"Nenek!" panggil Ani setelah membuka pintu.
"Ani,kamu apa kabar,nak?" tanya wanita tua itu.
"Ani baik,nek.nenek apa kabar?apa mereka menyakiti nenek?" cecar Ani yang begitu khawatir pada nenek nya.
"Tidak.baja sangat baik pada nenek,dia sering kemari untuk melihat nenek dan membawakan pisang Ambon kesukaan nenek," jelas nya membuat Ani sedikit terkejut.
"Apa nenek tahu aku dan dia menikah?"
"Jelas tahulah,dia kemari untuk meminta restu pada nenek.dan nenek lihat dia pria baik dia bisa menjaga mu,makanya nenek mengizinkan dia menikahi mu."
"Akting apa yang di lakukan juragan?sehingga berhasil membuat nenek percaya padanya."
Ani senang melihat kesehatan neneknya, nampaknya wajah pucat itu telah hilang dan tubuh neneknya sedikit gemuk.sungguh bagus racun yang baja mainkan,sehingga membuat nenek Ani sesehat ini.
"Apa nenek mau keluar?"
"Tidak nenek di sini saja.kata baja nenek tidak boleh keluar karena banyak keluarga nya yang memiliki sifat jahat,dia takut nenek di sakiti oleh mereka."
"Jika aku mengenal baja dari cerita nenek pasti aku langsung suka padanya dan mengira baja itu laki-laki yang begitu baik.tapi pada kenyataannya apa yang di perbuat baja pada nenek berbanding terbalik dengan perlakuan nya pada ku."
"Semoga kamu bahagia,nenek yakin baja akan menyayangi mu dan melindungi mu."
"Nenek benar dia sangat baik,tapi keluarga nya sedikit tidak menyukai ku.tapi nenek tidak perlu menghawatirkan ku,karena aku bisa menghadapi hal itu.apa lagi baja ada untuk melindungi ku."
"Baguslah,nenek tenang mendengar nya.kamu jangan memikirkan nenek terus,sekarang nenek sudah sehat dan tidak menyusahkan mu lagi."
"Aku tidak pernah merasa bahwa nenek menyusahkan ku,jadi nenek jangan pernah berpikir begitu."
"Benar-benar cucuku yang berbakti." Wanita itu memeluk Ani.
"Ternyata ini yang membuat juragan menyukai gadis ini,sifat berbakti yang ia miliki sama yang dilakukan juragan pada pak Rojak."
"Oh,ya.baja memberikan beberapa orang di sini untuk menjaga nenek dan mengajak nenek mengobrol.baja sangat pengertian,dia tahu saja nenek akan suntuk jika di kurung di sini sehingga membawa mereka kemari."
"Aku ingin berterima kasih padanya,nenek yang sehat ya.jika ingin bertemu padaku minta mereka memanggil ku," ujar Ani lalu segera meninggalkan kamar itu.
"Dasar cucuku."
Ani bergegas mencari keberadaan baja,dia tanpa sadar berkeliling rumah karena tidak kunjung bertemu baja.lelah mencari kesana kesini akhirnya dia memilih bertanya pada pak Burhan.
"Apa kamu lihat juragan?" tanya Ani.
"Juragan baru tiba barusan saja,mungkin dia sekarang ada di ruang kerjanya."
"Oke.terimakasih infonya."
Dengan kaki kecilnya Ani berlari menuju ruang kerja itu,seperti biasa dia akan membuka pintu tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.
"Baja,aku sayang padamu," ujarnya lalu memeluk baja yang tengah duduk itu.
"Apa yang kamu lakukan,ha?jangan peluk aku!"
Bukan hanya baja saja yang kaget melihat tindakan Ani,satria yang meminum kopi hampir tersedak karena melihat adegan memeluk itu.
"Tidak mau,aku ingin memeluk mu."
"Apa yang kamu inginkan,ha?cepat katakan!lalu lepaskan pelukan mu ini," baja mengira Ani menginginkan sesuatu sehingga berbuat begini Padanya.
"Aku ingin kita bulan madu," ucap Ani membuat baja langsung terdiam kaku.
"Jangan yang itu yang lain saja," pinta baja.
Jika tangan nya tidak pegal karena baru saja berkelahi mungkin saat ini dia dengan mudah melepaskan pelukan Ani dan segera pergi dari sana.
"Aku maunya dedek bayi," rengek ani lalu menegakan kepala dan mencium pipi baja berkali-kali.
"Kenapa kamu mencium ku?" jerit baja karena merasa pipinya tak suci lagi.
"Loh,ini kenapa?kamu habis berkelahi.lihat pipi mulus mu sedikit membiru," panik Ani melihat wajah baja dengan detail.
"Makanya aku menyuruh mu melepaskan pelukan ini,aku ingin mengobati luka ku."
"Mana obatnya,biar aku saja yang mengobati nya."
"Aku bisa sendiri," tolak baja yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ani.
"Diam atau kamu mau aku mencium mu lagi," ancam Ani yang telah memegang handuk basah itu.
Dengan pasrah baja membiarkan Ani mengobatinya.karena mengantuk baja tertidur sambil memeluk Ani,karena saat ini Ani sedang mengobati luka di punggungnya.
"Sudah selesai," ujar Ani namun tidak ada pergerakan dari baja.
"Kenapa dia diam saja?dia tidak pingsan kan," gumam Ani.
"Juragan sedang tidur," sahut satria dengan pelan.
Dengan perlahan Ani menyandarkan tubuh baja ke kursi,dengan begitu dia lebih mudah melihat wajah baja yang sedang mendengkur halus itu.
"Suami tampan ku,muah." Ani mencium kembali pipi baja yang sedang tertidur itu.
"Kamu pergi saja,nanti jika ada yang mencari baja bilang dia sedang istirahat.jangan biarkan orang lain masuk kemari,jika itu sampai terjadi siap-siap menanggung akibatnya."
"Baiklah." Satria berlalu pergi dari sana.
"Dasar suami istri sama saja selalu mengancam ku," gumam satria saat sudah berada di luar.
Mata Ani ikut mengantuk,dia kembali memeluk baja dan ikut memejamkan mata.dia dapat merasakan bahwa baja membalas pelukan nya, entah mengapa dia merasa aman saat berada di pelukan itu.
"Bagaimana kita menyiksa gadis itu?seperti nya dia bukan gadis lemah seperti apa yang kita bayangkan." Ratu meminta pendapat Yona.
"Emak benar seperti nya kita mendapatkan lawan yang imbang dengan kita.mungkin sedikit sulit untuk menyingkirkan dia dari sini," balas Yona.
"Emak lihat,abang mu menerima dia jadi dia berani berbuat semena-mena pada kita."
"Kalau begitu kita terang-terangan saja menyakiti dia,Abang juga sudah tahu bahwa kita tidak suka dengan istri nya itu."
"Hey,jika kita melakukan sesuatu yang fatal maka Abang mu tidak mengampuni kita."
"Jika seperti ini kita benar-benar harus menyiapkan strategi untuk menyakiti gadis itu."
"Caranya?"
"Kita akan memulai permainan saat Abang keluar dari rumah ini.dengan begitu tidak ada yang melindungi nya dan walaupun dia melawan,dia tidak akan menang menghadapi kita berdua."
"Kamu benar,kita akan menyiksanya saat abang mu keluar dari rumah ini."
"Sekarang kita pergi ke ruang kerja Abang untuk melihat abang ada di rumah atau tidak,jika Abang tidak ada kita bisa mulai permainan nya."
"Ayo kita kesana."
Dua wanita itu sedikit terkejut karena ada dua pria yang berdiri di depan pintu ruang kerja itu, dengan penasaran Yona mengintrogasi apa yang di lakukan penjaga itu.
"Kalian sedang apa disini?" tanya Yona sambil melipat kedua tangan.
"Kami di perintah kan oleh satria untuk menjaga disini," ujarnya.
"Oh begitu.sekarang kalian minggir karena kami ingin masuk," titah Yona tidak peduli dengan alasan mereka berjaga di sini.
"Siapapun tidak boleh masuk ruangan ini, termasuk kalian berdua."
"Hey!emangnya kalian siapa berani mengatur kami,awas!kami ingin masuk." Yona mendorong pria itu agar menyingkir.
Dorongan tiba-tiba yang Yona berikan membuat penjaga itu terdorong ke samping.melihat gagang pintu didepan mata,Yona segera membukanya sebelum penjaga satu nya mencegahnya.
"Abang!" pekik Yona melihat baja yang sedang tertidur memeluk Ani.
Empat pasang mata itu melihat kemesraan yang terjadi di antara baja dan Ani,mereka Masi tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Lebih baik kita segera pergi,sebelum juragan bangun dan mengamuk karena tidurnya di ganggu," ucap penjaga itu sambil membawa ratu dan Yona keluar.
Dengan Masi tidak percaya dua orang itu terdiam di tempat.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" linglung Yona mungkin dia syok.
"Apa aku bermimpi?" imbuh ratu mencubit pipinya.
"Kita harus lebih serius menangani masalah ini,ayo kita pergi menyusun rencana!" ajak Yona menarik ratu dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments