Bab 2. Mas Timbul Mulai Membuat Kerusuhan

Asti cukup bahagia melihat kesembuhan Bude Ayu. Tak peduli kalau wanita itu hanya dapat duduk- duduk saja di dalam toko. Segera saja Asti mulai membongkar belanjaan yang ada di dalam tiga kardus besar. Kehadiran Budenya itu memberi semangat tersendiri.

Sampai gadis itu menyadari kalau sejak pagi tidak melihat Mas Kusno. Di toko emas yang terbilang paling lengkap itu, hanya dijaga oleh Mbak Ruminah dan Mbak Mus . Mau menanyakan keberadaan Mas Kusno pada mereka , Asti malu. Takut sok dibilang perhatian!

Yu Yemi datang membawa nampan yang berisi dua piring nasi dan dua gelas teh manis hangat. Tadi Asti sempat mampir sebentar ke warung nasi itu dan memesannya. Di warung itu ada suami dan anak perempuan Yu Yemi yang masih mengolah makanan untuk mereka jual hari ini. Mereka satu keluarga bekerja bahu membahu demi tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan.

Satu dua orang pembeli masih datang ke toko Asti. Sebagian barang dagangan yang baru sudah dipajang dan digantung dengan hanger di depan toko. Bude Ayu menikmati sarapannya. Pasar lebih sepi dari hari kemarin. Jadi suasana lebih lengang, rapi dan teratur.

Bude Ayu beranjak dari duduknya dan keluar toko karena tertarik dengan pembicaraan para tukang becak yang parkir di dekat toko mereka.

" Kusno, kenapa Pakde Kromo?"

Pakde Kromo adalah tukang becak yang paling tua di antara puluhan tukang becak yang biasa mangkal dan mencari penumpang di pasar itu. Dia bahkan diperbolehkan tinggal di sebuah ruangan kosong, yang ada di dekat gudang pasar. Kadang Pakde Kromo juga diminta bantuannya untuk menjadi penjaga malam di pasar itu .

" Dicegat orang , Bu! Hampir kena sabet pisau dari begal itu. Untung di dekat rumah Koh Edy masih banyak orang yang ngumpul, jadi banyak yang menolong!"

" Astagfirullah!" Seru Bude Ayu terkejut.

Beberapa ibu- ibu yang berjualan di sekitar tempat itu pun ramai berkomentar. Sebenarnya jarang ada kejadian pembegalan atau pengeroyokan seperti ini daerah mereka. Biasanya di setiap desa selalu ada kegiatan siskamling secara swadaya. Apalagi ini menimpa Mas Kusno yang notabene hanya menjaga toko emas milik saudaranya. Segala perhiasan emas itu sudah disimpan di brangkas toko dengan pengamanan ganda.

Peristiwa yang dialami Mas Kusno itu ternyata juga sudah didengar oleh orang- orang yang ada di pasar itu. Mulai dari petugas keamanan, para supir pengantar barang sampai beberapa pemilik toko dan pedagang lainnya. Belum lagi para tukang beca dan tukang parkir.

Dua hari kemudian Mas Kusno terlihat kembali ada di belakang etalase toko emas " Gemilang". Tampaknya pria itu mengalami cedera di wajah dan bibirnya, ada bekas memar yang mulai matang membiru. Namun secara umum, pria muda itu baik- baik saja.

Sampai suasana di sana tambah memanas ketika salah satu supir Ibu Fatma melihat kejadian itu. Ibu Fatma membuka toko sembako yang letak tokonya ada di sebelah pasar. Pria paruh baya itu sedang membawa barang dari gudang yang lokasinya dekat dengan rumah Koh Edi.

Beberapa pedagang besar yang bukan asli warga desa setempat, biasanya tinggal di perumahan itu. Perumahan itu jaraknya tidak jauh dari pasar kecamatan itu, bahkan belum seluruhnya lahannya dibangun rumah - rumah pesanan.

Masih ada lahan yang kosong. Biasanya rumah- rumah itu dihuni oleh orang- orang pendatang yang mempunyai usaha atau pekerjaan daerah itu. Oleh karena itu, rumah- rumahnya itu dibangun secara modern dan menarik. Hanya saja, jalan penghubung ke perumahan itu dari jalan raya masih kosong dan sepi. Maklum karena dulunya adalah tanah bekas persawahan. Jadi kalau malam jalan itu agak gelap karena jauh dari pemukiman warga desa.

Pak Prayoga, supir ibu Fatma diminta melapor ke kantor pasar. Mas Kusno yang pernah mahir ilmu bela diri pun masih babak belur dihajar para begal itu. Apalagi kalau orang awam, bisa mati di tempat.

Ternyata begal itu dipimpin oleh Mas Timbul. Dia hanya bermaksud mengintimidasi Mas Kusno yang dinilai turut campur dengan semua permasalahannya. Termasuk membela Bude Ayu.

Pria itu diantar Pak Kholik, si pemimpin pasar dan Mas Kusno yang membawa motor sendiri, melapor ke kantor polsek yang letak kantornya tidak jauh dari kantor Kecamatan. Kira- kira dua km dari pasar.

Asti hanya dapat memeluk Bude Ayu erat- erat. Mata Mas Timbul sudah dibutakan dengan dendam. Semua orang yang menurutnya menghalangi jalan dan rencananya akan dilibas. Tetapi Mas Timbul salah orang!

Mas Kusno yang baru dua tahun ini mengelola toko saudaranya itu bukanlah pemuda kebanyakan. Dia berani melawan para begal itu yang jumlahnya hampir lima orang dan satu orangnya malah membawa pisau. Bahkan Mas Kusno siap membawa persoalan itu ke ranah hukum.

Heboh soal Mas Timbul masih menjadi pembicaraan orang- orang di pasar. Sedangkan memar di wajah Mas Kusno juga sudah mulai memudar. Katanya, dia mendapat kiriman ramuan obat cina dari keluarganya di Madiun.

Asti mendengar kalau Mas Timbul sudah kabur. Saat dicari polisi ke rumahnya. Di sana hanya ada istri dan dua anaknya yang ketakutan saat didatangi petugas.

Pak Haji Anwar dan Pak Kades mulai memperketat keamanan wilayah desa mereka. Malah di rumah Pak Haji ada dua saudaranya yang mempunyai kemampuan bela diri handal ikut berpartisipasi. Mereka juga membantu menjaga keselamatan rumah Asti dan Bude Ayu

Zaman kakek Asti masih menjabat sebagai kades pun, sudah digiatkan kegiatan siskamling mandiri itu. Walaupun kehidupan mereka sederhana, tetapi para warga desa mempunyai banyak harta berupa ternak sapi, hasil kebun dan palawija yang melimpah.

Saat masa - masa sulit kadang ada gerombolan orang - orang dari luar desa datang untuk merampok atau menjarah beberapa rumah penduduk.

Biasanya hal ini terjadi bila terjadi apabila kemarau yang datang berkepanjangan atau gagal panen karena terserang hama wereng dan tikus. Selebihnya karena perbedaan pendapat antara penduduk terutama saat pemilihan kepala desa yang menggunakan politik uang.

Asti patuh saja, saat dilarang berbelanja kebutuhan toko sendirian ke kota terdekat oleh beberapa sesepuh desa. Termasuk dari wejangan Pak Haji Anwar. Lek No dan Ninuk pun jadi pengawalnya. Gadis berusia 15 tahun itu sangat menikmati acara mengantar Mbak Asti berbelanja, sebagai jalan- jalan.

Justru Lek No yang lebih waspada selama dalam perjalanan mengawal Asti. Teleponnya selalu ada di saku dan dalam keadaan hidup. Nanti dia akan menghubungi Pak Haji Anwar dan orang- orang terdekat bila ada kejadian penting yang tak bisa ditanganinya sendiri.

Pada Minggu sore, di rumah Bude Ayu ada tamu seorang perempuan muda yang membawa motor matik yang sudah sangat tua.

Ninuk berlari - lari mencari Bude Ayu dan Asti yang sedang ada di kebun Kelapa. Ternyata Lek No mendapat borongan untuk panen kelapa dari pedagang dari desa lain. Mereka sedang tawar - menawar harga untuk mencapai kesepakatan bersama.

"Bude Ayu, Mbak Asti. Dicari sama Mbak Nani !" teriak Ninuk terengah-engah.

Jarak rumah mereka ke kebun kelapa di belakang rumah sebenarnya tidak terlalu jauh. Tetapi untuk mencapai tempat ini, harus melewati pematang sawah yang licin, semak- semak dengan pohon kacang Koro yang merambat di pagar- pagar bambu sebagai pembatas tanah antara sawah milik Bude Ayu dengan tanah warga lain.

Mendengar berita anaknya, Lek No segera siap siaga. Dia segera berjalan cepat menghampiri Ninuk yang masih perlu berbelok lagi karena ada sendang di dekat kebun itu.

" Nggak apa- apa, Pak! Mbak Nani datang sendirian, katanya perlu menemui Bude Ayu! "

Bude Ayu malah bertatapan dengan Asti dan Lek No. Dia agak bingung.

Mau apa isteri di Timbul mencarinya? Apa mau menambah masalah lagi? Sebenarnya wanita itu sudah cukup lelah menghadapi sikap dan perilaku dari para anggota keluarga mantan suaminya itu!

Kalau dulu tidak ada paksaan dari almarhum ayahnya untuk menerima lamaran pak Kushari itu, malas dia menikah lagi. Oleh karena itu, dia hanya menikah secara agama saja agar tidak berbelit- belit, bila ada masalah di pernikahannya nanti. Apalagi statusnya hanya istri ketiga dari Pak Kushari yang berniat mencalonkan dirinya kembali menjadi jadi kades di desa sebelahnya dengan modal kekayaan yang cukup banyak.

Ternyata almarhum ayahnya dulu, merasa berhutang budi dengan kebaikan pria terkaya di desa sebelah. Almarhum Harjo Winangun itu juga tidak terlalu suka dengan status janda yang disandang anak perempuan sulungnya itu. Setelah Ayu Sulaksmi bercerai dengan suaminya pertamanya yang masih bertugas di ketentaraan.

" Bude. Maafkan, Nani!"

Terdengar suara wanita yang tadi duduk di teras depan sambil menunggu kedatangan Bude Ayu.

Asti terkejut melihat penampakan istri dari Mas Timbul itu. Dia berlari menyambut kedatangan Bude Ayu yang muncul lebih dulu dari samping rumah. Sementara Asti dan Ninuk berjalan lebih cepat di belakang Bude Ayu

" Nani, Ayok kita ngobrol di dalam saja! Nggak enak di sini! Nanti, jadi tontonan orang banyak."

Bude Ayu dengan hangat menarik bahu Nanik untuk masuk ke dalam ruang tamu . Dia segera menyalakan lampu ruang tamu agar lebih nyaman berbicara di tempat itu.

Ninuk menatap Asti bertanya- tanya. " Itu istrinya Mas Timbul kan?

Katanya bunga desa Sendang Ranti? Kurus kering kayak kayak gitu. Mirip orang nggak makan sebulan."

" Sst! " Asti menyuruh Ninuk diam.

Segera ditariknya tangan gadis remaja itu menuju dapur. " Buat teh manis tiga gelas. Nah, itu kuenya."

" Hum, enaknya, tinggal nyuruh aja!"

Tampaknya Ninuk mau menolak permintaan Asti. Sebab Asti mau ke kamar tamu juga , selain mendengar permasalahan Mbak Nanik, juga untuk berjaga- jaga.

" Ya, Udah. Minggu depan nggak usah ikut ke Yogyakarta, ya?"

Bibir Ninuk langsung mencebik kesal " Ih, Mbak Asti nggak adil..."

" Biarin... Bulek Ratih nggak nolak, kok kalau diajak plesiran ke sana. .."

Ninuk berbalik ke dapur sambil menghentak- hentakkan kakinya. Ternyata dia mau tahu juga berita ini. Awas saja kalau sampai hal ini dijadikan bahan gosip dengan temen - temen satu gennya!

Kata Joko sih teman- teman kumpul adiknya itu disebutnya gen nggak jelas! Atau kelompok remaja labil. Maklum kalau Ninuk sudah ngumpul dengan temanya itu selalu saja heboh dan ramai.

Mbak Nani sambil menangis tergugu sambil terus mengucapkan beberapa kali kata maaf. Dia menceritakan keadaan hidupnya dengan kedua anaknya yang sudah tak punya apa- apa lagi.

Mas Timbul kabur dari rumah setelah ada temannya yang bekerja di polsek memberitahu kalau dia akan ditangkap karena terlibat pengeroyokan dan perampokan.

Ternyata pada peristiwa pembegalan dan pengeroyokan itu, dipimpin oleh Mas Timbul . Dia juga berhasil merampas HP dan dompet Mas Kusno. Sehingga permasalahannya menjadi lebih berat karena termasuk tindakan kriminal.

" Maaf, Bude Ayu! Ibu yang selalu menghasut Mas Timbul agar menolak saat Bude masuk dalam keluarga Pak Kushari."

"Maksud kamu, Ibu Ratmi atau Ibu Condro?"

Asti tahu, Bude Ayu menyebutkan kedua nama kakak madunya itu. Tetapi Nanik menggeleng lemah. Buru- buru wanita itu menghapus air matanya dengan ujung lengan bajunya.

" Ibu saya, Bude! Ibu Sriyatun..."

Dahi Bude Ayu semakin berkerut karena bingung. Sungguh dia tidak mengenal kedua orang tua Nanik yang tinggal tiga desa jauhnya dari tempat mereka tinggal. Desa itu lebih ke arah selatan dari pasar kecamatan. Malah berbatasan ke arah Jawa Timur.

"Ibu dan ayah saya mengenal Pak Harjo Winangun almarhum. Tetapi tidak suka ketika bapak Mas Timbul menikahi Bude Ayu. Sebab nanti pembagian warisan untuk Mas Timbul berkurang karena ada tiga istri yang juga mendapat hak yang sama. Belum lagi dibagi empat orang adiknya!"

" Sebentar," sela Bude Ayu cepat.

"Kamu dan ibumu membicarakan warisan, sementara Pak Kushari sendiri masih hidup?"

Nani tertunduk malu. Padahal Nanik dan Timbul sudah menikah selama satu tahun ketika Bude Ayu datang ke rumah besar itu sebagai pengantin baru

" Serakah dan tamak" Ujar Bude pelan. " Terus kalian itu maunya apalagi ?"

" Tolong cabut laporan untuk Mas Timbul, De! Kami sudah nggak punya uang. Mas Timbul sudah sebulan lalu nggak pernah pulang dan nggak ngasih uang belanja."

" Nanik, saya nggak pernah ngelaporin suamimu itu ke polisi, ya! Berapa kali suamimu memaksa minta uang kepada saya. Tetapi perbuatan si Timbul pada Kusno sudah perkara kriminal. Penjara adalah tempat yang pantas untuk suamimu !"

Air mata Nanik menetes lebih deras lagi. Dia bisa melihat kalau rumah tua bergaya joglo ini dibangun dalam masa jayanya keluarga Bude Ayu sebelumnya, yaitu Kakeknya Saridin Yosafat Winangun.

Rumah bernuansa Jawa kental ini mempunyai ruangan yang sangat luas untuk menerima tamu dan keluarga. lantainya diberi keramik hijau , sementara di teras depan adalah lantai yang terdiri dari tegel motif bunga - bunga merah dan hijau. Model lantai jaman dulu yang kini kembali trend sekarang.

Sebagian besar perabotannya terbuat dari kayu jati utama dengan berbagai ukiran yang rumit. Mulai dari seperangkat kursi dan meja tamu, lemari pajangan besar dan beberapa lemari kaca dengan beberapa hiasan antik.

Di ruangan tengah ada gebyok besar menuju ruang dalam yang menghubungkan beberapa kamar tidur, ruang makan dan dapur. Di pintu belakang ada lahan terbuka luas yang dipenuhi berbagai tanaman cabe, tomat dan rempah- rempah dalam pot hitam besar. Juga tanaman sayu- sayuran.

Selain ada atap belakang rumah Lek No yang menjadi pemandangan di belakang rumah . Dari belakang rumah itu terdapat pemandangan hamparan sawah hijau yang luas. Belum lagi berbagai tanaman keras selain kayu jati dan kelapa yang berada di pinggiran sawah itu.

" Maafkan kami, Bude! Ibu selama ini terus menghasut Mas Timbul. Saya juga heran kenapa Bude mau saja jadi istri ketiga pak Kushari sedangkan Orang tua Bude Ayu orang kaya dan terpandang di desa Sendang Mulyo?"

"Saya juga nggak ngerti dengan kemauan ibumu. Padahal sebagai anak pertama dan anak laki- laki Mas Timbul itu sudah mendapat bagian yang lebih besar daripada adik- adiknya." Ujar Bude Ayu kesal. Dia paling tidak suka berbicara harta atau warisan.

"Saya tak pernah melarang Pak Kushari memberi rumahnya yang di dekat pasar untukmu, memberi anak sulungnya itu mobil. Belum lagi berkali- kali minta modal usaha. Mungkin nilainya sampai puluhan juta. Mana usahanya? Bangkrut kan? "

Mbak Nanik menengadahkan wajahnya. Mukanya yang dulu cantik dan bersinar cerah itu sudah menjadi kusam dan mempunyai flek dan jerawat. Tubuh yang dulu padat dan berisi kini sangat kurus, seakan hanya tulang belulang saja.

Bahkan gaun gamis yang dikenakannya itu dulu mungkin bisa berharga ratusan ribu rupiah, sekarang lebih mirip kain lap di dapur saking seringnya dicuci lalu dipakai

"Kami harus membiayai Ibu berobat , Bude. Ibu dirawat di Solo karena ginjalnya bermasalah."

" Apakah ibumu dulu bersekolah di SMPN dekat terminal pinggir kota?"

Nanik mengangguk pelan."Suami ibu saya adalah Pak Junaidi. Dulu bapak sewaktu muda pernah melamar Bude Ayu. Tetapi ditolak Pak Harjo Winangun"

" Saya tahu, sebab waktu itu saya sudah terikat janji dengan pria lain. Calon suami saya itu sedang menjalani pendidikannya di Magelang selama dua tahun. Nggak mungkin juga saya menerima lamaran pria lain."

" Selama menikah dengan Bapak, ibu merasa tidak dicintai. Sebab ibu hanya menjadi pilihan kedua di kehidupan bapak."

Sedikit demi sedikit Bude Ayu mulai dapat menarik benang merah dari berbagai persoalan dalam hidupnya . Ya Tuhan, setitik iri dan kebencian ini telah menimbulkan badai amarah yang menyebabkan semua kerusakan!

Alangkah kebencian Ibu Sriyatun itu tidak hanya merusak hidup Timbul sehingga menjadi buronan. Malah anak dan istrinya sekarang terlantar karena tidak adanya kepala rumah tangga sebagai pencari nafkah di keluarga mereka

Dulu sekali, Bude Ayu adalah Kembang Desa Sendang Mulyo. Dia hanya dapat menamatkan pendidikannya sampai SMP. Itupun sudah merupakan prestasi tersendiri bagi warga desa mereka. Karena zaman itu pendidikan agak mahal. Hanya orang- orang yang cukup berada mau menyekolahkan anak mereka.

Banyak pemuda yang melamarnya, tetapi Pak Harjo sangat ketat untuk memilih calon suami terbaik bagi anaknya. Hati Bude Ayu Sulaksmi terpaut pada Rahmat Sodiq.

Pria itu telah bertahun- tahun meninggalkan desanya untuk bersekolah SMA di kota. Pria itu juga terpilih saat mendaftar menjadi tentara di sebuah kesatuan. Saat melamar Bude Ayu, pria itu juga harus menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun . Jadi Bude Ayu harus sabar menunggu.

Mbak Nani akhirnya pamit pulang saat hari sudah mulai sore. Tadi dia menolak Bude Ayu yang memberinya beras, lauk pauk kering dan mie instan. Malah Bude Ayu itu menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke tangannya. Uang itu diterima Nanik seperti orang yang kehausan di padang pasir dan diberi air segelas.

Episodes
1 Bab 1. Sakitnya Bude Ayu
2 Bab 2. Mas Timbul Mulai Membuat Kerusuhan
3 Bab 4 . Jalan Terjal dan Berliku
4 Bab 5. Pelarian Mas Timbul
5 Bab 6. Api Amarah Membara
6 Bab 7. Gayung Tak Bersambut
7 Bab 8. Kepergian Bude Ayu
8 Bab 9. Diantara Dua Pilihan
9 Bab 10. Demi Kebahagiaan Bude Ayu
10 Bab 11. Menjelang Hari Pernikahan
11 Bab 13. Kehidupan Setelah Pernikahan
12 Bab 14. Mbak Nanik Datang Melabrak
13 Bab 15. Kepindahan Asti
14 Bab 16. Kehidupan Mengalir Seperti Air
15 Bab 12. Acara Pernikahan Asti
16 Bab 17. Kegelisahan Asti
17 Bab 3. Suasana Desa Sendang Mulyo
18 Bab 18. Hanya Istri Kedua
19 Bab 19. Firasat dari Bude Ayu
20 Bab 20. Arti Kehilangan
21 Bab 21. Fakta yang Mulai Terungkap
22 Bab 22. Rasa Kehilangan Asti
23 23. Adat istiadat dan Kebiasaan
24 Bab 24. Tamu Tak Diundang
25 Bab 25. Suara Hati Nastiti Anjani
26 Bab 26. Kembali ke Rumah Dinas
27 Bab 27. Sebuah Pengakuan
28 Bab 28. Dalam Masa Pemulihan
29 Bab 29. Perayaan Pertama
30 Bab 30. Dimulainya Kedatangan Mbak Nani
31 Bab 31. Ninuk Versus Bu Suparlan
32 Bab 32. Hadiah buat Dekbay
33 Bab 33. Pemberian Tanpa Pamrih
34 Bab 33. Rombongan Perusuh
35 Bab 34. Dalam Harapan dan Doa
36 Bab 35. Bertemu Bapak
37 Bab 36. Seorang Ibu dan Perjuangannya
38 Bab 37. Adat dan Kebiasaan Setempat
39 Bab 38. Rencana Tinggal Rencana
40 Bab 39. Langkah Kecil Asti
41 Bab 40. Berjalan di atas bara api
42 bab 41. Kejutan untuk Ninuk
43 Bab 42. Pak Catur Resi Dikromo
44 Bab 43. Ada Duka dalam Bahagia
45 Bab 44. Urusan yang Terlupakan
46 Bab 45. Ketidak Hadiran Satrio
47 Bab 46. Penelusuran Ninuk
48 Bab 47. Renungan Asti
49 Bab 48. Sebuah Keputusan
50 Bab 49. Tindakan Ibu Anggita
51 Bab 50. Keputusan yang Sulit
52 Bab 51. Pergi dengan Membawa Luka
53 Bab 52. Gosip Pak Sayur
54 Bab 53. Bercerai dengan Damai
55 Bab 54. Menjadi Single Parent
56 Bab 55. Usaha dan Ruko Milik Asti
57 Bab 56. Keluarga Satrio Menjauh
58 Bab 57. Kehadiran Satrio
59 Bab 58. Bukan Hanya Memberi Maaf
60 Bab 59. Mengeja nama Zahra
61 Bab 60. Luka Bersamaan dengan Derita
62 Bab 62. Mengenal Keluarga Asti
63 Bab 61. Ketika Mereka Bertemu
64 Bab 63. Kesibukan Asti
65 Bab 64. Ada Berita Duka.
66 Bab 65. Bertemu dengan Keluarga Satrio yang Baru
67 Bab 66. Pada Pemakaman Mbah Sanjaya
68 Bab 67. Kembali Pulang ke Rumah
69 Bab 68. Badai Belum Usai
70 Bab 69. Kedatangan Bude Prapti
71 Bab 70. Yang Tak Patut Dikenang
72 Bab 71. Wanita Cantik yang Mencari Asti
73 Bab 72. Penjelasan dari Pak Leon
74 Bab 73. Tersapu Awan Badai
75 Bab 74. Semua Sudah Usai
76 Bab 75. Hubungan antar Manusia yang Rumit
77 Bab 76. Yang Terlupakan
78 Bab 77. Berita Duka Cita
79 Bab 78. Sekedar Rencana
80 Bab 79. Dia yang Tidak Diharapkan
81 Bab 80. Ujian Hidup Selalu Datang
82 Bab 81. Kehidupan Sehari-hari
83 Bab 82. Berita Versus Gosip
84 Bab 83. Ide Cemerlang Ninuk
85 Bab 84. Cerita dari Desa Sendang Ranti
86 Bab 85. Cerita dari Desa Sendang Ranti 2
87 Bab 86. Semua Jadi Tak Sama Lagi
88 Bab 87. Beda Cerita dengan Mas Santo
89 Bab 88. Acara Malam Pergantian Tahun
90 Bab 89. Hari Pertama di Tahun Baru
91 Bab 90. Keluh- Kesah Joko
92 Bab 91. Asti Jatuh Sakit
93 Bab 92 Dania Berulah
94 Bab 93. Bukan Hanya Memberi Maaf
95 Bab 94. Sepak Terjang Dania
96 Bab 95. Isu Pembobolan Toko
97 Bab 96. Ada Nama Jago disebut
98 Bab 97. Oleh- oleh dari Izzah
99 Bab 98. Berita Simpang-siur
100 Bab 99. Urusan Orang Lain
101 Bab 100. Kemarahan Bulek Ratih
102 Bab 101. Renungan Asti
103 Bab 102. Peristiwa Sebelumnya
104 Bab 103. Persiapan Kepergian Umroh
105 Bab 104. Pesan dari Pak Leon
106 Bab 105. Kedatangan Kerabat Bulek Ratih
107 Bab 106. Dalam Rentang Kehidupan
108 Bab 107. Diantara Doa dan Harapan
109 Bab 108. Kembali Pulang
110 Bab 109. Kehidupan Bagai Arus Air yang Mengalir
111 Bab 110. Datangnya Berbagai Peristiwa
112 Bab 111. Keterkaitan Dania dengan Jago
113 Bab 112. Masih Tentang Dania
114 Bab 113. Kedatangan Pak Leon ke desa Sendang Mulyo
115 Bab 114. Soal Lamaran Pak Leon
116 Bab 115. Persiapan Lamaran
117 Bab 116. Peran Bulek Ratih
118 Bab 117. Kekaguman Keluarga Pak Leon.
119 Bab 118. Lamaran yang Resmi
120 Bab 119. Menjadi Saudara dan Keluarga
121 Bab 120. Menentukan Hari Depan
122 Bab 121. Adanya Berita Baru
123 Bab 122. Mencari Fakta
124 Bab 123. Menyergap Si Penguntit
125 Bab 124. Tindakan Tak Terpuji
126 Bab 125. Pendirian Zahra
127 Bab 126. Tercium Bau Perbuatan yang Tidak Sedap
128 Bab 127. Menengok Calon Bapak Mertua
129 Bab 128. Bertemu Calon Bapak Mertua
130 Bab 129. Bersikaplah yang Baik
131 Bab 130. Akhirnya Menikah
132 Bab 131. Kebersamaan yang Indah
133 Bab 132. Di antara kegembiraan dan Kebahagiaan Asti
134 Bab 133. Akbar Sakit
135 Bab 141. Saling Menerima dan Mencintai
136 Bab 134. Kepulangan Akbar ke Rumah
137 Bab 135. Urusan - urusan yang Belum Selesai
138 Bab 136. Ikatan Pernikahan Suci
139 Bab 137. Berita Heboh Dania
140 Bab 138. Semua Orang Mendengar Berita Itu
141 Bab 139. Kedatangan kedua Orang Tua Dania
142 Bab 142. Sebuah Perhatian
143 Bab 143. Ibunya Dania menuntut
144 Bab 144. Kebesaran Hati
145 Bab 145. Berbicara dari Hati ke Hati
146 Bab 146. Makna Sebuah Pernikahan
147 Bab 147. Bukan Keluarga Cemara
148 Bab 148. Apa Kata Mereka
149 Bab 149. Ada Janji yang harus ditepati
150 Bab 150. Menagih Janji yang Tak Terucap
151 Bab 151. Kembali ke Semarang
152 Bab 152. Bertemu Kerabat Baru
153 Bab 153. Rencana yang Tertunda
154 Bab 154. Ada Gula Ada Semut
155 Bab 155. Tanda Kasih
156 Bab 156. Kejahatan yang Terkuak
157 Bab 157. Pemulihan Kesehatan Asti
158 Bab 158. Pembayaran Atas Rasa Malu
159 Bab 159. Perlindungan untuk Asti
160 Bab 160. Kehadiran Mantan Ibu Mertua
161 Bab 161. Jangan Ganggu Hidupku
162 Bab 161. Dibayar dengan Sepantasnya
163 Bab 162. Kodrat Seorang Istri
164 Bab 163. Bertahan Menghadapi Luka
165 Bab 164. Mengurai Masalah
166 Bab 165..Mengurai Masalah 2
167 Bab 166. Kehadiran si Perusuh
168 Bab 167. Aku Tidak Baik-baik Saja
169 Bab 168. Suatu Keajaiban
170 Bab 169. Hukum Tabur Tuai
171 Bab 170. Sebuah Permohonan Maaf
172 Bab 171. Satu Permintaan
173 Bab 172. Kehilangan Pegangan
174 Bab 173. Bicara dari Hati ke Hati
175 Bab 174. Kejutan yang Tidak Menyenangkan
176 Bab 175. Eyang Kakung Datang
177 Bab 176. Kedatangan Mertua Asti
178 Bab 177. Rencana yang Berbeda
179 Bab 178. Kehadiran Pak Murti
180 Bab 179. Perkara yang Belum Selesai
181 Bab 180. Ketenangan yang Kembali Terusik
182 Bab 181. Adanya Kesepakatan
183 Bab 182. Kaitan Peristiwa di rumah
184 Bab 183. Pak Sembodo Bertindak
185 Bab 184. Pada Acara Berbelanja
186 Bab 185. Jangan Membangunkan Macam Tidur
187 Bab 186. Membangunkan Macam Tidur
188 Bab 187. Jangan Menyesal Belakangan
189 Bab 189. Asti yang Berbeda
190 Bab 190. Menagih Janji
191 Bab 191. Keputusan Pak Leon
192 Bab 192. Sebuah Pilihan yang Sulit
193 Bab 193. Memantau Keluarga Asti
194 Bab 194. Nyonya Andara KW
195 Bab 195. Kedatangan Bulek Ratih
196 Bab 196. Berkumpulnya Keluarga Besar
197 Bab 197. Ninuk Mencari Tahu
198 Bab 196. Di antara Satu Pilihan
199 Bab 197. Tiada yang Berubah
200 Bab 200. Suatu Ikatan Suci
201 Bab 201. Joko Mulai Bertindak
202 Bab 202. Kisah yang Belum Usai.
203 Bab 203. Rencana Leon
204 Bab 204. Ribut -ribut Soal Almira lagi
205 Bab 205. Demi apapun Juga
206 Bab 206. Pak Murti Kembali Sakit
207 Bab 207. Manusia Berencana Tuhan yang Menentukan
208 Bab 208. Permintaan Pak Basuki
209 Bab 209. Sikap Orang Rumah di Keluarga Murti
210 Bab 210. Kedatangan Keluarga Lek No
211 Bab 211. Kesalahan Mbak Tia
212 Bab 212. Kepulangan yang Tertunda
213 Bab 213. Rencana Leon dan Joko
214 Bab 214. Bukan Belajar dari sebuah Kesalahan
215 Bab 215. Tiada Maaf Bagi Mbak Tia
216 Bab 216. Saat Kami Pulang
217 Bab 217. Rahasia Terpendam
218 Bab . 218. Kedatangan Orang yang Asing
219 Bab 219. Ketika keluarga Satrio Membayar Kesalahannya
220 Bab 220. Banyak Cerita dari Pakde Muin
221 Bab 221. Masih Berkerabat
222 Bab 222. Ke Desa Sendang Mulyo
223 Bab 223. Mencari Bukti dan Alibi
224 Bab 224. Cerita Mbah Imah
225 Bab 225. Sebutan Gadis Terkutuk
226 Bab 226. Api yang Tak Kunjung Padam
227 Bab 227. Menemui Pak Kerto
228 Bab 228. Leon Kembali Pulang
229 Bab 229. Tamu di Rumah Asti
