"Aduh kenapa harus gue. Joko pasti bakalan bunuh gue kalau gue ikut-ikutan." gerutu Natan sambil berjalan mendekati Nara."
" Natan!."
"Huum... Kak Natan tau bagaimana kondisi Papa kak Diana. Kak Natan juga tau cerita sebenarnya."
" Hai brow.... Bener yang dikatakan adik lu dan Diana. Gue udah ketemu dengan orang tuanya. Papanya masih koma dan Mamanya yang menceritakan semuanya. Kalau lu nggak ambil kesempatan ini, lu nggak akan ketemu dia dalam waktu lama brow. Penerbangan dia setengah jam lagi."
" Sudahlah mungkin ini sudah menjadi hukuman buatku. Aku ikhlas asalkan Joko sudah memaafkan aku. Aku ucapkan selamat jalan."
" Kak, kak Diana mau pergi ini."
Joko masih membeku, di satu sisi dia masih mencintai Diana tapi disisi lain dia merasa kecewa dengan Diana.
" Astaga...(Nara menepuk jidatnya) kak.. Kaka Diana udah mau masuk itu.!"
Diana jalan perlahan sambil menunggu Joko memanggilnya. Tapi, Joko tak memanggil namanya hingga dia masuk ketempat perbatasan pengantar dan penumpang. Diana mulai menjauh tak terlihat.
" Kak... kak Diana sudah tak terlihat dia sudah masuk. Kak Diana nggak bisa balik lagi kak. Kak Natan gimana ini..?"
Seketika Joko berbalik arah dan lari sekencang-kencangnya sehingga menerobos para petugas. Petugas keamananpun lari terbirit-birit mengejar joko, dan Natan serta Nara pun ikut mengejar para petugas keamanan itu. Aksi kejar-kejaran pun menjadi tontonan para penumpang pesawat. Joko berlari mengejar Diana dan sampai akhirnya bertemu Diana.
" Tunggu Dia..!! (Joko langsung memeluk Diana) Maaf aku telat menyadari semua. Jangan...jangan tinggalkan aku lagi."
Diana membeku karena dipeluk Joko. Diana menangis sejadi-jadinya karena merasa bahagia.
" Nggak kamu nggak salah. Kamu hanya butuh waktu."
Semua penumpang bertepuk tangan. Nara dan Natan menjelaskan ke petugas keamanan. Akhirnya mereka memaklumi dan memperbolehkan tapi harus segera keluar karena pesawat akan segera lepas landas.
Nara dan Natan pun bahagia. Karena terlalu bahagia Nara sampai memeluk Natan sampai nangis sesenggukan karena bahagia.
" Nara ohh..... jantung semoga kamu baik-baik saja yaa..semoga Nara nggak dengar detak jantung ini berasa mau rontok. ohh..... " batin Natan
" hiks hiks hiks.... kak Natan aku bahagia mereka bisa bersatu lagi."
" Gue juga bahagia Nara, semoga saja jam nya bisa berhenti disini biar gue rasain bahagianya bisa memeluk Nara. oh tuhan tolong hentikan waktumu sebentar. hihihi..." batin Natan.
" Kak Natan kok diem aja. Kak Natan nggak bahagia yaa liat mereka bersatu?"
" Ahh.... bahagia kok. tentu saja bahagia. Udah lama tu nggak liat di kulkas tersenyum gitu. hahaha....."
Joko dan Diana saling melepaskan pelukan. Ketika melepaskan pelukan, Joko melihat Natan memeluk Nara. Joko langsung memelototi Natan dan Nara. Akhirnya pelukan Nara dan Natan pun terlepas.
" Yang seharusan pelukan itu kakak kenapa jadi kalian?"
" Hehehe.... Nara jadi malu kak. Nara juga bahagia lah kak. Karena kak Natan nganggur jadi peluk aja daripada meluk pak satpam. hehehe..."
" Maaf brow reflek. Reflek itu adalah gerak tubuh yang spontan tanpa adanya kesadaran otak Bros. Jadi jangan salahin kita-kita dong."
" Maaf mas mbak silahkan diselesaikan diluar, karena ini pesawat akan segera lepas landas.
Kemudian mereka berjalan keluar menuju tempat tunggu.
Dari kejauhan Mama dan Papa Nara datang menghampiri mereka. Joko terlihat menggandeng tangan Diana. Sedangkan Nara berjalan berdampingan dengan Natan.
" Alhamdulilah.... akhirnya kalian bisa bersama lagi. Mama bahagia sayang. Sepertinya keinginan kita buat dapet cucu segera terwujud pa?."
" Iya ma. Aaminn... semoga saja mereka akan lanjut sampai pernikahan."
Joko masih penasaran dengan tiket dan rencana perginya Diana.
"Dia kamu nggak jadi pergi ke New York kah?"
" nggak... aku perginya masih besok lusa. Dan ini tiket untuk besok lusa."
" Apaaa...... terus tadi bagaimana bisa lolos masuk sana tadi."
"Aku kerja sama dengan petugas bandara tapi tidak menyangkan kamu akan mengejarku disini, makanya mereka ikut panik. hehehe...." Diana menjelaskan sambil tersenyum.
" haaa......terus mereka (menunjuk pada Nara Natan)"
" Huum... Mama Papa juga."
" Jahat sekali kalian. Tapi Dia, kamu pada akhirnya juga akan pergikan?."
" Iya, Tapi hanya 1 Minggu untuk peluncuran desain baru saja. Kalau kamu ada waktu bisa kok ikut juga."
"Aku akan usahakan."
Saat mereka asik mengobrol ada sebuah panggilan para penumpang dengan tujuan Jakarta akan segera terbang. Dan obrolan merekapun terhenti karena mereka harus berpisah dengan Nara. Nara harus pergi ke Jakarta karena ingin kuliah dan mandiri disana. Dari rencana awal Joko akan mengantar Nara sampai Jakarta, karena Joko sudah bersatu dengan Diana maka Joko mengajak Diana ke Jakarta untuk mengantar adiknya. Bersyukur karena masih ada kursi penumpang untuk tujuan ke Jakarta.
Joko, dan Diana berpamitan untuk mengantar Nara. Natan terlihat berat untuk jauh dari nara. Tapi itu semua sudah kemauan nara. Sehingga tanpa peduli ada mama papa, Joko dan Diana, Natan memeluk Nara sebagai tanda perpisahan.
" Kalau sudah sampai Jakarta. jangan lupa wa ya Ra?"
" Ohh.... iya kak Natan. Jangan sedih dong kakak kan bisa maen Jakarta biar sesekali temeni Nara gitu. ok...."
Joko sedikit sebal melihat tinggal Natan yang tiba-tiba memeluk adiknya.
" heemmemm...
(Joko berdehem). Dah nggak usah drama Ra... keburu telat nanti."
" assalamualaikum Pa Ma. jaga kesehatan ya Pa pa Mama. Kalau udah sampai nanti Nara kabarin. Kak Natan nitip Papa Mama yaa.."
" Waalaikumsalam... hati-hati sayang. "
Waktu lepas landas pun tiba. Nara yang rencana awal duduk disamping kakaknya. Tapi karena Diana ikut dan mendapat kursi yang agak jauh. Makanya Nara bertukar tempat dengan Diana. Supaya Diana dan kakaknya bisa berdekayan. Nara menitihkan air matanya, dia menghadap ke cendela pesawat agar tak ada yang melihatnya menangis. Tapi tiba-tiba ada tangan yang memberikan sapu tangan pada Nara.
" Dasar cengeng.! Ni pakai buat lap."
Nara langsung menoleh kearah orang yang memberikan sapu tangan itu.
" Aku nggak cengeng kok. Aku hanya takut aja naik pesawat karena ini pertama bagiku."
" Sama aja kan. Kalau takut ngapain naik? turun aja saja jangan bikin penghuni pesawat jadi repot."
" Maaf tapi saya nggak nganggu anda kok."
" Nggak ganggu tapi saya terganggu. Karena suara tangis anda itu. Saya pikir ada Kunti disini."
" Haa.... Kunti?? apaan tu Kunti?."
" Ahh.... terserahlah saya mau tidur jangan ganggu saya dengan suara tangismu itu."
" Ehh mas pak om atau apalah kalau ngomong sama orang yang sopan dong. Ngomong muka ditutup sama sarung dasar aneh."
" Ini buka sarung ini tu jaket. Bisa nggak bedain jaket sama sarung? lu pikir bapak lu apa kemana-mana pake sarung."
laki-laki yang duduk disamping Nara itu membuka penutup wajahnya. dan menutupnya lagi.
" Hah.... hah... dasar laki-laki aneh."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments