NovelToon NovelToon

Istri Juragan

Kejadian Buruk

Tok ... tok ..tok!

Ketukan pintu yang kasar,hingga berhasil membuat rumah itu terguncang.hampir saja engsel pintu itu keluar jalur karena tidak kuat menahan ketukan kuat itu.

"Ada apa ini?kenapa kalian mengetuk pintu seperti tidak ada sopan santun?!" omel wanita muda itu.

"Bayar hutang mu!" desaknya dengan wajah beringas nya.

"Hutang,apa?aku tidak memiliki hutang pada kalian!" ketua Ani marah.

"Ayahmu berhutang pada kami,sudah tiga bulan dia tidak membayar nya!" Teriaknya membuat warga kampung mulai berkumpul.

"Minta saja pada ayahku!aku tidak ada urusan mengenai hal itu!" teriak balik Ani.

"Kamu anaknya,jadi kamu yang harus melunasi hutang ayahmu." Preman itu menunjuk wajah Ani.

"Begini saja,tunggu ayah ku pulang.aku akan meminta uang untuk membayar hutang pada kalian." Ani mencoba melakukan penawaran.

"Ayahmu sudah tiga bulan tidak terlihat batang hidungnya,dia sudah melarikan diri.jadi sekarang kamu harus melunasi hutangnya," ujar preman.

"Wah,brengsek sekali Beno.melarikan diri dari hutang dan menyerahkan semuanya pada anaknya,kasihan sekali Ani." warga mulai berkomentar.

"Ia.sudah hidupnya pas-pasan sekarang malah menanggung hutang."

"Bisa panjang urusannya jika berurusan dengan juragan."

"Cepat bayar hutang mu!" bentak preman itu menendang pot bunga.

"Saya tidak punya uang,hiks ... " para warga hanya bisa menyaksikan,mereka tidak berani ikut campur karena takut dengan konsekuensinya.

"Ani ... " suara sang nenek yang memanggil nya.

"Ha,nenek." Ani panik dan mencoba masuk kedalam.

"Mau kemana kamu?" cegah preman itu menahan tubuh mungil itu.

"Lepaskan saya!" berontak Nesya mencoba melepaskan cengkraman tangan preman.

"Enak saja.kamu harus ikut kami menemui juragan." Menarik paksa tangan Ani.

"Jangan sekarang.aku tidak bisa meninggalkan nenek,dia sedang sakit hiks ... hiks ... " ani terus berontak dia menatap warga seolah-olah minta bantuan.

Dari kejauhan Ani dapat melihat buk Sima masuk kerumahnya,dia berharap buk Sima tidak menceritakan semuanya pada sang nenek.dia takut neneknya akan serangan jantung mendengar kabar buruk ini.

"Aghhhhh ... " Ani meringis kesakitan saat tubuhnya di lempar kelantai.

"Ini anaknya,bos." Lapor preman itu pada pria yang tengah duduk santai sambil menghisap rokok.

"Apa tidak ada barang berharga di rumahnya?" tanya pria itu melirik Ani yang sedang duduk di lantai dengan wajah tertutup rambut.

"Tidak ada,bos.rumahnya saja gubuk bagaimana bisa di dalam nya ada benda berharga?"

"Apa yang bisa kita ambil?hutangnya 30 juta," ujar baja.

"Bagaimana jika wanita ini yang melunasinya?" usul satria.

"Dia ... untuk memenuhi kebutuhan nya saja dia Masi kurang,bagaimana bisa dia melunasi hutang ayahnya yang menggunung itu?" ejek baja yang kini bangkit berdiri mendekati Ani.

"Kamu ... " baja berhasil mencengkram dagu Ani.

"Jangan sentuh saya dengan tangan kotor anda!" Ani menghempaskan tangan itu dan menjauh dari baja.

Kaget!

Itulah yang baja rasakan,sesungguhnya dia tidak percaya Masi ada wanita yang menolaknya selain nesya.harga dirinya seperti di rendahkan saat ini,dia masi berpikir jernih mungkin saat ini wanita didepannya sedang berakting agar menarik perhatian nya.

"Jangan pura-pura menolak ku," ujar baja mendekati Ani untuk menyentuh tangan nya.

Plak.

Satu tamparan mendarat sempurna di pipi baja,mungkin itu suatu hadiah perkenalan dari Ani.

Dengan senyum kecil baja memegang pipi yang baru saja di tampar,ini tamparan pertama kali mendarat di pipinya.

"Beraninya kamu memukul juragan!" umpat satria ingin menendang Ani namun di tahan oleh baja.

"Jangan," cegah baja dengan suara lembut.

"Maksudmu aku harus diam saja saat dia ingin melecehkan ku!" Baja semakin tertarik dengan sifat berani Ani.

"Ke PD an sekali kamu,jika juragan melakukan hal itu padamu,itu tidak mampu melunasi hutang ayahmu.harga dirimu tidak semahal itu!" hina satria membuat Ani geram.

"Tubuh saja besar tapi mulutmu lemes melebihi wanita!" ejek Ani menatap tajam satria.

"Laporkan kasus ini pada polisi," ucap baja tiba-tiba membuat ani panik.

"Jika si beno tidak di temukan,maka penjarakan saja dia." Ani menggeleng kepala mendengar ucapan baja.

"Jangan penjarakan saya tuan," pinta Ani dengan mata berkaca-kaca.

"Mana keberanian mu tadi,hingga berani menamparku," ledek baja tersenyum sinis.

"Maafkan kesalahan saya tuan,jangan penjarakan saya hiks ... hiks ... " Ani memohon sambil menangis.sungguh dia tidak mampu meninggalkan sang nenek jika dia dipenjara nanti.

Baja sangat suka jika seseorang mengemis padanya,dia merasa inilah titik tertinggi dari kejayaan nya.

"Karena aku sedang berbaik hati,aku akan melakukan penawaran untuk mu.apa kamu siap mendengar nya?" Ani langsung mengangguk.

"Pertama nenek mu harus menjadi art di rumah ku seumur hidup tanpa di gaji ... " Ani langsung menangis tersedu-sedu mendengar permintaan baja.

"Hey,aku belum selesai.kenapa kamu menangis pilu seperti itu?" tegur baja padahal hatinya sangat senang.

"Jangan sakiti nenek saya hiks ... huhuhu ... " pinta Ani sedih.

"Aku bisa melepaskan nenek mu,jika kamu mau menikah dengan ku." Bukan Ani saja yang kaget,ternyata satria juga kaget dia tidak menyangka bos nya mau menikah dengan gadis kecil ini.

"Bagaimana?aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan jawaban mu," desak baja melihat jam dinding.

"Apa boleh setelah menikah,nenek ku ikut tinggal bersama ku?" tanya Ani.

"Boleh.selama kamu nurut dan patuh pada ku, nenek mu akan baik-baik saja."

"Aku ... " ucapan Ani tercekat karena dia menangis.

"Apa ini jalan hidupku,menikah dengan nya.padahal pria di depan ini adalah pria yang tidak kusukai di muka bumi ini,kenapa aku ditakdirkan menjadi Istrinya?"

"Aku disini bukan untuk melihatmu menangis.cepat putuskan dan kamu segera pulang untuk bertemu nenek tersayang mu itu," desak baja.

"Aku ... setuju menjadi istrimu." Ani memejamkan mata saat mengambil keputusan itu.

"Bagus,sekarang pulang lah.persiapkan diri mu untuk menjadi istriku,karena kedepannya kamu memerlukan banyak tenaga," usir baja membuat Ani bergegas berlari meninggalkan tempat itu.

"Apa anda yakin menikahi gadis itu?" tanya satria setelah kepergian Ani.

"Apa wajah ku terlihat bercanda?hanya itu jalan untuk melunasi hutang ayahnya."

"Tapi Masi banyak cara untuk melunasi hutangnya,tanpa harus menikahinya," ujar satria menunduk sopan.

"Jangan berani mengaturku!" bentak baja melemparkan buku tepat di wajah satria.

"Maafkan ketidak sopanan saya.kedepannya anda akan sulit menjelaskan hal ini pada keluarga anda," jelas satria mencoba mengingatkan.

"Siapa yang berani tidak menyetujui pernikahan ini?katakan!emak atau abah atau bahkan saudaraku.aku tidak takut pada mereka!" pungkas baja dengan marah.

"Sekarang pergi dari hadapan ku!lebih baik kamu kerja dan jangan terus membahas hal ini!" usir baja menunjuk pintu.

Dengan perlahan satria meninggalkan ruangan itu,meski hatinya Masi menolak kenyataan bahwa tuannya akan segera menikah dengan gadis kampung itu.tapi apalah daya dia tidak dapat mencegahnya.

Mencoba Melarikan Diri

Ani pulang kerumah dengan tergesa-gesa, sampai di rumah dia langsung menyuruh pulang buk Sima setelah mengucapkan terimakasih.

"Kenapa kamu menyuruh Sima pulang?" tanya sang nenek heran.

"Karena Ani gak mau dia tahu,kalau kita harus kabur dari sini," balas Ani membuat neneknya bingung.

"Kabur ... kamu mau kabur kemana?memangnya apa yang terjadi?" tanya beruntun keluar dari mulut sang nenek.

"Nanti aja Ani jelaskan,yang terpenting sekarang kita harus secepatnya kabur dari sini." Ani bergegas mengambil tas ranselnya untuk membawa barang-barang keperluan nya.

"Kenapa kaburnya sekarang?ini masi siang bolong nanti ada warga yang tahu,kenapa tidak malam hari saja?" Ani terduduk lemas mendengar ucapan sang nenek.

"Kenapa baru berkata sekarang?" keluh gadis itu membenarkan ucapan sang nenek.

"Nenek lupa,barusan baru ingat." Ani hanya menepuk jidat pelan.

"Kira-kira kita kabur kemana ya,nek?" dia yang ingin kabur dia juga yang kebingungan dasar Ani.

"Lah,kok nanya nenek?nenek sangka kamu sudah ada tujuan sehingga semangat kabur," balas nya.

"Ani gak tahu,nek.apa nenek punya saudara atau kenalan gitu?" tanya Ani.

"Ada dia tinggal di kampung sebelah?"

"Wah,kita kabur kesana saja." Ani seperti mendapatkan harapan untuk melarikan diri.

"Terserah pada mu,nenek akan ikut kemana pun kamu pergi."

Malam telah tiba,membuat Ani segera melancarkan aksinya.dengan mendorong kursi roda neneknya dia mulai menjauh dari kediaman nya.

"Semoga aku tidak salah mengambil keputusan."

Setelah berjalan kurang lebih dua jam,akhirnya Ani sampai di sebuah gubuk di tengah hutan.melihat rumah teman neneknya berada di sini membuat Ani semakin yakin,bahwa juragan tidak mungkin bisa menemukan nya.

"Bude,boleh kami tinggal di sini," ujar Ani. meskipun dia segan,tapi ini harus dia katakan untuk kebaikan dia dan juga neneknya.

"Silahkan,nak.bude senang jika kamu dan nenek mu tinggal di sini,bude ada teman dan tidak merasa kesepian," balas wanita paruh baya itu.

"Kamu memang baik,tidak berubah sama sekali," puji nenek Ani.

"Kamu juga baik,berkatmu aku bisa hidup sampai sekarang," balas wanita itu.

"Rumah ini jauh dari perkampungan,apa bude tidak capek setiap hari pergi ke pasar? soalnya jarak pasar kerumah bude itu lumayan jauh," ujar Ani.

"Bude tidak kepasar.bude makan dari Tananam yang bude tanam,di sini bude bercocok tanam dan juga memelihara ayam," jelas wanita itu.

"Itu jauh lebih sehat,soalnya tidak tercampur dengan pengawet.pantas saja bude masi terlihat muda," puji Ani.

"Kamu bisa aja,silahkan beristirahat."

"Terimakasih,bude."

Di temani dengan cahaya pelita Ani melihat wajah neneknya yang tertidur.sejak kecil dia sudah hidup bersama sang nenek,sehingga dia sangat menyayangi neneknya.

"Ani sayang nenek," bisik nya mulai tertidur sambil memeluk neneknya.

***

"Gadis itu tidak ada di rumahnya?" lapor satria membuat baja langsung mengeraskan rahang nya.

"Lalu untuk apa kamu melaporkan hal tidak berguna itu pada ku?seharusnya kamu mencari dia!bukan malah mengadu padaku!" bentak baja murka.

"Anak buah saya sudah saya perintahkan untuk mencarinya,menurut saya gadis itu melarikan diri.saat pengeledahan saya melihat sebagian dari pakaian telah kosong," jelas satria lagi.

"Beraninya dia!" baja berdiri dari duduknya dan mencengkram erat sisi meja.

"Saya akan segera menemukan gadis itu," ujar satria dengan yakin.

"Aku tidak mau tahu,kamu harus menemukan segera mungkin.pernikahan akan tetap di laksanakan Minggu depan!" tegas baja tak terbantahkan.

"Saya akan lakukan pencarian semaksimal mungkin."

"Jangan pernah datang kehadapan ku,jika kamu tidak menemukan dia!" ketus baja lalu menjentikan jari menyuruh satria pergi.

"Apa istimewanya gadis itu?sehingga tuan kebelet nikah dengan nya.apa wanita itu mengunakan pelet?sehingga tuan bisa tergila-gila padanya."

Warga kampung ikut geger karena anak buah juragan mendatangi mereka untuk menanyakan keberadaan ani.satria berkata pada mereka, siapa yang melihat keberadaan ani.maka harus segera melapor padanya dan dia akan memberi orang itu hadiah.

"Wah,aku tertarik ini.satria kalau beri hadiah pasti besar,aku mau cari Ani aja deh,gak jadi bajak sawah."

"Ani menjadi berharga di mata satria, sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

"Aku gak peduli.yang penting berkat hilangnya Ani,satria ngadain sayembara."

"Dasar mata duitan!"

Begitulah kehebohan yang terjadi,banyak warga yang mulai ikut-ikutan mencari keberadaan ani.dia berharap bisa menemukan nya dan mendapatkan hadiah yang mengiurkan itu.

***

"Ani ... bude bisa minta tolong," ujar Wanita itu menghampiri Ani yang tengah memetik daun singkong.

"Boleh,bude." Ani menghampiri wanita itu.

"Bisa kamu carikan bude kayu bakar."

"Bisa bude," balas Ani segera mengambil pisau untuk bergegas masuk kedalam hutan.

"Jangan,jauh-jauh cari kayu nya.nanti kamu tersesat!" pekik wanita itu melihat kepergian Ani.

Masuk ke dalam hutan adalah hal biasa bagi Ani,dia pernah mencari kayu bakar untuk di jual di pasar.sehingga dia tidak takut lagi jika masuk kehutan.

Jika di dalam hutan dia bertemu dengan babi hutan atau harimau,hal yang biasa ia lakukan adalah cukup berdiam diri dan menutup kedua matanya.hewan liar itu akan pergi dan tidak akan mengganggunya.

"Aku harus cari yang banyak,untuk stok selama beberapa hari," gumamnya mulai mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya.

"Enak juga tinggal di dalam hutan,makan tidak perlu ke warung cukup tanam sayur dan padi.gak perlu mikirin Amper yang bunyi-bunyi minta di isi,karena tiap malam cuma gunain pelita,duet mah gak guna di Padang hutan seperti ini," gumamnya lagi sengaja berbicara untuk memecahkan kesunyian.

"Aku rasa segini udah cukup,sekarang waktunya pulang." Ani membawa dua ikat kayu bakar.

Meski keringat mulai bercucuran,tapi dia tetap semangat membawa kayu itu pulang kerumah.saat mendekati rumah mata Ani memicing karena gubuk bude kedatangan tamu laki-laki.

"Enggak salah,nih.di tengah hutan Masi ada orang yang berkunjung di gubuk bude,mana ramai lagi," gumam Ani.

"Akhirnya kamu datang,juga." Ani bingung dengan pria yang menyapanya.

"Apa kita saling kenal?" Ani memicingkan matanya untuk melihat pria yang bertubuh tegap itu.

"Ani!" jerit bude yang berlari menghampiri Ani namun segera di tahan oleh dua pria.

"Bude!" pekik Ani menjatuhkan kayu bakar untuk menghampiri bude nya.

"Lepaskan bude ku!" bentak Ani memukul tangan pria itu.

"Nenek mu di bawa oleh mereka,cepat selamatkan nenek mu!" pinta wanita itu sambil menangis.

"Kenapa kamu membawa nenek ku?aku tidak kenal dengan kalian,jangan menggangguku!" bentak Ani menendang salah satu kaki pria di sana.

"Jika kamu ingin bertemu dengan nenek mu,maka kamu harus ikut dengan kami!"

"Dasar pria tidak tahu malu,beraninya dengan wanita dan para orang tua!" hina Ani yang telah di kuasai amarah.

"Kami tidak punya banyak waktu,kamu harus segera ikut kami.jika tidak tuan kami akan menyakiti nenek mu," ancam pria itu membuat Ani terpaksa menuruti mereka.

"Bude,aku pergi dulu.maaf atas semuanya,karena kehadiran kami membuat bude tidak nyaman dan di ganggu oleh pria ini," pamit Ani memeluk wanita setengah baya itu.

"Tidak apa-apa,bude senang kalian berkunjung kemari.titip salam untuk nenek mu,kalian berdua hati-hati." Wanita itu membalas pelukan Ani.

Dengan berat hati Ani meninggalkan gubuk itu,rasanya dia tidak puas berada disana Karena baru tidur satu malam.entah siapa yang berani menculik neneknya?yang jelas jika dia mengetahui orangnya akan dia hajar habis-habisan.

di Ancam

Aku menangis tersedu-sedu ternyata pria yang datang ke gubuk bude adalah orang suruhan juragan.baru satu hari merasa terbebas dari pernikahan itu.sekarang aku telah di temukan,sungguh konyol bukan.

"Lepaskan nenek ku!" aku menangis sambil memohon pada nya.

"Lepaskan katamu!berani kamu melarikan diri tanpa melunasi hutang mu dan sekarang kamu memintaku untuk berbaik hati,maaf aku tidak sebaik itu!" ucap nya tanpa belas kasihan.

"Aku janji tidak kabur lagi,tapi lepaskan nenek ku.dia baru sembuh,jangan sakiti dia," aku terus memohon padanya cukup aku saja yang menanggung semua ini jangan sampai nenek ku juga merasakan imbasnya.

"Aku melepaskan dia saat kita sudah menikah!" ujarnya sambil duduk santai dan menikmati secangkir kopi.

Rasa putus asa dan penuh penyesalan hadir di lubuk hatiku,entah bagaimana lagi aku memohon padanya agar nenek tidak ditahan?aku hanya dapat menangis.sungguh saat ini aku sudah putus akal,untuk mencari cara membebaskan nenek ku.

"Kalau begitu,izinkan aku melihat nenek," aku mencoba melakukan penawaran padanya.

"Tidak bisa!anggap saja ini hukuman mu,karena mencoba kabur dari pernikahan.jadi kamu tidak ku izinkan untuk bertemu dengan wanita tua itu!" Baja menolak semua permintaan gadis mungil itu.mungkin dia sangat geram pada gadis itu,karena dia hari ini baja dia buat kalang kabut mencari keberadaan nya.

"Aku tidak bisa jika tidak melihat nenek,jika nenek kenapa-napa kamu orang pertama yang ku cari!" disaat seperti ini aku masi punya keberanian untuk mengancam nya,sungguh kasih sayang ku pada nenek teramat besar. sehingga mengalahkan rasa takut pada pria di depan ku.

"Kamu!Masi berani mengancam ku!" bentak baja meletakkan cangkir kopi secara kasar sehingga menimbulkan suara nyaring.

"Aku bahkan berani memukul mu,jika saja saat ini kamu tidak mengurung nenek ku!" sungguh aku sangat benci dengan pria didepan ku ini,pria kejam yang tidak punya belas kasi.aku pasti wanita sial di muka bumi ini karena sebentar lagi menjadi istrinya.

"Bagus ... bagus ... kamu dengar baik-baik!jika kamu sudah menjadi istriku maka hidupmu lebih kejam dan menyakitkan melebihi hidup di neraka!" dia berkata sambil mencengkram erat dagu ku,sehingga menimbulkan rasa nyeri yang begitu menyakitkan.

"Sa-sakit," lirih ku namun dia tidak melepaskan cengkeraman itu.

"Jangan berani menantang ku,jika tidak mau aku berbuat lebih dari ini!" Baja menghempaskan cengkraman itu dengan kasar.

Belum menjadi istrinya saja,dia sudah berani berbuat seperti ini.bagaimana jika aku hidup bersamanya?apa mental dan fisik ku akan baik-baik saja?tuhan ujian yang kamu beri sungguh di luar kemampuan hamba.

"Kurung dia jangan sampai dia melarikan diri lagi." dua pria mulai mendekati ku setelah mendengar perintah tuannya,apa aku diam saja?tentu saja tidak,aku mencoba melawan dan protes pada juragan itu.

"Apa kamu pikir aku hewan,sehingga pantas untuk di kurung?" maki ku sambil menginjak salah satu kaki pria itu.

"Jangan coba melawan,jika kamu tidak mau nenek mu terluka." Aku terdiam kaku mendengar ucapan baja,aku tadi lupa jika nenek Masi berada di tangannya.amarah yang besar menguasai diri ku,sehingga nekat memukul anak buahnya.

"Jangan berani menyentuh NENEK KU!" Bentak ku dengan suara melengking memekakan gendang telinga.

"Berani kamu berteriak pada ku!" dia ikut memekik tak kalah besar suaranya dari ku.

Plak.

Tamparan dari calon suamiku,aku mengganggap itu adalah hadiah pernikahan.seumur hidup aku tidak pernah di pukul atau di tampar seperti ini,nenek yang membesarkan ku saja tidak pernah berbuat kasar pada ku.lalu pria di depan ku yang bukan siapa-siapa kini berani mendaratkan tangan di pipi ku?

"Jangan melawan lagi atau aku tidak segan menyakitimu!" ucapnya penuh penekanan.

Tidak ingin berlama-lama melihat wajahnya,aku pasrah di bawa oleh dua orang pria itu.entah di mana mereka akan mengurungku?

"Ternyata aku di kurung di kamar yang lumayan nyaman," gumam ku sambil memperhatikan sekeliling kamar.

"Kuat sekali tamparan itu,hingga ada bekasnya di pipi ku." Aku bercermin dan memperhatikan pipi ku yang semula mulus,kini sedikit terlukis cap lima jari dari calon suami ku.

"Jika aku jadi istrinya,pasti aku selalu di kdrt dengannya.salah sedikit main tangan,ngomel sedikit kena pukulan,minta jatah kena tendang,aduh miris sekali hidup punya suami macan tutul." mulut ku Masi asik mengumpat juragan sialan itu.

"Nenek ... bagaimana keadaan mu?semoga kamu baik-baik saja."

Aku kepikiran soal nenek ku dalam benak ku apa baja memukul nenek atau malah menghukumnya.membayangkan itu semua membuat ku berkeinginan untuk membunuh laki- laki itu.

***

"Persiapan kan semua pernikahan ku?aku ingin saat acara tidak ada hambatan sama sekali!" titah baja yang tidak menerima keselahan sekecil apa pun.

"Apa anda yakin menikah dengan gadis itu?" pertanyaan kedua kalinya terlontar dari mulut satria.saat ini dia sungguh tidak percaya dengan calon tuannya itu.

"Sekali lagi kamu tanyakan hal itu,jangan lagi berkerja dengan ku." Satria melihat raut wajah marah saat tuannya mengatakan hal itu.

"Maaf kan kelancangan saya tuan." satria segera undur diri sebelum majikannya semakin murka padanya.

"Jika berita ini sampai di telinga warga kampung dan juga keluarga juragan,entah bagaimana aku menjelaskan semuanya?"

Dampak dari pernikahan dadakan itu pasti akan berimbas pada satria,keluarga juragan tidak berani memarahi juragan,sehingga mereka melampiaskan kekesalan mereka pada satria.

"Pertama aku harus mendaftarkan pernikahan juragan.astaga aku lupa! juragan mau menikah siri atau resmi,terpaksa menemui juragan lagi."

Saat pintu terbuka,satria di sambut dengan tatapan tajam dari pria yang tengah membaca koran.

"Mau apa lagi?" ketusnya menutup koran dengan kasar dan melemparkan nya di atas meja.

"Saya ingin bertanya,tuan ingin menikahi gadis itu secara siri atau resmi?soalnya saya ingin mendaftarkan pernikahan anda," ucap satria dengan penuh kehati-hatian takut jika majikan nya tersinggung.

"Secara resmi,jika aku menikah siri.apa kata warga kampung sini?mereka bisa mengolok ku karena mengikuti Nesya yang mau kawin siri itu.buat acara semegah mungkin,jika bisa mengalahi pesta perkawinan Nesya." seperti nya Baja tidak mau kalah saing dengan perempuan bernama Nesya itu.

"Baik tuan." Satria meninggalkan ruangan itu untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Sepertinya tuan tidak main-main dengan pernikahan ini,tapi anehnya kenapa tuan memilih gadis kecil itu tidak wanita lainnya saja? sungguh aku tidak habis pikir dengan jalan pikir juragan."

"Apa aku harus senang karena sebentar lagi punya buk bos?semoga saja saat dia menjadi buk bos,dia tidak mengerjai ku habis-habisan.tapi aku rasa,dia mempunyai dendam teramat besar pada ku.mustahil jika dia tidak membalasnya,apalagi jika dia sampai tahu bahwa akulah yang menculik neneknya?bisa tamat riwayatku."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!