"Tidak. Ini kesempatan terakhir yang ku minta. Aku pasti tidak akan menyia-nyiakannya!" kilah Charles berusaha meyakinkan.
"Dan aku tetap pada keputusanku, Charles. Mengertilah!" seru Sorn dengan penuh penegasan. Bahkan sorot matanya menatap tajam laki-laki itu.
"Apa kamu tidak ingin membuat kenangan indah bersamaku lagi? Sama seperti 3 tahun terakhir kemarin," perlahan nada bicara Charles mulai merendah karena para mahasiswa lain sudah banyak menatap ke arah mereka.
3 tahun--Waktu yang tidak singkat. Dimana selama itu, Sorn membuat banyak kenangan indah bersama Charles. Yeah, sangat indah. Saat itu Sorn menganggap Charles adalah sumber kebahagiaannya. Sebelum laki-laki itu mengkhianatinya dengan perempuan lain. Bukan hanya sekali tapi berulang kali. Sorn terus saja memaafkannya atas dasar cinta. Namun setiap manusia memiliki batas kesabaran masing-masing. Tepat di saat Charles berselingkuh dengan mahasiswa dari fakultas sebelah, Sorn tidak bisa memaafkannya lagi. Hubungan mereka berakhir sejak 7 bulan lalu dan Sorn-lah yang mengakhirinya.
"Aku tidak berminat lagi. Dan aku juga sudah melupakan kenangan selama 3 tahun itu. Jadi tawarkan saja hal itu pada gadis lain!" Sorn masih berusaha memberontak. Sayang tenaga Charles jauh lebih kuat darinya, sehingga ia tidak berhasil melepaskan cengkraman laki-laki itu.
"Please, Sorn! Aku ingin dirimu, bukan gadis lain. Tolong beri aku kesempatan terakhir!" Charles belum menyerah untuk memohon agar Sorn memberikannya kesempatan. Begitu pula Sorn yang tetap pada keputusannya.
"Aku tidak peduli!" dalam satu kesempatan, Sorn menendang bagian bawah Charles. Sampai laki-laki itu jatuh tersungkur sembari meringis kesakitan.
Sorn menyentuh pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman laki-laki itu. Kemudian menatap sinis ke arahnya tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Ini terakhir kalinya aku memperingatkan kau! Berhenti mengejarku atau akan ku buat punyamu tidak berfungsi lagi!"
Ancaman Sorn begitu mengerikan. Bahkan membuat para mahasiswa yang mendengarnya bergidik ngeri. Sungguh Sorn adalah gadis yang sangat bar-bar. Mereka akan berpikir dua kali sebelum berbuat masalah dengannya. Demi keselamatan masa depan wkwk.
Tatapan Sorn sempat menyeret ke arah para mahasiswa yang sedari tadi diam menonton. Lantas mereka langsung mengalihkan tatapan dan seolah-olah tidak melihat ke arahnya. Sorn berdecak pelan, sebelum akhirnya berjalan pergi. Ia tidak peduli dengan keadaan Charles yang masih dalam keadaan tersungkur. Menurutnya laki-laki itu memang harus di beri pelajaran sesekali. Selain itu, Ia sudah cukup muak karena terus di kejar dsn membuat moodnya hancur seperti sekarang ini.
Untuk mengembalikan moodnya yang terlanjur buruk, Sorn pergi ke perpustakaan. Di sana ia langsung membaca sebuah novel. Salah satu cara untuk membuat moodnya kembali baik. Ia menghabiskan waktu dengan membaca novel sambil menunggu kegiatan kuliah di mulai. Btw, hari ini tidak ada kegiatan mata kuliah. Hanya ada kegiatan kuliah untuk berinteraksi dengan para mahasiswa baru.
***
Hampir 5 jam Sorn berada di kampus untuk menghadiri kegiatan kuliah yang di penuhi interaksi dengan para mahasiswa baru. Dari kegiatan itu, ia bisa mengenal banyak mahasiswa baru. Kegiatan yang menyenangkan baginya. Apalagi Charles tidak menampakkan wajahnya lagi sejak kejadian beberapa jam sebelumnya. Sorn merasa sangat lega dan juga senang. Hingga akhirnya ia pulang, usai kegiatan itu berakhir.
Setibanya di rumahnya, Sorn segera masuk. Ia berniat untuk langsung pergi ke kamarnya tapi tertunda karena mendengar suara kegaduhan dari arah dapur. Rasa penasaran membuat Sorn bergegas pergi memeriksanya.
"Astaga! Apa yang kau lakukan, Lew!!?" pekik Sorn menutup mulutnya. Ia tampak terkejut melihat keadaan dapurnya yang berantakan.
Bagaimana tidak berantakan? Alat masaknya tidak berada pada tempat semestinya. Laci di lemari dapur dan kulkas terbuka. Di tambah ada banyak tepung yang bertaburan di setiap sudut dapur. Keadaan dapurnya benar-benar amat berantakan dan pelakunya tidak lain adalah Lew--Laki-laki yang sekujur tubuhnya memutih akibat tepung.
"A--ku mencoba memasak," sahut Lew pelan tapi masih terdengar di telinga Sorn.
Sorn melotot tidak percaya. "Dan berakhir dengan membuat dapurku berantakan?"
Laki-laki itu menundukkan kepalanya.
"Maaf,"
"Bukankah aku sudah memesankan banyak makanan untukmu tadi? Lalu kenapa kau ingin memasak?" tanya Sorn sembari berusaha menenangkan dirinya yang tengah kesal.
"Makanan tadi sudah habis. Aku sangat lapar. Jadi aku mencoba memasak bahan yang ada di lemari," jawab laki-laki itu dengan pelan. Sepertinya ia merasa takut akan kemarahan Sorn.
Sorn menepuk dahinya mendengar jawaban dari mulut Lew. "Kenapa kau tidak meneleponku saja? Aku bisa memesankan makanan lagi untukmu,"
"A--Aku tidak punya ponsel," sahut Lew tergagap.
Sontak Sorn kembali menepuk dahinya. Ia benar-benar lupa bahwa Lew tidak memiliki ponsel atau barang apapun. Akibatnya, dapurnya menjadi berantakan. Bahkan mirip kapal pecah. Sorn sangat frustasi melihat itu. Ingin sekali ia memarahi laki-lakk itu tapi tidak tega melihat keadaannya. Terpaksa Sorn hanya bisa berelus dada untuk sesaat.
"Hufftt... Baiklah, Lew. Pergi dan bersihkan dirimu. Aku akan memesankan makanan untukmu," ucap Sorn di sela tersenyum pasrah.
"Tapi dapur...?" Lew menatap keadaan dapur dengan penuh penyesalan.
"Aku juga akan membersihkannya. Kau bisa pergi untuk membersihkan diri dulu!" potong Sorn yang mengerti isi pikiran laki-laki itu.
Barulah setelah itu Lew mau pergi meninggalkan dapur. Sorn pun menghela nafasnya beberapa kali.
"Sabar, Sorn... Sabar. Jangan emosi. Ingat, dia sedang sakit!" gumamnya mengelus dada.
Sorn mengambil ponselnya dan langsung memesankan makanan untuk Lew terlebih dulu. Kemudian ia meletakkan tas miliknya ke atas meja. Blazer yang tadi ia pakai, kini di lepaskan dan di letakkan didekat tasnya itu. Selanjutnya giliran rambutnya setinggi mungkin. Selesai dengan semua itu, Sorn segera memulai membersihkan dapurnya. Ia melakukannya dengan cepat dan selesai bersamaan dengan pesanan makanannya datang. Semua makanan itu langsung ia letakkan di piring dan di tata rapi di atas meja.
"Beres," ucapnya, sesudah meletakkan minuman di dekat piring berisi makanan tadi.
Mata Sorn menatap ke arah pintu kamar Lew yang masih tertutup. Sepertinya laki-laki itu masih belum selesai. Sorn pun berpikir untuk pergi ke kamarnya terlebih dulu. Tubuhnya terasa lengket dan mandi adalah pilihan terbaik untuk menyegarkan diri. Ia pergi mandi dalam waktu 30 menit lebih, lengkap dengan berpakaiannya. Kemudian ia turun ke lantai bawah dengan mengenakan setelan kaos santai. Terlihat sudah ada Lew yang tengah makan di meja.
"Bagaimana? Kau suka makanannya?" tanya Sorn sembari mendudukkan diri di kursi yang berhadapan dengan laki-laki itu.
Lew menganggukan kepalanya.
"Enak,"
"Bagus. Makanlah yang banyak agar tubuhmu lekas pulih!" seru Sorn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments