Bab 5. Pelarian Mas Timbul

Suara ketukan di pintu kamar Asti terdengar berkali- kali. Malah ada suara panggilan Bude yang cukup membangunkan gadis itu dari tidurnya yang kurang nyenyak malam tadi.

" Kamu sudah sholat Subuh, Asti?"

Tanya Bude Ayu setelah Asih membuka pintu kamarnya.

" Sudah , De." Tapi tidur lagi. Nggak tahan, masih ngantuk!"

Wanita itu menyelesaikan pekerjaannya menyapu lantai. Sementara berkali- kali Asti menahan kantuknya karena terus menerus menguap. Segera dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Mungkin siraman air dingin itu dapat membuat tubuhnya segar kembali dan dapat beraktivitas kembali.

"Ikut ke pasar, De?" tawar Asti karena melihat Bude Ayu masih memakai daster batik kesayangannya. Belum juga berdandan dan masih mengikat rambutnya.

" Nanti siang saja tak nyusul. Biar diantar Ratih. "

" Dipikir aku aja yang penasaran dengan berita Mas Timbul. Ternyata Bude juga, toh?"

" Sudah , ngapain mikirin bocah gembleng yang satu itu! Paling kabur lagi. Si Timbul itu licin kayak belut ditangkapnya."

" Emang Bude yakin kalau Mas Timbul lolos lagi?"

" Lha yakin, to. Buktinya enam bulan ini nggak ada yang tahu dia ada di mana kan?"

Asti bersungut- sungut. "Apa dia banyak yang bantuin, ya? Jadi sering lolos saat mau ditangkap ya, Bude!"

" Yang Bude tau, sih. Ada keluarga dekat Pak Kushari di sebelah desa itu. Yang punya peternakan ayam yang cukup besar juga ...."

Sebenarnya Asti tak ada kaitannya dengan masalah Mas Timbul dan Bude Ayu. Sejak Budenya menikah dengan kepala desa tetangga sebelah. Pada waktu itu dia masih tinggal di rumah ini bersama Mbah Kakung Winangun. Beliau saat itu masih sehat dan segar. Sehari- hari kakeknya itu berjalan - jalan memantau sawah dan kebunnya.

Bahkan bukan Lek No saja yang membantu urusan Mbah Kung. Masih ada beberapa pemuda lagi yang diperkenalkan dan untuk sementara tinggal di rumah Lek No. Sedangkan untuk urusan rumah tangga dipegang Bulek Ratih dibantu Yu Esih dan Bude Sum.

Para wanita pagi- pagi benar sudah menyiapkan sarapan untuk Mbah Kung dan para pekerja yang akan menggarap sawah atau kebun . Apalagi kalau musim panen padi tiba , tumpukan padi berkarung- karung memenuhi sebelah rumah Lek No yang biasanya dijadikan gudang penyimpanan gabah. Sebelum padi itu digiling menjadi beras.

Bulek Ratih akan semakin sibuk bila ada berbagai acara keagamaan yang diselenggarakan di mushola. Bulek Ratih sejak tinggal di rumah joglo itu selalu menjadi asisten Mbah Putri yang pandai memasak untuk berbagai hidangan pesta.

Mulai dari acara Maulid Nabi Muhammad S.A.W. sampai perayaan hari raya Idul Adha.

Terkadang, ada satu dua orang warga yang meminta Bulek Ratih menyiapkan pesta aqiqah dengan memasak gule atau sate kambing.

Menurut penuturan para ibu- ibu, mengolah daging kambing itu memerlukan pengetahuan khusus kalau tidak mau masakan dari daging kambing akan berbau prengus( bau amis daging kambing).Nah, jagonya masak gule kambing ya Bulek Ratih! Murid Mbah Putri yang mempunyai resep asli dan andalan dari keluarga Winangun.

Tak ada peristiwa yang berarti saat Asti berjualan di toko seharian di pasar. Bude Ayu datang agak siang diantar Bulek Ratih. Wanita itu sangat menikmati berbagai makanan dan minuman yang dijual pedagang di pasar.

" Enak, Asti. Seger!"Jelas Istri Lek No itu tersenyum.

Wanita itu harus menempuh jalan yang agak jauh dari rumah ke pasar sambil memboncengkan Bude Ayu. Apalagi tubuh Bude Ayu yang tinggi besar tentu menjadi beban tersendiri karena Bulek Ratih kecil mungil. Sedangkan motor matiknya juga sudah agak tua.Takutnya motor itu mogok atau mengalami kecelakaan karena jalannya sudah tidak stabil.

Rencananya dia dan suaminya dulu setelah mendapat uang bonus dari Bude Ayu , uang itu untuk membeli motor baru. Tetapi uang itu lebih diutamakan untuk membiayai sekolah Ninuk yang baru dib SMA.

" Kemana . Budemu itu, Asti?" tanya Bulek Ratih setelah menghabiskan segelas es cendolnya.

" Biasa, Lek! berburu berita terbaru. He, he."

" Mungkin kalo masih muda dulu , Budemu itu cocoknyab jadi wartawan berita gosip!"

"Saya malah takut, Lek. Bude Ayu terlalu berani! Masak ngelawan Mas Timbul yang merebut dompetnya. Sampai babak belur, gitu"

Wanita yang telah berusia 40 tahun itu menghela napasnya ." Jangan takut, Asti. Lek No dan sesepuh desa masih waspada, kok!"

" Tetep aja aku sama Bude nggak bisa tidur semaleman. Orang kayak Mas Timbul itu semakin kepepet semakin ngawur, gitu ! "

Bulek Ratih sempat berkeliling dan masuk ke dalam pasar mencari keberadaan saudaranya itu. Keluar dari pasar dia sudah membawa tas kresek hitam berisi sayuran dan berbagai sembako.

Mau tak mau, tadi dia menerima uang belanja dari Asti sebanyak dua ratus ribu rupiah. Sebenarnya di dekat rumah mereka juga ada seorang warga yang membuka warung hanya kurang lengkap. Jadi berbagai bumbu dapur, minyak dan tepung- tepung harus dibeli di pasar sebagai bahan persediaan untuk mengolah makanan.

" Asti, ada oleh- oleh dari si mas yang jaga toko emas di sebelah!"

Kehadiran Bulek Ratih yang tiba- tiba mengejutkan Asti yang sedang menghitung pembelian barang- barang dengan menggunakan kalkulator yang ada di HP-nya Di kantong kresek putih itu ada puluhan jambu air yang bewarna hijau pekat kemerahan . Tampak manis dan segar.

Buah seperti ini agak jarang dibudidayakan di desa mereka. Kecuali ditanam di rumah hanya sebagai koleksi atau pengisi halaman saja.

Kata Mbah Kung dulu, tanah di daerah mereka ini kurang cocok untuk ditanam berbagai buah- buahan tertentu karena kurang subur dan berkapur.

Asti tertawa melihat Bulek Ratih sudah makan jambu air itu sebanyak tiga buah. Padahal buah jambu itu bentuknya besar- besar.

" Dah, jangan ketawa! Aku tuh paling enak makan masakan orang lain. Setiap mau makan masakan sendiri, kok. Jadi kenyang aja ...."

Wanita itu hanya senyum malu saat ucapannya hanya dijawab Asti dengan tertawa geli. Mana dia berani membantah omongan Bulik nya itu! Walaupun kemampuan memasaknya setara dengan chef restoran mahal, wanita itu tetap bertubuh kurus .

Dia lebih sering makan nasi dengan lauk tempe goreng dan sambel yang pedas. Setelah selesai masak gule kambing atau opor ayam sebanyak satu panci besar.

"Ada apa ini, rame- rame?" tanya Bude Ayu yang muncul di depan toko.

"Ada jambu, De. Manis dan seger, lho!" jawab Bulek Ratih tangkas.

Begitulah ulah dan kelakuan Bude Ayu dan Bulek Ratih bila ada didekatnya. Kalau nggak konyol, juga selalu rame.

Mereka pamit pulang duluan sambil menggotong dua kantong kresek besar hasil belanjaan Bude Ayu juga. Asti mulai merapikan barang- barang dagangan karena toko mau ditutup. Sampai dia tertegun karena ada Mas Kusno yang sudah berdiri di depan tokonya.

" Ada apa, Mas?"

Pria itu hanya tersenyum. " Boleh nggak aku nganter kamu pulang?"

"Maaf, Mas Saya juga bawa motor. Terima kasih."

" Bukan gitu? Maksudnya, saya akan mengiringi kamu sampai rumah !"

Saat melihat Asti mau menolak lagi, buru- buru pria itu berkata. " Mas Timbul berhasil kabur lagi. Tapi dua temannya sudah ditangkap polisi kemarin. Jadi boleh ya ?"

" Apa nggak merepotkan , Mas?"

" Nggak , kok. Sungguh!"

Justru Asti yang tidak tenang melihat motor Mas Kusno berjalan pelan di belakangnya. Padahal motor sport yang dipakai lelaki itu merupakan dambaan anak - anak muda zaman sekarang. Terutama anak muda yang sangat suka menantang maut di jalanan alias kebut- kebutan.

Bude Ayu tergopoh- gopoh menyambut kedatangan Mas Kusno. Pria itu digiring masuk ke rumah antik mereka. Sesekali pria itu memandangi berbagai sudut ruangan dan beberapa perabot yang bisa disebut antik.

" Rumah kuno yang indah .."

Kata lelaki terkagum- kagum memandangi rumah joglo yang masih asli dan antik . Hampir semua isi dari rumah ini terbuat dari kayu jati dan dibuat sebelum zaman kemerdekaan Indonesia.

Asti dari dalam ruangan datang membawa gelas berisi minuman dan sepiring kue

"Rumah orang desa, Mas.

Warisan leluhur sudah tua dan kuno ... Sila kan diminum, Mas!"

Tak lama, Lek No muncul. Dia segera menghampiri pria itu dan bersalaman dengan hangat.

Awalnya hanya ngomong tentang desa mereka yang jarang dibicarakan orang banyak saking terpencil nya . Sampai omongan itu menjadi serius saat membicarakan pelarian Mas Timbul.

Ternyata desa tempat orang tua Nanik tinggal itu sudah dipantau selama duab hari oleh petugas khusus. Tetapi hanya dua orang anak buah Mas Timbul yang tertangkap. Pria itu sempat membawa motornya saat akan ditangkap dan kabur ke daerah desa lain yang tak sempat dihadang

" No, kamu tahu nggak desa Sendang Ranti?" Tanya Bude Ayu tiba- tiba.

" Tahu, De! Di sana ada keluarga Pakde Sanjaya, kan?"

" Bukan itu saja! Ternyata bapaknya Nanik itu Pak Junaidi. Dulu ayahnya Junaidi pernah menjadi pejabat di Kabupaten."

Lama Lek No mencoba kembali ingatannya. Dia sejak kecil dititipkan ke keluarga kakeknya di Ngawi. Sebelum datang ke Sendang Mulyo dan disekolahkan oleh kakek Asti.

" Bude, apa itu Pak Baskoro Rajiman yang terlibat korupsi bantuan untuk desa kita? "

Mas Kusno segera memahami kalau penjahat itu dilindungi oleh orang- orang yang punya jabatan penting. Dia semakin takjub ketika mendengar cerita yang disampaikan oleh wanita yang masih terlihat awet muda dan cantik diusianya yang sudah lima puluh lima tahun ini.

Episodes
1 Bab 1. Sakitnya Bude Ayu
2 Bab 2. Mas Timbul Mulai Membuat Kerusuhan
3 Bab 4 . Jalan Terjal dan Berliku
4 Bab 5. Pelarian Mas Timbul
5 Bab 6. Api Amarah Membara
6 Bab 7. Gayung Tak Bersambut
7 Bab 8. Kepergian Bude Ayu
8 Bab 9. Diantara Dua Pilihan
9 Bab 10. Demi Kebahagiaan Bude Ayu
10 Bab 11. Menjelang Hari Pernikahan
11 Bab 13. Kehidupan Setelah Pernikahan
12 Bab 14. Mbak Nanik Datang Melabrak
13 Bab 15. Kepindahan Asti
14 Bab 16. Kehidupan Mengalir Seperti Air
15 Bab 12. Acara Pernikahan Asti
16 Bab 17. Kegelisahan Asti
17 Bab 3. Suasana Desa Sendang Mulyo
18 Bab 18. Hanya Istri Kedua
19 Bab 19. Firasat dari Bude Ayu
20 Bab 20. Arti Kehilangan
21 Bab 21. Fakta yang Mulai Terungkap
22 Bab 22. Rasa Kehilangan Asti
23 23. Adat istiadat dan Kebiasaan
24 Bab 24. Tamu Tak Diundang
25 Bab 25. Suara Hati Nastiti Anjani
26 Bab 26. Kembali ke Rumah Dinas
27 Bab 27. Sebuah Pengakuan
28 Bab 28. Dalam Masa Pemulihan
29 Bab 29. Perayaan Pertama
30 Bab 30. Dimulainya Kedatangan Mbak Nani
31 Bab 31. Ninuk Versus Bu Suparlan
32 Bab 32. Hadiah buat Dekbay
33 Bab 33. Pemberian Tanpa Pamrih
34 Bab 33. Rombongan Perusuh
35 Bab 34. Dalam Harapan dan Doa
36 Bab 35. Bertemu Bapak
37 Bab 36. Seorang Ibu dan Perjuangannya
38 Bab 37. Adat dan Kebiasaan Setempat
39 Bab 38. Rencana Tinggal Rencana
40 Bab 39. Langkah Kecil Asti
41 Bab 40. Berjalan di atas bara api
42 bab 41. Kejutan untuk Ninuk
43 Bab 42. Pak Catur Resi Dikromo
44 Bab 43. Ada Duka dalam Bahagia
45 Bab 44. Urusan yang Terlupakan
46 Bab 45. Ketidak Hadiran Satrio
47 Bab 46. Penelusuran Ninuk
48 Bab 47. Renungan Asti
49 Bab 48. Sebuah Keputusan
50 Bab 49. Tindakan Ibu Anggita
51 Bab 50. Keputusan yang Sulit
52 Bab 51. Pergi dengan Membawa Luka
53 Bab 52. Gosip Pak Sayur
54 Bab 53. Bercerai dengan Damai
55 Bab 54. Menjadi Single Parent
56 Bab 55. Usaha dan Ruko Milik Asti
57 Bab 56. Keluarga Satrio Menjauh
58 Bab 57. Kehadiran Satrio
59 Bab 58. Bukan Hanya Memberi Maaf
60 Bab 59. Mengeja nama Zahra
61 Bab 60. Luka Bersamaan dengan Derita
62 Bab 62. Mengenal Keluarga Asti
63 Bab 61. Ketika Mereka Bertemu
64 Bab 63. Kesibukan Asti
65 Bab 64. Ada Berita Duka.
66 Bab 65. Bertemu dengan Keluarga Satrio yang Baru
67 Bab 66. Pada Pemakaman Mbah Sanjaya
68 Bab 67. Kembali Pulang ke Rumah
69 Bab 68. Badai Belum Usai
70 Bab 69. Kedatangan Bude Prapti
71 Bab 70. Yang Tak Patut Dikenang
72 Bab 71. Wanita Cantik yang Mencari Asti
73 Bab 72. Penjelasan dari Pak Leon
74 Bab 73. Tersapu Awan Badai
75 Bab 74. Semua Sudah Usai
76 Bab 75. Hubungan antar Manusia yang Rumit
77 Bab 76. Yang Terlupakan
78 Bab 77. Berita Duka Cita
79 Bab 78. Sekedar Rencana
80 Bab 79. Dia yang Tidak Diharapkan
81 Bab 80. Ujian Hidup Selalu Datang
82 Bab 81. Kehidupan Sehari-hari
83 Bab 82. Berita Versus Gosip
84 Bab 83. Ide Cemerlang Ninuk
85 Bab 84. Cerita dari Desa Sendang Ranti
86 Bab 85. Cerita dari Desa Sendang Ranti 2
87 Bab 86. Semua Jadi Tak Sama Lagi
88 Bab 87. Beda Cerita dengan Mas Santo
89 Bab 88. Acara Malam Pergantian Tahun
90 Bab 89. Hari Pertama di Tahun Baru
91 Bab 90. Keluh- Kesah Joko
92 Bab 91. Asti Jatuh Sakit
93 Bab 92 Dania Berulah
94 Bab 93. Bukan Hanya Memberi Maaf
95 Bab 94. Sepak Terjang Dania
96 Bab 95. Isu Pembobolan Toko
97 Bab 96. Ada Nama Jago disebut
98 Bab 97. Oleh- oleh dari Izzah
99 Bab 98. Berita Simpang-siur
100 Bab 99. Urusan Orang Lain
101 Bab 100. Kemarahan Bulek Ratih
102 Bab 101. Renungan Asti
103 Bab 102. Peristiwa Sebelumnya
104 Bab 103. Persiapan Kepergian Umroh
105 Bab 104. Pesan dari Pak Leon
106 Bab 105. Kedatangan Kerabat Bulek Ratih
107 Bab 106. Dalam Rentang Kehidupan
108 Bab 107. Diantara Doa dan Harapan
109 Bab 108. Kembali Pulang
110 Bab 109. Kehidupan Bagai Arus Air yang Mengalir
111 Bab 110. Datangnya Berbagai Peristiwa
112 Bab 111. Keterkaitan Dania dengan Jago
113 Bab 112. Masih Tentang Dania
114 Bab 113. Kedatangan Pak Leon ke desa Sendang Mulyo
115 Bab 114. Soal Lamaran Pak Leon
116 Bab 115. Persiapan Lamaran
117 Bab 116. Peran Bulek Ratih
118 Bab 117. Kekaguman Keluarga Pak Leon.
119 Bab 118. Lamaran yang Resmi
120 Bab 119. Menjadi Saudara dan Keluarga
121 Bab 120. Menentukan Hari Depan
122 Bab 121. Adanya Berita Baru
123 Bab 122. Mencari Fakta
124 Bab 123. Menyergap Si Penguntit
125 Bab 124. Tindakan Tak Terpuji
126 Bab 125. Pendirian Zahra
127 Bab 126. Tercium Bau Perbuatan yang Tidak Sedap
128 Bab 127. Menengok Calon Bapak Mertua
129 Bab 128. Bertemu Calon Bapak Mertua
130 Bab 129. Bersikaplah yang Baik
131 Bab 130. Akhirnya Menikah
132 Bab 131. Kebersamaan yang Indah
133 Bab 132. Di antara kegembiraan dan Kebahagiaan Asti
134 Bab 133. Akbar Sakit
135 Bab 141. Saling Menerima dan Mencintai
136 Bab 134. Kepulangan Akbar ke Rumah
137 Bab 135. Urusan - urusan yang Belum Selesai
138 Bab 136. Ikatan Pernikahan Suci
139 Bab 137. Berita Heboh Dania
140 Bab 138. Semua Orang Mendengar Berita Itu
141 Bab 139. Kedatangan kedua Orang Tua Dania
142 Bab 142. Sebuah Perhatian
143 Bab 143. Ibunya Dania menuntut
144 Bab 144. Kebesaran Hati
145 Bab 145. Berbicara dari Hati ke Hati
146 Bab 146. Makna Sebuah Pernikahan
147 Bab 147. Bukan Keluarga Cemara
148 Bab 148. Apa Kata Mereka
149 Bab 149. Ada Janji yang harus ditepati
150 Bab 150. Menagih Janji yang Tak Terucap
151 Bab 151. Kembali ke Semarang
152 Bab 152. Bertemu Kerabat Baru
153 Bab 153. Rencana yang Tertunda
154 Bab 154. Ada Gula Ada Semut
155 Bab 155. Tanda Kasih
156 Bab 156. Kejahatan yang Terkuak
157 Bab 157. Pemulihan Kesehatan Asti
158 Bab 158. Pembayaran Atas Rasa Malu
159 Bab 159. Perlindungan untuk Asti
160 Bab 160. Kehadiran Mantan Ibu Mertua
161 Bab 161. Jangan Ganggu Hidupku
162 Bab 161. Dibayar dengan Sepantasnya
163 Bab 162. Kodrat Seorang Istri
164 Bab 163. Bertahan Menghadapi Luka
165 Bab 164. Mengurai Masalah
166 Bab 165..Mengurai Masalah 2
167 Bab 166. Kehadiran si Perusuh
168 Bab 167. Aku Tidak Baik-baik Saja
169 Bab 168. Suatu Keajaiban
170 Bab 169. Hukum Tabur Tuai
171 Bab 170. Sebuah Permohonan Maaf
172 Bab 171. Satu Permintaan
173 Bab 172. Kehilangan Pegangan
174 Bab 173. Bicara dari Hati ke Hati
175 Bab 174. Kejutan yang Tidak Menyenangkan
176 Bab 175. Eyang Kakung Datang
177 Bab 176. Kedatangan Mertua Asti
178 Bab 177. Rencana yang Berbeda
179 Bab 178. Kehadiran Pak Murti
180 Bab 179. Perkara yang Belum Selesai
181 Bab 180. Ketenangan yang Kembali Terusik
182 Bab 181. Adanya Kesepakatan
183 Bab 182. Kaitan Peristiwa di rumah
184 Bab 183. Pak Sembodo Bertindak
185 Bab 184. Pada Acara Berbelanja
186 Bab 185. Jangan Membangunkan Macam Tidur
187 Bab 186. Membangunkan Macam Tidur
188 Bab 187. Jangan Menyesal Belakangan
189 Bab 189. Asti yang Berbeda
190 Bab 190. Menagih Janji
191 Bab 191. Keputusan Pak Leon
192 Bab 192. Sebuah Pilihan yang Sulit
193 Bab 193. Memantau Keluarga Asti
194 Bab 194. Nyonya Andara KW
195 Bab 195. Kedatangan Bulek Ratih
196 Bab 196. Berkumpulnya Keluarga Besar
197 Bab 197. Ninuk Mencari Tahu
198 Bab 196. Di antara Satu Pilihan
199 Bab 197. Tiada yang Berubah
200 Bab 200. Suatu Ikatan Suci
201 Bab 201. Joko Mulai Bertindak
202 Bab 202. Kisah yang Belum Usai.
203 Bab 203. Rencana Leon
204 Bab 204. Ribut -ribut Soal Almira lagi
205 Bab 205. Demi apapun Juga
206 Bab 206. Pak Murti Kembali Sakit
207 Bab 207. Manusia Berencana Tuhan yang Menentukan
208 Bab 208. Permintaan Pak Basuki
209 Bab 209. Sikap Orang Rumah di Keluarga Murti
210 Bab 210. Kedatangan Keluarga Lek No
211 Bab 211. Kesalahan Mbak Tia
212 Bab 212. Kepulangan yang Tertunda
213 Bab 213. Rencana Leon dan Joko
214 Bab 214. Bukan Belajar dari sebuah Kesalahan
215 Bab 215. Tiada Maaf Bagi Mbak Tia
216 Bab 216. Saat Kami Pulang
217 Bab 217. Rahasia Terpendam
218 Bab . 218. Kedatangan Orang yang Asing
219 Bab 219. Ketika keluarga Satrio Membayar Kesalahannya
220 Bab 220. Banyak Cerita dari Pakde Muin
221 Bab 221. Masih Berkerabat
222 Bab 222. Ke Desa Sendang Mulyo
223 Bab 223. Mencari Bukti dan Alibi
224 Bab 224. Cerita Mbah Imah
225 Bab 225. Sebutan Gadis Terkutuk
226 Bab 226. Api yang Tak Kunjung Padam
227 Bab 227. Menemui Pak Kerto
228 Bab 228. Leon Kembali Pulang
229 Bab 229. Tamu di Rumah Asti
230 Bab 230. Sambutan yang Tidak Ramah
231 Bab 231. Dosa yang Tak Ampunkan
232 Bab 232. Suatu Keyakinan
233 Bab 233. Rasa Kehilangan Itu Ada
234 Bab 234. Keadaan di Rumah Lek No
235 Bab 235. Pertolongan Pakde Muin
236 Bab 236. Cerita Bude Mayang
237 Bab 237. Jalan ke Pasar Kecamatan
238 Bab 238. Sepotong informasi
239 Bab 239. Merencanakan Liburan Bersama
240 Bab 240 . Di Balik Rencana Liburan
241 Bab 241. Di Balik Rencana Liburan 1
242 Bab 242. Bertamu di Rumah Pak Sampurno
243 Bab 243. Sosok Nindya Faradina
244 Bab 244. Tak Kenal Maka Tak Sayang
245 Bab 245. Di Kelurahan Sumber Sari
246 Bab 246. Kehadiran Pak Sampurno di desa Sumber Sari.
247 Bab 247. Bertemu Kerabat yang Lain
248 Bab 248. Berita yang Tidak Disangka
249 Bab 249. Tinggal Sementara di Rumah Pak Camat.
250 Bab 250. Kunjungan Singkat Ibu Hernani
251 Bab 251.Sikap dan Watak orang di Kelurahan Sumber Sari
252 Bab 252. Persiapan Meninggalkan Desa Sumber Sari
253 Bab 253. Acara Makan Siang Terakhir
254 Bab 254. Perkara Dana Makan Siang
255 Bab 255. Pertemuan Keluarga Besar Winangun
256 Bab 256. Menuju Kota Batu
257 Bab 257. Berjumpa dengan kerabat Ibu Emilia
258 Bab 258. Keponakan Tersayang
259 Bab 259. Atas Segala Perbuatannya
260 Bab 260. Cerita Tentang Masa Lalu
261 Bab 261. Di Suatu Pertemuan
262 Bab 262. Terjalinnya Kesepakatan
263 Bab 263. Jangan Berakhir
264 Bab 264. Perjalanan dalam Kebersamaan Keluarga
265 Bab 265. Berpisah untuk Bertemu Kembali
266 Bab 266. Berpisah untuk Bertemu Kembali 2
267 Bab 267. Kembali Ke Rumah
268 Bab 268. Dalam Perjalanan Pulang
269 Bab 269. Ketika Om Ardi di Rumah Asti
270 Bab 270. Rencana ke Desa Sendang Mulyo
271 Bab 271. Menuju Desa Sendang Mulyo
272 Bab 272. Kehadiran Om Ardi di Rumah Joglo
273 Bab 273. Keadaan Kesehatan Pakde Kerto
274 Bab 274. Keadaan yang Berubah
275 Bab 275. Ingatan dalam Kenangan
276 Bab 276. Kata yang Tak Terucapkan
277 Bab 277. Kematian Pakde Kerto
278 Bab 278. Ketika Berita itu Diterima Asti
279 Bab 279. Pergerakan Para Tetangga
280 Bab 280. Mengapa dengan Sutiyah?
281 Bab 281. Persiapan Pemakaman Pakde Kerto
282 Bab 282. Suasana di Pemakaman Pakde Kerto
283 Bab 283. Sutiyah Berulah
284 Bab 284. Sutiyah Mencari Celah
285 Bab 285. Menjawab Tantangan
286 Bab 286. Mengantar Bulek Ratih ke Rumahnya
287 Bab 287. Kedatangannya Mas Juned
288 Bab 288. Mas Juned, itu Junaidi
289 Bab 289. Leon dan Ardi Pulang
290 Bab 290. Om Ardi Kembali ke Surabaya
291 Bab 230. Sebuah Rahasia
292 Bab 231. Mencari Mbah Saridi
293 Bab 232. Pesan Mbah Saridi
294 Bab 233. Bu Musdalifah di Warung Tenda
295 Bab 234. Pak Rob Mencari Pertolongan
296 Bab 235. Nasehat Mbah Sunu
297 Bab 236. Nasehat Mbah Sunu 2
298 Bab 237. Yang Pergi dan yang Datang
299 Bab 238. Berita di Seputar Kita
300 Bab 239. Dari Pasar Kecamatan
301 Bab 240. Undangan dari Desa Sendang Kanti
302 Bab 241. Misteri Kantung Kresek Hitam
303 Bab 242. Isi Kantong Kresek Hitam
304 Bab 304. Tanya yang Terjawab
305 Bab 305. Tamu di Rumah Mbah Sanjaya
306 Bab 306. Bukan Hukum Karma
307 Bab 307. Cerita Putri
308 Bab 308. Cerita Putri Kedua
309 Bab 309. Wajah Mbah Retno
310 Bab 310. Peristiwa Buruk yang Berdatangan
311 Bab 311. Ke Rumah Mbah Sanjaya
312 Bab 312. Suasana di rumah Mbah Sanjaya
313 Bab 313. Para Musuh yang Bersatu
314 Bab 314. Persiapan Acara di rumah Mbah Sanjaya
315 Bab 315. Jalannya Acara
316 Bab 316. Pendapat Orang lain
317 Bab 317. Terjebak
318 Bab 318. Tangan yang Bertanggung Jawab
319 Bab 319. Kasak-kusuk Zahrah
320 Bab 320. Si Topo dan Zahra
321 Bab 321. Pencarian Edy Ragil
322 Bab 322. Terkuaknya Sebuah Rahasia
323 Bab 323. Lidah Tidak Bertulang
324 Bab 333. Rahasia di Belakang Layar
325 Bab 334. Rencana Menjebak Topo
326 Bab 326. Mengungkap Sebuah Rahasia
327 Bab 327. Sisi Lain di Hati Asti
328 Bab 328. Pendirian Zahra
329 Bab 329. Pendirian Zahra 2
330 Bab 330. Pembalasan untuk Ulah Zahra
331 Bab 331. Upaya Zahra dan Topo
332 Bab 332. Bertemu dengan Asti
333 Bab 333. Bertemu dengan Seorang Asti
334 Bab 334. Ketika Berita Berseliweran
335 Bab 335. Berita dari keluarga Bu Musdalifah
336 Bab 336. Berita Zahra yang Viral
337 Bab 337. Sebuah Rahasia
338 Bab 338. Satu Kegelisahan
339 Bab 339. Ikatan keluarga Mas Danu
340 Bab 340. Ada yang Penasaran
341 Bab 341. Rasa Penasaran itu Ada
342 Bab 342. Rahasia yang sedang disimpan
343 Bab 343. Rahasia Jangan Disimpan
344 Bab 343. Acara untuk Qani
345 Bab 345. Persiapan Acara Ulang Tahun Qani
346 Bab 346. Kebahagiaan yang Sederhana
347 Bab 347. Ada yang Berkomentar
348 Bab 348. Satu Pengakuan
349 Bab 349. Pembalasan yang manis
350 Bab 350. Bu Ajeng yang Kini digosipkan
351 Bab 351. Bu Ajeng dan Perilakunya
352 Bab 352. Hasil Panen Kelapa
353 Bab 353. Masa Lalu yang Bersinggungan
354 Bab 354. Masa Lalu yang Membayang
355 Bab 355. Ada di Rumah Bu Haji Anisa
356 Bab 356. Sosok Pak Nandi Purwono
357 Bab 357. Tamu dari Madiun
358 Bab 358. Menunggu Kedatangan Mereka
359 Bab 359. Perkara yang Belum Selesai
360 Bab 360. Ketika Permasalahan Datang
361 Bab 361. Di Hari Libur Ini
362 Bab 362. Cerita Permasalahan Bu Ajeng
363 Bab 363. Bu Ajeng Mengamuk
364 Bab 364. Akibat yang Harus Diterima
365 Bab 365. Ketika Mereka Bepergian
366 Bab 366. Bau Kabar yang Tidak Sedap
367 Bab 367. Ambisi Bu Ajeng
368 Bab 368. Berita Terkini
369 Bab 369. Ambisi Bu Ajeng 2
370 Bab 370. Karena Sebuah Peristiwa
371 Bab 371. Sikap yang Berubah
372 Bab 372. Rahasia yang Mulai Terkuak
373 Bab 373. Yang Dinanti
374 Bab 374. Main ke Rumah Asti
375 Bab 375. Tamu yang Dinanti
376 Bab 376. Ketika Para Tamu Datang
377 Bab 377. Sebelas Sama dengan Dua Belas
378 Bab 378. Sebuah Kenyataan
379 Bab 379. Mata Dibalas Mata
380 Bab 380. Adakah Watak yang Berubah?
381 Bab 381. Kecemasan Seorang Asti
382 Bab 382. Persiapan Asti dengan Kedatangan Mereka
383 Bab 383. Ninuk yang Ditunggu
384 Bab 384. Ninuk yang Ditunggu 2
385 Bab 385. Berangkat ke Yogyakarta
386 Bab 386. Diam - diam Mengamati
387 Bab 387. Ketika Mereka Berpergian Bersama
388 Bab 388. Ketika Menikmati Kebersamaan Keluarga
389 Bab 389. Hati Orang Siapa yang Tahu
390 Bab 390. Mereka Akhirnya Terdiam
391 Bab 391. Ketika Mereka Dilibatkan dalam Acara
392 Bab 392. Ulah Tante Dian
393 Bab 393. Mitos Kesialan yang Beruntun
394 Bab 394. Tante Dian Kena Marah
395 Bab 395. Rencana yang Berubah
396 Bab 396. Memenuhi Satu Permintaan
397 Bab 397. Menginap Bersama Keluarga Gusti Haryo
398 Bab 398. Ketika Mereka Berkumpul
399 Bab 399. Dalam Kebersamaan
400 Bab 400. Ketidakhadiran Tante Dian
401 Bab 401. Mulai Dirundung Kesialan
402 Bab 402. Kondisi Tante Dian
403 Bab 403. Cerita di Seputar Mereka
404 Bab 404. Gosip Digosok Semakin Sip
405 Bab 405. Gosip, di Sekitar Rumah
406 Bab 406. Rencana Kepulangan
407 Bab 407. Ketika Akan Pulang
408 Bab 408. Karakter Ibu Sarita
409 Bab 409. Keadaannya yang Tidak Lagi Sama
410 Bab 410. Asti di Mata Leon
411 411. Seorang Asti dan kehidupannya
412 Bab 412. Jejak- jejak Masa Lalu
413 Bab 413. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
414 Bab 414. Menyimpan Rahasia
415 Bab 415. Ketika Mengundang Mbah Siwi
416 Bab 416. Omongan Bu Ajeng
417 Bab 417. Peristiwa yang Hampir Terlupakan
418 Bab 418. Watak yang Tak Bisa Berubah
419 Bab 419. Sepatah Kata yang Terucap
420 Bab 420. Keadaan Mulai di Luar Kendali
421 Bab 421. Kata Hati Asti
422 Bab. 422. Doa Seorang Istri
423 Bab 423. Menanggapi Masalah di Proyek
424 Bab 424. Yang Lalu Biarlah Berlalu
425 Bab 425. Yang Dijadikan Pembelajaran
426 Bab 426. Yang Dijadikan Pembelajaran 2
427 Bab 427. Peristiwa yang telah Berlalu
428 Bab 428. Suasana yang Berbeda
429 Bab 429. Suasana yang Berbeda 2
430 Bab 430. Tak Dinyana Tak Diduga
431 Bab 431. Larangan Mbah Sunu
432 Bab 432. Ada Satu Pertanda
433 Bab 433. Ada Satu Pertanda 2
434 Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan
435 Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan 2
436 Bab 435. Antara Yakin dan Tak Yakin
437 Bab 436. Asti dan Keluarga Lek No
438 Bab 437. Babak Baru dalam Hidup Ninuk
439 Bab 438. Hidup yang Saling Bertautan
440 Bab 439. Hidup yang Saling Bertautan 2
441 Bab 440. Pertemuan yang Tidak Direncanakan
442 Bab 442. Di antara Mereka
Episodes

Updated 442 Episodes

1
Bab 1. Sakitnya Bude Ayu
2
Bab 2. Mas Timbul Mulai Membuat Kerusuhan
3
Bab 4 . Jalan Terjal dan Berliku
4
Bab 5. Pelarian Mas Timbul
5
Bab 6. Api Amarah Membara
6
Bab 7. Gayung Tak Bersambut
7
Bab 8. Kepergian Bude Ayu
8
Bab 9. Diantara Dua Pilihan
9
Bab 10. Demi Kebahagiaan Bude Ayu
10
Bab 11. Menjelang Hari Pernikahan
11
Bab 13. Kehidupan Setelah Pernikahan
12
Bab 14. Mbak Nanik Datang Melabrak
13
Bab 15. Kepindahan Asti
14
Bab 16. Kehidupan Mengalir Seperti Air
15
Bab 12. Acara Pernikahan Asti
16
Bab 17. Kegelisahan Asti
17
Bab 3. Suasana Desa Sendang Mulyo
18
Bab 18. Hanya Istri Kedua
19
Bab 19. Firasat dari Bude Ayu
20
Bab 20. Arti Kehilangan
21
Bab 21. Fakta yang Mulai Terungkap
22
Bab 22. Rasa Kehilangan Asti
23
23. Adat istiadat dan Kebiasaan
24
Bab 24. Tamu Tak Diundang
25
Bab 25. Suara Hati Nastiti Anjani
26
Bab 26. Kembali ke Rumah Dinas
27
Bab 27. Sebuah Pengakuan
28
Bab 28. Dalam Masa Pemulihan
29
Bab 29. Perayaan Pertama
30
Bab 30. Dimulainya Kedatangan Mbak Nani
31
Bab 31. Ninuk Versus Bu Suparlan
32
Bab 32. Hadiah buat Dekbay
33
Bab 33. Pemberian Tanpa Pamrih
34
Bab 33. Rombongan Perusuh
35
Bab 34. Dalam Harapan dan Doa
36
Bab 35. Bertemu Bapak
37
Bab 36. Seorang Ibu dan Perjuangannya
38
Bab 37. Adat dan Kebiasaan Setempat
39
Bab 38. Rencana Tinggal Rencana
40
Bab 39. Langkah Kecil Asti
41
Bab 40. Berjalan di atas bara api
42
bab 41. Kejutan untuk Ninuk
43
Bab 42. Pak Catur Resi Dikromo
44
Bab 43. Ada Duka dalam Bahagia
45
Bab 44. Urusan yang Terlupakan
46
Bab 45. Ketidak Hadiran Satrio
47
Bab 46. Penelusuran Ninuk
48
Bab 47. Renungan Asti
49
Bab 48. Sebuah Keputusan
50
Bab 49. Tindakan Ibu Anggita
51
Bab 50. Keputusan yang Sulit
52
Bab 51. Pergi dengan Membawa Luka
53
Bab 52. Gosip Pak Sayur
54
Bab 53. Bercerai dengan Damai
55
Bab 54. Menjadi Single Parent
56
Bab 55. Usaha dan Ruko Milik Asti
57
Bab 56. Keluarga Satrio Menjauh
58
Bab 57. Kehadiran Satrio
59
Bab 58. Bukan Hanya Memberi Maaf
60
Bab 59. Mengeja nama Zahra
61
Bab 60. Luka Bersamaan dengan Derita
62
Bab 62. Mengenal Keluarga Asti
63
Bab 61. Ketika Mereka Bertemu
64
Bab 63. Kesibukan Asti
65
Bab 64. Ada Berita Duka.
66
Bab 65. Bertemu dengan Keluarga Satrio yang Baru
67
Bab 66. Pada Pemakaman Mbah Sanjaya
68
Bab 67. Kembali Pulang ke Rumah
69
Bab 68. Badai Belum Usai
70
Bab 69. Kedatangan Bude Prapti
71
Bab 70. Yang Tak Patut Dikenang
72
Bab 71. Wanita Cantik yang Mencari Asti
73
Bab 72. Penjelasan dari Pak Leon
74
Bab 73. Tersapu Awan Badai
75
Bab 74. Semua Sudah Usai
76
Bab 75. Hubungan antar Manusia yang Rumit
77
Bab 76. Yang Terlupakan
78
Bab 77. Berita Duka Cita
79
Bab 78. Sekedar Rencana
80
Bab 79. Dia yang Tidak Diharapkan
81
Bab 80. Ujian Hidup Selalu Datang
82
Bab 81. Kehidupan Sehari-hari
83
Bab 82. Berita Versus Gosip
84
Bab 83. Ide Cemerlang Ninuk
85
Bab 84. Cerita dari Desa Sendang Ranti
86
Bab 85. Cerita dari Desa Sendang Ranti 2
87
Bab 86. Semua Jadi Tak Sama Lagi
88
Bab 87. Beda Cerita dengan Mas Santo
89
Bab 88. Acara Malam Pergantian Tahun
90
Bab 89. Hari Pertama di Tahun Baru
91
Bab 90. Keluh- Kesah Joko
92
Bab 91. Asti Jatuh Sakit
93
Bab 92 Dania Berulah
94
Bab 93. Bukan Hanya Memberi Maaf
95
Bab 94. Sepak Terjang Dania
96
Bab 95. Isu Pembobolan Toko
97
Bab 96. Ada Nama Jago disebut
98
Bab 97. Oleh- oleh dari Izzah
99
Bab 98. Berita Simpang-siur
100
Bab 99. Urusan Orang Lain
101
Bab 100. Kemarahan Bulek Ratih
102
Bab 101. Renungan Asti
103
Bab 102. Peristiwa Sebelumnya
104
Bab 103. Persiapan Kepergian Umroh
105
Bab 104. Pesan dari Pak Leon
106
Bab 105. Kedatangan Kerabat Bulek Ratih
107
Bab 106. Dalam Rentang Kehidupan
108
Bab 107. Diantara Doa dan Harapan
109
Bab 108. Kembali Pulang
110
Bab 109. Kehidupan Bagai Arus Air yang Mengalir
111
Bab 110. Datangnya Berbagai Peristiwa
112
Bab 111. Keterkaitan Dania dengan Jago
113
Bab 112. Masih Tentang Dania
114
Bab 113. Kedatangan Pak Leon ke desa Sendang Mulyo
115
Bab 114. Soal Lamaran Pak Leon
116
Bab 115. Persiapan Lamaran
117
Bab 116. Peran Bulek Ratih
118
Bab 117. Kekaguman Keluarga Pak Leon.
119
Bab 118. Lamaran yang Resmi
120
Bab 119. Menjadi Saudara dan Keluarga
121
Bab 120. Menentukan Hari Depan
122
Bab 121. Adanya Berita Baru
123
Bab 122. Mencari Fakta
124
Bab 123. Menyergap Si Penguntit
125
Bab 124. Tindakan Tak Terpuji
126
Bab 125. Pendirian Zahra
127
Bab 126. Tercium Bau Perbuatan yang Tidak Sedap
128
Bab 127. Menengok Calon Bapak Mertua
129
Bab 128. Bertemu Calon Bapak Mertua
130
Bab 129. Bersikaplah yang Baik
131
Bab 130. Akhirnya Menikah
132
Bab 131. Kebersamaan yang Indah
133
Bab 132. Di antara kegembiraan dan Kebahagiaan Asti
134
Bab 133. Akbar Sakit
135
Bab 141. Saling Menerima dan Mencintai
136
Bab 134. Kepulangan Akbar ke Rumah
137
Bab 135. Urusan - urusan yang Belum Selesai
138
Bab 136. Ikatan Pernikahan Suci
139
Bab 137. Berita Heboh Dania
140
Bab 138. Semua Orang Mendengar Berita Itu
141
Bab 139. Kedatangan kedua Orang Tua Dania
142
Bab 142. Sebuah Perhatian
143
Bab 143. Ibunya Dania menuntut
144
Bab 144. Kebesaran Hati
145
Bab 145. Berbicara dari Hati ke Hati
146
Bab 146. Makna Sebuah Pernikahan
147
Bab 147. Bukan Keluarga Cemara
148
Bab 148. Apa Kata Mereka
149
Bab 149. Ada Janji yang harus ditepati
150
Bab 150. Menagih Janji yang Tak Terucap
151
Bab 151. Kembali ke Semarang
152
Bab 152. Bertemu Kerabat Baru
153
Bab 153. Rencana yang Tertunda
154
Bab 154. Ada Gula Ada Semut
155
Bab 155. Tanda Kasih
156
Bab 156. Kejahatan yang Terkuak
157
Bab 157. Pemulihan Kesehatan Asti
158
Bab 158. Pembayaran Atas Rasa Malu
159
Bab 159. Perlindungan untuk Asti
160
Bab 160. Kehadiran Mantan Ibu Mertua
161
Bab 161. Jangan Ganggu Hidupku
162
Bab 161. Dibayar dengan Sepantasnya
163
Bab 162. Kodrat Seorang Istri
164
Bab 163. Bertahan Menghadapi Luka
165
Bab 164. Mengurai Masalah
166
Bab 165..Mengurai Masalah 2
167
Bab 166. Kehadiran si Perusuh
168
Bab 167. Aku Tidak Baik-baik Saja
169
Bab 168. Suatu Keajaiban
170
Bab 169. Hukum Tabur Tuai
171
Bab 170. Sebuah Permohonan Maaf
172
Bab 171. Satu Permintaan
173
Bab 172. Kehilangan Pegangan
174
Bab 173. Bicara dari Hati ke Hati
175
Bab 174. Kejutan yang Tidak Menyenangkan
176
Bab 175. Eyang Kakung Datang
177
Bab 176. Kedatangan Mertua Asti
178
Bab 177. Rencana yang Berbeda
179
Bab 178. Kehadiran Pak Murti
180
Bab 179. Perkara yang Belum Selesai
181
Bab 180. Ketenangan yang Kembali Terusik
182
Bab 181. Adanya Kesepakatan
183
Bab 182. Kaitan Peristiwa di rumah
184
Bab 183. Pak Sembodo Bertindak
185
Bab 184. Pada Acara Berbelanja
186
Bab 185. Jangan Membangunkan Macam Tidur
187
Bab 186. Membangunkan Macam Tidur
188
Bab 187. Jangan Menyesal Belakangan
189
Bab 189. Asti yang Berbeda
190
Bab 190. Menagih Janji
191
Bab 191. Keputusan Pak Leon
192
Bab 192. Sebuah Pilihan yang Sulit
193
Bab 193. Memantau Keluarga Asti
194
Bab 194. Nyonya Andara KW
195
Bab 195. Kedatangan Bulek Ratih
196
Bab 196. Berkumpulnya Keluarga Besar
197
Bab 197. Ninuk Mencari Tahu
198
Bab 196. Di antara Satu Pilihan
199
Bab 197. Tiada yang Berubah
200
Bab 200. Suatu Ikatan Suci
201
Bab 201. Joko Mulai Bertindak
202
Bab 202. Kisah yang Belum Usai.
203
Bab 203. Rencana Leon
204
Bab 204. Ribut -ribut Soal Almira lagi
205
Bab 205. Demi apapun Juga
206
Bab 206. Pak Murti Kembali Sakit
207
Bab 207. Manusia Berencana Tuhan yang Menentukan
208
Bab 208. Permintaan Pak Basuki
209
Bab 209. Sikap Orang Rumah di Keluarga Murti
210
Bab 210. Kedatangan Keluarga Lek No
211
Bab 211. Kesalahan Mbak Tia
212
Bab 212. Kepulangan yang Tertunda
213
Bab 213. Rencana Leon dan Joko
214
Bab 214. Bukan Belajar dari sebuah Kesalahan
215
Bab 215. Tiada Maaf Bagi Mbak Tia
216
Bab 216. Saat Kami Pulang
217
Bab 217. Rahasia Terpendam
218
Bab . 218. Kedatangan Orang yang Asing
219
Bab 219. Ketika keluarga Satrio Membayar Kesalahannya
220
Bab 220. Banyak Cerita dari Pakde Muin
221
Bab 221. Masih Berkerabat
222
Bab 222. Ke Desa Sendang Mulyo
223
Bab 223. Mencari Bukti dan Alibi
224
Bab 224. Cerita Mbah Imah
225
Bab 225. Sebutan Gadis Terkutuk
226
Bab 226. Api yang Tak Kunjung Padam
227
Bab 227. Menemui Pak Kerto
228
Bab 228. Leon Kembali Pulang
229
Bab 229. Tamu di Rumah Asti
230
Bab 230. Sambutan yang Tidak Ramah
231
Bab 231. Dosa yang Tak Ampunkan
232
Bab 232. Suatu Keyakinan
233
Bab 233. Rasa Kehilangan Itu Ada
234
Bab 234. Keadaan di Rumah Lek No
235
Bab 235. Pertolongan Pakde Muin
236
Bab 236. Cerita Bude Mayang
237
Bab 237. Jalan ke Pasar Kecamatan
238
Bab 238. Sepotong informasi
239
Bab 239. Merencanakan Liburan Bersama
240
Bab 240 . Di Balik Rencana Liburan
241
Bab 241. Di Balik Rencana Liburan 1
242
Bab 242. Bertamu di Rumah Pak Sampurno
243
Bab 243. Sosok Nindya Faradina
244
Bab 244. Tak Kenal Maka Tak Sayang
245
Bab 245. Di Kelurahan Sumber Sari
246
Bab 246. Kehadiran Pak Sampurno di desa Sumber Sari.
247
Bab 247. Bertemu Kerabat yang Lain
248
Bab 248. Berita yang Tidak Disangka
249
Bab 249. Tinggal Sementara di Rumah Pak Camat.
250
Bab 250. Kunjungan Singkat Ibu Hernani
251
Bab 251.Sikap dan Watak orang di Kelurahan Sumber Sari
252
Bab 252. Persiapan Meninggalkan Desa Sumber Sari
253
Bab 253. Acara Makan Siang Terakhir
254
Bab 254. Perkara Dana Makan Siang
255
Bab 255. Pertemuan Keluarga Besar Winangun
256
Bab 256. Menuju Kota Batu
257
Bab 257. Berjumpa dengan kerabat Ibu Emilia
258
Bab 258. Keponakan Tersayang
259
Bab 259. Atas Segala Perbuatannya
260
Bab 260. Cerita Tentang Masa Lalu
261
Bab 261. Di Suatu Pertemuan
262
Bab 262. Terjalinnya Kesepakatan
263
Bab 263. Jangan Berakhir
264
Bab 264. Perjalanan dalam Kebersamaan Keluarga
265
Bab 265. Berpisah untuk Bertemu Kembali
266
Bab 266. Berpisah untuk Bertemu Kembali 2
267
Bab 267. Kembali Ke Rumah
268
Bab 268. Dalam Perjalanan Pulang
269
Bab 269. Ketika Om Ardi di Rumah Asti
270
Bab 270. Rencana ke Desa Sendang Mulyo
271
Bab 271. Menuju Desa Sendang Mulyo
272
Bab 272. Kehadiran Om Ardi di Rumah Joglo
273
Bab 273. Keadaan Kesehatan Pakde Kerto
274
Bab 274. Keadaan yang Berubah
275
Bab 275. Ingatan dalam Kenangan
276
Bab 276. Kata yang Tak Terucapkan
277
Bab 277. Kematian Pakde Kerto
278
Bab 278. Ketika Berita itu Diterima Asti
279
Bab 279. Pergerakan Para Tetangga
280
Bab 280. Mengapa dengan Sutiyah?
281
Bab 281. Persiapan Pemakaman Pakde Kerto
282
Bab 282. Suasana di Pemakaman Pakde Kerto
283
Bab 283. Sutiyah Berulah
284
Bab 284. Sutiyah Mencari Celah
285
Bab 285. Menjawab Tantangan
286
Bab 286. Mengantar Bulek Ratih ke Rumahnya
287
Bab 287. Kedatangannya Mas Juned
288
Bab 288. Mas Juned, itu Junaidi
289
Bab 289. Leon dan Ardi Pulang
290
Bab 290. Om Ardi Kembali ke Surabaya
291
Bab 230. Sebuah Rahasia
292
Bab 231. Mencari Mbah Saridi
293
Bab 232. Pesan Mbah Saridi
294
Bab 233. Bu Musdalifah di Warung Tenda
295
Bab 234. Pak Rob Mencari Pertolongan
296
Bab 235. Nasehat Mbah Sunu
297
Bab 236. Nasehat Mbah Sunu 2
298
Bab 237. Yang Pergi dan yang Datang
299
Bab 238. Berita di Seputar Kita
300
Bab 239. Dari Pasar Kecamatan
301
Bab 240. Undangan dari Desa Sendang Kanti
302
Bab 241. Misteri Kantung Kresek Hitam
303
Bab 242. Isi Kantong Kresek Hitam
304
Bab 304. Tanya yang Terjawab
305
Bab 305. Tamu di Rumah Mbah Sanjaya
306
Bab 306. Bukan Hukum Karma
307
Bab 307. Cerita Putri
308
Bab 308. Cerita Putri Kedua
309
Bab 309. Wajah Mbah Retno
310
Bab 310. Peristiwa Buruk yang Berdatangan
311
Bab 311. Ke Rumah Mbah Sanjaya
312
Bab 312. Suasana di rumah Mbah Sanjaya
313
Bab 313. Para Musuh yang Bersatu
314
Bab 314. Persiapan Acara di rumah Mbah Sanjaya
315
Bab 315. Jalannya Acara
316
Bab 316. Pendapat Orang lain
317
Bab 317. Terjebak
318
Bab 318. Tangan yang Bertanggung Jawab
319
Bab 319. Kasak-kusuk Zahrah
320
Bab 320. Si Topo dan Zahra
321
Bab 321. Pencarian Edy Ragil
322
Bab 322. Terkuaknya Sebuah Rahasia
323
Bab 323. Lidah Tidak Bertulang
324
Bab 333. Rahasia di Belakang Layar
325
Bab 334. Rencana Menjebak Topo
326
Bab 326. Mengungkap Sebuah Rahasia
327
Bab 327. Sisi Lain di Hati Asti
328
Bab 328. Pendirian Zahra
329
Bab 329. Pendirian Zahra 2
330
Bab 330. Pembalasan untuk Ulah Zahra
331
Bab 331. Upaya Zahra dan Topo
332
Bab 332. Bertemu dengan Asti
333
Bab 333. Bertemu dengan Seorang Asti
334
Bab 334. Ketika Berita Berseliweran
335
Bab 335. Berita dari keluarga Bu Musdalifah
336
Bab 336. Berita Zahra yang Viral
337
Bab 337. Sebuah Rahasia
338
Bab 338. Satu Kegelisahan
339
Bab 339. Ikatan keluarga Mas Danu
340
Bab 340. Ada yang Penasaran
341
Bab 341. Rasa Penasaran itu Ada
342
Bab 342. Rahasia yang sedang disimpan
343
Bab 343. Rahasia Jangan Disimpan
344
Bab 343. Acara untuk Qani
345
Bab 345. Persiapan Acara Ulang Tahun Qani
346
Bab 346. Kebahagiaan yang Sederhana
347
Bab 347. Ada yang Berkomentar
348
Bab 348. Satu Pengakuan
349
Bab 349. Pembalasan yang manis
350
Bab 350. Bu Ajeng yang Kini digosipkan
351
Bab 351. Bu Ajeng dan Perilakunya
352
Bab 352. Hasil Panen Kelapa
353
Bab 353. Masa Lalu yang Bersinggungan
354
Bab 354. Masa Lalu yang Membayang
355
Bab 355. Ada di Rumah Bu Haji Anisa
356
Bab 356. Sosok Pak Nandi Purwono
357
Bab 357. Tamu dari Madiun
358
Bab 358. Menunggu Kedatangan Mereka
359
Bab 359. Perkara yang Belum Selesai
360
Bab 360. Ketika Permasalahan Datang
361
Bab 361. Di Hari Libur Ini
362
Bab 362. Cerita Permasalahan Bu Ajeng
363
Bab 363. Bu Ajeng Mengamuk
364
Bab 364. Akibat yang Harus Diterima
365
Bab 365. Ketika Mereka Bepergian
366
Bab 366. Bau Kabar yang Tidak Sedap
367
Bab 367. Ambisi Bu Ajeng
368
Bab 368. Berita Terkini
369
Bab 369. Ambisi Bu Ajeng 2
370
Bab 370. Karena Sebuah Peristiwa
371
Bab 371. Sikap yang Berubah
372
Bab 372. Rahasia yang Mulai Terkuak
373
Bab 373. Yang Dinanti
374
Bab 374. Main ke Rumah Asti
375
Bab 375. Tamu yang Dinanti
376
Bab 376. Ketika Para Tamu Datang
377
Bab 377. Sebelas Sama dengan Dua Belas
378
Bab 378. Sebuah Kenyataan
379
Bab 379. Mata Dibalas Mata
380
Bab 380. Adakah Watak yang Berubah?
381
Bab 381. Kecemasan Seorang Asti
382
Bab 382. Persiapan Asti dengan Kedatangan Mereka
383
Bab 383. Ninuk yang Ditunggu
384
Bab 384. Ninuk yang Ditunggu 2
385
Bab 385. Berangkat ke Yogyakarta
386
Bab 386. Diam - diam Mengamati
387
Bab 387. Ketika Mereka Berpergian Bersama
388
Bab 388. Ketika Menikmati Kebersamaan Keluarga
389
Bab 389. Hati Orang Siapa yang Tahu
390
Bab 390. Mereka Akhirnya Terdiam
391
Bab 391. Ketika Mereka Dilibatkan dalam Acara
392
Bab 392. Ulah Tante Dian
393
Bab 393. Mitos Kesialan yang Beruntun
394
Bab 394. Tante Dian Kena Marah
395
Bab 395. Rencana yang Berubah
396
Bab 396. Memenuhi Satu Permintaan
397
Bab 397. Menginap Bersama Keluarga Gusti Haryo
398
Bab 398. Ketika Mereka Berkumpul
399
Bab 399. Dalam Kebersamaan
400
Bab 400. Ketidakhadiran Tante Dian
401
Bab 401. Mulai Dirundung Kesialan
402
Bab 402. Kondisi Tante Dian
403
Bab 403. Cerita di Seputar Mereka
404
Bab 404. Gosip Digosok Semakin Sip
405
Bab 405. Gosip, di Sekitar Rumah
406
Bab 406. Rencana Kepulangan
407
Bab 407. Ketika Akan Pulang
408
Bab 408. Karakter Ibu Sarita
409
Bab 409. Keadaannya yang Tidak Lagi Sama
410
Bab 410. Asti di Mata Leon
411
411. Seorang Asti dan kehidupannya
412
Bab 412. Jejak- jejak Masa Lalu
413
Bab 413. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
414
Bab 414. Menyimpan Rahasia
415
Bab 415. Ketika Mengundang Mbah Siwi
416
Bab 416. Omongan Bu Ajeng
417
Bab 417. Peristiwa yang Hampir Terlupakan
418
Bab 418. Watak yang Tak Bisa Berubah
419
Bab 419. Sepatah Kata yang Terucap
420
Bab 420. Keadaan Mulai di Luar Kendali
421
Bab 421. Kata Hati Asti
422
Bab. 422. Doa Seorang Istri
423
Bab 423. Menanggapi Masalah di Proyek
424
Bab 424. Yang Lalu Biarlah Berlalu
425
Bab 425. Yang Dijadikan Pembelajaran
426
Bab 426. Yang Dijadikan Pembelajaran 2
427
Bab 427. Peristiwa yang telah Berlalu
428
Bab 428. Suasana yang Berbeda
429
Bab 429. Suasana yang Berbeda 2
430
Bab 430. Tak Dinyana Tak Diduga
431
Bab 431. Larangan Mbah Sunu
432
Bab 432. Ada Satu Pertanda
433
Bab 433. Ada Satu Pertanda 2
434
Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan
435
Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan 2
436
Bab 435. Antara Yakin dan Tak Yakin
437
Bab 436. Asti dan Keluarga Lek No
438
Bab 437. Babak Baru dalam Hidup Ninuk
439
Bab 438. Hidup yang Saling Bertautan
440
Bab 439. Hidup yang Saling Bertautan 2
441
Bab 440. Pertemuan yang Tidak Direncanakan
442
Bab 442. Di antara Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!