Ketiak Ibumu

“Kali ini apa lagi, Man?” tanya Ibu Wardiah seraya duduk di samping putranya. Hatinya sedih melihat nasib rumah tangga anaknya. Rumah tangga yang sudah lama seperti neraka untuk anaknya akibat perangai buruk Iklima yang mulai terlihat saat jabatannya naik menjadi kepala perawat di rumah sakit daerah.

Dulu, Iklima hanya seorang pegawai negeri biasa sampai setelah menikah dengan Leman karirnya mulai beranjak hingga menempati posisi sebagai kepala perawat dengan status pegawai negeri sipil. Leman sendiri sudah berstatus PNS ketika menikahi Iklima.

“Man,” panggil lembut Buk Wardiah pada sang putra.

“Kamu bertemu wanita lain? Maaf, Ibu mendengar dari anak-anak. Katanya istrimu marah-marah karena kamu selingkuh. Apa itu benar?”

Leman menatap ibunya lama, “Mak, kalau Leman menikah lagi bagaimana? Leman sudah tidak sanggup lagi.”

“Lalu bagaimana dengan Iklima dan anak-anakmu?”

“Leman tidak tidak bisa menceraikan Iklima, Mak. Leman tidak mau anak-anak bersedih kalau tahu ayah dan ibunya bercerai.”

“Kalau begitu kamu tidak bisa menikah di KUA dengan wanita itu. Wanita seperti apa dia, Nak? Dan apakah dia mau menikah secara agama denganmu?”

Di saat Leman sedang membicarakan Rosita. Di kabupaten sebelah tepatnya di rumah Rosita, orang tua Rosita dan kakaknya yang bernama Rosma sedang menceramahi dirinya dengan berapi-api. Rosma dengan lantang menentang pernikahan Rosita dengan Leman setelah mengetahui bahwa Leman sudah memiliki istri dengan empat orang anak.

“Apa tidak ada pria lajang sampai kamu menerima suami orang? Masih banyak pria lain di luar sana kenapa harus pria beristri? Pokoknya, aku tidak setuju kamu menikah dengan pria itu. Mamak dan Bapak juga tidak boleh menyetujuinya. Kalau kamu nekat menikah dengan pria itu sama saja kamu melempar kotoran ke muka kami.”

“Kak, dia punya alasan untuk menikah lagi dan keluarganya juga mendukung.” Protes Rosita.

“Alah, laki-laki memang begitu. Di depan kamu saja dia sudah membuka aib istrinya. Di belakang kamu dia tidur enak-enak di sana. Jangan terlalu naif jadi perempuan. Kalau perangai istrinya tidak baik kenapa anaknya sampai empat? Pikir itu!” Rosita terdiam, dia tidak akan menang melawan kakaknya yang sama-sama keras kepala itu.

“Iya, Ta. Mamak pikir juga begitu. Cari pria lain saja jangan sama dia. Tidak enak kalau kerabat dan tetangga tahu kamu menikah dengan suami orang. Pandangan mereka ke keluarga kita akan buruk nantinya.” Sahut sang ibu.

Makin runtuh lah semangat Rosita untuk menikah dengan Leman. Ibu dan kakaknya kompak melarang mereka menikah. Rosita dilanda kebimbangan, bagaimana caranya menyampaikan pada Leman jika orang tuanya menentang rencana mereka. Sementara Leman sudah bertekad untuk menikahinya dalam waktu dekat setelah mempertemukan keluarganya dengan keluarga Rosita.

Berbeda dengan Rosita yang memilih diam saat diamuk kakaknya, Leman justru dengan semangat 45 berkisah tentang Rosita pada ibunya. Leman memang anak yang baik dan itu terlihat dengan kedekatannya dengan sang ibu.

“Jadi dia juga PNS?” tanya Buk Wardiah memastikan. Leman mengangguk, dia bendahara di salah satu kantor camat.”

“Apa keluarganya mau menerima kamu?”

“Itu yang Leman tidak tahu, Mak. Saat bertemu dengan orang tuanya, Leman belum mengatakan tentang status Leman yang sudah beristri. Leman hanya mengatakan akan membawa keluarga untuk melamar Rosita. Apa Mamak dan Bapak mau melamarnya?” Leman bertanya menatap manik mata sayu milik sang ibu. Wanita yang memiliki hati lapang dan kesabaran yang luas itu tersenyum.

“Mamak tanya Bapakmu dulu, ya?” Leman mengangguk lalu tersenyum.

“Sepertinya kamu bahagia dengan dia.”

“Leman senang diperhatikan, Mak. Sudah lama Leman tidak sebahagia ini.” Ibu Wardiah tersenyum senang. Sudah lama beliau tidak melihat putranya tersenyum semanis itu.

