Istri Juragan
Tok ... tok ..tok!
Ketukan pintu yang kasar,hingga berhasil membuat rumah itu terguncang.hampir saja engsel pintu itu keluar jalur karena tidak kuat menahan ketukan kuat itu.
"Ada apa ini?kenapa kalian mengetuk pintu seperti tidak ada sopan santun?!" omel wanita muda itu.
"Bayar hutang mu!" desaknya dengan wajah beringas nya.
"Hutang,apa?aku tidak memiliki hutang pada kalian!" ketua Ani marah.
"Ayahmu berhutang pada kami,sudah tiga bulan dia tidak membayar nya!" Teriaknya membuat warga kampung mulai berkumpul.
"Minta saja pada ayahku!aku tidak ada urusan mengenai hal itu!" teriak balik Ani.
"Kamu anaknya,jadi kamu yang harus melunasi hutang ayahmu." Preman itu menunjuk wajah Ani.
"Begini saja,tunggu ayah ku pulang.aku akan meminta uang untuk membayar hutang pada kalian." Ani mencoba melakukan penawaran.
"Ayahmu sudah tiga bulan tidak terlihat batang hidungnya,dia sudah melarikan diri.jadi sekarang kamu harus melunasi hutangnya," ujar preman.
"Wah,brengsek sekali Beno.melarikan diri dari hutang dan menyerahkan semuanya pada anaknya,kasihan sekali Ani." warga mulai berkomentar.
"Ia.sudah hidupnya pas-pasan sekarang malah menanggung hutang."
"Bisa panjang urusannya jika berurusan dengan juragan."
"Cepat bayar hutang mu!" bentak preman itu menendang pot bunga.
"Saya tidak punya uang,hiks ... " para warga hanya bisa menyaksikan,mereka tidak berani ikut campur karena takut dengan konsekuensinya.
"Ani ... " suara sang nenek yang memanggil nya.
"Ha,nenek." Ani panik dan mencoba masuk kedalam.
"Mau kemana kamu?" cegah preman itu menahan tubuh mungil itu.
"Lepaskan saya!" berontak Nesya mencoba melepaskan cengkraman tangan preman.
"Enak saja.kamu harus ikut kami menemui juragan." Menarik paksa tangan Ani.
"Jangan sekarang.aku tidak bisa meninggalkan nenek,dia sedang sakit hiks ... hiks ... " ani terus berontak dia menatap warga seolah-olah minta bantuan.
Dari kejauhan Ani dapat melihat buk Sima masuk kerumahnya,dia berharap buk Sima tidak menceritakan semuanya pada sang nenek.dia takut neneknya akan serangan jantung mendengar kabar buruk ini.
"Aghhhhh ... " Ani meringis kesakitan saat tubuhnya di lempar kelantai.
"Ini anaknya,bos." Lapor preman itu pada pria yang tengah duduk santai sambil menghisap rokok.
"Apa tidak ada barang berharga di rumahnya?" tanya pria itu melirik Ani yang sedang duduk di lantai dengan wajah tertutup rambut.
"Tidak ada,bos.rumahnya saja gubuk bagaimana bisa di dalam nya ada benda berharga?"
"Apa yang bisa kita ambil?hutangnya 30 juta," ujar baja.
"Bagaimana jika wanita ini yang melunasinya?" usul satria.
"Dia ... untuk memenuhi kebutuhan nya saja dia Masi kurang,bagaimana bisa dia melunasi hutang ayahnya yang menggunung itu?" ejek baja yang kini bangkit berdiri mendekati Ani.
"Kamu ... " baja berhasil mencengkram dagu Ani.
"Jangan sentuh saya dengan tangan kotor anda!" Ani menghempaskan tangan itu dan menjauh dari baja.
Kaget!
Itulah yang baja rasakan,sesungguhnya dia tidak percaya Masi ada wanita yang menolaknya selain nesya.harga dirinya seperti di rendahkan saat ini,dia masi berpikir jernih mungkin saat ini wanita didepannya sedang berakting agar menarik perhatian nya.
"Jangan pura-pura menolak ku," ujar baja mendekati Ani untuk menyentuh tangan nya.
Plak.
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi baja,mungkin itu suatu hadiah perkenalan dari Ani.
Dengan senyum kecil baja memegang pipi yang baru saja di tampar,ini tamparan pertama kali mendarat di pipinya.
"Beraninya kamu memukul juragan!" umpat satria ingin menendang Ani namun di tahan oleh baja.
"Jangan," cegah baja dengan suara lembut.
"Maksudmu aku harus diam saja saat dia ingin melecehkan ku!" Baja semakin tertarik dengan sifat berani Ani.
"Ke PD an sekali kamu,jika juragan melakukan hal itu padamu,itu tidak mampu melunasi hutang ayahmu.harga dirimu tidak semahal itu!" hina satria membuat Ani geram.
"Tubuh saja besar tapi mulutmu lemes melebihi wanita!" ejek Ani menatap tajam satria.
"Laporkan kasus ini pada polisi," ucap baja tiba-tiba membuat ani panik.
"Jika si beno tidak di temukan,maka penjarakan saja dia." Ani menggeleng kepala mendengar ucapan baja.
"Jangan penjarakan saya tuan," pinta Ani dengan mata berkaca-kaca.
"Mana keberanian mu tadi,hingga berani menamparku," ledek baja tersenyum sinis.
"Maafkan kesalahan saya tuan,jangan penjarakan saya hiks ... hiks ... " Ani memohon sambil menangis.sungguh dia tidak mampu meninggalkan sang nenek jika dia dipenjara nanti.
Baja sangat suka jika seseorang mengemis padanya,dia merasa inilah titik tertinggi dari kejayaan nya.
"Karena aku sedang berbaik hati,aku akan melakukan penawaran untuk mu.apa kamu siap mendengar nya?" Ani langsung mengangguk.
"Pertama nenek mu harus menjadi art di rumah ku seumur hidup tanpa di gaji ... " Ani langsung menangis tersedu-sedu mendengar permintaan baja.
"Hey,aku belum selesai.kenapa kamu menangis pilu seperti itu?" tegur baja padahal hatinya sangat senang.
"Jangan sakiti nenek saya hiks ... huhuhu ... " pinta Ani sedih.
"Aku bisa melepaskan nenek mu,jika kamu mau menikah dengan ku." Bukan Ani saja yang kaget,ternyata satria juga kaget dia tidak menyangka bos nya mau menikah dengan gadis kecil ini.
"Bagaimana?aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan jawaban mu," desak baja melihat jam dinding.
"Apa boleh setelah menikah,nenek ku ikut tinggal bersama ku?" tanya Ani.
"Boleh.selama kamu nurut dan patuh pada ku, nenek mu akan baik-baik saja."
"Aku ... " ucapan Ani tercekat karena dia menangis.
"Apa ini jalan hidupku,menikah dengan nya.padahal pria di depan ini adalah pria yang tidak kusukai di muka bumi ini,kenapa aku ditakdirkan menjadi Istrinya?"
"Aku disini bukan untuk melihatmu menangis.cepat putuskan dan kamu segera pulang untuk bertemu nenek tersayang mu itu," desak baja.
"Aku ... setuju menjadi istrimu." Ani memejamkan mata saat mengambil keputusan itu.
"Bagus,sekarang pulang lah.persiapkan diri mu untuk menjadi istriku,karena kedepannya kamu memerlukan banyak tenaga," usir baja membuat Ani bergegas berlari meninggalkan tempat itu.
"Apa anda yakin menikahi gadis itu?" tanya satria setelah kepergian Ani.
"Apa wajah ku terlihat bercanda?hanya itu jalan untuk melunasi hutang ayahnya."
"Tapi Masi banyak cara untuk melunasi hutangnya,tanpa harus menikahinya," ujar satria menunduk sopan.
"Jangan berani mengaturku!" bentak baja melemparkan buku tepat di wajah satria.
"Maafkan ketidak sopanan saya.kedepannya anda akan sulit menjelaskan hal ini pada keluarga anda," jelas satria mencoba mengingatkan.
"Siapa yang berani tidak menyetujui pernikahan ini?katakan!emak atau abah atau bahkan saudaraku.aku tidak takut pada mereka!" pungkas baja dengan marah.
"Sekarang pergi dari hadapan ku!lebih baik kamu kerja dan jangan terus membahas hal ini!" usir baja menunjuk pintu.
Dengan perlahan satria meninggalkan ruangan itu,meski hatinya Masi menolak kenyataan bahwa tuannya akan segera menikah dengan gadis kampung itu.tapi apalah daya dia tidak dapat mencegahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments