bab 15 Pertemuan Joko dan Diana

"Nak, kita akan berusaha untuk membantu kamu."

Diana merasa senang setidaknya mereka sudah memaafkan Diana. Tetapi dihati Diana masih ada rasa sedikit gelisah, karena tidak tau joko mau menerima kebenaran yang dari dulu dia sembunyikan.

Tak lama kemudian Joko datang berniat untuk menjemput mama dan Nara. Ketika Joko datang ia langsung menuju ke tempat adiknya diperiksa.

" Siang sus. Apa dokter Natan di dalam?."

" iya pak. Ada yang bisa saya bantu?"

" Saya mau ketemu dengannya. Boleh saya masuk?."

" Maaf, tapi didalam sedang ada pasien. Apa bapak sudah buat janji terlebih dahulu?"

"Saya temannya. Nggak perlu janji."

"Maaf pak tapi bapak nggak bisa masuk kalau tidak ada janji."

"Sombong banget tu anak. ok panggilkan doktermu itu!."

Suara Joko sangat keras sehingga membuat Natan dan Nara yang didalam ruangan mendengar perdebatan Joko dan perawat.

" Itu Bukankah suara Joko?"

" Haa.... benar gimana ini aku harus kemana?.(Diana merasa gelisah sambil mondar-mandir)."

" Pakai jas ini dan tutup wajahmu dengan masker." Natan mencoba menenangkan Diana.

krekk.... pintu terbuka dan Joko masuk.

Joko masuk dan melihat adiknya masih diperiksa seorang dokter perempuan yang rapi mengenakan jas dokter serta wajah yang ditutupi masker. Mereka yang ada di dalam ruang merasa sangat gugup. Tapi untungnya Natan bisa mencairkan suasana yang membuat Nara dan Diana tenang.

" maaf dokter saya sudah mencoba memperingatkan tuan ini, tapi dia masih nekat masuk."

" nggak pa pa sus, dia kakak pasien. Kamu silahkan kembali ketempat."

" baik dok."

Natan mempersilahkan Joko masuk dan duduk di kursi. Sejenak suasana hening hingga Joko berbicara.

" Sejak kapan diruang dokter ada dua dokter?". Joko melihat ke arah Diana.

" Dia dokter magang. Makanya gue suruh dia buat praktek biar dia tau gitu brow hehehe....(senyum canggung Natan).

" jadi lho jadiin adik gue kelinci percobaan gitu? gila lu. kalau adik gue kenapa-kenapa gimana? gue tuntut lho." Joko sedikit emosi membuat ruangan sedikit panas.

" bu..bukan gitu. Tadi gue udah periksa terus habis itu dia gue suruh buat cek biar dia juga tau. Jadi nggak asal periksa."

"Joko begitu menyayangi adiknya, sampai ia tak ingin adiknya celaka. Sungguh beruntungnya aku bisa mengenal orang sepertimu Joko."(batin Diana)

" Kalau gitu hei...dokter baru gimana keadaan adik saya?"

Diana bingung ingin menjawab. Karena jika dia menjawab Joko pasti mengenali suaranya.

" ah..... Nara baik-baik saja kok brow. Dia hanya butuh makan-makankan yang bergizi aja."

" Kenapa lu yang jawab. Gue tanya sama dokter itu(menunjuk kearah Diana). "

Diana merubah suaranya.

" Nona Nara hanya butuh tambahan asupan vitamin dan makan makanan yang bergizi supaya sakit nya tidak kambuh lagi."

" Oke. Apa masih ada pemeriksaan lagi?."

" Tidak tuan, sudah selesai dan nona Nara bisa kembali pulang. Saya menyarankan, jangan biarkan pikiran dan beban hidup menjadi berlarut-larut karena bisa menyebabkan stres. Stres bisa memicu kesehatan seseorang menurun dan akhirnya sakit."

" Oke, bisa kami pulang sekarang. " dengan nada datar dan wajah dinginnya.

" Maaf tuan sedikit saran untuk anda tuan. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk memastikan bahwa pikiran Anda terpelihara dengan baik dan positif. Bagaimanapun, pikiran yang sehat mengarah pada pandangan hidup yang lebih bahagia dan dengan pandangan hidup yang lebih bahagia, jauh lebih mudah untuk melawan dampak negatif dari masalah dalam hidup.”

"Saya tidak sedang konsultasi dengan anda dokter. Jadi saya tidak butuh saran anda."

" Saya melihat anda banyak pikiran dan mungkin ada masalah jadi saran memberikan sedikit saran. Lupakan masalah yang membebani anda dan cobalah untuk menjalani kehidupanmu yang akan datang tuan."

Joko menunduk sambil berdiri dari duduknya lalu menghadap Diana yang masih memakai masker. Mata mereka bertemu dan saling memandang satu sama lain.

" kehidupan nyata tak semudah teori dokter."

" Dasar dari kebahagiaan adalah kesehatan tuan. Tubuhmu mendengar semua yang dikatakan pikiranmu. Jadi jangan terlalu pikiran semua beban hidupmu. Hilangkan semua beban itu dan sambut...."

Kata-kata Diana terpotong oleh Joko.

"Ketika takaran beban pikiranmu melebihi dari standar hidup. Saat itulah kamu akan tau bahwa semua teorimu itu tidak akan ada gunanya dokter.!"

Diana membeku dan Joko menatap tajam mata Diana. Semua orang yang ada diruang itu menatap Joko dan Diana. Seketika suasana kembali hening, sampai akhirnya mama Ratih memecah keheningan itu.

Mama Ratih mengusap pundak Joko.

" Nak sudah. Kita sudah selesai ayo pulang. Kasian adikmu."

Joko masih menatap netra mata Diana. Joko seketika mengenali mata itu namun Joko ragu, karena perempuan dihadapannya berstatus seorang dokter. Hingga adiknya yang membuyarkan aksi tatap menatap antara Joko dan Diana.

" jangan saling menatap tar cinta lhoo... hehehe..."

Joko langsung mengalihkan pandangannya.

" Dasar bocah, ayo pulang.!"

" bay.... Kaka Natan, bay... dokter cantik. Semoga bisa jadi jodohnya kakak aku yaa.."

Joko memelototi adiknya, sedangkan Diana pipinya memerah karena malu.

Nara, Joko, dan mama Ratih akhirnya pulang. tak butuh waktu lama merek sampai di rumah.

" Kak kapan kakak nikah? aku pengen punya ponakan yang lucu ni." Nara mencoba menggoda kakaknya.

" Iya ni, Joko kapan nikah? mama pengen cepet punya cucu." mamanya ikut menggoda

" mama pengen punya cucu?. Ni (sambil memegang dan mendorong tubuh adiknya) suruh dia kawin dan cepet punya anak."

" Ihh.... kakak aku aja baru lulus SMA. Mau nikah ama sapa ?"

" tu anaknya pak lurah, dia masih jomblo"

" idih.... ogah.... mending kakak tu sama dokter yang tadi juga boleh, cantik lho kak."

Joko menjewer telinga adiknya "pikirin tu sekolah ngerti!"

mama Ratih yang melihat kelakuan kedua anaknya begitu mearasa bahagia.

hari yang dinanti itupun tiba. Nara dan semua keluarganya sibuk menata semua kebutuhan yang dibutuhkan Nara dijakarta.

" Bismillahirrahmanirrahim..... semoga hari ini berjalan lancar dan semoga kak Joko dan kak Diana bisa bersatu kembali Aamin." Nara berdoa didalam hati.

" Ngapain kamu..... "

" Haa..... nggak kok kak. Cuma lagi berdoa aja semoga dilancarkan ketika Nara dijakarta nanti."

" Ohh.... apa berdoamu sudah selesai?."

" huum....(Nara menganggukkan kepalanya)."

" ya udah yukk kakak antar."

Didalam perjalanan Nara dan Mama Ratih saling memandang dan memberikan kode melalui mata mereka. Didalam perjalanan mereka saling diam dan berdoa didalam hati masing-masing, sehingga tercipta suasana hening.

" Sepi amat! pada ngapain dibelakang? nangis yaa? kalau nggak ada yang rela kita kembali kerumah aja. Daripada pada nangis tar."

"Nggak! kita tetap berangkat.!" Mama dan Nara kompak menjawab.

" Wuiihhh.... kompak amat. Pa mesti dikasih piala tu kekompakan mereka. hahaha...."

Papa Pramudya hanya geleng-geleng kepala. Tidak lama kemudian mereka sampai di bandara. Tak jauh dari tempat parkir Joko sudah terparkir mobil Diana bersama Natan. Natan sengaja ikut dengan mobil Diana, karena tak ingin ketahuan Joko. Semua mobil yang dimiliki Natan sudah dikenali joko. Merekapun masuk ke dalam bandara.

" Ayo kakak antar chek in dulu."

" iya kak. Mama disini dulu ya sama papa."

" Iya sayang.."

Dari kejauhan terlihat Diana dan Natan datang menghampiri. Mama sebelumnya sudah menjelaskan sama papanya, dan papa Pramudya juga mencoba untuk mempercayainya.

" Apa mama yakin akan melakukannya?"

" Iya pa. semoga saja dengan ini Joko bisa kembali seperti dulu lagi. mama ingin melihat anak mama bahagia pa."

" Assalamualaikum Tante Om. Om saya....."

" Waalaikumsalam.." mereka kompak menjawab salam.

" Mama sudah menjelaskan semuanya. Saya mencoba percaya, semoga kalian bisa bersatu lagi. Papa hanya ingin Joko bahagia."

" Bismillah semoga Joko mau memaafkan saya om"

Joko dan Nara kembali kearah mama dan papanya. Nara melihat Natan dan Diana sudah duduk di kursi yang direncanakan. Nara ijin ke Joko untuk ketoilet.

" Kak aku ke toilet dulu ya kebelet ni..." Nara pergi meninggalkan kakaknya sambil mengacungkan jempol ke arah Diana.

Diana datang dari arah berlawanan dengan Joko. Joko tak mengenali karena Diana sengaja memakai masker dan topi. Saat mereka berpapasan dengan sengaja Diana menabrak Joko.

bruukkk......

" Maaf nona."Joko menangkap tubuh Diana dan seketika itu mereka saling memandang.

Joko melihat netra mata yang ia kenali. Joko mencoba untuk menghilangkan perasaan dihatinya dan ketika Joko melepas tangan dari tubuh Diana. Diana membuka masker dan topinya.

Joko membelalakkan matanya melihat gadis yang dihadapannya adalah Diana. Mereka saling memandang satu sama lain.

Episodes
1 bab 1 lulus seleksi
2 bab 2 kak Joko marah
3 bab 3 Pesta dan pertemuan dengan Kayla
4 bab 4 Bertemu dengan Diana
5 bab 5 flashback part II
6 bab 6 flashback part III
7 bab 7 Nara sakit
8 bab 8 Restu Joko untuk Nara
9 bab 9 Salah paham
10 bab 10 Di rumah sakit yang sama
11 bab 11 Nara pulang
12 bab 12 Pertemuan Natan dan Diana
13 bab 13 Curahan hati Diana
14 bab 14 Rencana Natan dan Nara
15 bab 15 Pertemuan Joko dan Diana
16 bab 16 Pertemuan Joko dan Diana part II
17 bab 17 pertemuan Joko dan Diana part III
18 bab 18 cowok menyebalkan
19 bab 19 Cacing cacing kelaparan
20 bab 20 Tempat tinggal baru
21 bab 21 janji setia
22 bab 22 kehidupan baru
23 bab 23 Teman baru
24 bab 24 Hukuman dari Ketua
25 bab 25 memperebutkan Nara
26 bab 26 Cemburu
27 bab 27 persaingan Boy dan Rivan
28 bab 28 Menginap di tempat Nara
29 bab 29 kejahilan Rivan
30 bab 30 Kejahilan Nara
31 bab 31 laki-laki berhoodie dan bermasker
32 bab 32 Boy, Nara, dan Rivan
33 bab 33 Sisi kebaikan Nara.
34 bab 34 Malam Puncak part I
35 bab 35 Malam puncak part II
36 bab 36 Suasana malam dikampus
37 bab 37 dijemput cowok ganteng
38 bab 38 cowok galau vs cowok bucin
39 bab 39 Kelakuan trio somplak.
40 bab 40 kemewahan villa
41 bab 41 kepulangan Nara
42 bab 42 perhatian
43 " bab 43 Joko kena prank
44 bab 44 kartu AS
45 bab 45 cinta pertama dimasa lalu
46 Bab 46 Motor untuk Bintang
47 Bab 47 Kehilangan Bintang yang disayang
48 Bab 48 penantian selama satu setengah tahun
49 Bab 49 kebahagiaan yang lama dinanti.
50 Bab 50 rencana pertunangan
51 Bab 51 fitting gaun pertunangan
52 bab 52 Ruang rahasia milik Boy
53 bab 53. Rahasia
54 bab 54 hari pertunangan
55 bab 55 hari pertunangan part II ( Ancaman diam-diam)
56 baba 56 Mata-mata
57 bab 57 kerinduan Rivan.
58 bab 58 curhat
59 bab 59 Pertemuan yang tidak sengaja
60 bab 60 Lagi ngejar cinta gue
61 bab 61 Joko vs Rivan.
62 bab 62 cari perhatian
63 bab 63 Kabar mengejutkan
64 bab 64 Rivan vs Natan.
Episodes

Updated 64 Episodes

1
bab 1 lulus seleksi
2
bab 2 kak Joko marah
3
bab 3 Pesta dan pertemuan dengan Kayla
4
bab 4 Bertemu dengan Diana
5
bab 5 flashback part II
6
bab 6 flashback part III
7
bab 7 Nara sakit
8
bab 8 Restu Joko untuk Nara
9
bab 9 Salah paham
10
bab 10 Di rumah sakit yang sama
11
bab 11 Nara pulang
12
bab 12 Pertemuan Natan dan Diana
13
bab 13 Curahan hati Diana
14
bab 14 Rencana Natan dan Nara
15
bab 15 Pertemuan Joko dan Diana
16
bab 16 Pertemuan Joko dan Diana part II
17
bab 17 pertemuan Joko dan Diana part III
18
bab 18 cowok menyebalkan
19
bab 19 Cacing cacing kelaparan
20
bab 20 Tempat tinggal baru
21
bab 21 janji setia
22
bab 22 kehidupan baru
23
bab 23 Teman baru
24
bab 24 Hukuman dari Ketua
25
bab 25 memperebutkan Nara
26
bab 26 Cemburu
27
bab 27 persaingan Boy dan Rivan
28
bab 28 Menginap di tempat Nara
29
bab 29 kejahilan Rivan
30
bab 30 Kejahilan Nara
31
bab 31 laki-laki berhoodie dan bermasker
32
bab 32 Boy, Nara, dan Rivan
33
bab 33 Sisi kebaikan Nara.
34
bab 34 Malam Puncak part I
35
bab 35 Malam puncak part II
36
bab 36 Suasana malam dikampus
37
bab 37 dijemput cowok ganteng
38
bab 38 cowok galau vs cowok bucin
39
bab 39 Kelakuan trio somplak.
40
bab 40 kemewahan villa
41
bab 41 kepulangan Nara
42
bab 42 perhatian
43
" bab 43 Joko kena prank
44
bab 44 kartu AS
45
bab 45 cinta pertama dimasa lalu
46
Bab 46 Motor untuk Bintang
47
Bab 47 Kehilangan Bintang yang disayang
48
Bab 48 penantian selama satu setengah tahun
49
Bab 49 kebahagiaan yang lama dinanti.
50
Bab 50 rencana pertunangan
51
Bab 51 fitting gaun pertunangan
52
bab 52 Ruang rahasia milik Boy
53
bab 53. Rahasia
54
bab 54 hari pertunangan
55
bab 55 hari pertunangan part II ( Ancaman diam-diam)
56
baba 56 Mata-mata
57
bab 57 kerinduan Rivan.
58
bab 58 curhat
59
bab 59 Pertemuan yang tidak sengaja
60
bab 60 Lagi ngejar cinta gue
61
bab 61 Joko vs Rivan.
62
bab 62 cari perhatian
63
bab 63 Kabar mengejutkan
64
bab 64 Rivan vs Natan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!