Beberapa hari berlalu, Sorn dan Lew mulai dekat layaknya keluarga. Sorn benar-benar memperlakukan laki-laki itu seperti bukan orang asing, melainkan keluarganya sendiri. Hingga perlahan Lew bisa lebih menghangat pada gadis itu.
"Apa kau sudah selesai, Lew?" tanya Sorn di depan pintu kamar laki-laki yang telah tinggal bersamanya dalam beberapa hari terakhir ini.
"Ya, aku sudah selesai. Tunggu sebentar!" jawab Lew dari dalam kamar.
Sorn pun diam, tangannya bersedekap dada sembari menunggu laki-laki itu keluar dari kamarnya. Tidak berselang lama, pintu kamar terbuka. Kini tampaklah berdiri sosok Lew yang tampak mempesona dengan setelan jas hitam. Apalagi wajahnya yang terlihat sangat tampan menambah pesona laki-laki itu. Sorn sampai berdecak kagum melihatnya.
"Tampan," tanpa sadar Sorn mengucapkannya. Meski terdengar begitu pelan.
Lew mengernyitkan dahinya sebab tidak mendengar yang Sorn ucapkan.
"Apa?"
"Eh--Maksudku kau sangat cocok menggunakannya," sentak Sorn gelagapan. Beruntung laki-laki itu tidak mendengarnya. Sehingga ia bisa berkilah dari apa yang di ucapkannya tadi.
Lew menyipitkan kedua matanya. Seolah tidak percaya dengan apa yang Sorn ucapkan. Tentu saja Sorn sadar akan hal itu dan segera memutar otak untuk mengubah topik pembicaraan.
"Lupakan itu! Ayo berangkat sekarang! Aku tidak ingin datang terlambat," sambungnya.
"Hmmm baiklah," sahut Lew mengangguk setuju.
Sorn menghela nafas lega sebab laki-laki itu teralihkan. Kemudian ia dan Lew bergegas pergi menggunakan taksi yang telah di pesan. Tujuan mereka berdua adalah sebuah hotel yang tengah di pusat kota. Jarak tempuhnya sekitar 35 menit. Sebelum akhirnya mereka sampai di hotel yang di tuju.
"Aku rasa tidak perlu memperingatkanmu untuk tidak banyak bicara, bukan?" celetuk Sorn usai turun dari taksi.
Lew menganggukkan kepala.
"Bagus," ucap Sorn tersenyum tipis.
"Ayo masuk!" sambungnya meajak laki-laki itu.
"Tunggu dulu!" cegah Lew membuat Sorn mengerutkan dahinya.
"Kenapa?"
"Kita harus totalitas dalam bersandiwara," jawabnya.
Tanpa di duga Lew menarik tangan Sorn dan meletakkannya di lengannya. Sehingga tampaklah Sorn sedang memegang lengan Lew. Layaknya sepasang kekasih yang sedang menghadiri acara. Sorn sempat terpaku melihat bagaimana tindakan laki-laki itu yang tidak pernah terpikirkan olehnya.
"Ini baru sempurna," sambungnya tersenyum tipis. Kepalanya sedikit menunduk agar bisa menatap Sorn.
Senyuman Lew bukan hal baru lagi bagi Sorn. Laki-laki itu sudah mulai terbiasa tersenyum, meski jarang di perlihatkannya. Dan itu adalah salah satu hal yang Sorn ajarkan.
"Ya--Ya ini sempurna," timpal Sorn cepat.
Kemudian pembicaraan mereka berdua terhenti dan langsung berjalan memasuki hotel itu dengan posisi yang masih sama, yaitu Sorn memegang lengan Lew. Mereka berdua tampak seperti pasangan serasi. Sorn yang begitu cantik mengenakan dress putih berlengan pendek dengan bagian dada tertutup dan heels putih terpasang di kakinya. Rambutnya di kepang satu ke samping kanan, dimana terdapat beberapa aksesoris bunga kecil sebagai hiasan. Sedangkan poni dan beberapa bagian anak rambut di kedua sisi, di biarkan menutupi dahinya. Tidak lupa pula make up tipis di poleskan ke wajahnya, sampai Sorn tampak begitu cantik dan anggun.
Lain halnya dengan Lew yang begitu tampan dan memesona menggunakan setelan jas hitam. Di tambah rambutnya nan hitam pekat di tata cukup rapi, layaknya personel boygroup korea. Ah--Ia sungguh sangat sempurna. Semua itu tentu karena ulah dari Sorn yang begitu suka dengan korea, termasuk Style Fashionnya. Beruntung Lew tidak menolak saat Sorn mengubah penampilannya yang memang semulanya tampan menjadi lebih tampan seperti saat ini.
"Selamat malam! Ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang perempuan berpakaian rapi. Dari tag name yang terpasang di dada kanannya, dapat di ketahui bahwa ia adalah resepsionis di sana.
"Ya selamat malam! Saya ingin menghadari acara pertunangan teman saya," balas Sorn sembari menunjukkan kartu undangan miliknya.
Benar. Malam ini Sorn mengajak Lew pergi ke pertunangan Naeun. Sorn tidak punya pilihan lain selain mengajak Lew sebagai pasangannya. Apalagi Naeun akan kecewa bila ucapannya tidak di turuti. Oleh karena itu, Sorn memutuskan membawa Lew sekarang.
"Baik. Silakan naik ke lantai 2! Aulanya ada di sana,"
"Terima kasih," ungkap Sorn yang kemudian memasukkan kembali undangannya.
Kini Sorn dan Lew pergi ke lantai 2 menggunakan lift yang tersedia di lobby hotel itu. Tidak sempat 1 menit berlalu, pintu lift terbuka. Mereka berdua pun segera pergi menuju Aula hotel sesuai petunjuk yang tertera di sana.
"Selamat datang! Silakan masuk!" seru seorang perempuan berseragam hitam--Salah satu pelayan di hotel itu.
"Terima kasih,"
Pintu ruangan Aula di buka. Sorn sempat menatap Lew sekilas, sebelum akhirnya memasuki ruangan Aula itu. Di dalam sana sudah tampak ramai akan banyaknya pasangan. Sebagian besar dari tamu undangan Naeun adalah para mahasiswa satu kampus. Dan sisanya mungkin keluarga, sahabat, serta teman-teman Naeun yang berasal dari Korea. Mereka sibuk bercengkrama satu sama lain. Hal itu menandakan bahwa acara belum di mulai.
"Wah Sorn! Kau sangat cantik malam ini," puji seorang perempuan dengan dress merah cerah yang baru saja menghampiri Sorn.
"Kau juga sangat cantik," Sorn memuji balik sembari tersenyum manis.
"Aku tahu itu. Eh btw, datang sama siapa nih? Tampan banget kaya oppa-oppa korea. Boleh dong di kenalin," celetuk perempuan itu sedikit menggoda.
Senyuman manis Sorn kini berubah kikuk. Ia ragu untuk menjawab bahwa Lew adalah kekasihnya. Meski itu hanya sekedar sandiwara untuk malam ini saja. Lew menyadari akan hal itu, lantas segera bergerak cepat.
"Halo, selamat malam! Saya Lew--Kekasih Sorn," ucap Lew di sela menatap sekilas ke arah Sorn. Laki-laki itu tersenyum tipis padanya. Sontak Sorn dapat menghela nafas lega sebab bersyukur Lew bisa mengerti posisinya barusan.
"Oh halo, selamat malam juga! Perkenalkan aku, Grace--Teman satu kampus Sorn. Aku tidak menduga bahwa Sorn bisa memiliki kekasih setampan dirimu," balas Grace--Nama dari perempuan itu. Dari raut wajahnya, sempat terlihat keterkejutan. Sebelum senyuman melebar mengembang di bibirnya.
Jika saja sekarang bukan acara penting, Sorn pasti akan pergi dengan perasaan malu. Yeah. Malu karena membawa Lew sebagai pasangannya. Hah, coba bayangkan saja. Dirinya tidak secantik gadis lain. Sedangkan Lew meski luka memenuhi tubuhnya pun tetap saja terlihat tampan. Dan sekarang mereka datang sebagai sepasang kekasih? Ck wajar saja Grace atau yang lainnya akan tidak menduga bahwa ia memiliki kekasih setampan Lew. Padahal kalau saja mereka tahu faktanya, mungkin Lew akan menjadi rebutan. Fiks!
"Dan aku juga tidak menduga karena bisa memiliki kekasih secantik Sorn. Aku beruntung memilikinya," timpal Lew tanpa rasa ragu. Benar-benar berbakat sebagai kekasih yang begitu mencintai sang pujaan hati. Sampai tidak rela ada orang yang mencoba merendahkannya.
Lalu apa kabar dengan hati Sorn sekarang? Jelas saja dag-dig-dug serrr...
Entah mengapa hatinya tiba-tiba berdebar tidak karuan saat mendengar ucapan Lew. Debaran yang juga terasa bahagia. Tetapi, kenapa Sorn bahagia karena hal itu? Bukankah Lew hanya tengah mendalami perannya sebagai kekasih bohongan? Sorn langsung menggelengkan kepalanya.
`Tidak, Sorn! Kendalikan hatimu! Kau dan Lew sedang bersandiwara. Jadi tidak heran kalau Lew berucap seperti itu!` rutuk Sorn di batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments