Pipi Naeun merah merona. Gadis itu sangat malu, sekaligus bahagia dan terharu mendengar ungkapan Seungmin--Laki-laki yang sudah mengisi hatinya selama beberapa tahun belakangan.
"Dan hari ini dengan cinta dan ketulusan hati yang ku punya, ijinkan aku menjagamu sepenuhnya. Menjadikanmu sebagai satu-satunya orang berhak atas cintaku," Seungmin mengucapnya dengan yakin tanpa ada keraguan.
Naeun menutup mulut dengan tangannya. Gadis itu sangat terharu akan ucapan Seungmin. Dimana selama hubungan mereka berjalan, laki-laki itu tidak pernah berucap seromantis itu.
"Kamu pernah berkata bahwa cinta pertamamu menorehkan luka. Maka ijinkan pula aku menjadi cinta terakhirmu untuk bisa membuatmu bahagia," sambungnya.
Para tamu yang sedari tadi memperhatikan mereka, kini semakin di buat baper. Mereka terharu akan kata-kata romantis yang Seungmin ucapkan. Tanpa terkecuali Sorn yang hanya bisa menggigit bibir melihat keromantisan kekasih dari temannya itu.
Kemudian Seungmin tampak berlutut di hadapan Naeun. Laki-laki itu juga mengeluarkan sebuah kotak cincin dari dalam saku jasnya. "Terakhir--Maukah kamu menjadi bagian hidupku dan menghabiskan waktu bersama hingga tua nanti?"
Tanpa menunda lagi, Naeun langsung menganggukkan kepalanya.
"Iya, aku mau!"
Sontak suara tepuk tangan kembali terdengar di aula itu. Para tamu ikut berbahagia atas kebahagiaan mereka berdua. Seungmin pun segera menyematkan cincin di jari manis Naeun. Sebaliknya, Naeun juga menyematkan cincin yang berdesain sama di jari manis Seungmin. Pertukaran cincin ini menandakan hubungan mereka tinggal selangkah lagi menuju ke jenjang pernikahan.
"Sekali lagi beri tepuk tangan semuanya!" seru pembawa acara yang menggunakan mikrofon lain.
Para tamu bertepuk tangan untuk ke sekian kalinya.
"Rasanya kurang tepat kalau hanya tuan Seungmin yang mengungkapkan perasaan, bukan? Bagaimana kalau nona Naeun melakukan hal yang sama? Kalian setuju?" ucap pembawa acara itu kepada para tamu.
"Ya setuju!" sahut para tamu secara bersamaan.
"Nah kalau begitu silahkan, nona Naeun!"
Lantas Seungmin langsung menyerahkan mikrofon di tangannya kepada Naeun. Gadis itu tampak ragu untuk berbicara tapi Seungmin tersenyum ke arahnya, lalu menganggukan kepalanya. Senyuman laki-laki itu perlahan meruntuhkan keraguan di hati Naeun. Dengan tarikan nafas yang dalam dan kemudian menghembuskannya, Naeun pun mulai berbicara.
"Sebelumnya terima kasih untuk kehadiran kalian semua. Aku sangat bahagia karena kalian menjadi saksi di salah satu moment penting di hidupku," ucapnya tersenyum manis.
"Kami juga ikut berbahagia untuk kalian berdua," sahut salah satu tamu yang di benarkan oleh tamu lainnya.
"Sekali lagi terima kasih. Aku tidak bisa merangkai kata seromantis dirinya. Tetapi satu hal yang pasti. Sejak aku mengenalnya meskipun itu tidak sengaja, dia mengajarkanku banyak hal. Aku mendapatkan banyak pelajaran berharga. Dari bagaimana cara menghargai diriku sendiri, hingga bagaimana cara menjalani hidup tanpa banyak mengalah. Dari dirinya pula, aku belajar bagaimana cinta itu sesungguhnya," Naeun berucap seraya menatap Seungmin dan para tamu secara bergantian.
Dari raut wajahnya, tampak jelas ia merasa bahagia dan memuja laki-laki yang kini menjadi tunangannya.
"Oppa Seungmin--Terima kasih sudah hadir di hidupku. Kamu adalah hadiah terindah yang pernah ku dapatkan. Kamu adalah kekasih, teman, sahabat, sekaligus guru terbaik yang pernah ku temui. Dan kamu pula satu-satunya orang yang ingin ku jadikan pendamping hidupku selamanya," sambungnya.
Seungmin menganggukkan kepala. "Aku pun sama. Tetap bersamaku, oke!?"
"Oke," sahut Naeun tersenyum manis.
Setelah itu Seungmin mencium puncak kepala Naeun dan tangannya. Adegan itu membuat para tamu kembali menjerit histeris. Mereka ikut merasa bahagia, ada juga yang merasa iri dengan adegan mereka yang begitu romantis.
"Kyaaa... Aku sangat iri dengan keromantisan mereka," ucap Sorn yang tanpa sadar memegang lengan Lew.
