Dua hari setelah pembicaraan malam itu, Sorn menepati ucapannya. Ia membantu Lew mencari lowongan pekerjaan di sekitar sana. Pekerjaan tanpa memerlukan berkas sebagai persyaratan. Dimana pada akhirnya laki-laki itu berhasil mendapatkan pekerjaan di toserba yang cukup besar. Gaji perbulannya pun sesuai dengan pekerjaannya nanti di bagian memeriksa stok barang.
[Note: Toserba merupakan sebuah toko besar yang menjual berbagai barang. Semuanya lengkap di sana, mirip dengan minimarket]
"Bekerjalah dengan baik. Mengerti!?" seru Sorn pada Lew yang bersiap untuk pergi bekerja.
Lew menganggukkan kepala. "Aku tidak akan mengecewakanmu,"
"Yeah. Pergilahlah! Aku juga harus pergi ke kampus sekarang," ucap Sorn pada laki-laki itu, tepat sesaat taksi online berhenti di depan tokoserba--Tempat Lew bekerja.
"Baik," sahut Lew singkat, sebelum turun dari dalam taksi online.
Laki-laki itu tidak langsung masuk ke dalam. Melainkan menunggu taksi online yang di tumpangi Sorn pergi dari hadapannya. Dari dalam mobil, Sorn sempat meliriknya dari celah kaca jendela yang terbuka. Sebelum ia memerintahkan sopir untuk segera melajukan taksi itu.
"Jalan, pak!"
Sopir itu membalas dengan anggukan dan langsung melajukan taksi. Meninggalkan Lew di depan tokoserba. Usai taksi itu benar-benar menghilang dari pandangannya, baru ia berjalan masuk ke dalam tokoserba. Di sana ia di sambut oleh seorang gadis muda dengan rambut di ikat rendah.
"Selamat pagi! Kau pasti karyawan baru itu, kan?" sapa gadis itu ramah.
"Darimana kau tahu?" tanya Lew bingung. Padahal ia belum berucap apapun.
"Tentu saja aku tahu. Bos sudah memberitahuku tadi," jawab gadis itu tersenyum lebar. Lew pun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Sebelumnya perkenalkan, namaku Cintya. Aku bekerja sebagai kasir. Semoga kedepannya kita bisa berteman dengan baik," sambungnya mengulurkan tangan.
Lew menatap datar uluran tangan gadis itu tanpa berniat menyambutnya.
"Hmmm ya,"
Cintya melongo tidak percaya. Dirinya sudah cukup panjang lebar berbicara dan laki-laki itu membalasnya dengan begitu singkat? Astaga, ia baru pertama kali bertemu laki-laki dingin sepertinya. Namun mengingat ini pertama kali mereka bertemu, ia berpikir Lew mungkin memang dingin saat belum terbiasa dengan orang yang di kenal.
"Namamu siapa?" tanya Cintya melanjutkan topik pembicaraan. Ia tidak memedulikan sifat dingin Lew. Terpenting adalah menjalin pertemanan dan mereka bisa bekerja sama dengan baik ke depannya.
"Lew," jawab Lew singkat.
"Oh baiklah," timpal Cintya tidak kalah singkat.
Laki-laki itu terdiam sembari mengedarkan pandangannya ke tokoserba yang cukup besar itu. Letaknya berada di pinggiran jalan. Sehingga tidak heran kalau Sorn mengatakan bahwa banyak orang datang ke sana untuk berbelanja.
"Ehmmm," Cinty berdeham keras. Dimana hal itu membuat pandangan Lew kembali tertuju padanya.
"Apa?"
"Tidak apa-apa. Ayo, aku ajak kau berkeliling di tokoserba ini dulu! Setelah itu aku akan memberitahukan lebih rinci soal pekerjaanmu di sini," ucap Cintya yang langsung berjalan menghampiri Lew. Sebelumnya mereka terhalang meja kasir.
Lew menganggukkan kepala dan Cintya pun segera mengajaknya berkeliling di tokoserba itu. Berbeda dengan pembicaraan sebelumnya, Cintya tidak banyak bicara. Gadis itu hanya berbicara soal yang penting saja. Hal itu di lakukan agar Lew tidak bingung.
"Ada yang tidak kau mengerti?" tanyanya usai selesai menjelaskan apa saja pekerjaan Lew di tokoserba itu.
"Aku mengerti," Lew menggeleng pelan.
