Ani pulang kerumah dengan tergesa-gesa, sampai di rumah dia langsung menyuruh pulang buk Sima setelah mengucapkan terimakasih.
"Kenapa kamu menyuruh Sima pulang?" tanya sang nenek heran.
"Karena Ani gak mau dia tahu,kalau kita harus kabur dari sini," balas Ani membuat neneknya bingung.
"Kabur ... kamu mau kabur kemana?memangnya apa yang terjadi?" tanya beruntun keluar dari mulut sang nenek.
"Nanti aja Ani jelaskan,yang terpenting sekarang kita harus secepatnya kabur dari sini." Ani bergegas mengambil tas ranselnya untuk membawa barang-barang keperluan nya.
"Kenapa kaburnya sekarang?ini masi siang bolong nanti ada warga yang tahu,kenapa tidak malam hari saja?" Ani terduduk lemas mendengar ucapan sang nenek.
"Kenapa baru berkata sekarang?" keluh gadis itu membenarkan ucapan sang nenek.
"Nenek lupa,barusan baru ingat." Ani hanya menepuk jidat pelan.
"Kira-kira kita kabur kemana ya,nek?" dia yang ingin kabur dia juga yang kebingungan dasar Ani.
"Lah,kok nanya nenek?nenek sangka kamu sudah ada tujuan sehingga semangat kabur," balas nya.
"Ani gak tahu,nek.apa nenek punya saudara atau kenalan gitu?" tanya Ani.
"Ada dia tinggal di kampung sebelah?"
"Wah,kita kabur kesana saja." Ani seperti mendapatkan harapan untuk melarikan diri.
"Terserah pada mu,nenek akan ikut kemana pun kamu pergi."
Malam telah tiba,membuat Ani segera melancarkan aksinya.dengan mendorong kursi roda neneknya dia mulai menjauh dari kediaman nya.
"Semoga aku tidak salah mengambil keputusan."
Setelah berjalan kurang lebih dua jam,akhirnya Ani sampai di sebuah gubuk di tengah hutan.melihat rumah teman neneknya berada di sini membuat Ani semakin yakin,bahwa juragan tidak mungkin bisa menemukan nya.
"Bude,boleh kami tinggal di sini," ujar Ani. meskipun dia segan,tapi ini harus dia katakan untuk kebaikan dia dan juga neneknya.
"Silahkan,nak.bude senang jika kamu dan nenek mu tinggal di sini,bude ada teman dan tidak merasa kesepian," balas wanita paruh baya itu.
"Kamu memang baik,tidak berubah sama sekali," puji nenek Ani.
"Kamu juga baik,berkatmu aku bisa hidup sampai sekarang," balas wanita itu.
"Rumah ini jauh dari perkampungan,apa bude tidak capek setiap hari pergi ke pasar? soalnya jarak pasar kerumah bude itu lumayan jauh," ujar Ani.
"Bude tidak kepasar.bude makan dari Tananam yang bude tanam,di sini bude bercocok tanam dan juga memelihara ayam," jelas wanita itu.
"Itu jauh lebih sehat,soalnya tidak tercampur dengan pengawet.pantas saja bude masi terlihat muda," puji Ani.
"Kamu bisa aja,silahkan beristirahat."
"Terimakasih,bude."
Di temani dengan cahaya pelita Ani melihat wajah neneknya yang tertidur.sejak kecil dia sudah hidup bersama sang nenek,sehingga dia sangat menyayangi neneknya.
"Ani sayang nenek," bisik nya mulai tertidur sambil memeluk neneknya.
***
"Gadis itu tidak ada di rumahnya?" lapor satria membuat baja langsung mengeraskan rahang nya.
"Lalu untuk apa kamu melaporkan hal tidak berguna itu pada ku?seharusnya kamu mencari dia!bukan malah mengadu padaku!" bentak baja murka.
"Anak buah saya sudah saya perintahkan untuk mencarinya,menurut saya gadis itu melarikan diri.saat pengeledahan saya melihat sebagian dari pakaian telah kosong," jelas satria lagi.
"Beraninya dia!" baja berdiri dari duduknya dan mencengkram erat sisi meja.
"Saya akan segera menemukan gadis itu," ujar satria dengan yakin.
"Aku tidak mau tahu,kamu harus menemukan segera mungkin.pernikahan akan tetap di laksanakan Minggu depan!" tegas baja tak terbantahkan.
"Saya akan lakukan pencarian semaksimal mungkin."
"Jangan pernah datang kehadapan ku,jika kamu tidak menemukan dia!" ketus baja lalu menjentikan jari menyuruh satria pergi.
"Apa istimewanya gadis itu?sehingga tuan kebelet nikah dengan nya.apa wanita itu mengunakan pelet?sehingga tuan bisa tergila-gila padanya."
Warga kampung ikut geger karena anak buah juragan mendatangi mereka untuk menanyakan keberadaan ani.satria berkata pada mereka, siapa yang melihat keberadaan ani.maka harus segera melapor padanya dan dia akan memberi orang itu hadiah.
"Wah,aku tertarik ini.satria kalau beri hadiah pasti besar,aku mau cari Ani aja deh,gak jadi bajak sawah."
"Ani menjadi berharga di mata satria, sebenarnya apa yang sedang terjadi?"
"Aku gak peduli.yang penting berkat hilangnya Ani,satria ngadain sayembara."
"Dasar mata duitan!"
Begitulah kehebohan yang terjadi,banyak warga yang mulai ikut-ikutan mencari keberadaan ani.dia berharap bisa menemukan nya dan mendapatkan hadiah yang mengiurkan itu.
***
"Ani ... bude bisa minta tolong," ujar Wanita itu menghampiri Ani yang tengah memetik daun singkong.
"Boleh,bude." Ani menghampiri wanita itu.
"Bisa kamu carikan bude kayu bakar."
"Bisa bude," balas Ani segera mengambil pisau untuk bergegas masuk kedalam hutan.
"Jangan,jauh-jauh cari kayu nya.nanti kamu tersesat!" pekik wanita itu melihat kepergian Ani.
Masuk ke dalam hutan adalah hal biasa bagi Ani,dia pernah mencari kayu bakar untuk di jual di pasar.sehingga dia tidak takut lagi jika masuk kehutan.
Jika di dalam hutan dia bertemu dengan babi hutan atau harimau,hal yang biasa ia lakukan adalah cukup berdiam diri dan menutup kedua matanya.hewan liar itu akan pergi dan tidak akan mengganggunya.
"Aku harus cari yang banyak,untuk stok selama beberapa hari," gumamnya mulai mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya.
"Enak juga tinggal di dalam hutan,makan tidak perlu ke warung cukup tanam sayur dan padi.gak perlu mikirin Amper yang bunyi-bunyi minta di isi,karena tiap malam cuma gunain pelita,duet mah gak guna di Padang hutan seperti ini," gumamnya lagi sengaja berbicara untuk memecahkan kesunyian.
"Aku rasa segini udah cukup,sekarang waktunya pulang." Ani membawa dua ikat kayu bakar.
Meski keringat mulai bercucuran,tapi dia tetap semangat membawa kayu itu pulang kerumah.saat mendekati rumah mata Ani memicing karena gubuk bude kedatangan tamu laki-laki.
"Enggak salah,nih.di tengah hutan Masi ada orang yang berkunjung di gubuk bude,mana ramai lagi," gumam Ani.
"Akhirnya kamu datang,juga." Ani bingung dengan pria yang menyapanya.
"Apa kita saling kenal?" Ani memicingkan matanya untuk melihat pria yang bertubuh tegap itu.
"Ani!" jerit bude yang berlari menghampiri Ani namun segera di tahan oleh dua pria.
"Bude!" pekik Ani menjatuhkan kayu bakar untuk menghampiri bude nya.
"Lepaskan bude ku!" bentak Ani memukul tangan pria itu.
"Nenek mu di bawa oleh mereka,cepat selamatkan nenek mu!" pinta wanita itu sambil menangis.
"Kenapa kamu membawa nenek ku?aku tidak kenal dengan kalian,jangan menggangguku!" bentak Ani menendang salah satu kaki pria di sana.
"Jika kamu ingin bertemu dengan nenek mu,maka kamu harus ikut dengan kami!"
"Dasar pria tidak tahu malu,beraninya dengan wanita dan para orang tua!" hina Ani yang telah di kuasai amarah.
"Kami tidak punya banyak waktu,kamu harus segera ikut kami.jika tidak tuan kami akan menyakiti nenek mu," ancam pria itu membuat Ani terpaksa menuruti mereka.
"Bude,aku pergi dulu.maaf atas semuanya,karena kehadiran kami membuat bude tidak nyaman dan di ganggu oleh pria ini," pamit Ani memeluk wanita setengah baya itu.
"Tidak apa-apa,bude senang kalian berkunjung kemari.titip salam untuk nenek mu,kalian berdua hati-hati." Wanita itu membalas pelukan Ani.
Dengan berat hati Ani meninggalkan gubuk itu,rasanya dia tidak puas berada disana Karena baru tidur satu malam.entah siapa yang berani menculik neneknya?yang jelas jika dia mengetahui orangnya akan dia hajar habis-habisan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments