Di dalam ruangan Asti duduk ditemani oleh Ninuk. Semua yang ada di ruangan ini adalah para ibu- ibu dari kerabat Bude Ayu dan tetangga kanan- kiri rumah.
Setelah mendapat aba- aba dari Pembawa acara, Bu Haji Anissa dan Dita membimbing Asti melalui ruang depan sampai ke tempat acara yang ada di dekat panggung rendah.
Ada gumaman halus dari beberapa tamu yang hadir saat melihat wajah dan penampilan Asti dengan kebaya pengantin.
Gadis itu tampak cantik, Indah dan cemerlang. Ninuk semakin bangga duduk di belakang kakaknya itu di atas panggung. Sesaat Pak Penghulu memberi beberapa petuah dan wejangan. Asti dan Satrio menandatangani buku nikah mereka dan diperlihatkan kepada para tamu.
Setelah itu disebutkan pemberian mahar dari pihak laki-laki. Di belakang panggung orang- orang memberi jalan saat kerabat Satrio mulai maju satu persatu menyerahkan seserahan yang diatur tata letaknya tepat di depan meja pelaminan pengantin.Kembali terdengar gumaman dari para ibu yang hadir.
Barang seserahan itu dihias sangat unik dan indah dan diletakkan di dalam boks transparan. Terlihat berbagai perlengkapan untuk wanita yang mewah dan mahal.
Bude Widyati maju sambil menyerahkan boks yang lebih kecil yang berisi cincin kawin.
Bergantian Asti dan Satrio memakai cincin itu ke pasangannya. Pak Penghulu menyampaikan berbagai doa dan menutup acara pernikahan .
Tampak keharuan muncul saat sungkeman, di panggung Bulek Ratih, Lek No dan Bude Ayu duduk sebagai perwakilan orang tua dan wali dari pihak Asti. Di sebelahnya Bude Widyati dan Pakde Cahyadi mendampingi. Air mata menetes dari wajah Bulek Ratih dan Bude Ayu ketika Asti sungkem kepada dua orang wanita terbaik dalam hidupnya. Malah Bude Widyati yang menjadi mertua Asti itu menciumi pipi dan dahi menantunya itu bertubi- tubi karena rasa sayang dan cinta.
Acara sungkeman selesai kembali pasangan itu berfoto. Suara Azan menghentikan keramaian itu sejenak. Asti sudah izin sholat Dhuhur sebelum dia nanti berganti busana pengantin. Berbagai bunga hidup yang dirangkai di atas hijab dan lehernya diperebutkan ibu- ibu dan beberapa gadis lajang sebagai simbol dapat menantu atau jodoh berikutnya.
Asti kaget saat Satrio juga sudah ada di kamarnya. Pria itu juga sudah wudhu. Setelah selesai dia memanggil Mbak Dita.
Para asisten sudah membawa masuk berbagai kotak makeup, pakaian pengantin dan perlengkapannya.
Asti agak malu karena Satrio asyik memandangi wajah polosnya tanpa make-up. Sebab polesan dari beberapa produk kecantikan tadi luntur karena basah terkena air wudhu. Namun wajah natural Asti semakin cerah.
Mbak Dita. Dengan cekatan segera mengubah riasan wajah Asti lebih bold dengan kebaya pengantin merah maron yang mewah. Setelah Asti selesai sholat.
Istrinya itu dibantu dua asisten Mbak Dita mengenakan kebaya dan kain panjang batik. Kebaya Taffeta itu dipenuhi hiasan mote dan manik- manik. Pemakaian kain jarik ya pun unik, hampir 3 lapisan, sedang dua lapisan lain membentuk gelombang.
Satrio dengan cepat berganti pakaian juga. lelaki itu menolak diberi make up, tetapi mau memakai pelembab milik Asti dan juga lip balm. Dia mau hari ini istrinya lah yang tampil paling cantik!
Tamu- tamu tumpah ruah saat Satrio dan Asti duduk di pelaminan. Setelah menyalami sepasang pengantin itu dan para orang tua dan wali yang mengapitnya, mereka duduk- duduk di berbagai tenda dan dilayani oleh para remaja berpakaian kemeja putih dan celana panjang hitam.
Para pemuda itu disebut Laden. Tugas mereka melayani tamu dengan membawakan baki berisi piring dengan berbagai makanan . Makanan itu berupa nasi beserta lauk pauknya, nanti akan datang lagi piring- piring lain berupa kue- kue dan minuman. Hanya Asti meminta disediakan tumpukan air mineral berbentuk gelas di meja- meja yang paling mudah dijangkau tamu. Lebih mudah dan praktis.
Kalau para tamu pulang, di meja luar ada seorang yang bertugas menyerahkan satu kantong kresek berisi kue-kue tradisional dan buah pisang sebagai bawaan tamu untuk orang di rumah.
Mbak Dita kembali menambah make-up yang dipakai Asti setelah dia selesai sholat Ashar. Wanita itu sungguh mengerti setelah diberi penjelasan beberapa hari yang lalu oleh Bu Haji Anissa.
Kakek Asti dan Ayah Pak Haji Anwar ternyata bersahabat saat mereka mondok di sebuah pesantren di dekat Magelang. Di sanalah kakek Asti bertemu dengan calon istrinya dan membawanya pulang ke desa setelah ayahnya mewariskan segala sawah dan kebunnya kepada putra tunggalnya itu.
Didikan agama yang kuat yang diberikan kakeknya sejak kecil, menjadikan Asti sangat taat menjalankan ibadah dan hukum- hukum agama.
Acara pernikahan ditutup setelah Magrib. Asti mengganti baju pengantinnya dengan gaun kaftan katun yang nyaman. Sebab Asti masih harus menemui beberapa tamu yang datang terlambat karena rumah mereka sangat jauh dari desa ini. Biasanya mereka ada hubungan kerabat dan saudara
Beberapa barang mulai disingkirkan dan dirapikan. Lek No asyik merokok dan minum kopi. Sebab orang yang bertugas memasak air masih ada dan bekerja di belakang tenda.
Baru kali ini Mbak Dita menikmati upacara pernikahan yang santai dan sederhana namun meriah.
Satrio juga mengundang sebuah group organ tunggal. Hiburan dengan organ tunggal ini mulai populer di kota- kota sebagai bagian dari hiburan di pesta pernikahan.
Jadi tidak perlu memakai berbagai pengeras suara untuk menunjukkan kalau di rumah ini sedang mengadakan pesta.
Tampaknya dua penyanyi wanita itu dapat memenuhi permintaan Satrio untuk memakai pakaian yang lebih sopan dan pantas. Sebab di acara pesta itu banyak kerabatnya membawa anak- anak di bawah umur.
Beberapa tamu request bermacam- macam lagu. Sebab kedua penyanyi cantik itu mahir menyanyikan beragam lagu yang tengah populer di masyarakat. Ada pop yang mendayu- dayu, campur sari, dangdut koplo sampai lagu dan joget tiktok yang disukai anak- anak.
Lek No dan bapak- bapak bergantian naik panggung dan saweran. Mereka tertawa- tawa dan cukup terhibur karena bapak- bapak itu berjoget sangat lucu.
Mbak Rima salah satu penyanyi malah mengajak anak- anak berjoget bersama dengan lagu di tik tok yang paling terkenal. Anak- anak itu bersorak gembira apabila ada satu anak yang dapat mengikuti joget tik tok sama persis dengan yang mereka liat videonya.
Sebuah mobil Avanza biru Navi telah dipenuhi berbagai barang milik Mbak Dita. Wanita itu hampir menolak saat Asti menyodorkan amplop coklat. Padahal semua biaya sudah dibayar Bu Haji Anissa. Maksud Asti memberikan uang itu sebagai bonus karena sangat puas dengan keterampilan wanita itu yang telah menjadikannya ratu dalam sehari.
Justru para kerabat malah berbondong- bondong pindah ke rumah Joglo. Mereka lebih nyaman tidur di sana walau hanya beralas tikar dan tidur berdempetan.
Lek No dan para tetangga segera memindahkan berbagai barang dari ruang tengah, supaya ada ruang yang lebih lapang untuk para tamu istirahat.
Satrio pasrah ketika Asti benar- benar tertidur lelap. Wajah polos istrinya itu tampak pucat dan lelah. Sampai dia pun ikut tertidur di samping gadis yang sudah dinikahinya siang tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 442 Episodes
Comments