Bab 12 - Menjadi Anggota

"Baiklah, karena semua sudah berkumpul di sini. Jadi, saya akan memulai membahas mengenai permasalahan Lisa yang akan masuk ke dalam anggota OSIS ini. Jadi... untuk sementara Lisa akan menjadi anggota tamu selama satu bulan. Mempertimbangkan pendapat Tommy. Dan ini juga atas persetujuannya." ucap Andre memberikan penjelasan mengenai Lisa yang akan bergabung di OSIS mereka.

"Lisa," panggil Andre sembari meraih tangan Lisa yang ia letakkan di atas meja. Lisa pun menoleh ke arahnya.

"Selamat karena kamu sudah di terima di sini dan semoga betah berada di OSIS ini ya," sambungannya lagi sembari menatap dan tersebut ke arah Lisa.

Lisa pun mengangguk dengan menyunggingkan senyumannya ke arah Andre begitupun dengan Andre. Setelah itu Andre melepaskan tangannya dan berucap. "Ayo beri tepuk tangan kepada Tommy." Saat mereka hendak memberikan tepuk tangan kepadanya.

"Jangan berani-beraninya!" sargas Tommy menghentikan mereka melakukan hal yang menurutnya akan membuatnya salah tingkah. Bagaimana tidak? Sejak awal, laki-laki itu sangat menentang akan bergabungnya gadis itu. Namun, tiba-tiba ia malah setuju akan bergabungnya Lisa. Meskipun ia masih memberikan jangka satu bulan pada gadis itu. Apakah itu tidak aneh? Entahlah.

Tommy memandangi wajah mereka satu persatu secara bergantian dan menatap Lisa dengan mata yang sedikit di sipit kan.

"Kamu! Jangan hanya seenaknya sendiri saat berada di sini, aku akan melihat bagaimana kamu melakukan tugas ini dengan baik selama sebulan. Dan memutuskan apakah kamu akan aku terima atau tidak," ucap Tommy dengan tatapan datarnya.

"Untuk Andre jangan usil dan bantu dia," ucapnya lagi sembari memberikan tatapan datar terhadap sang sahabat.

"Aish. Aku tidak akan mengusili nya, kamu jangan khawatir. Lagipula, kenapa jadi kamu yang memerintah?" ucap Andre menggoda Tommy.

Devan yang sedari tadi hanya diam menyipitkan matanya menatap Andre dan Tommy secara bergantian. "Eits, tunggu! Disini yang menjadi ketua OSIS siapa? Kenapa kamu malah mengatur Andre seperti itu,Hah?"

"Kenapa? Kau tidak menyukainya?" balas Tommy dengan tatapan tajamnya.

Hingga membuat Devan menciut saat menatap wajah itu. "Begitu aja marah."

"Kamu juga harus menjaga kebersihan ruangan ini! Jangan hanya membuat ruangan ini tambah berantakan! Dan jangan hanya kelayapan kemana-mana!" Tommy terus melemparkan ucapannya terhadap Devan yang hanya di tanggapi oleh pemiliknya dengan mata yang dilebarkan.

Tommy pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali melihat ke arah gadis itu. "Kamu ... lakukanlah dengan benar dan dengan cara-"

"Oke aku mengerti," ucap Lisa cepat memotong ucapan laki-laki itu. Ia mulai kesal dengan ceramah yang terus dilontarkan oleh laki-laki di sebelah Devan itu.

Tommy pun seketika terdiam dan menundukkan kepalanya sembari menarik nafasnya pelan.

'Ck, laki-laki ini sungguh membuatku kesal saja.' batin Lisa.

'Apakah ucapan ku sedikit keterlaluan?' batin Tommy dengan kepalanya yang masih tetap menunduk.

"Baiklah, anak-anak karena ini sudah selesai. Jadi, saya pamit dulu ya." pak Agus yang sedari tadi hanya diam dan memperhatikan interaksi ke empat orang di depannya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun berdiri berpamitan kepada mereka.

Ia berada di situ karena ingin memastikan apakah Lisa akan diterima atau tidak dan benar saja. Gadis itu akhirnya diterima meski harus menjadi anggota tamu terlebih dahulu.

"Terimakasih pak, anda sudah sangat banyak membantu kami," ujar Andre pada sang guru setelah ia mengantarnya di depan pintu.

Pak Agus pun hanya tersenyum dan menepuk pelan pundak Andre. "Saya tidak melakukan apa-apa, justru saya yang seharusnya berterimakasih kepada mu, karena kamu sudah membujuk Tommy untuk menerima Lisa bergabung dengan kalian. Saya senang karena akhirnya gadis itu bisa mendapatkan teman. Baiklah, saya duluan."

"Iya pak terimakasih." Pak Agus pun tersenyum melihat muridnya itu. Lalu mengangguk dan pergi meninggalkan Andre yang masih berdiri di depan pintu.

Setelah melihat pak Agus telah menjauh dan menghilang dari pandangannya. Andre pun langsung kembali masuk ke dalam untuk menemui ke lima orang yang sedang menunggu di ruangannya.

"Pak Agus sudah pergi?" tanya Revan saat di lihatnya Andre telah berada di sampingnya sambil merapikan buku-buku yang tadi ia keluarkan.

"Iya, sudah baru saja, kamu sendiri juga melihatnya kan beliau keluarnya bersamaku." balas Andre tanpa mengalihkan pandangannya.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. ...

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!