Bab 8 - Detak Jantung

Di dalam bus, Lisa tengah memandangi pemandangan dari dalam bus yang dinaikinya sembari menyetel musik yang menurutnya cocok dengan suasana hatinya saat ini. Pikirannya terus memikirkan perkataan laki-laki yang mengantarkannya sampai ke gerbang sekolah tadi. Yah, siapa lagi kalau bukan Andre si pemuda populer di sekolahnya dan sekaligus ketua OSIS di sana.

'Hati-hati.'  (di episode sebelumnya).

Ucapan itu terus terngiang-ngiang di kepala Lisa. Gadis itu juga tak henti-hentinya tersenyum saat mengingat momen tadi saat bersama kakak kelasnya itu.

Lisa menyentuh dadanya yang berdetak kencang. "Apakah aku menyukai kak Andre?"

"Ah, tidak Lisa! Tidak! Jangan memikirkan hal yang tidak mungkin!" Lisa menepuk mulutnya beberapa kali secara pelan, lalu menggelengkan kepalanya agar apa yang ia pikirkan barusan tidak terulang.

Lisa mengedarkan pandangannya ke sekitar dan ternyata rumahnya hampir sampai. Lisa pun buru-buru menekan tombol berhenti yang berada di sampingnya, dan segera berdiri untuk turun.

Saat ia telah turun, seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan secara otomatis Lisa membalikkan badan untuk melihat siapa yang menepuknya.

"Hai ...," ucap orang itu sembari tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Lisa.

Lisa yang melihatnya hanya menatapnya tanpa bergeming. "Kakak bukannya ...?"

Orang itu mengangguk sambil menatap Lisa dengan menyipitkan matanya. "Hayoo. coba tebak siapa aku?"

Lisa terdiam sampai beberapa saat dan membuat orang di hadapannya mulai bosan akan sikap Lisa yang hanya berdiam saja tanpa berniat mengeluarkan suara. "Aish... Aku Devan yang bergabung dengan dewan OSIS."

Lisa pun yang akhirnya diam membuka suaranya. "Ah, benar. Kakak yang di dewan itu."

"Sudah ingatkan?" ucap Devan sembari memainkan alis kanannya.

"Em." Lisa mengangguk.

"Kakak sedang apa disini?" tanya Lisa saat ia melihat Devan sedang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Entahlah, aku sedang apa disini aku juga tidak tahu. Yang jelas aku tadi naik bus asal, terus aku tertidur dan seseorang membangunkan ku dan alhasil aku terdampar di sini." celoteh Devan menjawab pertanyaan Lisa. Lisa pun yang mendengar penuturan Devan memasang senyum kecil di bibirnya.

Devan yang melihat gadis itu tersenyum pun ikut tersenyum. "Ah, benar. Kamu sendiri sedang apa disini?" tanya Devan balik.

"Aku tinggal disekitar sini kak." sahut Lisa.

"Benarkah? Disini?" ucap Devan memastikan.

Lisa mengangguk, lalu Devan berkata kembali. "Em. Oh iya soal tadi, kuharap kau tidak memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh teman ku ya! Dia memang sedikit sensitif akhir-akhir ini. Jadi..," Devan men-jeda ucapannya dan mendekatkan dirinya pada Lisa hampir mendekati sehingga membuat Lisa sedikit memundurkan badannya.

Devan pun menahan kedua bahu gadis itu, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Lisa. "Ku harap kau tidak ambil hati perkataannya. Oke!" ucapnya lagi sembari berbisik.

Lisa menolehkan kepalanya ke arah Devan sehingga tatapan keduanya bertemu dan sehingga menimbulkan getaran kencang di jantung salah satunya.

Devan yang menyadari bahwa yang menimbulkan suara detak jantung itu adalah dirinya, segera menjauhkan diri dari gadis itu. Devan pun langsung terlihat canggung dan mengusap tengkuknya beberapa kali.

Lalu melihat jam tangannya. "Eemm... ku rasa sebaiknya aku harus pergi. Sampai jumpa!"

Devan pun berlari pergi meninggalkan Lisa yang menatap kepergiannya. "Kenapa bunyi detak jantungnya keras sekali?" ucap Lisa. Lalu gadis itu melanjutkan melangkahkan kakinya menuju rumahnya.

****

Di rumahnya Tommy.

Laki-laki dingin itu terlihat telah sampai di kamarnya, lalu ia meletakkan tasnya dan langsung membaringkan tubuhnya pada kasur miliknya.

"Kak?" ucap Bella di balik pintu.

Tommy menolehkan kepalanya ke arah pintu dan menampakkan sang adik tengah berdiri di depan pintu menatap dirinya dengan raut wajahnya yang terlihat sedih.

Tommy menutup mata dan menarik nafasnya pelan, ia pun bangkit dari tidurnya dan memposisikan dirinya dengan duduk tanpa berpindah ke lain tempat. Laki-laki itu menundukkan kepalanya lalu menatap sang adik.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. ...

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!