"Makanya cepat cari pasangan," celetuk Lew melirik gadis yang sedang memegang lengannya itu.
Spontan Sorn menatap laki-laki itu. Lalu beralih ke tangannya yang memegang lengan kekar Lew. Ia pun segera menarik tangannya dari sana.
"Em maaf," tutur Sorn pelan.
"Hmmm," hanya deheman ringan Lew yang terdengar sebagai balasan.
Sedangkan Sorn mengumpat pelan di hatinya. Tidak seharusnya ia memegang lengan Lew tanpa ijin dari empunya. Pasti laki-laki itu merasa tidak nyaman.
`Ck aku benar-benar tidak sengaja!` batin Sorn
***
Acara pertunangan Naeun dan Seungmin berakhir pada jam 10 malam. Para tamu mulai pergi dari sana, usai memberikan selamat kepada pasangan yang baru saja bertunangan itu. Masih tersisa Sorn dan Lew yang sekarang tengah berdiri di hadapan mereka berdua untuk memberikan selamat.
"Selamat ya, Naeun, Seungmin!" seru Sorn menyalami Naeun, lalu memeluknya singkat.
"Terima kasih. Aku senang kau bisa datang," balas Naeun tersenyum.
"Terima kasih," Seungmin ikut menimpali.
"Tentu saja aku harus datang. Demi dirimu," timpal Sorn ikut tersenyum.
"Hhehe. Btw, siapa nih? Aku sepertinya tidak pernah melihatnya sebelumnya di kampus," tanya Naeun menatap Lew yang baru saja memberikan selamat pada Seungmin.
Sorn menatapnya sekilas. "Oh dia--Lew, kekasihku. Dan dia bukan salah satu mahasiswa di kampus kita,"
"Benarkah? Wah aku sangat senang mendengarnya," ungkap Naeun makin tersenyum lebar.
"Heum," Sorn menganggukan pelan kepalanya, di sela memberikan tatapan isyarat pada Lew. Beruntung laki-laki itu mengerti.
"Selamat atas pertunangan kalian. Aku turut bahagia," Lew mengulurkan tangannya ke arah Naeun, langsung di balas oleh gadis itu.
"Terima kasih. Aku juga turut bahagia karena Sorn memiliki kekasih setampan dirimu. Semoga kau tidak seperti mantannya, ya!?"
Spontan mata Sorn melotot ke arah Naeun. Namun gadis itu justru tidak peduli.
"Tenang saja," sahut Lew begitu yakin. Bahkan laki-laki itu tersenyum tipis.
"Oh ya, kalau begitu kami pamit dulu! Kalian juga perlu istirahat sekarang," dengan cepat Sorn menyela, sebelum di dahului Naeun.
"Eum baiklah. Kalian hati-hati di jalan!"
Naeun tidak punya alasan untuk membuat Sorn tetap berada di sana. Apalagi ia dan Seungmin sudah cukup lelah usai mempersiapkan acara hingga selesai. Mereka berdua memang perlu istirahat sekarang.
"Oke siap," balas Sorn mengacungkan jempolnya.
Kemudian Sorn dan Lew segera pergi dari sana. Mereka berdua kembali memasuki lift yang tadi di gunakan untuk naik ke lantai itu.
"Ada berapa mantanmu?" tiba-tiba Lew menanyakan itu, saat lift sedang bergerak turun.
"Hah!?" Sorn tersentak kaget. Pasalnya pertanyaan Lew barusan sangat tidak terduga.
"Pasti sudah banyak, ya?" tebak laki-laki itu dengan asal.
Sorn mencebikkan bibirnya. "Jangan menebak sembarangan!"
"Lalu?"
"Mantanku baru satu orang," ucap Sorn bersedekap dada.
"Berarti dia cinta pertamamu?" tanya Lew lagi.
Kini giliran mata Sorn yang memberikan tatapan tajam pada laki-laki itu. "Sejak kapan kau mulai kepo seperti ini?"
"Baru sekarang," jawab Lew singkat.
"Ck. Apa begitu penting untuk kepodengan urusan orang lain?" Sorn bertanya seraya bersedekap dada.
"Penting,"
"Kenapa?" tanya Sorn mengangkat sebelah alisnya.
"Tidak apa-apa,"
"Aneh!" umpat Sorn pelan agar tidak terdengar oleh laki-laki itu.
Pembicaraan mereka pun berakhir sebab Lew tidak memberikan jawaban memuaskan untuk Sorn. Tidak berselang lama, pintu lift terbuka dan mereka segera berjalan keluar hotel. Di luar sana telah terdapat taksi online yang sedari tadi menunggu mereka. Sebelum mereka berdua sampai di sana, tiba-tiba ada yang melayangkan pukulan keras pada Lew. Dimana hal itu membuatnya langsung jatuh ke belakang.
Brukkk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments