Bab 18 : Saksi Bisu Peristiwa Pilu

Hembusan angin pesisir tetap terasa menyegarkan meski hari sudah beranjak sore. Lembayung jingga samar-samar sudah mulai menghiasi langit Kopenhagen, pertanda hari tak lama lagi akan berganti menjadi malam.

Aku dan Louis, serta beberapa rekan kerja Louis sudah berada di tempat penyimpanan bangkai mobil korban kecelakaan yang sebelumnya sudah sempat aku datangi tadi siang.

Kantor polisi sudah lebih lengang karena sebagian besar dari mereka sudah selesai bertugas dan pulang ke rumahnya masing-masing. Hanya ada beberapa petugas yang masih tetap berada di kantor untuk menjalankan tugas piket.

"Apa kita harus benar-benar memeriksa kembali mobil ini, Tuan? kecelakaan itu sudah terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu," ucap salah seorang rekan kerja Louis dengan wajah bingungnya.

"Apa aku harus mengulangi perintahku lebih dari sekali karena otakmu itu kurang tanggap?" sahut Louis ketus. "tolong bantu aku memiringkan mobil ini. aku yakin ada hal yang belum diselesaikan oleh polisi kala itu tentang kasus ini."

Semua orang disana tanpa terkecuali langsung menuruti perintah Louis, mereka bahu membahu mendorong mobil milik orang tuaku ke arah kiri untuk membuktikan kejanggalan yang dimaksud oleh Louis tadi. Aku hanya menyaksikan dalam diam, memandang pilu mobil yang sebagian besar bagiannya itu sudah hancur nyaris tak berbentuk.

Perlahan namun pasti mobil mulai miring hingga akhirnya bisa berdiri dengan mantap dalam posisi miring. Pandanganku tertuju pada kedua ban depan mobil dengan seksama dan mendapati banyak goresan cukup dalam di sana menimbulkan rasa curiga semakin dalam di benakku.

Apa iya kecelakaan itu bisa sampai membuat mobil ini rusak sangat parah? Sepertinya benar-benar ada sesuatu dibalik semua ini seperti yang dikatakan oleh Zayn.

"Kamu menemukan sesuatu?" tanya Louis padaku seraya membetulkan topinya dengan arah pandangan yang mengikuti arah pandangku.

"Belum, tapi entah mengapa aku merasa jika kita perlu mengecek remnya," imbuhku masih dengan pandangan tertuju pada bagian depan mobil.

Mendengar ucapanku, para pria itu lekas mengecek semua bagian mobil guna memastikan kebenaran dari perkataanku barusan. Angin bertiup lebih tenang namun tidak dengan debaran jantungku yang rasanya sama sekali tidak tenang.

"Kami akan mengeceknya dengan lebih teliti," Louis menyahut, memasang sarung tangannya lalu mulai melihat lebih dekat mobil itu.

"Tuan, kurasa rem mobil ini diputuskan dengan sengaja sebelum kecelakaan itu terjadi. Bagaimana mungkin jika remnya putus saat kecelakaan kedua sisi yang diputuskan bisa sangat rapi seperti hasil potongan dari gunting atau pisau?"

"Mobil ini juga terbakar waktu itu, bukan? ada kerusakan yang terlihat sangat rapi pada mesin mobil, Tuan."

Mendengar penuturan kedua rekan kerja Louis kini aku sudah bisa menarik kesimpulan mengapa Zayn selalu memintaku untuk mengusut kembali kasus ini.

Aku dan Louis saling berpandangan, tidak menyangka akan menemukan petunjuk besar yang sangat menarik ini.

"Tolong foto semua bukti kejanggalan itu. aku akan membuka kembali kasus ini sampai berhasil menangkap dalang dibalik semua kejadian itu," perintah Louis tegas.

Salah seorang rekan Louis yang sudah siap sedia dengan kameranya lalu tanpa menunda langsung mengambil gambar dari temuan kami. Rem yang putus, mesin yang sengaja dibuat rusak dengan keadaan rapi sungguh bisa menjadi bukti kuat bahwa ada unsur kesengajaan di dalam kasus kecelakaan yang menghilangkan nyawa kedua orang tuaku itu.

"Tapi siapa yang tega melakukan ini kepada orang tuaku?" tanyaku lirih, memandang Louis dengan mata berkaca-kaca.

Louis mengusap puncak kepalaku.

"aku yakin ada unsur internal dalam kasus ini. pokoknya kamu tenang saja, sebagai kakak aku akan membantumu hingga berhasil menangkap dan menjebloskan pelakunya ke penjara."

...****************...

Langit kelabu dengan hembusan angin kencang membuatku mengeratkan jalinan pakaian tebalku. Nampaknya hujan deras akan kembali turun, buru-buru aku berjalan melewati jalan setapak untuk masuk ke dalam kawasan hutan tempat aku dan Zayn tinggal.

Semalam Louis mengajakku menginap di rumahnya setelah sekian lama tidak bertemu, bahkan ia tak keberatan menyiapkan makan malam untuk kami berdua. Liam juga ikut menginap di sana, hingga kami menghabiskan banyak waktu untuk melepas rindu sebagai saudara.

"Oh, kukira kau sudah lupa jalan pulang," sindir Zayn yang tengah sibuk memberi makan para hamster dengan tangannya.

"Aku akan pulang ke goa," aku menimpali dengan enggan, entah mengapa air muka Zayn terlihat sangat masam siang ini.

"Kau boleh pulang ke sana kapan saja tapi tidak sekarang. apa kau tidak lihat hujan sudah mulai turun?" omel Zayn dengan tangannya yang kini membawaku masuk ke dalam mansion.

"Tapi kenapa wajahmu masam sekali?"

"Itu karena kau tidak pulang semalam!"

"Memangnya aku harus memberitahukan semuanya padamu juga?" balasku acuh sambil membuka mantel, menaruhnya sembarang di atas sandaran sofa.

Wajah Zayn semakin muram. "aku hanya mau tahu dimana kau tidur semalam."

"Aku tidur di rumah Louis, kakak angkatku semasa di panti asuhan dulu yang sekarang merupakan seorang inspektur. kakak angkatku yang satu lagi bernama Liam bekerja di bidang hukum," aku menjelaskan dengan ogah-ogahan.

Zayn berbalik menuju dapur. "sepertinya mereka berdua memanglah kakak yang baik."

Merasa lelah berjalan cukup jauh, aku memutuskan untuk duduk di atas sofa. "merekalah yang dulu menyelamatkan hidupku. waktu terus berjalan tetapi kebaikan mereka sama sekali tidak berubah."

"Apa kau mau minum sesuatu?" tawar Zayn yang sudah berada di ambang pintu dapur.

"Tidak, Zayn. terima kasih. sungguh, aku kakiku hanya pegal karena berjalan cukup jauh."

Zayn tetap masuk ke dalam dapur meski aku sudah bilang tidak pada tawarannya.

"Kau tidak harus minum hanya saat sedang haus," kata Zayn yang kembali ke ruang tamu dengan pitcher kaca yang terisi penuh serta dua buah gelas. Zayn lalu menaruhnya di atas meja, mengedikan dagunya sebagai isyarat bahwa aku harus minum.

"Kemarikan kakimu," kata Zayn sambil menarik kedua kakiku ke dalam pangkuannya.

Aku mendelik kaget. "apa yang kau lakukan?!"

"Tentu saja memijat kakimu," jawab Zayn santai dengan tangan yang mulai sibuk memijat kakiku.

"Kenapa kau melakukannya?"

Zayn mendengus sebal. "kenapa kau terus bertanya? diam dan nikmatilah agar syaraf dan otot kakimu menjadi lebih rileks."

"Seperti katamu, nampaknya kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuaku memang didasari oleh unsur kesengajaan," aku berujar dengan senyuman getir. "aku dibantu oleh Louis untuk memeriksa ulang mobil itu dan kami mendapati fakta bahwa rem mobil serta beberapa komponen mesin dirusak secara sengaja secara rapi."

"Dan yang pelaku inginkan adalah semua harta orang tuamu."

"Apa yang kau maksud itu adalah mereka?"

Zayn mengangguk mantap. "ya. maka dari itu kita harus segera mengumpulkan bukti kuat untuk menjerat mereka."

Episodes
1 Bab 1 : Awal Kisah sang Beauty
2 Bab 2 : Kehidupan di Panti Asuhan
3 Bab 3 : Bertemu Dengan sang Elf
4 Bab 4 : Rasa Penasaran Yang Tidak Biasa
5 Bab 5 : Dingin nan Memukau
6 Bab 6 : Lara sang Beauty
7 Bab 7 : Night Changes
8 Bab 8 : Zayn dan Kopenhagen
9 Bab 9 : Pasangan Winters
10 Bab 10 : Langit Kelam Kopenhagen
11 Bab 11 : Hilangnya Kesabaran sang Beauty
12 Bab 12 : Keterikatan Benang Merah
13 Bab 13 : Retrokognisi
14 Bab 14 : Langkah Baru
15 Bab 15 : Langkah Menyingkap Tabir Kebenaran
16 Bab 16 : Bantuan Tak Terduga
17 Bab 17 : Birunya Langit Kopenhagen
18 Bab 18 : Saksi Bisu Peristiwa Pilu
19 Bab 19 : Menelisik Kembali Isi Dokumen
20 Bab 20 : Setitik Cahaya
21 Bab 21 : Tidak Mudah
22 Bab 22 : Api Asmara Yang Menggelora
23 Bab 23 : Cinta Zayn yang Manis dan Dingin
24 Bab 24 : Langkah yang Dipermudah
25 Bab 25 : Petunjuk Baru
26 Bab 26 : Pencarian Bukti Kuat
27 Bab 27 : Pencarian Baru
28 Bab 28 : Menyingkap Tabir Kebenaran
29 Bab 29 : Manisnya Buah Kesabaran
30 Bab 30 : Kejutan
31 Bab 31 : Menyatunya sang Beauty dan Elf
32 Bab 32 : Kehidupan Baru
33 Bab 33 : Little Things
34 Bab 34 : Keadaan Genting
35 Bab 35 : Berangkat ke Dunia Elf
36 Bab 36 : Dunia Yang Asing
37 Bab 37 : Kehidupan di Dunia Elf
38 Bab 38 : Bertemu Para Elf
39 Bab 39 : Pengharapan Besar Para Elf
40 Bab 40 : Upacara Penobatan
41 Bab 41 : Beralihnya Kekuasaan
42 Bab 42 : Ratu Manusia Pertama Bagi Para Elf
43 Bab 43 : Hari Kelahiran Sang Pewaris Tahta
44 Bab 44 : Eksekusi Pelaku Percobaan Kudeta
45 Bab 45 : Negeri Surga Yang Pulih
46 Bab 46 : Kehidupan Pasangan Kerajaan
47 Bab 47 : Perjalanan Menuju Desa
48 Bab 48 : Keahlian Baru
49 Bab 49 : Upacara Penyampaian Keluhan Rakyat
50 Bab 50 : Pohon Wisteria
51 Bab 51 : Liburan Hari Pertama
52 Bab 52 : Liburan Hari Kedua
53 Bab 53 : Pulang
54 Bab 54 : Pergantian Musim
55 Bab 55 : Bersua Kembali
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 : Awal Kisah sang Beauty
2
Bab 2 : Kehidupan di Panti Asuhan
3
Bab 3 : Bertemu Dengan sang Elf
4
Bab 4 : Rasa Penasaran Yang Tidak Biasa
5
Bab 5 : Dingin nan Memukau
6
Bab 6 : Lara sang Beauty
7
Bab 7 : Night Changes
8
Bab 8 : Zayn dan Kopenhagen
9
Bab 9 : Pasangan Winters
10
Bab 10 : Langit Kelam Kopenhagen
11
Bab 11 : Hilangnya Kesabaran sang Beauty
12
Bab 12 : Keterikatan Benang Merah
13
Bab 13 : Retrokognisi
14
Bab 14 : Langkah Baru
15
Bab 15 : Langkah Menyingkap Tabir Kebenaran
16
Bab 16 : Bantuan Tak Terduga
17
Bab 17 : Birunya Langit Kopenhagen
18
Bab 18 : Saksi Bisu Peristiwa Pilu
19
Bab 19 : Menelisik Kembali Isi Dokumen
20
Bab 20 : Setitik Cahaya
21
Bab 21 : Tidak Mudah
22
Bab 22 : Api Asmara Yang Menggelora
23
Bab 23 : Cinta Zayn yang Manis dan Dingin
24
Bab 24 : Langkah yang Dipermudah
25
Bab 25 : Petunjuk Baru
26
Bab 26 : Pencarian Bukti Kuat
27
Bab 27 : Pencarian Baru
28
Bab 28 : Menyingkap Tabir Kebenaran
29
Bab 29 : Manisnya Buah Kesabaran
30
Bab 30 : Kejutan
31
Bab 31 : Menyatunya sang Beauty dan Elf
32
Bab 32 : Kehidupan Baru
33
Bab 33 : Little Things
34
Bab 34 : Keadaan Genting
35
Bab 35 : Berangkat ke Dunia Elf
36
Bab 36 : Dunia Yang Asing
37
Bab 37 : Kehidupan di Dunia Elf
38
Bab 38 : Bertemu Para Elf
39
Bab 39 : Pengharapan Besar Para Elf
40
Bab 40 : Upacara Penobatan
41
Bab 41 : Beralihnya Kekuasaan
42
Bab 42 : Ratu Manusia Pertama Bagi Para Elf
43
Bab 43 : Hari Kelahiran Sang Pewaris Tahta
44
Bab 44 : Eksekusi Pelaku Percobaan Kudeta
45
Bab 45 : Negeri Surga Yang Pulih
46
Bab 46 : Kehidupan Pasangan Kerajaan
47
Bab 47 : Perjalanan Menuju Desa
48
Bab 48 : Keahlian Baru
49
Bab 49 : Upacara Penyampaian Keluhan Rakyat
50
Bab 50 : Pohon Wisteria
51
Bab 51 : Liburan Hari Pertama
52
Bab 52 : Liburan Hari Kedua
53
Bab 53 : Pulang
54
Bab 54 : Pergantian Musim
55
Bab 55 : Bersua Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!