"Kenapa sakit sekali rasanya melihat mereka begitu dekat." Tak terasa air mata menetes dari pipi Diana.
Diana lari meninggalkan taman dan menuju kamar dimana ayahnya dirawat.
" lho Diana. Kamu habis nangis yaa?."
" Ahh... nggak kok mah. Tadi itu kena debu pas diparkiran. Ada mobil lewat kenceng banget, sampai debunya kena mata. Ini mau q cuci dulu dikamar mandi."
" Ohh.... ya sudah kalau gitu. Oya ini mama tadi delivery makanan soalnya udah laper banget."
" ohh... iya ma nggak pa pa kok. Ya udah Diana masuk kamar mandi dulu ya ma."( Diana masuk kamar mandi lalu membasuh wajahnya agar terlihat segar kembali).
" Oya sayang kamu udah makan belum? mama siapin ya.".
" nggak usah Ma. Tadi Diana udah makan kok. Oya Ma gimana keadaan papa?."
" alhamdulilah papamu sudah lebih baik sayang. Tadi mama ajak bicara dan tiba-tiba jari tangan papa bergerak, langsung mama panggil dokter. Dan kata dokter papa sudah sadar tapi belum mau membuka mata. Dokter menyarankan untuk selalu memberi rangsangan buat papa, seperti diajak ngobrol."
" alhamdulilah .... Papa ini Diana . Papa cepat sehat ya Pa. Diana kangen papa. "
" Yang sabar ya sayang. Selalu doakan papa biar cepat sembuh. Kita harus tetap semangat dan berfikir positif demi kesembuhan papa."
"iya ma... mama juga jaga kesehatan yaa ma. Jangan terlalu capek."
" iya sayang.... Oya gimana kerjaanmu? lancarkan sayang, semua nggak ada masalah kan?."
" alhamdulilah.... lancar mah. (Diana melihat jam tangannya) astaga mah Diana lupa. Hari ini akan ada pelanggan yang ambil pesanan gaun pengantin nya. Maaf ya ma Diana harus pergi lagi."
" iya sayang nggak pa pa kok. Ya udah sana gih, sebelum terlambat. Tapi ingat, jangan paksakan kalau kamu capek. Kamu juga butuh istirahat oke.!"
" huum... Diana pamit ya ma. Paa... Diana pamit kerja dulu ya Paa.. doakan Diana lancar dan makin sukses ya Paa, love you papa." Diana mencium kening papanya sebelum pergi.
Saat keluar kamar lagi-lagi Diana melihat kemesraan kakak adik itu lagi. Karena Diana belum pernah bertemu dengan Nara, dia tidak tau kalau gadis yang bersama Joko adalah adiknya. Joko terlihat memapah adiknya sambil menggelitiki badannya. Karena terlalu asik bercanda sampai-sampai saat Joko dan Diana berpapasan Joko tak mengenali Diana .
" ahh... apa-apaan sih. dasar kulkas berjalan, jangan gelitiki orang sakit geli tau." Nara mencoba merajuk.
" Biarin aja geli. ni ini ini.... rasain kamu dasar bocah nakal"
" aduhh...geli ahh...auw auw geli hahaha geli tau. udah udah auw auw...." Nara tertawa terbahak-bahak menahan geli. Dan saat itu pula mereka berpapasan dengan Diana. Karena Diana tak ingin Joko melihatnya. Diana membalikkan badannya. Padahal jarak mereka berpapasan sangat dekat tapi karena Joko asik bercanda, membuat Joko tidak begitu fokus melihat siapa yang di depannya. Hal itu membuat hati Diana makin nggak karuan sakitnya.
Setelah berlalu agak jauh. Diana berjalan kembali ke arah tujuannya. sambil memegang dadanya Diana menahan tangis, tapi tak sengaja air matanya menetes dengan sendirinya.
Sesampai di parkiran, Diana masuk mobilnya.
" hiks...hiks...hiks... kenapa sakit sekali melihat Joko dengan gadis itu begitu dekat dan mesra ya tuhan. Seperti ini kah perasaan Joko saat dulu aku meninggalkannya." Setelah merasa tenang Diana melanjutkan laju mobilnya.
flashback on
Setelah berpapasan.
" Parfum ini. Seperti aku kenal.( Joko menoleh kebelakang) siapa perempuan itu.( Joko tak mengenali bentuk tubuh Diana karena terakhir mereka masih saling berhubungan, rambut Diana panjang. Sedangkan Diana sekarang berambut pendek sebahu). Ahhh..... mungkin aja hanya sama parfumnya."
flashback off
tok tok tok...." permisi selamat siang, saya akan periksa nona Nara."
" ehh nak Natan. iya silahkan nak. "
Natan kemudian menjalankan tugasnya.
" Nak gimana Nara? kira-kira kapan boleh pulang?"
" Saya periksa dulu ya Tante."
" Baik permisi nona Nara, saya periksa dulu ya. gimana Nara apa masih ada yang dikeluhkan? Atau masih merasa pusing?."
" nggak kok kak. Udah nggak pusing. aku udah sehat kayaknya."
" hee...( Natan tersenyum). baiklah kita ambil sampel darahnya lagi yaa. Setelah hasil tes nya keluar dan hasilnya baik. Kamu bisa pulang yaa.."
" haaa.... disuntik lagi dong kak. Apa nggak bisa diperiksa kaya gini aja." Nara merajuk.
" hee.... (Natan tersenyum) nggak bisa, pemeriksaannya dari dalam biar tahu penyakitnya. nggak sakit kok cuma sebentar saja. suster tolong ambil sampel nya yaa."
" baik dok. (Perawat mulai mengeluarkan alat untuk mengambil sampel darah). Permisi mbak.
"(Nara memejamkan mata menahan sakitnya) sakit ma."
Natan yang nggak tega, mecoba mendekat dan memegang tangan Nara. Hal itu membuat Nara sedikit rileks. Aksi itu dilihat oleh Joko, sehingga membuat Joko melotot pada Natan dan mencibikkan bibirnya.
" ehemm hemm.....(Joko berdehem) kondisikan tu matanya pak dokter. Tolong lepasin tangan adik saya yaa pak dokter. Kan sudah selesai."
Perkataan Joko membuat malu Natan pada keluarga Nara.
(Natan memejamkan mata karena malu sambil berkata dalam hati."Sialan lu Joko"). "Pemeriksaan sudah selesai saya tinggal dulu Tante Om permisi."
Sambil berjalan keluar ruangan Natan menahan malu.
" Awas lu. lu harus bayar mahal buat kerja gue ini. huhff......" Natan menggertak Joko dengan nada pelan.
" hahaha..... Joko hanya tersenyum"
" kak aku pengen pulang." Nara merajuk.
" sabar cah ayu. Tadi dokter bilang mau di itu apa tes tes apa gitu. Semoga hasilnya baik semua jadi mbake bisa pulang. Ya to buk" simbok mencoba menenangkan Nara.
" iya sayang sabar yaa. Oya mama papa pulang dulu ya sayang. Mama mau ganti baju dulu bau ini dari kemarin nggak ganti. Kamu sama simbok dulu nggak pa pa ya?'
" iya mbake disini ada simbok siap jagain mbake."
Nara hanya mengangguk saja.
" Joko kamu disini dulu ya sampai mama balik lagi."
" siap ma"
" Yowes mbok tak tinggal Sik. Titip Nara ya mbok"
" njih buk ati- ati ya buk pak"
Orang tua merekapun beranjak pulang. Sedangkan Nara ditemani oleh mbok inem dan kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments