Baja kembali masuk kedalam kamar,saat dia sampai di sana ternyata Ani masi tidur.baja menatap wanita yang tengah tertidur pulas itu.wajah oval,bibir mungil,bulu mata lentik,kulit hitam manis,itulah sosok wanita yang baru menikah beberapa hari dengan nya.
"Kau sangat gesit sekali,baru menikah dengan ku sudah membuat banyak kehebohan.sepertinya masa kecil mu kurang bahagia,sehingga ketika kamu besar Masi doyan berkelahi dengan orang lain," ucap baja pelan.
"Kepala ku semakin cenat cenut.kerjaan banyak di tambah kamu yang selalu bikin ulah.Huh ... rasanya ingin ku buang kamu di benua Atlantik," geram baja.
Lelah berbicara terus-menerus membuat baja juga ikut tertidur di samping ani.semenjak menikah dengan Ani,tanpa sadar baja sering tidur siang padahal dia tipe orang yang sangat susah tertidur di siang hari.
"Hiks ... hiks ... nenek ... " rengek ani yang baru bangun.
Ani terus menangis mungkin rasa sakit di jemarinya mulai terasa kembali,baja yang tertidur di sampingnya sampai terbangun karena terganggu dengan suara tangis Ani.
"Bisa DIAM!" bentaknya marah sedangkan Ani semakin menangis.
"Kamu itu seperti anak kecil.kamu tahukan bayi, dia akan menangis sama seperti yang kamu lakukan ini.ayolah,umur mu itu sudah tua jangan berkelakuan seperti balita lagi," omel baja.
Ani berusaha mengurangi suara tangisnya,sungguh saat ini bukan tubuhnya saja yang sakit tapi juga hatinya.berharap sang suami membantu dia yang sedang sakit,tapi malah Omelan yang ia dapatkan.
"Awas jika ribut lagi!" ancam baja sambil memejamkan mata.
Dengan sekuat tenaga Ani berusaha tidak bersuara,seandainya saat ini baja tahu bukan hanya jemarinya saja yang sakit tapi tubuhnya demam tinggi,Ani merasakan saat ini sedang berwisata di ambang kematian.
"Ya Allah ampunilah hamba mu ini,jika umur hamba sampai di sini.datangkan lah orang baik untuk menjaga nenek hamba."
Mata Ani kembali terpejam,dia pingsan karena tidak bisa menahan panas di tubuhnya.saat tadi membuka mata ia berharap baja mau mengambilkan air minum untuknya,tapi nyatanya baja malah marah-marah padanya.hal itu semakin membuat kepalanya pusing dan sakitnya semakin bertambah.
"Gara-gara dia aku tidak bisa tertidur lagi.lihat! setelah membuat ku bangun dengan seenaknya dia menutup mata kembali," sungut baja.
Baja melihat keanehan dari Ani,wajah wanita itu pucat seperti mayat.dengan perasaan panik baja mencoba memeriksa denyut nadi Ani.
"Ke-kenapa tangannya panas?apa dia demam?" panik baja hingga memeriksa seluruh suhu di tubuh Ani.
"Ternyata dia memang demam,aku harus mengompres keningnya," ujar baja.
Setelah mengompres kening Ani,baja langsung menelpon dokter untuk datang kerumah nya.
"Hallo."
"Cepat datang kerumah ku berandal s*alan,aku beri kamu waktu lima meit untuk kemari.jika kamu telat,akan ku kirim kamu ke pedalaman," ancamnya lalu memutuskan panggilan.
"Tidak bisakah dia bicara baik-baik,untung dia bosnya jika tidak aku ogah menolongnya," gerutu dokter di sebrang sana.
Baja sangat panik hingga dia meminta hampir semua pelayan datang ke kamarnya untuk merawat ani.dalam hati dia merasa bersalah karena tadi membentak Ani,padahal ia yakin Ani begitu karena merasa sakit akibat demam tinggi.
"Hufh ... hufh ... aku ... datang," ujar dokter dengan nafas ngos-ngosan karena berlari.
"Cepat periksa Dia!" desak baja.