230 Bab 230. Sambutan yang Tidak Ramah
231 Bab 231. Dosa yang Tak Ampunkan
232 Bab 232. Suatu Keyakinan
233 Bab 233. Rasa Kehilangan Itu Ada
234 Bab 234. Keadaan di Rumah Lek No
235 Bab 235. Pertolongan Pakde Muin
236 Bab 236. Cerita Bude Mayang
237 Bab 237. Jalan ke Pasar Kecamatan
238 Bab 238. Sepotong informasi
239 Bab 239. Merencanakan Liburan Bersama
240 Bab 240 . Di Balik Rencana Liburan
241 Bab 241. Di Balik Rencana Liburan 1
242 Bab 242. Bertamu di Rumah Pak Sampurno
243 Bab 243. Sosok Nindya Faradina
244 Bab 244. Tak Kenal Maka Tak Sayang
245 Bab 245. Di Kelurahan Sumber Sari
246 Bab 246. Kehadiran Pak Sampurno di desa Sumber Sari.
247 Bab 247. Bertemu Kerabat yang Lain
248 Bab 248. Berita yang Tidak Disangka
249 Bab 249. Tinggal Sementara di Rumah Pak Camat.
250 Bab 250. Kunjungan Singkat Ibu Hernani
251 Bab 251.Sikap dan Watak orang di Kelurahan Sumber Sari
252 Bab 252. Persiapan Meninggalkan Desa Sumber Sari
253 Bab 253. Acara Makan Siang Terakhir
254 Bab 254. Perkara Dana Makan Siang
255 Bab 255. Pertemuan Keluarga Besar Winangun
256 Bab 256. Menuju Kota Batu
257 Bab 257. Berjumpa dengan kerabat Ibu Emilia
258 Bab 258. Keponakan Tersayang
259 Bab 259. Atas Segala Perbuatannya
260 Bab 260. Cerita Tentang Masa Lalu
261 Bab 261. Di Suatu Pertemuan
262 Bab 262. Terjalinnya Kesepakatan
263 Bab 263. Jangan Berakhir
264 Bab 264. Perjalanan dalam Kebersamaan Keluarga
265 Bab 265. Berpisah untuk Bertemu Kembali
266 Bab 266. Berpisah untuk Bertemu Kembali 2
267 Bab 267. Kembali Ke Rumah
268 Bab 268. Dalam Perjalanan Pulang
269 Bab 269. Ketika Om Ardi di Rumah Asti
270 Bab 270. Rencana ke Desa Sendang Mulyo
271 Bab 271. Menuju Desa Sendang Mulyo
272 Bab 272. Kehadiran Om Ardi di Rumah Joglo
273 Bab 273. Keadaan Kesehatan Pakde Kerto
274 Bab 274. Keadaan yang Berubah
275 Bab 275. Ingatan dalam Kenangan
276 Bab 276. Kata yang Tak Terucapkan
277 Bab 277. Kematian Pakde Kerto
278 Bab 278. Ketika Berita itu Diterima Asti
279 Bab 279. Pergerakan Para Tetangga
280 Bab 280. Mengapa dengan Sutiyah?
281 Bab 281. Persiapan Pemakaman Pakde Kerto
282 Bab 282. Suasana di Pemakaman Pakde Kerto
283 Bab 283. Sutiyah Berulah
284 Bab 284. Sutiyah Mencari Celah
285 Bab 285. Menjawab Tantangan
286 Bab 286. Mengantar Bulek Ratih ke Rumahnya
287 Bab 287. Kedatangannya Mas Juned
288 Bab 288. Mas Juned, itu Junaidi
289 Bab 289. Leon dan Ardi Pulang
290 Bab 290. Om Ardi Kembali ke Surabaya
291 Bab 230. Sebuah Rahasia
292 Bab 231. Mencari Mbah Saridi
293 Bab 232. Pesan Mbah Saridi
294 Bab 233. Bu Musdalifah di Warung Tenda
295 Bab 234. Pak Rob Mencari Pertolongan
296 Bab 235. Nasehat Mbah Sunu
297 Bab 236. Nasehat Mbah Sunu 2
298 Bab 237. Yang Pergi dan yang Datang
299 Bab 238. Berita di Seputar Kita
300 Bab 239. Dari Pasar Kecamatan
301 Bab 240. Undangan dari Desa Sendang Kanti
302 Bab 241. Misteri Kantung Kresek Hitam
303 Bab 242. Isi Kantong Kresek Hitam
304 Bab 304. Tanya yang Terjawab
305 Bab 305. Tamu di Rumah Mbah Sanjaya
306 Bab 306. Bukan Hukum Karma
307 Bab 307. Cerita Putri
308 Bab 308. Cerita Putri Kedua
309 Bab 309. Wajah Mbah Retno
310 Bab 310. Peristiwa Buruk yang Berdatangan
311 Bab 311. Ke Rumah Mbah Sanjaya
312 Bab 312. Suasana di rumah Mbah Sanjaya
313 Bab 313. Para Musuh yang Bersatu
314 Bab 314. Persiapan Acara di rumah Mbah Sanjaya
315 Bab 315. Jalannya Acara
316 Bab 316. Pendapat Orang lain
317 Bab 317. Terjebak
318 Bab 318. Tangan yang Bertanggung Jawab
319 Bab 319. Kasak-kusuk Zahrah
320 Bab 320. Si Topo dan Zahra
321 Bab 321. Pencarian Edy Ragil
322 Bab 322. Terkuaknya Sebuah Rahasia
323 Bab 323. Lidah Tidak Bertulang
324 Bab 333. Rahasia di Belakang Layar
325 Bab 334. Rencana Menjebak Topo
326 Bab 326. Mengungkap Sebuah Rahasia
327 Bab 327. Sisi Lain di Hati Asti
328 Bab 328. Pendirian Zahra
329 Bab 329. Pendirian Zahra 2
330 Bab 330. Pembalasan untuk Ulah Zahra
331 Bab 331. Upaya Zahra dan Topo
332 Bab 332. Bertemu dengan Asti
333 Bab 333. Bertemu dengan Seorang Asti
334 Bab 334. Ketika Berita Berseliweran
335 Bab 335. Berita dari keluarga Bu Musdalifah
336 Bab 336. Berita Zahra yang Viral
337 Bab 337. Sebuah Rahasia
338 Bab 338. Satu Kegelisahan
339 Bab 339. Ikatan keluarga Mas Danu
340 Bab 340. Ada yang Penasaran
341 Bab 341. Rasa Penasaran itu Ada
342 Bab 342. Rahasia yang sedang disimpan
343 Bab 343. Rahasia Jangan Disimpan
344 Bab 343. Acara untuk Qani
345 Bab 345. Persiapan Acara Ulang Tahun Qani
346 Bab 346. Kebahagiaan yang Sederhana
347 Bab 347. Ada yang Berkomentar
348 Bab 348. Satu Pengakuan
349 Bab 349. Pembalasan yang manis
350 Bab 350. Bu Ajeng yang Kini digosipkan
351 Bab 351. Bu Ajeng dan Perilakunya
352 Bab 352. Hasil Panen Kelapa
353 Bab 353. Masa Lalu yang Bersinggungan
354 Bab 354. Masa Lalu yang Membayang
355 Bab 355. Ada di Rumah Bu Haji Anisa
356 Bab 356. Sosok Pak Nandi Purwono
357 Bab 357. Tamu dari Madiun
358 Bab 358. Menunggu Kedatangan Mereka
359 Bab 359. Perkara yang Belum Selesai
360 Bab 360. Ketika Permasalahan Datang
361 Bab 361. Di Hari Libur Ini
362 Bab 362. Cerita Permasalahan Bu Ajeng
363 Bab 363. Bu Ajeng Mengamuk
364 Bab 364. Akibat yang Harus Diterima
365 Bab 365. Ketika Mereka Bepergian
366 Bab 366. Bau Kabar yang Tidak Sedap
367 Bab 367. Ambisi Bu Ajeng
368 Bab 368. Berita Terkini
369 Bab 369. Ambisi Bu Ajeng 2
370 Bab 370. Karena Sebuah Peristiwa
371 Bab 371. Sikap yang Berubah
372 Bab 372. Rahasia yang Mulai Terkuak
373 Bab 373. Yang Dinanti
374 Bab 374. Main ke Rumah Asti
375 Bab 375. Tamu yang Dinanti
376 Bab 376. Ketika Para Tamu Datang
377 Bab 377. Sebelas Sama dengan Dua Belas
378 Bab 378. Sebuah Kenyataan
379 Bab 379. Mata Dibalas Mata
380 Bab 380. Adakah Watak yang Berubah?
381 Bab 381. Kecemasan Seorang Asti
382 Bab 382. Persiapan Asti dengan Kedatangan Mereka
383 Bab 383. Ninuk yang Ditunggu
384 Bab 384. Ninuk yang Ditunggu 2
385 Bab 385. Berangkat ke Yogyakarta
386 Bab 386. Diam - diam Mengamati
387 Bab 387. Ketika Mereka Berpergian Bersama
388 Bab 388. Ketika Menikmati Kebersamaan Keluarga
389 Bab 389. Hati Orang Siapa yang Tahu
390 Bab 390. Mereka Akhirnya Terdiam
391 Bab 391. Ketika Mereka Dilibatkan dalam Acara
392 Bab 392. Ulah Tante Dian
393 Bab 393. Mitos Kesialan yang Beruntun
394 Bab 394. Tante Dian Kena Marah
395 Bab 395. Rencana yang Berubah
396 Bab 396. Memenuhi Satu Permintaan
397 Bab 397. Menginap Bersama Keluarga Gusti Haryo
398 Bab 398. Ketika Mereka Berkumpul
399 Bab 399. Dalam Kebersamaan
400 Bab 400. Ketidakhadiran Tante Dian
401 Bab 401. Mulai Dirundung Kesialan
402 Bab 402. Kondisi Tante Dian
403 Bab 403. Cerita di Seputar Mereka
404 Bab 404. Gosip Digosok Semakin Sip
405 Bab 405. Gosip, di Sekitar Rumah
406 Bab 406. Rencana Kepulangan
407 Bab 407. Ketika Akan Pulang
408 Bab 408. Karakter Ibu Sarita
409 Bab 409. Keadaannya yang Tidak Lagi Sama
410 Bab 410. Asti di Mata Leon
411 411. Seorang Asti dan kehidupannya
412 Bab 412. Jejak- jejak Masa Lalu
413 Bab 413. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
414 Bab 414. Menyimpan Rahasia
415 Bab 415. Ketika Mengundang Mbah Siwi
416 Bab 416. Omongan Bu Ajeng
417 Bab 417. Peristiwa yang Hampir Terlupakan
418 Bab 418. Watak yang Tak Bisa Berubah
419 Bab 419. Sepatah Kata yang Terucap
420 Bab 420. Keadaan Mulai di Luar Kendali
421 Bab 421. Kata Hati Asti
422 Bab. 422. Doa Seorang Istri
423 Bab 423. Menanggapi Masalah di Proyek
424 Bab 424. Yang Lalu Biarlah Berlalu
425 Bab 425. Yang Dijadikan Pembelajaran
426 Bab 426. Yang Dijadikan Pembelajaran 2
427 Bab 427. Peristiwa yang telah Berlalu
428 Bab 428. Suasana yang Berbeda
429 Bab 429. Suasana yang Berbeda 2
430 Bab 430. Tak Dinyana Tak Diduga
431 Bab 431. Larangan Mbah Sunu
432 Bab 432. Ada Satu Pertanda
433 Bab 433. Ada Satu Pertanda 2
434 Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan
435 Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan 2
436 Bab 435. Antara Yakin dan Tak Yakin
437 Bab 436. Asti dan Keluarga Lek No
438 Bab 437. Babak Baru dalam Hidup Ninuk
439 Bab 438. Hidup yang Saling Bertautan
440 Bab 439. Hidup yang Saling Bertautan 2
441 Bab 440. Pertemuan yang Tidak Direncanakan
442 Bab 442. Di antara Mereka
Episodes

Updated 442 Episodes

1
Bab 1. Sakitnya Bude Ayu
2
Bab 2. Mas Timbul Mulai Membuat Kerusuhan
3
Bab 4 . Jalan Terjal dan Berliku
4
Bab 5. Pelarian Mas Timbul
5
Bab 6. Api Amarah Membara
6
Bab 7. Gayung Tak Bersambut
7
Bab 8. Kepergian Bude Ayu
8
Bab 9. Diantara Dua Pilihan
9
Bab 10. Demi Kebahagiaan Bude Ayu
10
Bab 11. Menjelang Hari Pernikahan
11
Bab 13. Kehidupan Setelah Pernikahan
12
Bab 14. Mbak Nanik Datang Melabrak
13
Bab 15. Kepindahan Asti
14
Bab 16. Kehidupan Mengalir Seperti Air
15
Bab 12. Acara Pernikahan Asti
16
Bab 17. Kegelisahan Asti
17
Bab 3. Suasana Desa Sendang Mulyo
18
Bab 18. Hanya Istri Kedua
19
Bab 19. Firasat dari Bude Ayu
20
Bab 20. Arti Kehilangan
21
Bab 21. Fakta yang Mulai Terungkap
22
Bab 22. Rasa Kehilangan Asti
23
23. Adat istiadat dan Kebiasaan
24
Bab 24. Tamu Tak Diundang
25
Bab 25. Suara Hati Nastiti Anjani
26
Bab 26. Kembali ke Rumah Dinas
27
Bab 27. Sebuah Pengakuan
28
Bab 28. Dalam Masa Pemulihan
29
Bab 29. Perayaan Pertama
30
Bab 30. Dimulainya Kedatangan Mbak Nani
31
Bab 31. Ninuk Versus Bu Suparlan
32
Bab 32. Hadiah buat Dekbay
33
Bab 33. Pemberian Tanpa Pamrih
34
Bab 33. Rombongan Perusuh
35
Bab 34. Dalam Harapan dan Doa
36
Bab 35. Bertemu Bapak
37
Bab 36. Seorang Ibu dan Perjuangannya
38
Bab 37. Adat dan Kebiasaan Setempat
39
Bab 38. Rencana Tinggal Rencana
40
Bab 39. Langkah Kecil Asti
41
Bab 40. Berjalan di atas bara api
42
bab 41. Kejutan untuk Ninuk
43
Bab 42. Pak Catur Resi Dikromo
44
Bab 43. Ada Duka dalam Bahagia
45
Bab 44. Urusan yang Terlupakan
46
Bab 45. Ketidak Hadiran Satrio
47
Bab 46. Penelusuran Ninuk
48
Bab 47. Renungan Asti
49
Bab 48. Sebuah Keputusan
50
Bab 49. Tindakan Ibu Anggita
51
Bab 50. Keputusan yang Sulit
52
Bab 51. Pergi dengan Membawa Luka
53
Bab 52. Gosip Pak Sayur
54
Bab 53. Bercerai dengan Damai
55
Bab 54. Menjadi Single Parent
56
Bab 55. Usaha dan Ruko Milik Asti
57
Bab 56. Keluarga Satrio Menjauh
58
Bab 57. Kehadiran Satrio
59
Bab 58. Bukan Hanya Memberi Maaf
60
Bab 59. Mengeja nama Zahra
61
Bab 60. Luka Bersamaan dengan Derita
62
Bab 62. Mengenal Keluarga Asti
63
Bab 61. Ketika Mereka Bertemu
64
Bab 63. Kesibukan Asti
65
Bab 64. Ada Berita Duka.
66
Bab 65. Bertemu dengan Keluarga Satrio yang Baru
67
Bab 66. Pada Pemakaman Mbah Sanjaya
68
Bab 67. Kembali Pulang ke Rumah
69
Bab 68. Badai Belum Usai
70
Bab 69. Kedatangan Bude Prapti
71
Bab 70. Yang Tak Patut Dikenang
72
Bab 71. Wanita Cantik yang Mencari Asti
73
Bab 72. Penjelasan dari Pak Leon
74
Bab 73. Tersapu Awan Badai
75
Bab 74. Semua Sudah Usai
76
Bab 75. Hubungan antar Manusia yang Rumit
77
Bab 76. Yang Terlupakan
78
Bab 77. Berita Duka Cita
79
Bab 78. Sekedar Rencana
80
Bab 79. Dia yang Tidak Diharapkan
81
Bab 80. Ujian Hidup Selalu Datang
82
Bab 81. Kehidupan Sehari-hari
83
Bab 82. Berita Versus Gosip
84
Bab 83. Ide Cemerlang Ninuk
85
Bab 84. Cerita dari Desa Sendang Ranti
86
Bab 85. Cerita dari Desa Sendang Ranti 2
87
Bab 86. Semua Jadi Tak Sama Lagi
88
Bab 87. Beda Cerita dengan Mas Santo
89
Bab 88. Acara Malam Pergantian Tahun
90
Bab 89. Hari Pertama di Tahun Baru
91
Bab 90. Keluh- Kesah Joko
92
Bab 91. Asti Jatuh Sakit
93
Bab 92 Dania Berulah
94
Bab 93. Bukan Hanya Memberi Maaf
95
Bab 94. Sepak Terjang Dania
96
Bab 95. Isu Pembobolan Toko
97
Bab 96. Ada Nama Jago disebut
98
Bab 97. Oleh- oleh dari Izzah
99
Bab 98. Berita Simpang-siur
100
Bab 99. Urusan Orang Lain
101
Bab 100. Kemarahan Bulek Ratih
102
Bab 101. Renungan Asti
103
Bab 102. Peristiwa Sebelumnya
104
Bab 103. Persiapan Kepergian Umroh
105
Bab 104. Pesan dari Pak Leon
106
Bab 105. Kedatangan Kerabat Bulek Ratih
107
Bab 106. Dalam Rentang Kehidupan
108
Bab 107. Diantara Doa dan Harapan
109
Bab 108. Kembali Pulang
110
Bab 109. Kehidupan Bagai Arus Air yang Mengalir
111
Bab 110. Datangnya Berbagai Peristiwa
112
Bab 111. Keterkaitan Dania dengan Jago
113
Bab 112. Masih Tentang Dania
114
Bab 113. Kedatangan Pak Leon ke desa Sendang Mulyo
115
Bab 114. Soal Lamaran Pak Leon
116
Bab 115. Persiapan Lamaran
117
Bab 116. Peran Bulek Ratih
118
Bab 117. Kekaguman Keluarga Pak Leon.
119
Bab 118. Lamaran yang Resmi
120
Bab 119. Menjadi Saudara dan Keluarga
121
Bab 120. Menentukan Hari Depan
122
Bab 121. Adanya Berita Baru
123
Bab 122. Mencari Fakta
124
Bab 123. Menyergap Si Penguntit
125
Bab 124. Tindakan Tak Terpuji
126
Bab 125. Pendirian Zahra
127
Bab 126. Tercium Bau Perbuatan yang Tidak Sedap
128
Bab 127. Menengok Calon Bapak Mertua
129
Bab 128. Bertemu Calon Bapak Mertua
130
Bab 129. Bersikaplah yang Baik
131
Bab 130. Akhirnya Menikah
132
Bab 131. Kebersamaan yang Indah
133
Bab 132. Di antara kegembiraan dan Kebahagiaan Asti
134
Bab 133. Akbar Sakit
135
Bab 141. Saling Menerima dan Mencintai
136
Bab 134. Kepulangan Akbar ke Rumah
137
Bab 135. Urusan - urusan yang Belum Selesai
138
Bab 136. Ikatan Pernikahan Suci
139
Bab 137. Berita Heboh Dania
140
Bab 138. Semua Orang Mendengar Berita Itu
141
Bab 139. Kedatangan kedua Orang Tua Dania
142
Bab 142. Sebuah Perhatian
143
Bab 143. Ibunya Dania menuntut
144
Bab 144. Kebesaran Hati
145
Bab 145. Berbicara dari Hati ke Hati
146
Bab 146. Makna Sebuah Pernikahan
147
Bab 147. Bukan Keluarga Cemara
148
Bab 148. Apa Kata Mereka
149
Bab 149. Ada Janji yang harus ditepati
150
Bab 150. Menagih Janji yang Tak Terucap
151
Bab 151. Kembali ke Semarang
152
Bab 152. Bertemu Kerabat Baru
153
Bab 153. Rencana yang Tertunda
154
Bab 154. Ada Gula Ada Semut
155
Bab 155. Tanda Kasih
156
Bab 156. Kejahatan yang Terkuak
157
Bab 157. Pemulihan Kesehatan Asti
158
Bab 158. Pembayaran Atas Rasa Malu
159
Bab 159. Perlindungan untuk Asti
160
Bab 160. Kehadiran Mantan Ibu Mertua
161
Bab 161. Jangan Ganggu Hidupku
162
Bab 161. Dibayar dengan Sepantasnya
163
Bab 162. Kodrat Seorang Istri
164
Bab 163. Bertahan Menghadapi Luka
165
Bab 164. Mengurai Masalah
166
Bab 165..Mengurai Masalah 2
167
Bab 166. Kehadiran si Perusuh
168
Bab 167. Aku Tidak Baik-baik Saja
169
Bab 168. Suatu Keajaiban
170
Bab 169. Hukum Tabur Tuai
171
Bab 170. Sebuah Permohonan Maaf
172
Bab 171. Satu Permintaan
173
Bab 172. Kehilangan Pegangan
174
Bab 173. Bicara dari Hati ke Hati
175
Bab 174. Kejutan yang Tidak Menyenangkan
176
Bab 175. Eyang Kakung Datang
177
Bab 176. Kedatangan Mertua Asti
178
Bab 177. Rencana yang Berbeda
179
Bab 178. Kehadiran Pak Murti
180
Bab 179. Perkara yang Belum Selesai
181
Bab 180. Ketenangan yang Kembali Terusik
182
Bab 181. Adanya Kesepakatan
183
Bab 182. Kaitan Peristiwa di rumah
184
Bab 183. Pak Sembodo Bertindak
185
Bab 184. Pada Acara Berbelanja
186
Bab 185. Jangan Membangunkan Macam Tidur
187
Bab 186. Membangunkan Macam Tidur
188
Bab 187. Jangan Menyesal Belakangan
189
Bab 189. Asti yang Berbeda
190
Bab 190. Menagih Janji
191
Bab 191. Keputusan Pak Leon
192
Bab 192. Sebuah Pilihan yang Sulit
193
Bab 193. Memantau Keluarga Asti
194
Bab 194. Nyonya Andara KW
195
Bab 195. Kedatangan Bulek Ratih
196
Bab 196. Berkumpulnya Keluarga Besar
197
Bab 197. Ninuk Mencari Tahu
198
Bab 196. Di antara Satu Pilihan
199
Bab 197. Tiada yang Berubah
200
Bab 200. Suatu Ikatan Suci
201
Bab 201. Joko Mulai Bertindak
202
Bab 202. Kisah yang Belum Usai.
203
Bab 203. Rencana Leon
204
Bab 204. Ribut -ribut Soal Almira lagi
205
Bab 205. Demi apapun Juga
206
Bab 206. Pak Murti Kembali Sakit
207
Bab 207. Manusia Berencana Tuhan yang Menentukan
208
Bab 208. Permintaan Pak Basuki
209
Bab 209. Sikap Orang Rumah di Keluarga Murti
210
Bab 210. Kedatangan Keluarga Lek No
211
Bab 211. Kesalahan Mbak Tia
212
Bab 212. Kepulangan yang Tertunda
213
Bab 213. Rencana Leon dan Joko
214
Bab 214. Bukan Belajar dari sebuah Kesalahan
215
Bab 215. Tiada Maaf Bagi Mbak Tia
216
Bab 216. Saat Kami Pulang
217
Bab 217. Rahasia Terpendam
218
Bab . 218. Kedatangan Orang yang Asing
219
Bab 219. Ketika keluarga Satrio Membayar Kesalahannya
220
Bab 220. Banyak Cerita dari Pakde Muin
221
Bab 221. Masih Berkerabat
222
Bab 222. Ke Desa Sendang Mulyo
223
Bab 223. Mencari Bukti dan Alibi
224
Bab 224. Cerita Mbah Imah
225
Bab 225. Sebutan Gadis Terkutuk
226
Bab 226. Api yang Tak Kunjung Padam
227
Bab 227. Menemui Pak Kerto
228
Bab 228. Leon Kembali Pulang
229
Bab 229. Tamu di Rumah Asti
230
Bab 230. Sambutan yang Tidak Ramah
231
Bab 231. Dosa yang Tak Ampunkan
232
Bab 232. Suatu Keyakinan
233
Bab 233. Rasa Kehilangan Itu Ada
234
Bab 234. Keadaan di Rumah Lek No
235
Bab 235. Pertolongan Pakde Muin
236
Bab 236. Cerita Bude Mayang
237
Bab 237. Jalan ke Pasar Kecamatan
238
Bab 238. Sepotong informasi
239
Bab 239. Merencanakan Liburan Bersama
240
Bab 240 . Di Balik Rencana Liburan
241
Bab 241. Di Balik Rencana Liburan 1
242
Bab 242. Bertamu di Rumah Pak Sampurno
243
Bab 243. Sosok Nindya Faradina
244
Bab 244. Tak Kenal Maka Tak Sayang
245
Bab 245. Di Kelurahan Sumber Sari
246
Bab 246. Kehadiran Pak Sampurno di desa Sumber Sari.
247
Bab 247. Bertemu Kerabat yang Lain
248
Bab 248. Berita yang Tidak Disangka
249
Bab 249. Tinggal Sementara di Rumah Pak Camat.
250
Bab 250. Kunjungan Singkat Ibu Hernani
251
Bab 251.Sikap dan Watak orang di Kelurahan Sumber Sari
252
Bab 252. Persiapan Meninggalkan Desa Sumber Sari
253
Bab 253. Acara Makan Siang Terakhir
254
Bab 254. Perkara Dana Makan Siang
255
Bab 255. Pertemuan Keluarga Besar Winangun
256
Bab 256. Menuju Kota Batu
257
Bab 257. Berjumpa dengan kerabat Ibu Emilia
258
Bab 258. Keponakan Tersayang
259
Bab 259. Atas Segala Perbuatannya
260
Bab 260. Cerita Tentang Masa Lalu
261
Bab 261. Di Suatu Pertemuan
262
Bab 262. Terjalinnya Kesepakatan
263
Bab 263. Jangan Berakhir
264
Bab 264. Perjalanan dalam Kebersamaan Keluarga
265
Bab 265. Berpisah untuk Bertemu Kembali
266
Bab 266. Berpisah untuk Bertemu Kembali 2
267
Bab 267. Kembali Ke Rumah
268
Bab 268. Dalam Perjalanan Pulang
269
Bab 269. Ketika Om Ardi di Rumah Asti
270
Bab 270. Rencana ke Desa Sendang Mulyo
271
Bab 271. Menuju Desa Sendang Mulyo
272
Bab 272. Kehadiran Om Ardi di Rumah Joglo
273
Bab 273. Keadaan Kesehatan Pakde Kerto
274
Bab 274. Keadaan yang Berubah
275
Bab 275. Ingatan dalam Kenangan
276
Bab 276. Kata yang Tak Terucapkan
277
Bab 277. Kematian Pakde Kerto
278
Bab 278. Ketika Berita itu Diterima Asti
279
Bab 279. Pergerakan Para Tetangga
280
Bab 280. Mengapa dengan Sutiyah?
281
Bab 281. Persiapan Pemakaman Pakde Kerto
282
Bab 282. Suasana di Pemakaman Pakde Kerto
283
Bab 283. Sutiyah Berulah
284
Bab 284. Sutiyah Mencari Celah
285
Bab 285. Menjawab Tantangan
286
Bab 286. Mengantar Bulek Ratih ke Rumahnya
287
Bab 287. Kedatangannya Mas Juned
288
Bab 288. Mas Juned, itu Junaidi
289
Bab 289. Leon dan Ardi Pulang
290
Bab 290. Om Ardi Kembali ke Surabaya
291
Bab 230. Sebuah Rahasia
292
Bab 231. Mencari Mbah Saridi
293
Bab 232. Pesan Mbah Saridi
294
Bab 233. Bu Musdalifah di Warung Tenda
295
Bab 234. Pak Rob Mencari Pertolongan
296
Bab 235. Nasehat Mbah Sunu
297
Bab 236. Nasehat Mbah Sunu 2
298
Bab 237. Yang Pergi dan yang Datang
299
Bab 238. Berita di Seputar Kita
300
Bab 239. Dari Pasar Kecamatan
301
Bab 240. Undangan dari Desa Sendang Kanti
302
Bab 241. Misteri Kantung Kresek Hitam
303
Bab 242. Isi Kantong Kresek Hitam
304
Bab 304. Tanya yang Terjawab
305
Bab 305. Tamu di Rumah Mbah Sanjaya
306
Bab 306. Bukan Hukum Karma
307
Bab 307. Cerita Putri
308
Bab 308. Cerita Putri Kedua
309
Bab 309. Wajah Mbah Retno
310
Bab 310. Peristiwa Buruk yang Berdatangan
311
Bab 311. Ke Rumah Mbah Sanjaya
312
Bab 312. Suasana di rumah Mbah Sanjaya
313
Bab 313. Para Musuh yang Bersatu
314
Bab 314. Persiapan Acara di rumah Mbah Sanjaya
315
Bab 315. Jalannya Acara
316
Bab 316. Pendapat Orang lain
317
Bab 317. Terjebak
318
Bab 318. Tangan yang Bertanggung Jawab
319
Bab 319. Kasak-kusuk Zahrah
320
Bab 320. Si Topo dan Zahra
321
Bab 321. Pencarian Edy Ragil
322
Bab 322. Terkuaknya Sebuah Rahasia
323
Bab 323. Lidah Tidak Bertulang
324
Bab 333. Rahasia di Belakang Layar
325
Bab 334. Rencana Menjebak Topo
326
Bab 326. Mengungkap Sebuah Rahasia
327
Bab 327. Sisi Lain di Hati Asti
328
Bab 328. Pendirian Zahra
329
Bab 329. Pendirian Zahra 2
330
Bab 330. Pembalasan untuk Ulah Zahra
331
Bab 331. Upaya Zahra dan Topo
332
Bab 332. Bertemu dengan Asti
333
Bab 333. Bertemu dengan Seorang Asti
334
Bab 334. Ketika Berita Berseliweran
335
Bab 335. Berita dari keluarga Bu Musdalifah
336
Bab 336. Berita Zahra yang Viral
337
Bab 337. Sebuah Rahasia
338
Bab 338. Satu Kegelisahan
339
Bab 339. Ikatan keluarga Mas Danu
340
Bab 340. Ada yang Penasaran
341
Bab 341. Rasa Penasaran itu Ada
342
Bab 342. Rahasia yang sedang disimpan
343
Bab 343. Rahasia Jangan Disimpan
344
Bab 343. Acara untuk Qani
345
Bab 345. Persiapan Acara Ulang Tahun Qani
346
Bab 346. Kebahagiaan yang Sederhana
347
Bab 347. Ada yang Berkomentar
348
Bab 348. Satu Pengakuan
349
Bab 349. Pembalasan yang manis
350
Bab 350. Bu Ajeng yang Kini digosipkan
351
Bab 351. Bu Ajeng dan Perilakunya
352
Bab 352. Hasil Panen Kelapa
353
Bab 353. Masa Lalu yang Bersinggungan
354
Bab 354. Masa Lalu yang Membayang
355
Bab 355. Ada di Rumah Bu Haji Anisa
356
Bab 356. Sosok Pak Nandi Purwono
357
Bab 357. Tamu dari Madiun
358
Bab 358. Menunggu Kedatangan Mereka
359
Bab 359. Perkara yang Belum Selesai
360
Bab 360. Ketika Permasalahan Datang
361
Bab 361. Di Hari Libur Ini
362
Bab 362. Cerita Permasalahan Bu Ajeng
363
Bab 363. Bu Ajeng Mengamuk
364
Bab 364. Akibat yang Harus Diterima
365
Bab 365. Ketika Mereka Bepergian
366
Bab 366. Bau Kabar yang Tidak Sedap
367
Bab 367. Ambisi Bu Ajeng
368
Bab 368. Berita Terkini
369
Bab 369. Ambisi Bu Ajeng 2
370
Bab 370. Karena Sebuah Peristiwa
371
Bab 371. Sikap yang Berubah
372
Bab 372. Rahasia yang Mulai Terkuak
373
Bab 373. Yang Dinanti
374
Bab 374. Main ke Rumah Asti
375
Bab 375. Tamu yang Dinanti
376
Bab 376. Ketika Para Tamu Datang
377
Bab 377. Sebelas Sama dengan Dua Belas
378
Bab 378. Sebuah Kenyataan
379
Bab 379. Mata Dibalas Mata
380
Bab 380. Adakah Watak yang Berubah?
381
Bab 381. Kecemasan Seorang Asti
382
Bab 382. Persiapan Asti dengan Kedatangan Mereka
383
Bab 383. Ninuk yang Ditunggu
384
Bab 384. Ninuk yang Ditunggu 2
385
Bab 385. Berangkat ke Yogyakarta
386
Bab 386. Diam - diam Mengamati
387
Bab 387. Ketika Mereka Berpergian Bersama
388
Bab 388. Ketika Menikmati Kebersamaan Keluarga
389
Bab 389. Hati Orang Siapa yang Tahu
390
Bab 390. Mereka Akhirnya Terdiam
391
Bab 391. Ketika Mereka Dilibatkan dalam Acara
392
Bab 392. Ulah Tante Dian
393
Bab 393. Mitos Kesialan yang Beruntun
394
Bab 394. Tante Dian Kena Marah
395
Bab 395. Rencana yang Berubah
396
Bab 396. Memenuhi Satu Permintaan
397
Bab 397. Menginap Bersama Keluarga Gusti Haryo
398
Bab 398. Ketika Mereka Berkumpul
399
Bab 399. Dalam Kebersamaan
400
Bab 400. Ketidakhadiran Tante Dian
401
Bab 401. Mulai Dirundung Kesialan
402
Bab 402. Kondisi Tante Dian
403
Bab 403. Cerita di Seputar Mereka
404
Bab 404. Gosip Digosok Semakin Sip
405
Bab 405. Gosip, di Sekitar Rumah
406
Bab 406. Rencana Kepulangan
407
Bab 407. Ketika Akan Pulang
408
Bab 408. Karakter Ibu Sarita
409
Bab 409. Keadaannya yang Tidak Lagi Sama
410
Bab 410. Asti di Mata Leon
411
411. Seorang Asti dan kehidupannya
412
Bab 412. Jejak- jejak Masa Lalu
413
Bab 413. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
414
Bab 414. Menyimpan Rahasia
415
Bab 415. Ketika Mengundang Mbah Siwi
416
Bab 416. Omongan Bu Ajeng
417
Bab 417. Peristiwa yang Hampir Terlupakan
418
Bab 418. Watak yang Tak Bisa Berubah
419
Bab 419. Sepatah Kata yang Terucap
420
Bab 420. Keadaan Mulai di Luar Kendali
421
Bab 421. Kata Hati Asti
422
Bab. 422. Doa Seorang Istri
423
Bab 423. Menanggapi Masalah di Proyek
424
Bab 424. Yang Lalu Biarlah Berlalu
425
Bab 425. Yang Dijadikan Pembelajaran
426
Bab 426. Yang Dijadikan Pembelajaran 2
427
Bab 427. Peristiwa yang telah Berlalu
428
Bab 428. Suasana yang Berbeda
429
Bab 429. Suasana yang Berbeda 2
430
Bab 430. Tak Dinyana Tak Diduga
431
Bab 431. Larangan Mbah Sunu
432
Bab 432. Ada Satu Pertanda
433
Bab 433. Ada Satu Pertanda 2
434
Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan
435
Bab 434. Bunyi Genderang Kesalahan 2
436
Bab 435. Antara Yakin dan Tak Yakin
437
Bab 436. Asti dan Keluarga Lek No
438
Bab 437. Babak Baru dalam Hidup Ninuk
439
Bab 438. Hidup yang Saling Bertautan
440
Bab 439. Hidup yang Saling Bertautan 2
441
Bab 440. Pertemuan yang Tidak Direncanakan
442
Bab 442. Di antara Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!