"Bagus. Jika ada yang tidak kau mengerti, tanyakan saja padaku! Kita sekarang rekan kerja. Jadi harus saling membantu," cerocos Cintya dengan senyuman lebar. Dari gaya bicaranya, Lew bisa tahu bahwa gadis itu tipe yang cerewet. Namun tetap lebih cerewet Sorn.
"Ya baiklah," sahut Lew yang memang tidak mempunyai hal untuk di tanyakan.
Cintya menghela nafas pelan. Bisa-bisanya Lew membalas begitu singkat. Padahal ia ingin laki-laki itu berbicara sepertinya. Oh tidak. Minimal lebih sedikit panjang balasannya daripada barusan. Namun sepertinya butuh waktu untuk itu.
"Satu hal lagi, kita di sini bekerja tidak berdua saja. Masih ada satu orang temanku," ucap Cintya hampir lupa mengatakannya tadi.
Dahi Lew mengernyit sembari matanya kembali mengedarkan pandangan ke sekitar. Sejak tadi ia tidak menemukan siapapun di sana, selain dirinya dan Cintya. Lalu dimana teman yang gadis itu maksudkan? Pikirnya.
Seolah mengerti apa yang sedang di pikirkan Lew, Cintya langsung berucap lagi. "Dia belum datang. Biasalah. Temanku itu ada pekerjaan di luar,"
"Oh," Lew hanya ber-Oh ria.
Percayalah, rasanya Cintya sangat jengkel sebab harus berhadapan dengan laki-laki sedingin Lew. Namun ia harus bersabar menghadapinya. Demi membuat citra yang baik di depan pegawai baru dan bos pemilik Toserba.
`Sabar, Cintya... Sabar. Jangan sampai kau membuat citra buruk di hadapannya! Ini tidak akan berakhir baik nanti,` batin Cintya
Cintya mengelus dadanya perlahan. Bentuk upaya untuk menetralkan kejengkelan di hatinya.
"Sekarang apa pekerjaanku?" tiba-tiba Lew menanyakan itu. Ini kali pertama ucapannya terdengar sedikit panjang tapi katanya masih bisa di hitung pakai jari.
"Pertanyaan yang bagus. Tunggu di sini sebentar!" seru Cintya yang langsung bergegas pergi ke meja kasir.
Lew diam menatapnya di tempat. Membalas pun percuma sebab gadis itu pergi sebelum mendengar balasannya. Tidak berselang lama, Cintya kembali datang menghampiri.
"Ini buku khusus pemeriksaan. Kau bisa mulai bekerja dengan pergi ke gudang untuk memeriksa stok barang. Beri centang pada barang yang masih ada dan beri silang pada barang yang habis. Mengerti!?" Cintya menjelaskan itu sembari menyerahkan sebuah buku berukuran sedang yang telah di buat khusus untuk pemeriksaan stok di toserba.
Laki-laki itu menganggukkan kepala. Di ambilnya buku itu dari tangan Cintya. Kemudian tanpa berbicara lagi, ia segera berjalan menuju gudang toserba yang sebelumnya sudah di beritahu. Letaknya ada di sudut toserba dan pintunya langsung terhubung dengan bangunan toserba. Di dalam gudang itu tidak sepenuhnya untuk menyimpan barang. Ada sudut yang terdapat sebuah sofa berukuran besar--Layaknya kasur mini. Bisa di tebak kalau sofa itu di pergunakan pegawai toserba untuk beristirahat.
"Mulai darimana, ya?" gumamnya sambil melihat daftar stok dan lemari di gudang secara bergantian.
Ini kali pertama Lew bekerja dan cukup memakan waktu dalam memeriksa stok, berdasarkan daftar di buku. Apalagi di gudang itu tidak hanya ada satu ada dua lemari saja. Melainkan sekitar 7 lemari dengan ukuran besar dan semuanya terisi banyak stok barang toserba. Lew harus menemukan stok barang di daftar pertama terlebih dulu agar bisa menemukan barang lainnya sesuai urutan. Beruntung ia berotak pintar, sehingga tidak terlalu sulit untuknya melakukan itu. Dengan cepat ia mulai memeriksa satu-persatu stok barang berdasarkan daftar.
Hingga tanpa terasa sudah hampir 2 jam ia berada di dalam gudang. Bertepatan dengan memeriksa stok barang terakhir, pintu gudang terbuka dan tampak berdiri sosok Cintya di sana.
"Sudah selesai, Lew?" tanyanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
All Fahri Akbar
lanjut dong
2022-12-18
0