Ruangan itu menjadi hening saat dokter Maksum memeriksa keadaan ani.tak lama beberapa suster membawa alat infus yang di minta oleh Maksum.
"Dia pingsan,mungkin ini akibat demam tinggi di tubuhnya," imbuh dokter.
"Kapan dia sadar?"
"Aku juga tidak tahu.selain rasa sakit di jemarinya dia juga harus menahan rasa sakit akibat demam itu,doakan saja semoga dia mampu melewati nya dan segera sadar."
"Ini obat untuk isteri mu,rawat dia dengan baik jika kamu ingin dia cepat pulih.tidak usah beri obat,agar dia hilang di muka bumi dan kamu bisa kawin lagi,pilihan ada di tangan mu."
"Apa yang kamu katakan si*Alan?aku baru menikah,tidak mungkin langsung menyandang status duda!" marah baja menendang pantat Maksum.
"Wanita ini tidak cocok hidup dengan mu,baru beberapa hari menjadi istrimu jarinya sudah remuk,entah apa lagi yang akan terjadi kedepannya padanya?yang jelas aku akan lebih sering datang kemari."
"Pergi saja kamu!telinga ku sakit mendengar ocehan mu!" usir baja.
Setelah kepergian sahabat nya.baja mengusir para pelayan,saat ini di ingin berdua saja di ruangan tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
"Maafkan aku,aku tidak peka dengan sakit yang kamu rasa," bisik baja.
"Semoga kamu cepat sehat,nanti aku akan membawa mu dan nenek jalan-jalan ke kebun teh,aku yakin kalian berdua akan senang.cepat sembuh," ucap baja lagi.
Baja menatap Ani yang terlelap itu,dia sangat menyesal sampai detik ini.jika dia di posisi Ani pasti dia akan merasa sakit,sedih,marah,kesal menjadi satu.bayangkan jika kita sakit bukannya di tolong malah di marahi,hati siapa coba yang tidak tersakiti.
"Aku merasa manusia paling jahat saat ini, bisa-bisa nya aku membentak mu tadi.hufh ... maafkan aku," gumam baja memeluk Ani dan memberanikan mencium keningnya.
Tanpa di sadari baja,bahwa satria telah masuk dan melihat semua yang di lakukan baja.ingin kabur dari sana,rasanya percuma karena nanti pasti akan ketahuan oleh baja.
Sial nya hidung satria gatal di saat baja ingin mendekatkan bibirnya pada Ani,alhasil suara bersin satria membuat baja terkejut dan menghentikan kegiatan nya.
"Satria!" kagetnya.
"Maafkan saya juragan," ujar satria.
"Sejak kapan kamu di sana?" tanya baja sedikit panik.
"Sejak juragan berbuat mesum pada orang sakti," balas satria.
"Ternyata kamu sudah bosan hidup.sudah berani masuk tanpa permisi,sekarang malah meledek ku," ujar baja dengan tatapan tajam.
"Saya tidak bermaksud melakukan itu.tadi dokter Maksum meminta saya untuk berjaga disini katanya untuk mencegah pencabulan," dusta nya.
"Maksum sialan!" umpat baja kesal.
"Maafkan saya tuan Maksum tapi ini untuk kedamaian seluruh negeri."
"Jangan marah-marah juragan,kasihan buk bos sedang sakit."
"Pergilah kamu dari sini!aku tidak suka melihat wajah mu!" usir baja.
"Tidak suka melihat wajah ku atau ingin melakukan sesuatu.ingat dia Masi sakit,tidak baik melakukan hal itu pada orang yang tidak sadarkan diri.itu sama saja dengan melakukan pemerkosaan," jelas satria semakin membuat kepala baja mengeluarkan kobaran api.
"PERGI!" amuk baja dengan suara menyeramkan.
Dengan menahan senyum satria meninggalkan ruangan itu,senyumannya Masi tidak menghilang saat dia sampai di kamarnya.
"Juragan seperti nya mulai menyukai gadis itu, apapun pilihan juragan aku mendukungnya.asalkan itu tidak merugikan nya dan bisa membuat dia bahagia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments