Wajah Leman memerah menahan marah saat mendengar perkataan Rosita yang meminta cerai padanya melalui telepon. Kemarahan Leman kian bertambah saat Rosita langsung memutuskan panggilannya tanpa mau menjelaskan alasan untuk permintaannya. Berkali-kali Leman menghubungi Rosita tapi nomernya malah diblokir hingga Leman jadi putus asa.
Rosita yang sudah berada di rumahnya hanya bisa menangisi apa yang telah ia minta pada suaminya. Hatinya terlalu sakit apalagi setelah melihat komentar-komentar teman-teman Iklima. Wanita itu juga membalas tidak kalah tajam dari teman-temannya di sana hingga mmbuat Rosita semakin sedih dan kecewa hingga penyesalan pun timbul sampai timbullah kata cerai dan langsung ia ucapkan pada Leman melalui saluran telepon.
“Sayangnya masih ada wanita gatal yang suka merebut milikku. Apa stok pria lajang di muka bumi ini sudah habis sampai harus merebut milik wanita lain?” tulis Iklima di kolom komentar.
“Padahal tukang becak dan abang-abang ojek banyak tuh daerahku yang masih lajang. Apa perlu aku spill alamatku? Siapa tahu wanita gatal itu mau ke sini cari suami?” balas salah satu perempuan.
“Mana mau dia sama tukang ojek dan abang-abang becak, Kak. Apalagi yang masih lajang, dia kan hobinya merebut milik wanita lain apalagi kalau dia bergaji dan punya mobil. Pasti dikejar itu bila perlu pakai pemikat biar suami orang itu tidak berpaling ke istri sahnya.”
“Mengerikan ya pelakor zaman sekarang. Jadi parno kalau lihat suami bicara sama wanita lain. Aduh, apa kita kurung saja di rumah biar tidak digoda pelakor?”
“Aku yang sudah merawat tubuh luar dalam masih bisa direbut. Apa kabar wanita yang ekonominya susah yang hanya bisa mandi dengan sabun batang? Salah-salah, si bapak yang nyari lain di luar ya!”
“Riweh deh lihat fenomena zaman sekarang.”
“Mudah-mudahan wanita gatal itu busuk senjata pemikatnya biar tahu diri.”
Berbagai sumpah serapah ditulis dengan santai di kolom komentar membuat Rosita semakin sakit hati hingga dia memblokir akun sosial milik Leman. Rosita sudah tidak sanggup bertahan dengan semua kenyataan yang sedang dipertontonkan oleh Iklima di sana.
Dreet…
“Ros, kamu di rumah?”
“Iya, kenapa?” jawab Rosita ketus.
Beberapa menit kemudian suara mobil berhenti di depan rumah. Rosita sudah tahu siapa yang datang dan dengan malas ia keluar menjumpai mereka. Suami istri yang selalu membuat suasana keruh menjadi lebih keruh.
Kakak dan abang iparnya langsung duduk di sofa tanpa dipersilakan Rosita. “Kamu sudah melihat akun media sosial milik Leman kan? Lihatlah, apa yang aku bilang sama kamu terjadi juga kan? Sudah kuingatkan kamu jauh-jauh hari supaya tidak menerima pria itu sekarang lihatkan apa yang terjadi? Dia enak-enakkan di sana sama istrinya yang dulu katanya tidak memperlakukannya dengan baik tapi apa sekarang? Mereka berfoto bersama seakan tidak ada kamu di antara mereka. Suamimu yang katanya menyayangimu itu bahkan sama sekali tidak memperhatikan perasaanmu saat berfoto. Lihat saja wajahnya yang tersenyum bahagia. Sekarang lebih baik kalian bercerai dari pada dihina oleh mereka. Kamu tidak mengemis ingin dinikahi Leman kan? Kenapa kamu diam saja sekarang? Kalau kamu merasa keputuanmu benar seperti yang selalu kamu ucapkan pada kami lalu kenapa kamu tidak membalas komentar mereka yang menghinamu? Karena semua yang dikatakan oleh netijen itu benar. Sebaik apa pun, kamu tetap salah karena menjadi pelakor. Kenapa tidak menunggu dia cerai saja baru kalian menikah?”
Rosita tidak bisa membalas ucapan kakaknya satu pun. Hanya air mata yang mampu dia keluarkan untuk meluapkan isi hatinya saat ini.
“Pokoknya kalian bercerai saja! Kita tidak minta makan sama mereka kenapa kamu menerima dihina oleh mereka seenaknya? Tinggalkan Leman dan carilah pria yang masih lajang!” Rosma meninggalkan rumah Rosita bersama suaminya setelah berceramah panjang lebar.
Sementara di kediamannya, Leman yang sedang membuat soal untuk ujian terusik dengan perkataan Rosita yang terus mengganggunya.
“Kenapa tiba-tiba kamu meminta cerai, Ros?” gumam Leman sedangkan tidak jauh dari ada Ayu yang mendengar apa yang ayahnya ucapkan.
Dreet…
“Kamu yakin Ayah mengatakan itu?” tanya Agus melalui pesan teks pada Ayu.
“Yakin, Bang. Posisiku dekat dengan Ayah hanya saja Ayah tidak sadar.”
“Terus yang kamu katakan kalau Ayah dan Mamak tidur di kamar yang sama itu benar kan?”
“Kalau Abang tidak percaya kenapa tidak tanya sama Mamak saja. Abang kan sering bicara diam-diam sama Mamak.”
Agus menghelas nafasnya sesaat. “Tapi pas aku bangun paginya, Ayah malah keluar dari kamar Arif dan Mamak kembali marah-marah seperti biasa.” Balas Ayu kembali.
“Kamu pantau saja ya! Abang mau kuliah lagi.”
Sementara Iklima sedang tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya seraya membahas serangan komentar di kolom komentar yang penuh dengan hinaan dan cacian untuk Rosita.
“Terima kasih semuanya. Aku yakin sekali kalau pelakor itu membaca apa yang kita tulis.”
“Pasti saat ini dia tengah nangis darah.” Sahut salah satu dari mereka.
“Kalau menurutku, dia pasti akan meminta cerai karena tidak sanggup menerima hinaan kita.” Imbuh yang lain.
“Aku berharapnya sih begitu supaya pikiran Bang Leman tidak memikirkan pelakor itu lagi.”
“Kamu tenang saja, Ma. Wanita yang merebut milik orang lain tidak akan pernah bahagia seumur hidupnya!”
Deg…
Seketika wajah Iklima yang tadinya semringah tiba-tiba mendung. Kata-kata temannya seakan pisau belati yang menghujam jantungnya berkali-kali.
“Iya, itu namanya KARMA. Wanita yang merebut milik orang maka suatu saat nanti miliknya akan direbut oleh yang lain lagi dan begitu juga seterusnya. Allah itu maha adil, bukan? Doa orang yang terzalimi akan langsung dijabah.”
“Bahagianya hanya sesaat, Kira-kira berapa lama mereka sudah menikah? Dan sekarang kebahagiaan itu sudah sirna karena teman kita ini berhasil mengambil perhatian suaminya lagi. Sementara dia? Saat ini pasti dia sedang larut dalam air mata kesedihan karena suami orang yang dia cintai telah kembali ke istrinya.”
Gelak tawa menghiasi perkumpulan teman-teman Iklima saat itu tapi satu hal yang tidak mereka sadari kalau teman mereka yang tadinya tertawa di atas kesedihan Rosita justru sedang memikirkan setiap kalimat yang mereka ucapkan hingga kegelisahan tiba-tiba menyeruak dalam dadanya.
“Aku pergi dulu ya!” Iklima langsung pergi meninggalkan teman-temannya.
Ia mengendarai mobil menuju sebuah kampung tepi hutan dengan pikiran kacau. “Nek, apa sumpah terakhir wanita itu yang menyebabkan pernikahanku dengan Bang Leman seperti neraka?”
Nek Yem tersenyum, “Kamu baru menyadarinya?”
“Jadi benar?”
“Bisa jadi. Hanya kamu yang memiliki jawabannya!”
Iklima terduduk lemas, “Aku harus bagaimana, Nek?”
“Apa kamu sudah ke kuburannya?” Iklima mengangguk pelan.
“Apa kamu meminta maaf padanya?” dengan lemah Iklima menggeleng.
“Maka kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang!”
***
Kira-kira apa ya???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Novita Dwi Je
dr awal sudah main dukun... tapi ya iklima klo menurutq... coba kamu intropeksi diri... lembut sama suami... ga usah marah² coba.. ga manjur juga tu sumpah...tapi emang klo hubungan yg dirajut dr sebuah pondasi yg salah.. maka hubungan trsebut pasti akan roboh...jd ga perlu nyalahin orang... cukup intropeksi diri
2022-12-20
0
Herlina Eryna
iklima juga perebut pacar temannya ya Thor...dengan cara main dukun lagi sampe si kawan meninggal 😥dan sebelum meninggal temannya menyumpahi iklima jarna telah merebut pacar nya...💪💪☕lanjut kak aku menunggu mu
2022-12-20
0