“Anak-anak sudah tidur, apa kamu mau ikut tidur di sini?”

“Tidak, Mak. Nanti Iklima tambah mengamuk karena Leman tidur di sini. Leman pulang sekarang ya, Mak. Anak-anak biar di sini saja.”

Saraya menghela nafasnya, Leman keluar dari rumah ibunya lalu masuk ke dalam rumahnya dan tidur di kamar anaknya. Rumah yang ia bangun dengan niat baikan kini berubah menjadi neraka. Entah apa yang membuat perangai Iklima menjadi buruk seperti itu. Waktu awal-awal menikah, Iklima adalah sosok wanita yang baik dan sopan. Tapi lambat laun usia pernikahan mereka terus berjalan, perangai buruk Iklima mulai bermunculan dan itu membuat rumah tangganya dengan Leman seperti kuburan. Bahkan untuk urusan ranjang, entah kapan terakhir kali mereka bercinta dengan penuh cinta.

 Sepertinya saat Iklima hamil anak bungsu mereka karena setelah kelahiran Arif, Iklima mulai berubah. Memerintah, mengatur dan membentak sudah menjadi makanan sehari-hari Leman hingga beberapa kerabatnya langsung menyuruh Leman untuk menikah lagi. Tapi saat itu, Leman tidak berniat karena belum bertemu dengan wanita seperti Rosita. Leman jatuh cinta pada kepribadian Rosita yang hangat dan apa adanya.

“Ck, aku pikir kamu lupa di mana rumahmu.” Sindir Iklima begitu melihat Leman keluar dari kamar anaknya di pagi hari.

“Ma, ini masih pagi. Jangan mulai lagi.”

“Aku tidak mulai, aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan. Kalau kamu tidak senang kenapa tidak pulang saja ke rumah orang tuamu? Bukannya kamu tidak bisa jauh dari ketiak ibumu?”

“Ma, cukup! Aku tidak ingin bertengkar denganmu pagi-pagi. Apa kamu tidak mau setiap hari memperdengarkan suaramu pada orang sekitar?”

“Kenapa aku harus malu? Yang harus malu itu kamu, Bang. Selingkuh saat aku tidak ada bahkan orang tuamu ikut-ikutan mendukung anaknya selingkuh. Orang tua macam apa mereka?”

“Kenapa selalu aku yang salah? Kalau kamu bisa memperbaiki perangaimu tentu aku tidak perlu melirik wanita lain di luar sana.”

“Nah, akhirnya kamu mengaku juga. Jadi siapa wanita yang sudah kamu pacari itu? Jangan-jangan kamu sudah menikahinya? Wah, hebat sekali kamu, Bang. Sekarang kamu protes dengan perangaiku? Perangaiku yang mana yan harus aku perbaiki, heh?”

Leman pergi meninggalkan Iklima. Ia ingin segera berangkat ke sekolah tempatnya mengajar. Sedangkan Iklima berjalan ke rumah orang tuanya. Tanpa salam, ia langsung masuk ke rumah mertuanya itu dan langsung menuju kamar Ayu dan Andi.

“Bangun! Kalian tidak sekolah?” begitu mendengar suara ibunya, mereka langsung bangun dan mengikuti ibunya untuk pulang.

“Kalian makan dulu yok,” ajak Ibu Wardiah ramah namun jawaban sang menantu jutsru membuatnya terdiam, “Biar aku saja yang urus makanan mereka. Aku takutnya mereka malah ikut-ikutan ayahnya untuk menyukai wanita lain dari pada ibunya sendiri.”

Ibu Wardiah kembai mengelus dadanya. Leman sudah bersiap untuk berangkat. Ia berangkat ke sekolah sekalian mengantar anak-anaknya karena mereka satu arah. Iklimi juga satu arah dengan Leman tapi ia memilih untuk menaiki mobilnya sendiri.

“Ayah nikah lagi ya?”

***

Jangan lupa LIKE DAN KOMEN, berikan juga BINTANGNYA ya!!!

Terpopuler

Comments

istrinya Taehyung 💜

istrinya Taehyung 💜

novel kak Rani selalu bagus.... semangat ♥️

2022-11-07

0

Aida Fitriah

Aida Fitriah

meski istri pertama berprilaku 11 12 dgn setan atau mungkin sakit"an aku ttp ga setuju 1000% seoranh oerempuan menikah dgn suami orang. cerai dulu baru menikah lagi. jangan anak jdi alasan ga buat berpoligami. sumpah baca'a sambil dongkol aku kak zur😁😁😁pdhal cma cerita v aku kau bikin baper kak seolah" nyata😄😄😄😄😄😄

2022-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!