Part 11

Cam berdiri di beranda kamar nya. Pandangan nya menerawang ke arah langit yang cerah berbintang. la merenung. Beberapa hari ini hati nya tidak tenang. Otak nya kalut hingga tidak bisa memfokuskan pikiran. Cam membenci keadaan nya. Ia tidak suka merasa gundah untuk alasan apa pun, karena ia tidak akan bisa bekerja dengan tenang.

Semua kegundahan ini bersumber dari Fanny Blair! Gadis itu dan pengakuan nya yang mengejutkan berhasil memporak porandakan hati nya.

Seorang Com*fort Wo*men? Ck, sungguh kebohongan yang di paksakan. Seharus nya, Fanny berkata jujur jika tidak mau mengenal nya. la pun kesal karena tidak mengenali tanda-tanda nya sejak awal. Keengganan Fanny menerima uang pengganti hingga gelagat nya ketika akan pergi sudah jelas jika menghindari nya.

Lantas mengapa Cam kesal? Jika ia sudah bisa menerima, mengapa Cam tidak segera melupakan Fanny? Sungguh situasi yang aneh.

"Apa yang ku cemaskan sebenar nya? Aku bisa gila jika terus seperti ini!" Cam memutus kan masuk dan tidur. la tidak akan selama nya merenung.

Namun, usaha Cam untuk tidur tidak juga berhasil karena... lagi-lagi Fanny mengganggu pikiran nya. Mata nya tak bisa terpejam, malah menatap langit-langit kamar. Cam ingat pernah mengalami keadaan semacam ini, yaitu ketika baru saja kehilangan Fiona, ia tidak bisa tidur sama sekali karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa istri nya itu telah tiada.

Jadi, aku sekarang sedang berada dalam situasi yang sama? Cam tersenyum miris. Mengapa ia kembali jatuh dalam kondisi menyebalkan itu? Dahulu, kondisi itu timbul karena ia sangat mencintai Fiona. Alam bawah sadar nya menolak menerima kenyataan sehingga membuat kejiwaan nya tidak stabil. Cam sudah melakukan berbagai terapi untuk menghilang kan stres dan mendapatkan hasil walau pun terkadang masih mengalami mimpi buruk.

Mungkinkah karena sebenar nya ia menyimpan perasaan pada Fanny sehingga ia tidak bisa menerima bahwa ia di tolak gadis itu? Tidak mungkin!

Cam menatap tempat di sisi nya yang kosong. Tidak ada lagi kehangatan yang bisa direngkuh nya sejak Fiona pergi. Cam yakin ia tidak membutuhkan nya jika itu bukan kehangatan yang berasal dari tubuh Fiona. Namun, malam ini, mendadak Cam menginginkan nya. Tiba-tiba saja Cam membutuh kan seseorang yang bisa ia dekap dan rasa kan kehangatan nya.

Untuk pertama kali nya setelah lima tahun hidup sendiri, Cam merasa kesepian. Mungkin, Bibi Bell benar, sudah saat nya ia mencari seseorang yang bisa menjadi tempat nya berbagi kesulitan serta kebahagiaan.

Cam menoleh ke samping, tepat ke arah figura berisi foto mendiang istri nya yang bertengger manis di atas nakas. la sengaja meletakkan nya di sana agar pemandangan wajah Fiona yang tersenyum menjadi hal pertama yang dilihat nya setiap membuka mata di pagi hari.

"Fiona, maafkan aku. Seperti nya kau tidak akan lagi menjadi satu-satu nya wanita yang mengisi hati ku."

Sebelah tangan Cam mengambil ponsel yang ia letakkan di sisi figura. Sambil tetap menatap potret Fiona, ia menghubungi. "Aku ingin kau menemani ku ke suatu tempat besok, Austin."

"Kau mengganggu ku malam-malam begini hanya untuk mengajak ku berkencan?" Walau dalam keadaan mengantuk, Austin masih menyempatkan bergurau. Cam berdecak sebal dan mengabaikan candaan Austin.

"Besok datang ke kantor ku. Jangan terlambat dan jangan bawa kekasih mu," kata Cam, tidak ingin membalas candaan dari Austin.

"Aku jadi penasaran ke mana kau akan mengajak ku pergi," kata Austin, berubah serius.

"Aku tidak tahu tempat itu, tapi aku yakin kau tahu," jawab Cam.

"Oke, sekarang kau membuat kantuk ku hilang. Tempat apa itu?" tanya Austin.

"Sebuah tempat yang tidak pernah ku kunjungi, tapi kau pernah menyinggung nya beberapa kali sambil lalu saat kita sedang minum minum."

"Jangan main tebak-tebak kan dengan ku sekarang. Katakan saja langsung," balas Austin, sedikit kesal karena Cam tidak bicara langsung pada inti nya.

"Aku ingin kau membantu ku mencari kekasih yang bisa ku sewa," jawab Cam tiba-tiba.

"Ah, kekasih yang... tunggu!" teriak Austin kaget.

Cam langsung memutus kan sambungan sebelum Austin sempat mengebom nya dengan pertanyaan. Ia tidak mau mendengar keributan malam ini. Sekarang, satu-satu nya yang ia butuhkan adalah tidur.

Bersambung .....

Cam kok gitu? Mau minta bantuan kok nggak sopan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!