingin sesuatu pasti akan dikejar atau dilakukan sampai dia bisa," ujar Dimas.
Daniel mengangguk paham, semua yang dikatakan mertuanya memang benar. Semua bisa dilihat saat Vanye ingin belajar masak, padahal Daniel beribu-ribu kali melarangnya tapi karena Vanye mau, maka istrinya terus berusaha sampai bisa.
"Iya, Pa. Aku akan berusaha mengimbangi Vanye dan perlahan-lahan meruba sifatnya."
Dimas mengiyakan perkataan Daniel, dia juga memberikan semangat untuk menantunya. Namun, setelah itu Dimas mulai serius lagi, alasan utama memanggil menantunya belum dia bicara.
Jadi sekarang Dimas berdiri dari duduknya dan mengambil beberapa lembar map berisi tentang perusahaan. "Daniel baca ini," titahnya.
"Ini apa, Pa?" tanyanya.
"Kamu baca saja dulu, baru kita bahas."
Daniel menurut, dia membaca seluruh lembaran demi lembaran dari dalam map coklat itu. Namun, beberapa menit kemudian mata Daniel langsung melotot ketika mengetahui hal gila yang dilakukan mertuanya.
"Apa-apaan ini, Pa? Aku nggak bisa menerima tanggung jawab ini, apalagi hal besar." Daniel menolak dan mengembalikan map tadi ke Dimas.
"Daniel, Papa serius semua perusahaan akan dialihkan ke kamu dan Papa mau kamu pimpin perusahaan," jelas Dimas tapi langsung dapat gelengan cepat dari Daniel.
"Ini bukan hakku, semuanya milik Vanye. Dia pewaris sebenarnya, jadi istriku yang lebih berhak atas semua ini," tolak nya lagi.
Dimas sangat terkejut mendengar ucapan Daniel, sungguh berbeda sekali dengan Satria. Sebelum menikah saja sudah membahas masalah warisan dan berlagak mengurus semua jika Vanye menolak, untung saja waktu itu Dimas tak bisa di bodohi jadi dia hanya mengiyakan saja tanpa menurutinya.
"Vanye nggak bisa mengelola perusahaan, jadi Papa hanya berharap padamu Daniel." Dimas terus mendesak Daniel.
"Kalau aku mau, mungkin dari dulu sudah menerima permintaan papaku sendiri untuk mengurus perusahaan, Pa. Kemampuanku di bidang kuliner, bukan di perusahaan Pa."
Dimas tak bisa berkata-kata lagi, Daniel begitu kekeh menolak permintaannya. Jalan satu-satunya hanya satu, mereka harus memiliki anak dan perusahaan itu akan jatuh pada cucunya.
"Ya, mau bagaimana lagi. Kamu menolak, maka cepat buatkan Papa cucu. Biar dia yang mengelola nanti," kata Dimas putus asa.
"Jika nanti kami punya anak, aku nggak akan memberatkannya Pa. Biar dia yang memilih jalannya, mau seperti apa."
Kalah sudah Dimas jika berdebat dengan menantunya. Apalagi Daniel memiliki keinginan mandiri yang sangat kuat, tak mau bergantung pada kekayaan orang tuanya. Sungguh Dimas sangat salut, tapi angan-angannya untuk istirahat jadi tertunda sampai cucunya besar nanti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sambil menunggu update, ayo mampir ke cerita temanku yuk. Ceritanya seru loh, jangan lupa mampir ya.
Judul : Cinta Sejati Hot Duda, karya Yayuk Triatmaja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ITULH SAKITNYA JIKA PNY ANAK SMATA WAYANG DOANK, SDGKN HARTA DN ASET2 BGITU BNYK..
2023-12-23
2
Sulaiman Efendy
WAHHH GMN CARA DIMAS SALURKN HASRATNYA SLAMA 10 TH, BRU BSA UN BOXING SI RATIH..
2023-12-23
1
𝓐𝔂𝔂🖤
om dimas aku juga mau warisan dong...😁😁
mayan lah buat beli cilok tiap hari🙈🏃♀️🏃♀️
2022-12-14
4