Joko berdehem dan sengaja membunyikan klakson mobilnya.
Natan tersenyum dan mengacungkan tangannya tanda perdamaian.
" Nara telfon aku ketika kamu ada waktu senggang. Kita akan bahas rencana kita oke!."
" huum...(Nara mengangguk). bay.... Kak."
" hey brow hati-hati oke. Tante mbok Nara hati-hati yaa.."
Joko membunyikan klakson tanda perpisahan. Joko menjalankan mobilnya menuju rumah.
Tak lama Joko pergi, Diana datang keparkiran hendak pergi ke butiknya. Natan yang melihat Diana dia seketika datang menghampiri Diana.
" Dia mau kemana Dia? baru saja Joko dan Nara keluar. Nara sudah pulang dan tadi gue udah bicara sama Nara dan dia setuju bantu kamu."
Diana tersenyum gembira. " Benarkah? makasih ya Tan. Andai saja aku lebih cepat mungkin aku bisa melihat mereka."
" Tenang aja kalian pasti juga akan ketemu. Semoga saja kalian tetap jodoh. Ngomong-ngomong mau kemana lu?."
" Oh aku mau ke butik. Kebetulan beberapa bulan yang lalu aku bisa buka butik sendiri di sini. Kapan-kapan kalau kamu ada waktu main gi ke butikku."
" Oke Diana. Nanti gue main ke butik. Oya hati-hati ya jalanan sedikit macet beberapa hari ini."
" Oke Tan aku tunggu yaa.... ajak yu gadis yang kamu suka. Nanti aku kasih harga spesial deh.."
" hehehe.... gampanglah."
Diana meninggalkan rumah sakit dan menuju butiknya.
Setelah beberapa hari. Waktu untuk Nara chek up ke rumah sakit tiba. Nara ke rumah sakit diantar oleh mamanya. Dan ketika di rumah sakit diruang Natan, Nara dan mamanya dipertemukan Diana oleh Natan.
" Permisi dok..." mama Ratih.
" Selamat pagi Tante, Nara. Apa kabar?"
" Baik nak. Ini Nara gimana apa sakitnya jadi permanen nak ??"
" Tante bisa saja. saya cek dulu ya Tan."
" Nara apa setelah pulang kamu sempat merasa sakit perut atau pusing lagi?"
" nggak kak. Aku udah sembuh. Dimana Kak Diana?"
" Tunggu dulu. Mama kamu gimana?"
" nggak pa pa. Dengan adanya mama dan dukungan mama pasti makin mudah."
Natan menganggukkan kepalanya. Menandakan ia setuju dengan rencana Nara.
" Suster tolong keluar sebentar yaa."
" Baik dok."
" Tante ada yang ingin bertemu dengan Tante."
" Siapa nak?"
Nara berdiri dan keluar ruangan menjemput Diana.
" Kak Diana ma!."
" Diana! Tunggu ada apa ini. Kenapa Diana ada di sini? Kita udah nggak ada hubungan dengan perempuan ini Nara. Mama nggak ingin bertemu dan melihat kakakmu terpuruk kembali."
" Tante ada yang harus saya jelaskan.( Diana jalan dan bersujud didepan mama Ratih). Tolong Tante kasih saya waktu sebentar untuk menjelaskan.
"Apa lagi yang akan kamu jelaskan? semuanya sudah jelas, bahwa kamu memanfaatkan anak saya dan meninggalkannya. Tante nggak ingin terluka lagi, terutama Joko. Asal kamu tau Diana, ketika kamu meninggalkan Joko dia begitu frustasi. semua kerja kerasnya hampir musnah. Joko selalu mengurung diri di kamarnya. Sedih hati Tante melihat anak Tante begitu terluka." dengan halus mama Ratih mengungkapkan kesedihan hatinya.
" Tante saya tau Tante berhati baik, dan Tante pasti mau mendengarkan saya. Sebentar saja Tante, saya jelaskan yang sebenarnya."
" Nggak Diana! cukup! Tante nggak mau terluka lagi." Masih dengan kata-kata yang halus. Sambil melepaskan tangan Diana mama Ratih berdiri dari duduknya.
" Nara kita pulang!."
" Nggak ma. Mama harus dengarkan Nara kali ini."
" Nara kamu..."
" Kak Diana batal menikah. Dia melakukan semua itu karena papa nya sedang sakit dan butuh biaya. Laki-laki yang memaksa kak Diana itu mengambil semua aset perusahaan papa kak Diana. Seketika itu papanya sakit dan butuh biaya. Laki-laki itu mau membiayai perawatan papanya dengan syarat kak Diana harus menikah dengannya."
" Apa.... kebohongan apa lagi Nara."
" Nara nggak bohong ma. Papa kak Diana dirawat di rumah sakit ini. Karena rumah yang di Jakarta sudah diambil alih juga dengan laki-laki itu. Dengan alasan kak Diana membatalkan pernikahan mereka. Kak Diana terpaksa melakukan itu karena keadaan. Dan kak Diana tidak ingin menyusahkan kak Joko. Makanya dia membuat kebohongan untuk menyakiti hati kak Joko. Kalau mama nggak percaya mama bisa tanya kak Natan."
" Benar Tante. Papa Diana dirawat di rumah sakit ini. Dan beliau saat ini sedang koma."
" Astaghfirullah...(seketika mama Ratih membungkam mulutnya dengan tangan). Kenapa kamu nggak cerita yang sebenarnya. "
" Aku nggak berdaya tante. Bingung harus bagaimana."
" Lalu bagaimana kamu bisa di kota ini?"
" Waktu itu ada tawaran untuk kerja menjadi Fashion Design di perusahaan ternama. Saat itulah mereka menelfon saya tante. Dan mereka langsung mengontrak saya dengan uang gaji dimuka. Dari uang itu saya pakai buat pengobatan papa. Dan karena saya membatalkan pernikahan itu rumah saya diambil Ridwan. Untungnya mama masih punya rumah di Solo. Makanya kami tinggal di sini sejak itu juga.
" Ma Nara ingin Kaka Joko bersatu dengan kak Diana, itu tujuan Nara dan Kaka Natan bertemu hari ini. bagaimana pun caranya, Kaka Joko harus bersatu dengan kak Diana."
" Nara sebenarnya kemarin ketika ada pesta Tante weni saya dan Joko sempat bertemu. Kami bertatap muka, tapi tiba-tiba Joko pergi meninggalkan saya tanpa satu patah kata. Mulai hari itu saya sedikit ragu kalau saya bisa bersatu dengan Joko lagi."
"Pesta Weni? Tapi Tante ngak lihat kamu?"
" Saya bersama Kayla dan teman-teman nya Tante."
" Nara, mama takut Joko marah.
" Kak Joko akan melakukan apapun yang Nara minta mah."
" Besok sebelum Nara berangkat ke Jakarta. Kak Joko harus bertemu dengan Diana. Pertemuan itu akan terjadi di Bandara."
" Nara kamu harus memajukan jadwal penerbangan. Diana kamu harus pura-pura akan pergi jauh. Saat bertemu Joko kamu harus memaksa dia mendengarkan penjelasanmu dan memastikan dia memanfaatkan kamu. kalau dia tidak memaafkan mu kamu akan pura-pura pergi jauh dan tak kembali. aku yakin Joko akan luluh." Natan menjelaskan rencananya.
" aku yakin kak Joko akan memaafkan mu,"
" Baiklah mama akan dukung kalian."
" Ketika di bandara mama harus pura-pura tidak tau tentang kak Diana. Dan saat disana aku akan pura-pura pergi ke toilet bersama mama. Saat itulah kak Diana akan datang menemui kak Joko. Dan disana kak Diana akan menjelaskan."
" Tapi, Nara gimana kalau Joko menghindariku seperti kemarin saat dipesta dia pergi meninggalkan aku."
" Kalau kak Joko menghindar. Aku akan keluar bersama kak Natan dan membantu kak Diana."
" Aku takut Nara. Joko nggak akan mau menerimaku lagi."
" Kalau kak Joko nggak mau nerima kak Diana. kak Diana pura-pura pergi jauh dan nggak akan kembali. Saat itu aku yakin kak Joko pasti akan berlari mengejar kak Diana."
" Nak, kita akan berusaha untuk membantu kamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments