Eps 16. Tidak Perlu Meladeni

"Lew!" seru Sorn sangat terkejut melihat Lew terjatuh. Ia pun bergegas menghampiri laki-laki itu dan membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa, kan?" sambungnya

Lew menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa,"

"Kau--Apa yang kau lakukan!?" mata Sorn membulat sempurna, usai melihat siapa orang yang telah memukul Lew sampai terjatuh.

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan," sahut orang itu menatap Lew tanpa merasa bersalah sedikitpun. Justru raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan.

"Apa masalahmu dengannya hah!?" bentak Sorn yang kesal terhadap orang itu.

"Dia telah berani merebutmu dariku," orang itu menunjuk tajam ke arah Lew.

Lew hanya diam menatap orang itu sembari menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah.

"Apa kau bilang? Merebutku? Siapa yang kau sebut merebut heh? Dia adalah kekasihku. Dan kau tidak bisa memukulnya seperti ini," ucap Sorn dengan geramnya.

"Tidak. Aku tidak terima! Kamu hanya milikku dan akan selalu begitu, Sorn!" kilah orang itu tidak terima.

"Kau--"

Belum sempat Sorn menyelesaikan ucapannya yang berupa makian, Lew lebih dulu memberi isyarat untuknya diam. Dan entah mengapa ia langsung menurut.

"Hak kekasihku ingin bersama siapa sekarang. Kau tidak berhak mengklaim dirinya sebagai milikmu, sedangkan kalian sudah tidak mempunyai hubungan lagi. Bukankah tindakanmu itu terlalu kekanak-kanakan?" cetus Lew sembari beranjak berdiri. Sorn pun langsung membantunya.

"Tapi hanya aku yang berhak atas dirinya! Kau tidak bisa merebutnya dariku,"

"Apa maksudmu, Charles!? Tidak ada yang berhak atas diriku, selain aku sendiri. Benar apa katanya, aku berhak memilih untuk bersama siapa sekarang. Jadi berhentilah mengatakan bahwa aku milikmu!" tegas Sorn pada orang itu yang tidak lain adalah Charles--Mantannya.

"Sekarang kau sudah dengar, bukan? Kekasihku tidak mau di klaim lagi sebagai milik seorang pencundang!" sindir Lew tersenyum sinis.

Mata Charles membulat sempurna. "Kau menyebutku seorang pecundang hah!?"

"Bagus kalau kau merasa. Jadi aku tidak perlu menjelaskannya lagi," balas Lew yang berucap dengan santainya.

"Berani sekali kau!"

"Ya karena takut bukan gayaku. Benarkan, sayang?" Lew melirik ke arah Sorn yang sedari tadi terdiam.

Gadis itu tersentak kaget saat Lew memanggilnya sayang. Jantungnya terasa berdetak lebih cepat. Perasaan yang pernah di rasakannya saat bersama Charles, tetapi kali ini berbeda. Detakannya jauh lebih cepat.

"Sayang?" sambungnya memanggil.

Spontan Sorn menganggukkan kepala. "I--iya benar,"

"Sorn--Kamu sungguh ingin mengkhianati cinta dan hubungan kita!?" seru Charles mengepal kuat. Laki-laki itu sangat marah saat ada orang yang memanggil Sorn dengan sebutan sayang, selain dirinya.

"Cinta dan hubungan yang mana kau sebut? Cinta dan hubungan yang kau sendiri khianati heh. Berulang kali kau berkhianat, berulang kali pula aku maafkan. Dan apa balasanmu? Kau kembali lagi melakukannya. Sejak saat itu cinta yang ku punya untukmu, perlahan menghilang bersamaan dengan hubungan yang kau sendiri hancurkan. Apa kau lupa soal itu atau hanya pura-pura lupa?" tukas Sorn merasa sudah muak akan laki-laki itu yang bertingkah seolah dirinya tidak punya salah.

"Aku tahu kesalahanku itu fatal tapi bukankah aku sudah meminta maaf berulang kali padamu? Aku sangat menyesalinya,"

"Kau sendiri tahu kesalahanmu fatal dan bahkan sulit untuk ku maafkan. Tetapi, aku dengan berbesar hati memaafkanmu atas dasar kemanusiaan. Lalu untuk apalagi kau mengejarku seperti ini? Untuk mengatakan kau menyesali semuanya? Aku tidak butuh mendengarkan omong kosong itu lagi," ucap Sorn bernada tegas. Berharap laki-laki itu dapat memahami ucapannya kali ini.

"Tapi aku tetap tidak terima kamu bersamanya!" kilah Charles menatap tajam ke arah Lew.

"Sayangnya, dia sudah bersamaku. Lebih baik kau pergi sekarang. Bukankah kekasihku sudah berucap jelas padamu? Ku rasa pendengaranmu masih berfungsi baik dan bisa mendengar apa yang kekasihku ucapkan," timpal Lew tetap pada senyuman sinisnya.

"Diam kau!! Aku tidak sedang berbicara padamu," Charles menunjuk tajam Lew. Matanya memerah pertanda dirinya marah.

"Sudahlah, kita pergi saja! Tidak perlu meladeni dia lagi," ajak Sorn sembari memegang lengan Lew.

Lew menggangguk setuju. "Baiklah, sayang. Sesuai keinginanmu!"

Laki-laki pun membiarkan Sorn yang hendak menariknya ke arah sebuah taksi online. Namun sebelum itu, Charles sudah lebih dulu mencengkram tangan Sorn.

"Lepaskan!" titah Sorn memberontak.

"Tidak! Kamu harus pergi bersamaku," tolak Charles yang memaksa membawa pergi Sorn. Beruntung Lew dengan cepat memegang tangannya.

"Lepaskan dia!" seru Lew bernada dingin.

"Kau yang lepaskan!" balas Charles tidak mau kalah.

Lew menatap datar Charles, di sela Sorn yang tengah memberontak agar bisa melepaskan tangannya. Kemudian tanpa di duga Lew tiba-tiba memukul keras Charles. Sampai laki-laki jatuh tersungkur dan cengkraman tangannya terlepas.

"Arghhh," rintihnya.

"Jangan pernah menganggunya lagi atau kau akan menerima yang lebih menyakitkan daripada pukulan ini!" ancam Lew memperingatkan Charles.

Sebelum ia menarik Sorn masuk ke dalam taksi online yang setelahnya melaju. Meninggalkan Charles yang masih dalam posisi sama dan merintih kesakitan. Pukulan Lew terlalu keras, lebih keras daripada pukulannya tadi.

"Sialan! Awas saja nanti! Pasti akan ku balas," umpatnya penuh amarah menatap punggung taksi online yang di tumpangi Sorn dan Lew semakin menjauh.

***

Suasana di dalam taksi online hening. Belum ada pembicaraan yang terjadi antara Sorn dan Lew. Masing-masing sibuk dalam pikirannya sendiri. Terutama Sorn yang masih memikirkan kejadian tadi. Ia merasa sedikit bersalah karena Lew harus terlibat dalam masalah pribadinya.

"Maaf," cicit Sorn menatap Lew yang tengah melihat ke arah luar jendela.

Lew pun menoleh sekilas ke arahnya. "Kenapa?"

"Karena aku, kau jadi di pukul oleh mantanku. Seharusnya aku tidak membuat kau terlibat dalam masalahku ini," jawab Sorn pelan. Nada bicaranya jelas terdengar sedang menyesali apa yang terjadi.

"Tidak masalah. Kejadian ini justru membuatku tahu siapa mantanmu," celetuk Lew tanpa menatap ke arah lawan bicaranys.

Dahi Sorn tampak mengerut. "Memangnya kenapa? Apa kau ingin menertawakan aku karena pernah berhubungan dengannya?"

"Untuk apa aku menertawakanmu? Mantanmu itu cukup tampan. Tidak heran kalau kau sempat tergila-gila padanya,"

"Hei, kata siapa aku tergila-gila padanya!?" seru Sorn dengan mata melotot.

"Aku hanya menebak dari ucapanmu tadi," kilah Lew sembari bersandar di kursi.

"Ck. Tebakanmu itu salah," Sorn berdecak pelan.

"Lalu aku harus menyebutnya apa? Seorang gadis yang pernah bucin terhadap mantan kekasihnya? Haruskah begitu?" celetuk Lew dengan menggerakan sebelah alisnya.

Plak...

Satu pukulan Sorn melayang ke lengan Lew. Beruntung tidak keras, sehingga laki-laki itu tidak merasa kesakitan.

"Tadi mantanmu memukulku, sekarang kau. Kau ingin menambah sakitku, ya?" sambungnya.

"Siapa suruh kau terlalu cerewet hah!" ketus Sorn memalingkan wajahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!