Bab 4 - Gadis Itu

Tommy telah sampai di tempat tinggalnya, ia meletakkan tas miliknya ke sembarang tempat lalu laki-laki itu merebahkan tubuhnya ke kasurnya. Terdengar ia menarik nafas panjang lalu menghembusnya secara perlahan.

Flashback On

"Kami tidak menerima anggota baru di dewan ini, jadi maaf kamu tidak bisa bergabung!" ucap Tommy dengan tegas kepada gadis di hadapannya yang tidak lain adalah Lisa.

"Tapi Tommy, bukankah di dewan ini membutuhkan orang lain untuk membantu kalian dalam melakukan segala pekerjaan di tempat ini? Jadi saya pikir Lisa bisa memba-"

"Kami bisa melakukannya dengan tepat waktu, lagipula kami sudah bertiga. Jadi saya pikir, itu sudah cukup untuk menyelesaikan tugas ini pak." ucap Tommy memotong ucapan sang guru.

Sang guru hanya mengangguk. "Baiklah, jika kalian ingin seperti itu. Bapak harap kalian bisa melakukannya dengan baik."

"Lisa sepertinya dewan ini tidak membutuhkan anggota baru jadi-.." Lagi-lagi ucapan sang guru terpotong saat gadis itu memotong ucapannya.

"Kenapa aku tidak bisa bergabung? Apakah karena aku seorang perempuan? Apakah kamu mengira aku tidak dapat melakukan tugas yang ada di dalam aturan dewan ini?" sahut Lisa dengan tegas. Gadis itu menatap dingin ke arah laki-laki yang telah menolaknya untuk bergabung di dewan itu.

Tommy menatap Lisa tak kalah dingin, entah mengapa dia terlalu menyukai gadis di depannya itu. "Jika kamu sudah tau, kenapa masih bertanya? Tempat ini hanya di peruntukan untuk laki-laki bukan untuk perempuan!"

Lisa mengepalkan tangannya, Tommy mengetahui hal tersebut. Namun, dia berpura-pura tidak tahu. Lisa mendekatkan dirinya pada laki-laki itu dan berkata. "Jangan karena aku seorang perempuan, kau meragukannya. Ingat! Jangan karena kamu wakil dewan OSIS di sini aku akan takut padamu." balas Lisa yang terus menatap laki-laki di depannya dengan dingin.

Flashback Off...

Tommy bangkit dari tidurnya lalu meraih ponsel yang tergeletak di samping kasurnya. Belum membuka ponselnya, ia malah melemparkannya kembali ke tempat tadi. Laki-laki itu mengusap wajahnya pelan. Ia berdiri lalu keluar menuju ke arah dapur, lalu ia mengambil segelas air untuk ia minum.

Setelah selesai ia pun kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya yang terasa lengket karena keringat. Butuh lima belas menit laki-laki itu pun telah selesai mandi. Dan saat ia mengeringkan rambutnya dengan handuk, suara pintu terdengar di ketuk.

Tok! tok! tok!

Tommy melihat ke arah pintu lalu berjalan untuk membukakan pintu sambil memasang bajunya. Saat sampai di depan pintu Tommy pun membukanya dan menampilkan sosok gadis cantik berkulit putih sedang tersenyum manis ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Tommy kepada gadis di hadapannya.

"Tidak, aku hanya ingin memberikan kue ini untuk kakak. Jangan lupa di makan yah," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Bella adik Tommy.

Tommy pun mengambil kue tersebut. "Kakak akan memakannya nanti, pergilah ke kamar untuk belajar!"

Bella yang mendengar ucapan sang kakak mengerucutkan bibirnya. "Belajar! Belajar! Dan belajar! Selalu saja belajar."

"Bella ...,"

"Iya, iya aku bakal kembali ke kamar dan belajar."  gerutu Bella. Gadis itu kembali ke kamarnya dengan menghentakkan kakinya kesal.

Tommy hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum saat melihat tingkah sang adik yang seperti anak kecil. Lalu ia menatap kue yang baru saja Bella berikan kepadanya. "Terimakasih Bella," ucap Tommy pelan sembari melihat kamar adiknya yang berada di sebelah kamarnya. Setelah mengatakan itu Tommy pun masuk ke dalam kamarnya.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. ...

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***