"Diana, sa...sa...yang kenapa kamu memakai baju seperti ini. Terus kenapa didepan ada tenda dan ada kursi pengantin. ohh.... apa kamu ingin memberiku kejutan. Aaa... kamu sudah tau yaa..niat aku datang kesini untuk melamar kamu.". Joko yang sedikit kebingungan tapi masih berfikir positif.
" Joko...jookoo... kamu kesini. Joko aku bisa jelasin semuanya. Tidak Joko aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku sudah dijodohkan dengan anak sahabat papaku. Joko..."
" AA apaa.... di jo doh kan.... apa maksud kamu. Kamu akan menikah dengan orang lain, dan itu dari papamu. aku nggak ngerti Diana. papamu kan tau kita menjalin hubungan, dan selama ini mereka juga tidak melarangku menjalin hubungan denganmu. Dan tiba-tiba mereka menjodohkan mu dengan orang lain. kamu pasti bohongkan. aku ingin menemui papa."
" Tidak Joko. Baiklah aku akan jujur Joko selama ini aku tidak mencintaimu aku hanya memanfaatkan mu saja untuk bisa menjadi sukses. Lagian wanita mana yang mau sama cowok kampungan seperti kamu. Mulai sekarang kita putus, pergilah dari sini Joko. Aku nggak mau lihat wajah kamu lagi. Dan satu hal lagi jangan pernah menemuiku lagi." jawab Diana
Semenjak itulah mereka tidak saling bertemu dan berkomunikasi. Joko merasa kecewa dan marah. Dari situlah yang menjadi alasan Joko tidak mengijinkan Nara untuk ke Jakarta. Dia tidak ingin masa lalu terulang kembali pada Nara. Semenjak itu Joko menjadi pribadi yang semakin cuek dan dingin.
flashback off.
Pertemuan dengan Diana kembali setelah bertahun-tahun, sedikit mengobati rasa rindu Joko terhadap sosok wajah cantik Diana. Tetapi setelah beberapa lama mereka bertatap muka kenangan akan kata-kata terakhir Diana yang menyakitkan. Membuat Joko kembali membenci Diana yang tak ingin melihat sosok Diana lagi. Karena dia fikir Diana telah mengkhianatinya.
Tak berfikir lama Joko langsung pergi dari hadapan Diana dan meninggalkan pesta tanpa berpesan dengan orang tuanya.
"Joko ....... " Diana mencoba memanggil Joko namun Joko semakin jauh.
" Diana kamu nggak pa pa?" Kayla bertanya
" oh... nggak kok aku nggak pa pa. kay apa Joko masih marah denganku?"
"Maaf Diana selama ini aku sudah berusaha untuk menjelaskan semuanya, tapi Joko bersikeras tidak ingin mendengar tentang kamu lagi. Bahkan sampai sekarang dia belum tau kalau kamu membatalkan pernikahan itu. Joko semakin dingin dan susah untuk membujuknya. Kayla mencoba menjelaskan.
" nggak pa pa kok kay , mungkin ini memang hukuman untukku karena sudah menyakiti hati Joko.". Diana mencoba tegar
Kayla menepuk-nepuk bahu Diana untuk memberikan dukungan.
Joko yang merasa hatinya kacau, langsung pergi dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Tak butuh waktu lama Joko sampai di rumah. ia langsung masuk dalam rumah. Tapi baru ia membuka pintu Joko dihadang mbok inem(pembantunya).
" Alhamdulilah mas Joko pulang. Simbok telpon telpon ndak diangkat-angkat to mas mas. Anu mas mbak Nara sakit lho mas. Simbok mau bawa ke rumah sakit tapi mbak Nara Ndak mau ." mbok Inem (pembantu setia keluarga Pramudya).
" Nara sakit? sakit gimana? bukannya tadi ditinggal nggak apa-apa?." Joko langsung jalan menuju kamar Nara.
flashback on
" Tok tok tok mbak mbak Nara maem dulu."
" kok gak dijawab to. (tok tok tok) mbak mbake. kok gak enek jawaban to. mbak Nara buka mbak Iki mbok e."
Pintu kamar Nara dikunci dan tidak ada jawaban dari dalam. karena bingung mbok inem ambil kunci cadangan dan mambuka pintu kamar Nara. Alangkah terkejutnya mbok inem ketika melihat Nara tergeletak dilantai kamarnya. Karena mbok inem nggak kuat mengangkat Nara, mbok inem keluar ke loteng kamar Nara. Dan mbok inem melihat pak Ateng sedang nyapu taman. Mbok inem panggil pak Ateng dari loteng kamar Nara ( tukang kebun setia keluarga Pramudya).
" Ateng Ateng Ateng.... cepet sini kamar Mbak Nara tolong aku.
" Ono opo to mbok? Sik Sik tak mrono. (pak Ateng lari menuju kamar Nara ). Ya Allah mbak Nara Ono opo to Iki kok iso pingsan ngene."
" Ateng bantuin angkat mbake neng kasur.
"
" ya Allah mbake bangun mbak bangun."
Mbok inem mengambi minyak buat bantu Nara sadar dari pingsannya.
" Ateng tolong telpon mas Joko biar pulang."
" njih mbok"
sementara Ateng mencoba telpon Joko. mbok inem mencoba membangunkan Nara dari pingsannya.
" Alhamdulilah mbak sudah sadar. Mbok takut lho mbak. Mbak ke rumah sakit wae yo mbak? mbok takut mbak kenapa-kenapa lho."
." nggak mau mbok Nara mau dirumah wae. Makasih ya mbok."
" Tapi mbak sakit lho mbak. simbok takut mbak kenapa-kenapa. ayo ke rumah sakit wae!."
Nara hanya menggelengkan kepalanya.
"yowes tak buatin teh anget Yo mbak"
flashback off
" Tadi mbok masuk kamar mau bawane maem tapi mbak Nara sudah dibawah lantai mas. mbok langsung panggil pak Ateng buat angkat ke kasur. Badannya panas buanget lho mas."
krek..... Joko masuk kamar Nara. Joko memeriksa keadaan Nara.
" Astaghfirullah badannya panas banget mbok" Joko bergegas menggendong Nara dan membawanya ke rumah sakit tapi Nara menolak karena masih marah.
" Aku nggak mau kak turuni. " Nara mencoba memberontak.
" Mbok saya bawa Nara ke rumah sakit,
tolong mbok usaha telpon papa biar nyusul ke rumah sakit."
" Njih mas Joko." mbok Inem mencoba telpon pak Pramudya.
Tidak butuh waktu lama Joko sampai kerumah sakit. Joko langsung gendong Nara masuk kerumah sakit. Sesampainya didepan ruang UGD Joko dijemput 2 petugas kesehatan dan dokter.
" Tolong adiknya saya pingsan."
" Joko kenapa dengan Nara?" Natan adalah seorang dokter dan sahabat Joko.
" aku nggak tau kata mbok inem dia pingsan tadi."
Natan memeriksa keadaan Nara. Natan dan suster memberikan suntikan obat tidur dan infus buat Nara.
" Gimana adik ku? Dia kenapa bisa pingsan?"
" nggak pa pa nggak usah terlalu khawatir dia hanya dehidrasi karena tidak ada asupan makanan dan minuman dalam tubuh nya aja. aku udah kasih dia infus biar nggak dehidrasi lagi dan suntikan biar dia istirahat. Tenang aja Nara anak yang kuat kok. Cuman banyak pikiran aja. Memangnya ada masalah ya?"
" Ahhh..... dia emang anak yang susah dikasih tau. Dia ingin kuliah di Jakarta tapi aku ngga setuju. Beberapa hari aku diemi in ehhh malah dia nekat mogok makan. aku pikir dia cuma bercanda nggak taunya sampe sini.... hehe..."
" ohhh... Nara udah gede kali brow. Kasih aja dia kepercayaan insyaallah dia bisa jaga kok."
" hahhh..... (Joko merebahkan tubuhnya di kursi)."
" kenapa? kayanya sahabat ku ini lagi banyak pikiran ni?."
Joko tersenyum tipis tapi ekspresi wajahnya tak bisa berbohong dengan sahabatnya.
Natan juga ikut duduk disamping Joko.
" ke na pa?" Natan coba menggorek alasan Joko jadi sendu.
" ahhh.... lama-lama kaya dukun aja lho Tan!. "
ha...ha...ha....mereka kompak tertawa kecil.
" jadi bener Joko cowok cool, cuek, yang masa bodoh ini lagi GA...LAU...."senyum ledek Natan.
" ahh.... dah lah sana. ngapain lu disini, sana urusin pasien-pasien lu. jangan makan gaji buta lu." Joko mencoba mengusir Natan.
" hemm... mana ada pasien jam segini( lihatin jam ke Joko). harusnya ini tu waktu tidur ku. lu dateng gangguin mimpi indah gue, jadi sekarang lu harus tanggungjawab ."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments